Anda di halaman 1dari 16

A.

PENGERTIAN OVARIUM

Ovarium atau indung telur adalah kelenjar kelamin yang dibawa oleh hewan betina. Vertebrata,
termasuk manusia, memiliki dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan
mengeluarkan hormon. Sel telur pada wanita (manusia) berada bagian dalam di kiri dan kanan
pinggul. Sel telur yang di produksi jika tidak di buahi lama kelamaan akan mengering, dan
menempel pada dinding rahim. Lama kelamaan sel telur tersebut akan rontok, dan keluar melalui
vagina. Sebagian besar burung hanya memiliki satu ovarium yang dapat berfungsi dengan baik,
dan ular memiliki dua ovarium yang tersusun berbaris. Bentuk dari ovarium adalah oval dan
memiliki panjang sekitar 4 cm., lebar 3 cm dan diameter sekitar 2 cm. Warna dari ovarium
biasanya abu kemerahan dan memiliki permukaan yang tidak rata.

Ovarium pada tumbuhan, juga disebut bakal buah, adalah bagian dari organ kelamin betina yang
dimiliki bunga yang membungkus dan melindungi bakal(-bakal) biji. Bakal biji [bahasa Latin]:
ovulum, berarti "telur kecil") adalah struktur pada tumbuhan berbiji yang melindungi dan
menjadi tempat bersemayamnya sel telur (ovum). Bakal biji akan berkembang menjadi biji
setelah dibuahi .Bakal biji terlihat langsung ("telanjang") pada kelompok tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae/Pinophyta) atau terbungkus oleh bakal buah (ovarium) pada kelompok
tumbuhan berbunga (Anthophyta).

B.STRUKTUR DAN BAGIAN BAGIAN OVARIUM

Ovarium memiliki 3 lapisan utama, yaitu :

 Bagian permukaan, merupakan bagian terluar dari ovarium yang disusun oleh epitel
kuboid selapis atau yang biasa disebut epitel germinal.
 Korteks, korteks merupakan bagian yang terletak setelah bagian permukaan. Sebagian
besar disusun oleh jaringan ikat. Korteks merupakan tempat ditemukannya sel folikel dan
oosit.  
 Medulla, medulla merupakan bagian terdalam dari ovarium yang disusun oleh jaringan
neurovaskular.
C. FUNGSI OVARIUM

1. Fungsi Reproduksi

Pada setiap ovarium akan terjadi perkembangan sel telur. Pada proses ini sel telur akan disertai
dengan sekelompok sel yang disebut sel folikel (sel yang berisi cairan tempat tumbuhnya sel
telur). Perkembangan dari sel folikel ini akan dirangsang oleh hormon Follicle Stimulating
Hormone (FSH). Sejak masa embrio, sudah terjadi perkembangan oogonium menjadi oosit,
sedangkan oosit tidak akan berkembang menjadi sel ovum matang sampai dimulainya masa
pubertas.

Setelah mulai memasuki masa pubertas, ovum yang sudah matang akan dilepaskan dari sel
folikel dan dikeluarkan dari ovarium ke uterus (rahim). Sel ovum siap untuk dibuahi oleh sel
sperma pria. Apabila sel tersebut tidak dibuahi, maka seorang wanita akan mengalami masa
mestruasi, yaitu luruhnya dinding endometrium bersama dengan sel ovum yang tidak dibuahi.
Sedangkan apabila sel ovum berhasil dibuahi oleh sel sperma, maka hasil pertemuan keduanya
atau yang biasa disebut hasil fertilisasi akan tumbuh dan berkembang di uterus (rahim) menjadi
embrio.

2. Fungsi Endokrin
Selain berperan untuk memproduksi ovum, ovarium juga memiliki fungsi lain sebagai kelenjar
endokrin. Ovarium dapat menghasilkan 2 hormon yang fungsi utamanya adalah untuk menjaga
kesehatan reproduksi dan kesuburan. Kedua hormon tersebut antara lain adalah:

a. Estrogen
Estrogen merupakan hormon seks yang penting untuk perkembangan seksual dan reproduksi.
Secara kimia, estron mengacu pada hormon yang terdiri dari estrone, estradiol dan estriol.
Beberapa Fungsi Estrogen bagi wanita adalah :

 Merangsang perkembangan organ seks sekunder seperti pertumbuhan payudara, rambut


kemaluan dan ketiak.
 Mengatur siklus menstruasi dan mengendalikan pertumbuhan dinding rahim selama masa
menstruasi. 
 Estrogen jugaberkeran dalam pembentukan tulang serta untuk pembekuan darah.
 Fungsi estrogen lainnya yaitu dapat mempengaruhi kulit, rambut, selaput lendir, dan otot
panggul.
b. Progesteron
Progesteron adalah hormon golongan steroid yang fungsi utamanya berhubungan dengan siklus
menstruasi, kehamilan dan perkembangan embrio. Beberapa fungsi progesteron antara lain
adalah :

 Mengubah dinding endometrium rahim untuk mempersiapkan tempat yang nyaman untuk
pertumbuhan janin.
 Menurunkan respon kekebalan tubuh wanita selama terjadinya proses pembuahan untuk
mempersiapkan kehamilan.
 Progesteron bekerja sama dengan hormon prolaktin untuk mematangkan payudara agar
dapat memproduksi asi.
 Meningkatkan gairah seksual pada wanita.
 Membantu perkembangan saraf otak serta berperan dalam melindungi dan pemulihan
cedera jaringan otak dari kerusakan.

A. PENGERTIAN GINJAL
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai
bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan
membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari
ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi
B. Perubahan sel normal
Ginjal (Ren)
PARAMETER KONTROL PATOLOGIS
Warna Merah cerah Merah gelap
Ukuran Normal Terjadi pembengkakan
Tanda hitam / nekrosis Tidak ada nekrosis Terjadi pembengkakan
Karakter khusus lainnya Sel tersusun rapih Terjadi rongga antar sel
akibat sel yang mati

e. Perbandingan perlakuan
PARAMETER Hati 7,5 Hati 13
Warna Ungu pekat Ungu Sangat gelap
Ukuran Lebih besar Agak besar
Tanda hitam / nekrosis Terdapat banyak nekrosis Terdapat banyak nekrosis
Karakter khusus lainnya Rongga tidak terlalu banyak Rongga akibat sel yang mati
sangat banyak
Letak

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini
terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas.
Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Kedua ginjal
terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal
kiri untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke
sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan
lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.

Struktur detail

Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal
pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar
sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4%
dari berat badan.[1] Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke
dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena
renal, dan ureter.

Vaskularisasi

Aliran darah ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari aorta
abdominalis, sedangkan yang mengalirkan darah balik adalah vena renalis yang merupakan
cabang vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah tidak ada anastomosis ke cabang arteri lain

Organisasi

Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian
paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya
piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh jaringan fibros
tipis dan mengkilap yang disebut kapsula fibrosa ginjal dan di luar kapsul ini terdapat jaringan
lemak perirenal. Di sebelahatas ginjal terdapat kelenjar adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal
dibungkus oleh fasia gerota. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat
berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi
sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring
darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan
sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan
mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan
disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula
(atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula
mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula
Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari
glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui
dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya
tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan
tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Di antara
darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:

1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus


2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)

Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati ketiga
lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk filtrat
glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein yang
besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia
melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125
cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes
diagnosa fungsi ginjal. [2]

Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus

Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat
glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya
adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal. Lengkung Henle diberi
nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle pada awal tahun 1860-an.
Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk
filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan
berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi
dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam
sistem pengumpul yang terdiri dari:
 tubulus penghubung
 tubulus kolektivus kortikal
 tubulus kloektivus medularis

Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus juxtaglomerular,
mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat
terjadinya sintesis dan sekresi renin

Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang
kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter.

B. FUNGSI GINJAL

1. Menyaring darah dari Zat Hasil Metabolisme


Setiap saat terjadi proses metabolisme di dalam tubuh. Hasil dari proses metabolisme ini ada
yang tidak dibutuhkan sehingga akan berbahaya apabila tetap berada di dalam tubuh. Nah
melalui sistem sirkulasi, saat darah berada di ginjal, komponen yang tidak penting dan berbahaya
tersebut akan disaring untuk dikeluarkan dalam bentuk urin.
2. Menjaga Keseimbangan Air dalam Tubuh
Setiap hari ginjal kita mengeluarkan sekitar 2 liter air dalam bentuk urin. Karena adanya fungsi
ini maka ginjal dapat menjaga kesimbangan atau homeostasis air dalam tubuh.

3. Mejaga keseimbangan Asam dan Basa


Masih terkait dengan fungsi dalam mensekresikan urin. Ginjal juga dapat menjaga keseimbangan
asam dalam tubuh dengan mengatur pengeluaran asam atau basa melalui urin tersebut.

4. Menghasilkan beberapa hormon dan vitamin


Ginjal dapat menghasilkan eritropoetin, renin, kalsitriol (vitamin D3).

 Eritropoetin merupakan hormon yang berfungsi untuk merangsang peningkatan produksi


sel darah merah oleh sumsum tulang.
 Renin berperan dalam pengaturan tekanan darah.
 Kalsitriol (Vitamin D3) berfungsi untuk mengatur keseimbangan kalsium dan hormon
prostaglandin di dalam tubuh.

4. Mengatur kadar kalium dalam darah melalui penyerapannya di bagian nefron


ginjal
C. STRUKTUR GINJAL DAN BAGIAN BAGIAN GINJAL

Jika ginjal dipotong secara melintang, maka akan terlihat beberapa struktur utama penyusun
ginjal. Secara umum ada 3 struktur, Bagian paling luar ginjal disebut korteks, kemudia bagian
setelah korteks adalah medulla ginjal, dan bagian paling dalam disebut pelvis ginjal. Di dalam
korteks dan medulla ginjal terdapat unit struktural dan fungsional ginjal yang disebut nefron.
Nefron ini adalah komponen yang paling penting karena menjalankan sebagian besar fungsi
ginjal. Jumlah nefron yang  terdapat di dalam ginjal adalah sekitar 1 juta nefron. Pada bagian
luarnya, ginjal dbungkus oleh jaringan fibrosa tipis yang disebut kapsula fibrosa ginjal. Di luar
kapsula ginjal juga terdapat jaringan lemak perirenal.

Berikut adalah beberapa bagian utama ginjal :


1. Korteks Ginjal
Korteks merupakan bagian terluar dari ginjal yang berfungsi sebagai tempat terjadinya filtrasi
dan ultafiltrasi. Di dalam korteks terdapat nefron yag membuat permukaan ginjal lebih luas,
nefron juga merupakan komponen utama dalam proses filterisasi zat yang tidak diperlukan oleh
tubuh.
2. Medula Ginjal
Medula ginjal merupakan bagian yang berbentuk kerucut seperti piramida. Satu ginjal terdiri dari
8 – 12 piramida. Pada medula terdapat beberapa saluran seperti tubulus kolektivus, lengkung
henle, dan tubulus kontortus. Fungsi medula ginjal adalah untuk menyerap zat nutrisi yang masih
bisa dipakai dari hasil saringan korteks ginjal.
3. Pelvis Ginjal
Pelvis atau rongga ginjal merupakan bagian dari ureter yang melebar. Pelvis merupakan tempat
penampungan urin sementara sebelum urin tersebut menuju ke organ eksresi selanjutnya.

4. Pembuluh Darah Ginjal


Ginjal mempunyai arteri dan vena utama. Seperti halnya pada organ lain, arteri berfungsi untuk
membawa darah bersih yang berisikan oksigen dan nutrisi, sedangkan vena berfungsi untuk
membawa darah kotor yang berisikan karbon dioksida.
5. Nefron
Seperti yang telah kami singgung sebelumnya, nefron merupakan struktur terpenting dari ginjal.
Nefron berfungsi sebagai unit penyaringan darah dan untuk menghasilkan urin. Manusia
mempunyai dua jenis nefron, yaitu nefron kortikal dan nefron jukstamedularis. Nefron kortikal
mempunyai lengkung henle yang pendek, sedangkan nefron jukstamedularis memiliki lengkung
henle yang lebih panjang. 80 persen nefron yang ada di ginjal manusia adalah nefron kortikal,
sedangkan 20 persen lainnya adalah nefron jukstamedularis. Nefron terdiri dari beberapa bagian
utama :

 Badan malphigi, merupakan bagian nefron ginjal yang terdiri dari glomerulus dan
kapsula bowman. Fungsi badan malpigi adalah sebagai tempat dimana terdapatnya alat
penyaringan darah.
 Glomerulus, merupakan struktur yang berfungsi sebagai tempat penyaringan darah untuk
menyaring air, asam amino, garam, urea dan glukosa. Hasil dari saringan glomerulus
disebut urin primer.
 Kapsula Bowman, merupakan organ berbentuk seperti kapsul yang membungkus
glomelurus. Fungsi Kapsula bowman adalah untuk mengumpulkan cairan hasil
penyaringan glomerulus.
 Tubulus Kontortus Proksimal, merupakan tempat penyerapan kembali (reabsorbsi) urin
primer. Hasil dari penyaringan tubulus kontortus proksimal disebut urin sekunder. Urin
sekunder ini mengandung kadar urea yang tinggi.
 Lengkung Henle, merupakan saluran setengah lingkaran yang menghubungkan tubulus
kontortus proksimal dengan tubulus kontortus distal. Lengkung Henle menjaga agar urin
tidak kembali pada organ yang telah dilewatinya.
 Tubulus kontortus distal, merupakan tempat untuk melepaskan zat tidak berguna lain
atau berlebihan dalam urin sekunder. Proses yang dilakukan tubulus kontortus distal
disebut proses augmentasi. Hasil dari cairan yang telah melewati tubulus kontortus distal
adalah urin yang sesungguhnya.
 Tubulus Kolektivus, merupakan saluran sempit yang panjang, berfungsi untuk
menampung urin sementara di dalam nefron sebelum disalurkan ke pelvis ginjal.
E. PROSES PEMBENTUKAN URIN DI GINJAL
Secara umum proses pembentukan urin di dalam ginjal terdiri atas 3 tahapan.
1. Filtrasi (Penyaringan)
Darah yang masuk melalui arteri ginjal akan melewati glomerulus. Pada bagian glomerulus akan
terjadi pemisahan zat bermolekul besar dengan zat bermolekul kecil. Zat bermolekul besar dan
protein akan tetap berada di dalam darah dan menuju struktur selanjutnya, sedangkan zat
bermolekul kecil akan ditahan. Cairan hasil dari proses yang terjadi di dalam glomerulus disebut
urin primer atau filtrat glomerulus. Urin primer yang mengandung air, glukosa, garam dan urea
ini selanjutkan akan disimpan sementara di dalam kapsula bowman. Dalam keadaan normal urin
primer tidak mengandung eritorsi, kadar protein dalam urin primer juga hanya sekitar 0,03 %.

2. Proses Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)


Reabsorpsi terjadi di dalam tubulusu kontortus proksimal. Proses ini dijalankan oleh sel – sel
epitel di tubulus kontortus proksimal tersebut. Fungsi proses reabsorpsi adalah penyerapan
kembali zat – zat yang masih bisa dipakai di dalam urin primer. Beberapa zat tersebut antara lain
adalah glukosa, asam amin, Natrium, Kalsium, Kalium, HCO3- dan HbO42-. Hasil dari proses
reabsorpbsi ini disebut dengan urin sekunder dan mengadung lebih banyak urea. Urin sekunder
kemudian akan masuk ke lengkung henle, disini terjadi osomosi air sehingga volume urin
menjadi berkurang dan lebih pekat.

3. Prses Augmentasi (Pengumpulan)


Setelah melewati lengkung henle, urin sekunder akan memasuki tubulus kontortus distal dan
memasuki tahap augmentasi. Pada proses ini akan terjadin pengeluaran zat sisa oleh darah seperti
H+, K+, NH3 dan keratinin. Ion H+ dikeluarkan untuk menjaga pH darah. Proses Augmentasi
akan menghasilkan urin yang sesungguhnya.
Urin ini akan menuju ke tubulus kolektivus untuk dibawa ke pelvis ginjal. Kemudian disimpan

sementara di pelvis ginjal sebelum akhirnya dikeluarkan.


A. PENGERTIAN OTOT SERAT MELINTANG

 Otot lurik adalah sebuah otot yang menempel pada tubuh manusia yang digunakan untuk
bergerak. Otot lurik bekerja atas keinginan atau kemauan ( dikendalikan oleh otak atau saraf
pusat ), sehingga kerap disebut dengan otot volunter (bergerak dibawah kesadaran kita). Otot
lurik disebut dengan otot gerak karena otot lurik memiliki kemampuan untuk berkontraksi
secara cepat namun otot ini cepat juga untuk lelah. Otot lurik termasuk salah satu dari 3 jenis
otot yang lain diantaranya adalah otot polos dan otot jantung.

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah
kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap
(anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk
silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan
mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut
yang dibungkus oleh fasia super fasialis.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1. ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung
2. urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil.

      Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta
liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut
ini:
1. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
2. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi.
      Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi,
Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi
kisut atau mengalami atrofi.
Nama lainnya otot serat melintang atau lurik adalah jaringan otot kerangka karena
sebagian besar jenis otot ini melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut
kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar. 
Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap
dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama
lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.
Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai
dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar.
Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan
keras.

B. CIRI-CIRI OTOT LURIK

 Dapat bekerja keras dan cepat


 Mudah lelah
 Termasuk otot yang tidak bisa bekerja terus (memerlukan istirahat)
 Termasuk otot yang melekat pada rangka tubuh manusia atau hewan
 Cepat kontraksi (mengkerut atau pemendekan otot)
 Mempunyai ribuan serabut yang membentuk jaringan otot yang mana tersusun rapi
 Memiliki diameter kurang lebih 50 mikron dan panjang mencapai 2,5 cm
 Inti sel berada di tepi atau disebut perifer
 Terdapat pada Otot lengan, perut, pipi dan otot paha serta seluruh rangka tubuh manusia
 Berbentuk selindris, panjang serta mempunyai banyak inti sel (multinuklei)
 Bergerak dibawah kesadaran atau volunter
C. FUNGSI OTOT LURIK
Otot lurik memiliki peran yang cukup penting dalam tubuh manusia. Fungsi utama dari otot
lurik ini adalah membantu bergerak cepat dan menggerakkan rangka tubuh manusia atau
hewan sehingga dapat bergerak dengan leluasa (sesuai keinginan atau sesuai perintah saraf
pusat/ otak).

  Mekanisme kerja otot seran lintang


Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi dua sebagai berikut:
         Otot sinergis, yaitu otot yang saling mendukung. Contoh: otot bisep dan otot lengan bawah (pronator)
yang terdiri otot pronator kuadratus dan otot pronator teres. Ketiga otot ini sama-sama berkontraksi ke
satu arah sehingga lengan bawah dapat diigerakkan memutar.
         Otot antagonis, yaitu otot yang bekerja secara berlawanan. Contoh: mekanisme kerja otot bisep dan
trisep dapat membengkokkan dan meluruskan siku.
Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan miosin
membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP. Miosin merupakan produk, dan proses
tersebut mempunyai ikatan dengan ATP. Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin terhidrolisis
membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin. Selanjutnya tahap relaksasi
konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP,
proses terkait dan terlepasnya aktin menghasilkan gaya fektorial. Otot akan berkontraksi jika mendapatl
rangsangan motorik dari pusat motorik (otak ). Antara otot dan saraf otot dan saraf akan membentuk
sambungan yang disebut sinapsis neuromuskulus dimana ujung saraf motorik melekat pada serabut otot.
Langkah-langkah kontraksi otot :
1.      Jika rangsang sampai pada ujung saraf motorik, maka ujung saraf motorik akan melepaskan
neurotransmiter (pemindah rangsang ke sel berikutnya) yang berupa asetil kolin keserabut otot melalui
celah sinapsis,
2.      Asetilkolin menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan ion Ca 2+ masuk kedalam sarkoplasma otot,
3.      Ion Ca2+ yang dilepaskan di ikat oleh unit troponin C yang menyebabkan kompleks troponin-miosin
secara fisik bergeser kesamping, membuka tempat pengikatan jembatan silang aktin,
4.      Dengan terbentuknya tempat pengikatn jembatan silang aktin menyebabkan terbentuknya jembatan
silang antara kepala miosin dan filamen aktin dan menyebabkan serabut otot menjadi lebih pendek (zona
Z dan H menjadi pendek dan juga sarkomer menjadi lebih pendek) dan otot berkontraksi.
Untuk berkontraksi ini otot memerlukan energi yang berasal dari ATP dan kreatin pospat. Pada saat
kontraksi ATP terurai menjadi ADP+posfat+energi dan ADP menjadi AMP+posfat +energi. Pemecahan
zat tersebut dalam keadaan anaerob. Energi pembentukan ATP berasal dari pemecahan glikogen atau
gula yang dilarutkan menjadi laktasidogen yang kemudian dipecah menjadi asam laktat dan glukosa
secara aerob. Langkah relaksasi otot:
1.      Tidak adanya ion kalsium di dalam sarkoplasma. Ion Ca2+ dibebaskan oleh unit troponin C. Ion
Ca2+dipompa kembali kedalam retikulum sarkoplasma dengan transporatktif ,
2.      Komplek troponin-tropomiosin bergeser kembali keposisinya menutupi tempat pengikatan jembatan
silang aktin sehingga aktin dan miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang,
3.      Filamen tipis bergeser kembali keposisi istirahat dan terjadi proses relaksasi.

Pengertian Cacing Tambang Cacing tambang adalah cacing yang berasal dari anggota
famili Ancylostomatidae yang mempunyai alat pemotong pada mulut berupa tonjolan seperti gigi
pada genus Ancylostoma  dan lempeng pemotong pada genus Necator.  Ancylostoma duodenale
dan Necator americanus merupakan cacing tambang yang menginfeksi manusia sedangkan
Ancylostoma brazilliense, Ancylostoma ceylanicum, dan Ancylostoma caninum merupakan cacing
tambang yang menginfeksi binatang (anjing dan kucing).
siklus hidup cacing tambang (sumber : www.cdc.gov)

Cacing dewasa hidup di dalam intestinum tenue (usus halus). Cacing betina dewasa mengeluarkan
telur dan telur akan keluar bersama dengan tinja. Apabila kondisi tanah menguntungkan (lembab,
basah, kaya oksigen, dan suhu optimal 26°C – 27°C) telur akan menetas dalam waktu 24 jam
menjadi larva rhabditiform. Setelah 5 – 8 hari larva rhabditiform  akan mengalami metamorfosa
menjadi larva filariform yang merupakan stadium infektif dari cacing tambang. Jika menemui hospes
baru larva filariform akan menembus bagian kulit yang lunak, kemudian masuk ke pembuluh darah
dan ikut aliran darah ke jantung, kemudian terjadi siklus paru-paru (bronchus → trachea →
esopagus), kemudian menjadi dewasa di usus halus. Seluruh siklus mulai dari penetrasi larva
filariform ke dalam kulit sampai menjadi cacaing tambang dewasa yang siap bertelur memakan
waktu sekitar 5 – 6 minggu.
telur cacing tambang

iri-ciri telur hook worm :

berbentuk oval ukuran : panjang ± 60 μm dan lebar ± 40 μm dinding 1 lapis tipis dan transparan isi
telur tergantung umur : Tipe A → berisi pembelahan sel (1 – 4 sel) Tipe B → berisi pembelahan sel
(> 4 sel) Tipe C → berisi larva 

ilustrasi larva rhabditiform dan larva filariform (sumber : www.stanford.edu)

Ciri-ciri larva  rhabditiform ukuran : panjang ± 250 μm dan lebar ± 17 μm cavum bucalis panjang dan
terbuka esophagus 1/3 dari panjang tubuhnya mempunyai 2 bulbus esophagus ujung posterior runcing
Ciri-ciri larva filariform ukuran : panjang ± 500 μm cavum bucalis tertutup esophagus 1/4 dari panjang
tubuhnya tidak mempunyai bulbus esophagus ujung posterior runcing..

Gejala Klinis Infeksi Cacing

Tambang Berat ringannya gejala klinis yang terjadi pada infeksi hook worm tergantung pada :
jumlah cacing stadium cacing tambang infeksi pertama atau infeksi ulang lamanya infeksi keadaan
gizi penderita adanya penyakit lain umur penderita
Cara Diagnosis Infeksi Cacing Tambang

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur pada pemeriksaan tinja. Karena telur sulit
ditemukan pada infeksi ringan disarankan menggunakan prosedur konsentrasi. Pencegahan dan

Pengobatan Infeksi Cacing Tambang \

Pencegahan :

Selalu menggunakan alat kaki saat keluar rumah


Hindari kontak kaki secara langsung dengan tanah

Tidak buang air besar sembarangan

Pengobatan :

Obat Anthelminthic (obat yang membersihkan tubuh dari cacing parasit), seperti albendazole dan
mebendazole, merupakan obat pilihan untuk pengobatan infeksi cacing tambang. Infeksi pada
umumnya diobati selama 1-3 hari. Obat yang ini efektif untuk mengobati infeksi dan hanya memiliki
sedikit efek samping. Suplemen zat besi juga diperlukan jika pendertia memiliki anemia.

Epidemiologi Cacing Tambang

Cacing tambang tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. Cacing ini mempunyai prevalensi
yang tinggi di daerah perkebunan dan persawahan. Cacing ini menyerang terutama pada golongan
sosial ekonomi rendah. Tanah yang gembur, lembab, teduh,tanah berpasir, atau tanah liat  dan
humus merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan telur cacing tambang sampai menjadi larva. Telur
dan larva mudah mati karena keekeringan dan suhu yang rendah. Di Indonesia Necator americanus
lebih banyak dijumpai daripada Ancylostoma duodenale. Frekuensi infeksi pada pria lebih besar
daripada wanita. Kebiasaan buang air besar sembarangan, penggunaan kotoran manusia sebagai
pupuk, kebiasaan tidak memakai alas kaki dan kurangnya pengetahuan tentang kebersihan dan
kesehatan merupakan faktor-faktor yang menguntungkan untuk perkembangan dan penyebarang
cacing tambang. 

Pengertian Oxyuris vermicularis Oxyuris vermicularis adalah nematoda usus yang tipis, putih yang
habitatnya di usus besar dan rectum. Cacing ini penyebarannya sangat luas hampir diseluruh dunia
bisa dijumpai, tetapi frekuensinya jarang pada orang kulit hitam. Nama lain Oxyuris vermicularis
antara lain Enterobius vermicularis, pin worm, dan cacing kremi. Cacing ini dapat menyebabkan
penyakit yang disebut oxyuriasis.

Anda mungkin juga menyukai