Anda di halaman 1dari 47

Asuhan Keperawatan pada Ny.

E dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Aman dan Nyaman:Ansietas
di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan
Medan Polonia

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh:

Liska Yanti Angkat


142500079

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JULI 2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karna
berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya Tulis
ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan prioritas masalah
Kebutuhan Aman dan Nyaman : Ansietas di Kelurahan Sari Rejo Medan
Polonia”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program pendidikan ahli madya keperawatan di Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat
bantuan,bimbingan dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakisih
kepada :
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB, selaku Pembantu Dekan
II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Dr.Siti Saidah Nasution, SKp, M.Kep. Sp.Mat, selaku Pembantu Dekan
III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Program
Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara
6. Ibu Roxana Devi Tumanggor, S.Kep, Ns, M.Nurs, selaku pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiranya dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku penguji yang meluangkan
waktu serta dengan sabar memberikan saran-sarannya.
8. Yang terhormat dan yang paling saya sayangi kepada kedua orangtua saya,
ayahanda (M. Angkat), ibunda (P. Situngkir),yang tercinta atas segala
keikhlasan dalam memberikan kasih sayang, kakak (Juniati, Intan, Hermi,

ii
Universitas Sumatera Utara
May, Riska, Dewi), abang (Jaihot, Pardi,) adek (Sumarjo) yang tidak pernah
lelah memberikan dukungan moril maupun materil dengan penuh kasih
sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Utara khuushnya Program Studi DIII keperawatan stambuk 2014 yang telah
mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan
penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2017

Liska Yanti Angkat

iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................ 2
1.3 Manfaat .............................................................................. 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS ..................................................... 4


2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan
Prioritas Masalah Ansietas ................................................ 4
2.1.1 Pengertian Ansietas/cemas .................................... 4
2.1.2 Etiology Ansietas................................................... 5
2.1.3 Tingkat Ansietas .................................................... 6
2.1.4 Rentang Ansietas ................................................... 10
2.1.5 Indikator Tingkat Ansietas .................................... 11
2.1.6 Patofisiologi Ansietas ............................................ 12
2.1.7 Faktor Pencetus Ansietas ....................................... 12
2.1.8 Mekanisme Koping Ansietas ................................ 13
2.1.9 Penatalaksanaan Ansietas ...................................... 15
2.2 Pengkajian Keperawatan ................................................... 16
2.3 Analisa Data ...................................................................... 16
2.4 Rumusan Masalah ............................................................. 19
2.5 Perencanaan ....................................................................... 19
2.6 Asuhan Keperawatan Kasus .............................................. 21
2.6.1 Pengkajian Kasus ................................................... 21
2.6.2 Analisa Data .......................................................... 29
2.6.3 Rumusan Masalah ................................................. 30
2.6.4 Diagnosa Keperawatan Prioritas ........................... 30
2.6.5 Perencanaan dan Rasional ..................................... 31
2.6.6 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan .............. 34

BAB III PENUTUP ............................................................................... 36


3.1 Kesimpulan ........................................................................ 36
3.2 Saran .................................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 38

LAMPIRAN
1. Catatan Perkembangan

iv
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang
subjektif, dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus
penyebabnya. Ansietas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan
sehari-hari yang menggambarkan keadaan khawatir, Gelisah, takut, tidak tentram
disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapaterjadi atau menyertai
kondisi situasikehidupan dan berbagai gangguan kesehatan. Ansietas berbeda
dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus yang
mengancam dan objeknya jelas (Dalami, 2009).
Rasa khawatir, gelisah, waswas, tidak tentram merupakan gejala umum
akibat ansietas. Namun sebatas mana situasi jiwa berupa ansietas itu dapat
ditoleransi oleh seorang individu sebagai kesatuan utuh.Karena sering kali
ansietas menimbulkan keluahan fisik berupa berdebar-debar, berkeringat, sakit
kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan beragam lainnya.
Globalisasi telah membuat perubahan diberbagai bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Persaingan kelompok dan individu semakin ketat, dampak dari
perubahan tersebut merupakan salah satu stressor bagi individu, apabila seseorang
tidak bisa bertahan dengan perubahan yang terjadi. Hal tersebut akan dirasakan
sebagai stressor yang berkepanjangan, koping individu yang tidak efektif
menjadikan seseorang mengalami gangguan secara psikologis. Menurut
Organisasi kesehatan dunia (WHO), bahwa 10% dari populasi mengalami
gangguan jiwa, hal ini didukung oleh laporan dari hasil studi bank dunia dan hasil
survei Badan Pusat Statistik yang melaporkan bahwa penyakit yang merupakan
akibat masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1% yang merupakan angka tertinggi
dibanding prosentase penyakit lain.
Data 0,48% populasi mengalami gangguan jiwa berat atau psikosis
(Depkes, 2012). Gangguan ansietas lebih sering di alami oleh wanita individu
berusia kurang dari 45 tahun, bercerai atau berpisah, dan individu yang berasal
dari status sosial ekonomi rendah (Videbeck, 2008)

1
Universitas Sumatera Utara
Perkiraan prevalensi gangguan ansietas di masyarakat (per 1000 orang)
adalah: gangguan ansietas menyeluruh 30, gangguan panik 15,agoraphobia 20,
fobia sosial 30, fobia sederhana 45, dan gangguan obsesif-kompulsif(yang tidak
berkomorbid dengan gangguan ansietas lain. Di pelayanan kesehatan primer
prevalensinya adalah: gangguan ansietas menyeluruh 7,9%, dan gangguan
panik/agoraphobia 2,6% (Maramis, 2009).
Terlihat jelas bahwa ansietas ini mempunyai dampak terhadap kehidupan
seseorang,baik dampak positif maupun dampak negatif. Apalagi bila ansietas ini
dialami oleh klien di rumah sakit. Berbagai situasi dan kondisi akan membuatnya
semakin cemas. Oleh karenanya perawat sebagai tenaga kesehatan professional
tidak boleh mengabaikan aspek emosi ini dalam memberikas asuhan keperawatan.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah
tersebut dalam suatu Karya Tulis Ilmiah dengan masalah : “Asuhan
Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Aman dan
Nyaman: Ansietas di Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia”.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan Karya Tulis Ilmiah ini agar mahasiswa
memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien Ny. E dengan prioritas masalah kebutuhan aman dan nyaman:Ansietas di
Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.E dengan masalah
kebutuhan aman dan nyaman: ansietas penulis mampu:
1. Melakukan pengkajian pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.
2. Menegakkan diagnosa pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.
3. Menyusun rencana keperawatan pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.
4. Melakukan intervensi keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang
sudah dibuat pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.
5. Melakukan evaluasi hasil akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan pada Ny.E dengan prioritas masalah ansietas.

2
Universitas Sumatera Utara
1.3 Manfaat
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk menambah wacana baru khususnya pada ilmu asuhan keperawatan
dengan pasien ansietas.
2. Bagi Akademik
Dapat menjadi referensi bagi institusi pendidikan keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan masalah ansietas.
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang proses asuhan
keperawatan dengan masalah ansietas dan dapat menerapkan ilmu yang di
peroleh selama perkuliahan serta meningkatkan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
4. Bagi Klien
Memberikan informasi tentang asuhan keperawatan dengan prioritas masalah
ansietas.

3
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah ansietas


2.1.1 Pengertian Ansietas/Cemas
Reaksi umum terhadap stress adalah Ansietas, satu kondisi kegelisahan
mental, keprihatinan, ketakutan, atau perasaan putus asa karena pengancaman
yang akan terjadi atau ancaman antisipasi yang tidak dapat diidentifikasi terhadap
diri sendiri atau terhadap hubungan yang bermakna. Ansietas dapat dialami pada
tingkat sadar, setengah sadar, atau tidak sadar (Barbara, 2010).
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
autonomy (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya
bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak menghadapi ancaman
(Heather,2014).
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak
memiliki objek yang spesifik. Ansietas di alami secara subjektif dan
dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart & Laraia).
Ansietas dapat menjadi suatu kekuatan motivasi untuk pertumbuhan dan
perkembangan pada individu yang bersangkutan (Corey). Dapat pula ansietas
menjadi suatu beban berat yang menyebabkan individu tersebut hidupnya selalu di
bawah bayang-bayang ansietas yang terus berkepanjangan. Ansitas berkaitan
dengan strees. Oleh karena ansietas timbul sebagai respon terhadap stress, baik
stress fisiologi maupun psikologis. Artinya ansietas terjadi ketika seseorang
merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis. Stres merupakan bagian
yang tidak dapat terelakkan dalam hidup manusia. Meskkipun demikian, stress
bukanlah merupakan sesuatu yang patologis (Asmadi, 2008).
Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang
subjektif, dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus
penyebabnya. Ansietas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan
sehari-hari yang menggambarkan keadaan khawatir. Gelisah, takut, tidak tentram

4
Universitas Sumatera Utara
disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi atau menyertai
kondisi situasi kehidupan dan berbagai gangguan kesehatan. Ansietas berbeda
dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus yang
mengancam dan objeknya jelas (Dalami, 2009).
2.1.2 Etiology
Meski penyebab ansietas belum sepenuhnya diketahui, namun gangguan
keseimbangan neurotransmitter dalam otak dapat menimbulkan ansietas pada diri
seseorang. Faktor genetik juga merupakan faktor yang dapat menimbulkan
gangguan ini. Ansietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi
situasi, masalah dan tujuan hidup (Videbeck, 2008). Setiap individu menghadapi
stres dengan cara yang berbeda-beda, seseorang dapat tumbuh dalam suatu situasi
yang dapat menimbulkan stres berat pada orang lain. Adapun factor-faktor yang
mempengaruhi ansietas adalah :
1. Faktor predisposisi
Berbagai teori yang di kembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas
adalah:
a. Teori psikionalitik
Ansietas merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian
yaitu ide, ego dan Super ego. Ide melambangkan dorongan insting atau
impuls primitif. Super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang, sedangkan Ego
digambarkan sebagai mediator antara ide dan super ego. Ansietas
berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu budaya yang perlu
segera diatasi.
b. Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal.
Berhubungan juga dengan trauma masa perkembangan seperti
kehilangan, perpisahan. Individu dengan harga diri rendah biasanya
sangat mudah mengalami ansietas berat
c. Teori perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.

5
Universitas Sumatera Utara
d. Kajian biologis
Otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiazepines. Reseptor ini
di perkirakan turut berperan dalam mengatur ansietas.
2. Faktor presipitasi
Bersumber dari eksternal dan internal seperti:
a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis
atau menurunnya kemampuan melaksanakan fungsi kehidupan sehari-
hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri
dan integritas fungsi sosial.
3. Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan
perilaku secara tidak langsung timbulnya gejala atau mekanisme koping
dalam upaya mempertahankan diri dari ansietas. Intensitas perilaku akan
meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas (Ermawati dkk, 2009).
2.1.3 Tingkat ansietas
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan
sehari-hari. Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan
berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan
menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
Respon fisiologi:
a. Sesekali napas pendek
b. Nadi dan tekanan darah naik
c. Gejala ringan pada lambung
d. Muka berkerut dan bibir bergetar
Respon kognitif:
a. Lapang persepsi melebar
b. Mampu menerima rangsangan yang kompleks
c. Konsentrasi pada masalah
d. Menjelaskan masalah secara efektif

6
Universitas Sumatera Utara
Respon Perilaku dan Emosi:
a. Tidak dapat duduk tenang
b. Tremor halus pada tangan
c. Suara kadang-kadang meninggi
2. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu
lebihmemfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.
Respon Fisiologi:
a. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
b. Mulut kering
c. Anorexia
d. Diare/konstipasi
e. Gelisah
Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi menyempit
b. Rangsang luar tidak mampu diterima
c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatian
Respon Perilaku dan Emosi:
a. Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
b. Bicara banyak dan lebih cepat
c. Susah tidur
d. Perasaan tidak aman
3. Ansietas berat
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu
cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain.
Individu tidak mampu lagi berpikir realistis dan membutuhkan banyak
pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.
Respon Fisiologi:
a. Sering napas pendek
b. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
c. Berkeringat dan sakit kepala
d. Penglihatn kabur
e. Ketegangan

7
Universitas Sumatera Utara
Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi sangat sempit
b. Tidak mampu menyelesaikan masalah
ResponPerilaku dan Emosi:
a. Perasaan ancaman meningkat
b. Verbalisasi cepat
c. Blocking
4. Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan
sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat
melakukan apa-apa walaupun telah di berikan pengarahan.
Respon Fisiologi:
a. Napas pendek
b. Rasa tercekik dan palpitasi
c. Sakit dada
d. Pucat
e. Hipotensi
f. Koordinasi motorik rendah
Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi sangat sempit
b. Tidak dapat berpikir logis
Respon Perilaku dan Emosi:
a. Agitasi, mengamuk dan marah
b. Ketakutan, berteriak-teriak, blocking
c. Kehilangan kendali atau kontrol diri
d. Persepsi Kacau
Respon Fisiologi yang mempengaruhi system yang ada dalam tubuh manusia
adalah:
a. Sistem Kardiovaskuler
1) Palpitasi
2) Jantung berdebar
3) Tekanan darah meningkat

8
Universitas Sumatera Utara
4) Denyut nadi menurun
5) Rasa mau pingsan
b. Sistem respirasi
1) Napas cepat
2) Pernapasan dangkal
3) Rasa tertekan pada dada
4) Pembengkakan pada tenggorokan
5) Rasa tercekik
6) Terengah-engah
c. Sistem kardiovaskuler
1) Peningkatan reflex
2) Reaksi kejutan
3) Insomnia
4) Ketakutan
5) Gelisah
6) Wajah tegang
7) Kelemahn secara umum
8) Gerakan lambat
9) Gerakan yang janggal
d. Sistem Gastrointestinal
1) Kehilangan nafsu makan
2) Menolak makanan
3) Perasaan dangkal
4) Rasa tidak nyaman pada abdominal
5) Rasa terbakar pada jantung
6) Diare
e. Sistem Perkemihan
1) Inkontensia urine
2) Sering miksi
f. Sistem integument
1) Rasa terbakar
2) Berkeringat banyak di telapak tangan

9
Universitas Sumatera Utara
3) Gatal-gatal
4) Perasaan panas atau dingin pada kulit
5) Muka pucat
6) Berkeringat seluruh tubuh
Respon perilaku kognitif:
a. Perilaku
1) Gelisah
2) Ketegangan fisik
3) Tremor
4) Gugup bicara cepat
5) Tidak ada koordinasi
6) Kecenderungan untuk celaka
7) Menarik diri
8) Menghindar
9) Terhambat melakukan aktifitas
b. Kognitif
1) Gangguan perhatian
2) Konsentrasi hilang
3) Pelupa
4) Salah tafsir
5) Adanya bloking pada fikiran
6) Bingung
7) Rasa khawatir yang berlebihan
8) Kehilangan penilaian objektifitas
9) Takut akan kehilangan kembali
10) Takut berlebihanTingkat ansietas (Dalami, 2009).
2.1.4 Rentang Respon Ansietas

Gambar 1. Rentang Respon Ansietas (Stuart & Sundeen, 1990)

10
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Indikator Tingkat Ansietas
Tingkat Ansietas
Kategori
Ringan Sedang Berat Panik
Perubahan Semakin Tremor dan Komunikasi sulit Komunikasi
verbalisasi sering perubahan dipahami mungkin tidak
bertanya nada suara. dapat dipahami

Perubahan Gelisah ringan Tremor, Peningkatan Peningkatan


aktifitas kedutan aktifitas motorik, aktifitas motorik,
motorik wajah, dan ketidakmampuan agitasi.
gemetar. untuk relaks.

Perubahan Mengantuk, Peningkatan Ekspresi wajah Respon tidak


persepsi ketegangan ketakutan. dapat diprediksi,
dan otot.
perhatian

Perubahan Peningkatan Fokus Ketidak Gemetar,koordina


respirasi perasaan perhatian mampuan untuk si motorik buruk
dan gelisah dan menyempit. fokus atau
sirkulasi. waspada. berkonsentras,
mudah distraksi

Perubahan Penggunaan Mampu Kemampuan Persepsi


lain belajar untuk berfokus belajar sangat mengalami
beradaptasi. tetapi tidak terganggu distorsi atau
perhatian melebih-lebihkan
pada hal-hal
tertentu.

Tidak ada Kemampuan Takikardia, Ketidakmampuan


belajar hiperventilasi untuk belajar atau
sedikit berfungsi
mengalami
gangguan.

Tidak ada Kecepatan Sakit kepala, Dispnea,


napas dan lambung, mual. palpitasi, tersedak
jantung nyeri dada atau
sedikit tertekan.
meningkat. Firasat akan di
Gejala gaster timpa musibah
ringan parestesia,
(mulas) berkeringat.

11
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Patofisiologi
Berdasarkan proses perkembangannya:
1. Bayi/anak-anak
a. Berhubungan dengan perpisahan
b. Berhubungan dengan lingkungan atau orang yang tidak dikenal
c. Berhubungan dengan perubahan dalam hubungan teman sebaya
2. Remaja
a. Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
b. Perkembangan seksual
c. Perubahan hubungan dengan teman sebaya
3. Dewasa
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Kehamilan
b. Menjadi orang tua
c. Perubahan karir
d. Efek penuaan
4. Lanjut usia
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Penurunan sensori
b. Penurunan motorik
c. Masalah keuangan
d. Perubahan pada masa pension
2.1.7 Faktor Pencetus Ansietas
Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapat berasal
dari diri sendiri (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal).
Namun demikian pencetus ansieta dapat dikelompokkan kedalam dua kategori
yaitu:
1. Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari guna pemenuhan terhadap
kebutuhan dasarnya.
2. Ancaman terhadap sistem diri yaitu adanya sesuatu yang dapat mengancam
terhadap identitas diri, kehilangan status/peran diri dan hubungan
interpersonal (Asmadi 2008).

12
Universitas Sumatera Utara
2.1.8 Mekanisme Koping
Ketika klien mengalami ansietas, individu menggunakan bermacam-
macammekanisme koping untuk mencoba mengatasinya. Dalam bentuk ringan
ansietas bentuk ringan ansietas dapat di atasi dengan menangis, tertawa, tidur,
olahraga atau merokok. Bila terjadi ansietas berat sampai panik akan terjadi
ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab
utama perilaku yang patologis, individu akan menggunakan energy yang lebih
besar untuk dapat mengatasi ancaman tersebut.
Mekanisme koping untuk mengatasi ansietas adalah:
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas (task oriented reaction)
Merupakan pemecahan masalah secara sadar yang digunakan untuk
menanggulangi ancaman stressor yang ada secara realistis yaitu:
a. Perilaku menyerang (Agresif)
Biasanya digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar memenuhi
kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri
Digunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik
maupun psikologis.
c. Perilaku kompromi
Digunakan untuk merubah tujuan yang akan dilakukan atau
mengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.
2. Mekanisme pertahanan ego (Ego oriented reaction)
Mekanisme ini membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang yang
digunakan untuk melindungi diri dan dilakukan secara sadar untuk
mempertahankan keseimbangan.
Mekanisme pertahanan ego:
a. Disosiasi adalah pemisahan dari proses mental atau perilaku dari
kesadaran atau identitasnya.
b. Identifikasi (identification) adalah proses dimana seseorang untuk
menjadi yang ia kagumi berupaya dengan mengambil/meniru pikiran-
pikiran, perilaku dan selera orang tersebut.

13
Universitas Sumatera Utara
c. Intelektualisasi (intellectualization) adalah penggunaan logika dan alasan
yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu
perasaannya.
d. Introjeksin (introjection) adalah suatu jenis identifikasi yang dimana
seseorang mengambil dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau
suatu kelompok kedalam struktur egonya sendiri, berupa hati nurani,
contohnya rasa benci atau kecewa terhadap kematian orang yang dicintai,
dialihkan dengan cara menyalahkan diri sendiri.
e. Kompensasi adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan
citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang
dimilikinya. Penyangkalan (Denial) adalah menyatakan ketidaksetujuan
terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme
pertahanan ini adalah penting, sederhana, primitif.
f. Pemindahan (displacement) adalah pengalihan emosi yang semula
ditujukan pada seseorang/benda kepada orang lain/benda lain yang
biasanya netral atau kurang mengancam dirinya.
g. Isolasi adalah pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang
menggangu dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
h. Proyeksi adalah pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri
kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi
yang tidak dapat ditoleransi.
i. Rasionalisasi adalah mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan
dapat diterima masyarakat untuk membenarkan perasaan perilaku dan
motif yang tidak dapat diterima.
j. Reaksi formasi adalah pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia
sadari yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau
ingin dilakukan.
k. Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan
merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
l. Represi adalah pengenyampingkan secara tidak sadar tentang-tentang
pikiran, ingatan yang menyakitkan atau bertentangan ,dari kesadaran
seseorang merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung
diperkuat oleh mekanisme lain.

14
Universitas Sumatera Utara
m. Pemisahan (spiliting) adalah sikap mengelompokkan orang dianggap
semuanya baik atau semuanya buruk, kegagalan untuk memajukan nilai-
nilai positif dan negatif di dalam diri seseorang.
n. Sublimasi penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan normal.
o. Supresi suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan
sebetulnya merupakan analog represi yang di sadari, pengesampingan
yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang.
Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari
tindakan /perilaku atau komunikasi sebelumnya merupakan mekanisme
pertahanan primitive (Dalami, 2009).
2.1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan
suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik),
psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius (Hawari, 2008)
selengkapnya seperti pada uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan yang bergizi dan seimbang.
b. Istirahat yang cukup.
c. Cukup.olahraga.
d. Jangan merokok
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai
obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter
(sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu
seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl,
meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada
organ tubuh yang bersangkutan.

15
Universitas Sumatera Utara
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
5. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan
agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan
serta percaya diri.
a. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila
dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
b. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(rekonstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat
stressor.
c. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
d. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak
mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami
kecemasan.
e. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar
faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga
dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.

Proses Keperawatan
2.2 Pengkajian Keperawatan
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis
dan perilaku dan secara tidak langsung dapat timbul gejala atau mekanisme
koping sebagai upaya untuk melawan ansietas. Peningkatan ansietas perilaku dan
meningkat sejalan dengan meningkatnya ansietas. (Sujono, dkk, 2013).

2.3 Analisa Data


Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.
Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah
yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan
diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan

16
Universitas Sumatera Utara
keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data dimulai
sejak pasien masuk Rumah Sakit, selama klien dirawat secara terus menerus, serta
pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data (Prasetyo, 2010).
Tujuan pengumpulan data:
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah
berikutnya.
Data yang perlu dikaji ada dua tipe yaitu sebagai berikut:
1. Data Subyektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,
mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya,
misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan lemah, (Potter
& Perry).
2. Data Obyektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur,dapat diperoleh menggunakan panca
indera (lihat, dengar, cium, raba)selama pemeriksaan fisik. Misalnya
frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat
kesadaran (Potter & Perry).
Masalah yang mungkin muncul pada pasien Ny. E berdasarkan buku
NANDA Internasional diagnosis Keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Ansietas
Domain : 9 Koping/Toleransi terhadap stress
Kelas 2 : Respon koping
Defenisi : Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon autonomy (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu, perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan
memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman.

17
Universitas Sumatera Utara
Batasan karakteristik:
a. Gelisah
b. Insomnia
c. Nyeri
d. Peningkatan tekanan darah
Faktor yang berhubungan:
a. Ancaman perubahan pada status kesehatan.
2. Gangguan pola tidur
Domain : 4 Aktivitas/Istirahat
Kelas : 1 Tidur/istirahat
Defenisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor
eksternal
Batasan karakteristik:
a. Perubahan pola tidur normal
b. Ketidakpuasan tidur
c. Nyeri akut
Faktor yang berhubungan:
a. Suhu lingkungan sekitar
b. Nyeri akut
3. Nyeri akut
Domain : 12 Kenyamanan
Kelas : 1 Kenyamanan fisik
Defenisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
dan muncul akibat kerusajan jaringgan aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa
(International Association for the study of Painawitan yang tiba-
tiba atau lambat dengan intensitas dari ringan hingga berat,
terjadi secara konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
Batasan karakteristik:
a. Gangguan tidur
b. Mengekspresikan perilaku seperti kegelisahan

18
Universitas Sumatera Utara
c. Melaporkan nyeri secara verbal
Faktor yang berhubungan : Agens cidera misalnya psikologis

2.4 Rumusan Masalah


Masalah yang mungkin muncul pada pasien Ny.E adalah sebagai berikut:
1. Ansietas
2. Gangguan pola tidur
3. Nyeri akut

2.5 Perencanaan
Langkah selanjutnya dari proses keperawatan adalah perencanaan dimana
perawat akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien untuk mengatasi
masalahnya, perencanaan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan (Purba).
Pada klien dengan ansietas ringan,tidak ada intervensi khusus, sebab pada
ansietas ringan ini klien masih mampu mengontrol dirinya dan mampu membuat
keputusan yang tepat dalam penyelesaian masalah.sedangkan pada ansietas
sedang, intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan pola
mekanisme koping yang positif. Pada ansietas berat dan panik, terdapat strategi
khusus yang perlu diperhatikan oleh perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan. Prinsip intervensi keperawatan pada klien tersebut adalah
melindungi klien dari bahaya fisik dan memberikan rasa aman pada klien karena
klien tidak dapat mengendalikan perilakunya (Asmadi, 2008).
1. Perencanaan/intervensi yang dapat diterapkan pada diagnosa keperawatan
yang terkait ansietas adalah:
a. Tenangkan klien
b. Berusaha memahami keadaan klien
c. Berikan informasi tentang diagnosa,prognosis dan tindakan
d. Kaji tingkat ansietas dan reaksi fisik pada tingkat ansietas
e. Gunakan pendekatan dan sentuhan
f. Temani klien untuk mendukung keamanan dan rasa takut
g. Instruksikan kemampuan klien untuk menggunakan tekhnik relaksasi
h. Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat

19
Universitas Sumatera Utara
2. Perencanaan/intervensi yang dapat diterapkan pada diagnosa keperawatan
yang terkait Nyeri b/d gangguan pola tidur adalah:
a. Gunakan laporan dari klien sendiri sebagai pilihan pertama untuk
mengumpulkan informasi pengkajian
b. Minta klien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10
c. Dalam mengkaji nyeri klien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan
tingkat perkembangan klien
d. Manajemen nyeri: ajarkan penggunaan tekhnik non farmakologi
(relaksasi, distraksi)

20
Universitas Sumatera Utara
2.6 Asuhan Keperawatan Kasus
2.6.1 Pengkajian

PROGRAM DII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.E
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Kelurahan Sari Rejo, Kec Medan Polonia.
Tanggal Pengkajian : 01-03 Juni 2017
II. KELUHAN UTAMA
Pada saat pengkajian, Ny. E mengatakan sangat cemas dan takut dengan
kondisinya.klien mengatakan perasaannya gelisah, tidak bisa tidur, pasien
juga mengatakan nyeri di bagian kepala.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/ palliative
1. Apa penyebabnya: Riwayat Hipertensi diketahui sudah 5 tahun dapat
memicu terjadinya penyakit stroke yang dialami Ny. E
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Klien hanya melakukan tirah
baring.
B. Quantity/ quality
1. Bagaimana dirasakan:
Ny. E mengatakan nyeri di bagian kepala
Ny. E sangat cemas dengan keadaannya
2. Bagaimana dilihat: Klien tampak terbaring lemah.

21
Universitas Sumatera Utara
C. Region
1. Dimana lokasinya: Ny.E mengalami nyeri ditengkuk bagian belakang
2. Apakah menyebar: Nyeri yang dirasakan Ny E.tidak menyebar.
D. Severity
Klien mengatakan bahwa kondisinya saat ini sangat mengganggu
aktivitasnya.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a) Penyakit yang pernah dialami
Ny.E mengatakan bahwa Keluarga Ny E mengidap Hipertensi.
b) Pengobatan/ tindakan yang dilakukan
Ny E. Mengatakan pernah berobat kerumah sakit.
c) Pernah dirawat/ di operasi
Keluarga mengatakan Ny. E pernah mendapat tindakan medis
sebelumnya di Rumah Sakit Marta Friska Medan.
d) Lama dirawat
Keluarga mengatakan Ny. E pernah dirawat selama 1 minggu di RS.
Marta Friska Medan.
e) Alergi
Ny. E mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
f) Imunisasi
Klien mengatakan tidak mengingat riwayat imunisasinya.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
a. Orangtua
Ny. E memiliki riwayat penyakit keturunan hipertensi
b. Saudara kandung
Kakak kandung Ny. E juga memiliki riwayat Hipertensi.
c. Penyakit keturunan yang ada
Ny. E mengatakan memiliki penyakit keturunan yaitu hipertensi.
d. Anggota keluarga yang meninggal
Ny.E mengatakan Kedua orangtua dari klien sudah lama meninggal.
e. Penyebab meninggal
Ny. E mengatakan penyebab kedua orangtuanya meninggal karena
Hipertensi.

22
Universitas Sumatera Utara
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
a. Pesepsi klien tentang penyakitnya
Klien mengatakan kondisi yang dirasakan saat ini sangat mengganggu
aktivitasnya.
b. Konsep diri
1. Gambaran diri : Ny.E mengatakan menyukai semua bagian
tubuhnya.
2. Ideal diri : Ny.E memiliki kemauan untuk sembuh dan bisa
beraktivitas seperti biasa.
3. Harga diri : Ny.E merasa diperhatikan oleh suaminya.
4. Peran diri : Ny.E berperan sebagai seorang istri dan juga ibu
bagi anak-anak mereka
5. Identitas diri : selama sakit, sebagian besar aktivitas klien dibantu
oleh suami nya.
c. Keadaan emosi
Klien kadang-kadang tidak bisa menahan emosinya.
d. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti : orang yang berarti bagi klien adalah anak dan
suaminya.
2. Hubungan dengan keluarga : hubungan klien dengan keluarga
baik.
3. Hubungan dengan orang lain : hubungan klien dengan orang lain
yaitu tetangga cukup baik
4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada
hambatan dalam berhubungan
e. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan : klien beragama Islam dan dalam kehidupan
sehari-hari klien melakukan aktivitas sesuai dengan ajaran agama
dari keyakinannya.
2. Kegiatan ibadah : klien melakukan ibadah sesuai ajaran dan
keyakinannya dengan melaksanakan shalat 5 kali sehari semalam.

23
Universitas Sumatera Utara
VII. STATUS MENTAL
1. Tingkat kesadaran: compos mentis
2. Penampilan:Ny.E tampak rapi
3. Pembicaraan: Ny.E berbicara lambat
4. Alam perasaan: sedih
5. Afek: stabil.
6. Interaksi selama wawancara: Selama wawancara kontak mata Ny.E
cukup.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Compos mentis
a. Tanda-tanda vital
1. Suhu tubuh : 36,5°C
2. Tekanan darah : 150/100 mmHg
3. Nadi : 76x/menit
4. Pernafasan : 24x/menit
5. Skala nyeri : 4 (1-10)
6. TB : 153 cm
7. BB : 47 kg
b. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala dan rambut bentuk : simetris dan ovale
2. Ubun-ubun : tepat di tengah dan tidak
ada benjolan
3. Kulit kepala : bersih tidak ada iritasi
c. Rambut
1. Penyebaran dan keadaan rambut : rambut tumbuh merata dan
keadaan rambut bersih
2. Bau : kulit kepala Ny.E tidak
berbau
3. Kulit kepala : bersih, tidak ada iritasi
d. Wajah
1. Warna kulit : sawo matang
2. Struktur wajah : oval dan simetris

24
Universitas Sumatera Utara
e. Mata
1. Kelengkapan dan kesimetrisan : kedua bola mata
memiliki ukuran yang
sama
2. Palpebra : merah muda dan lembab
3. Konjungtiva dan sclera : merah muda dan sclera
putih
4. Pupil : isokor
5. Cornea dan iris : bening
6. Visus : Ny. E masih mampu
melihat jarak 100 meter
7. Tekanan bola mata : tekanan bola mata baik,
dapat digerakkan kekiri
dan kekanan.
f. Hidung
1. Tulang hidung dan posisi septumnasi: tulang hidung simetris
dan posisi septumnasi di
tengah.
2. Lubang hidung : lubang hidung normal,
bersih dan tidak ada
sumbatan, simetris kiri
dan kanan.
3. Cuping hidung : pernafasan tidak
menggunakan cuping
hidung
g. Telinga
1. Bentuk telinga : bentuk telinga normal,
simetris kiri dan kanan
2. Ukuran telinga : ukuran telinga normal
3. Lubang telinga : lubang telinga paten dan
bersih

25
Universitas Sumatera Utara
4. Ketajaman pendengaran : Ny. E mampu
mendengar dengan jarak
100 meter.
h. Mulut dan faring
1. Keadaan bibir : Mukosa bibir kering
2. Keadaan gusi dan gigi : gigi dan gusi Ny. E
tampak terawat dengan
baik dan bersih
3. Keadaan lidah : lidah bersih dan tidak
ada kelainan
4. Orofaring : tidak terdapat udema
pada orofaring Ny. E.
i. Leher
1. Posisi trakea : Posisi trakea medial.
2. Thyroid : Tidak ada
pembengkakan kelenjar
tiroid
3. Suara : Ny. E mampu berbicara
dengan baik
4. Kelenjar limfa : Normal dan tidak ada
tanda-tanda edema.
5. Vena jugularis : Ada dan teraba.
6. Denyut nadi karotis : Ada dan teraba
j. Pemeriksaan integument
1. Kebersihan : kulit tampak bersih
2. Kehangatan : Kulit integument terasa
dingin jika diraba.
3. Warna : warna kulit sawo
matang
4. Turgor : turgor kulit bersih dan
tidak terdapat edema
5. Kelembaban : kelembaban kulit baik

26
Universitas Sumatera Utara
6. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada
kulit, kulit tampak
bersih,
g. Pemeriksaan muskuloskeletal/ ekstremitas (kesimetrisan,
kekuatan otot, edema) : Otot tampak simetris, tidak ada edema
h. Fungsi motorik Klien berjalan pelan
l. Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas
: Klien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas, dingin, dan
tajam,Tumpul.
IX. POLA KEBIASAAN SEHARI -HARI
A. Pola makan dan minum
1. Frekuensi makan/ hari : klien biasa makan 3 kali sehari
2. Nafsu/ selera makan : Nafsu bmakan klien berkurang
3. Nyeri ulu hati : nyeri ulu hati pada Ny.E tidak ada
4. Alergi : Ny.E tidak memiliki riwayat alergi
5. Mual dan muntah : klien tidak mual dan muntah
6. Waktu pemberian makan : pagi(jam 8), siang(jam 13), malam( jam
19)
7. Jumlah dan jenis makan : hanya 3 sendok makan
8. Waktu pemberian cairan/ minum : waktu pemberian cairan tidak
dapat ditentukan waktu pemberiannya oleh Ny.E tergantung kapan
merasa haus.
9. Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah):Ny.E
tidak memiliki masalah atau kesulitan dalam menelan dan dalam
mengunyah makanan klien tidak mempunyai masalah.
B. Perawatan diri/ personal hygine
1. Kebersihan tubuh : Ny.E tampak bersih dan rapi.
2. Kebersihan gigi dan mulut : mulut bersih klien rajin membersihkan
3. kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan Ny.E tampak bersih
C. Pola kegiatan/ aktivitas
1. Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri,sebahagian atau total: Ny.E dapat
melakukan aktivitasnya dengan mandiri.

27
Universitas Sumatera Utara
2. Uraian aktivitas ibadah klien selama sakit :
Selama masa perawatan klien tampak melaksanakan kegiatan
ibadah shalat dan berdoa.
D. Pola eliminasi
1. BAB
1. Pola BAB : 1-2 kali/ hari
2. Karakter feses : lunak
3. Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat
perdarahan
4. Diare : tidak ada diare
2. BAK
1. Pola BAK : tidak menentu
2. Karakter urin : kuning berbau khas
3. Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada kesulitan
BAK
4. Riwayat penyakit ginjal/ kandug kemih : tidak ada riwayat
penyakit ginjal/
kandung kemih
5. Upaya mengatasi masalah : Minum obat
E. Mekanisme kopinng
Saat ada masalah klien terkadang memendam masalahnya apabila kita
tidak terlebih dahulu untuk bercerita.

28
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Analisa Data
Analisa data asuhan keperawatan pada Ny E dengan prioritas masalah
Kecemasan di Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia.
Masalah
No Data Etiologi
Keperaatan
1 Data subyektif: Ancaman Ansietas
1. Klien mengatakan sangat cemas dengan pada status
kondisinya saat ini. kesehatan
2. Klien mengatakan perasaan saya gelisah
3. Klien mengatakan sering berkemih.
Data obyektif:
1. Klien tampak gelisah
2. Klien tampak pucat
3. Klien sering mondar-mandir
4. TD:150/100mmHg
5. Klien sering bertanya kepada perawat
mengenai kondisinya
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
2 Data subyektif: Nyeri akut Gangguan
1. Klien mengatakan nyeri pada bagian pola tidur
tengkuk belakang
2. Klien mengatakan tidak bisa tidur karena
nyeri di bagian tengkuk belakang nya.
Data obyektif:
3. Posisi untuk menahan nyeri
4. Gangguan tidur (mata sayu, tampak
capek, gerakan menyeringai, gelisah)

29
Universitas Sumatera Utara
2.6.3 Rumusan Masalah
1. Ansietas
2. Gangguan pola tidur
3. Nyeri akut
2.6.4 Diagnosa Keperawatan (Prioritas)
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ditandai dengan
pasien tampak gelisah, mengekspresikan kekhawatiran, gangguan tidur.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut ditandai dengan, pasien
mengatakan ketidakpuasan tidur, skala nyeri skala 4 klien tampak meringis
menahan nyeri, waktu tidur klien 3-4 jam.

30
Universitas Sumatera Utara
2.6.5 Perencanaan dan Rasional
Perencanaan keperawatan dan Rasional Asuhan keperawatan pada Ny. E
dengan prioritas masalah Ansietas di Lingkungan V Kelurahan Sari Rejo, Medan
Polonia.
No Diagnosa Out Come/Kriteria Hasil (NOC)
1. Ansietas berhubungan dengan 1. Ansietas control
ancaman atau perubahan status 2. Mekanisme koping
kesehatan ditandai dengan pasien Dengan ketentuan berikut (skala 1-5 :
tampak gelisah gangguan tidur, tidak pernah, jarang, kadang-kadang,
gangguan perhatian. sering, selalu) :
Indikator:
1. Menunjukkan fleksibilitas peran
2. Keluarga menunjukkan
fleksibilitas peran para anggotanya
3. Melibatkan anggota keluarga
dalam membuat keputusan
4. Mengekspresikan perasaan dan
kebebasan emosional
5. Menunjukkan strategi penurunan
ansietas
Intervensi (NIC) Rasional
Penurunan ansietas dan peningkatan Penurunan ansietas dan peningkatan
koping: koping
1. Tenangkan klien 1. Membantu merilekskan perasaan
klien
2. Berusaha memahami keadaan 2. Memberikan rasa nyaman kepada
klien klien
3. Berikan informasi tentang 3. Menambah pengetahuan klien
diagnosa, prognosis dan tindakan
4. Kaji tingkat ansietas dan reaksi 4. Mengetahui tingkat ansietas klien
fisik pada tingkat ansietas

31
Universitas Sumatera Utara
5. Gunakan pendekatan dan sentuhan 5. Membina rasa saling percaya
terhadap klien dan perawat
6. Temani klien untuk mendukung 6. Untuk mengurangi rasa takut klien
keamanan dan rasa takut
7. Instruksikan kemampuan klien 7. Meningkatkan pengetahuan pasien
untuk menggunakan tekhnik untuk melakukanintervensi
relaksasi mandiri jika ansietas terjadi
8. Dukung keterlibatan keluarga 8. Melibatkan keluarga membantu
dengan cara yang tepat mengurangi ansietas
No Diagnosa Out Come/Kriteria Hasil (NOC)
2. Gangguan pola tidur berhubungan Pasien menunjukkan tingkat nyeri,
dengan nyeri akut ditandai dengan, yang dibuktikan oleh indikator berikut
pasien mengatakan ketidakpuasan (skala 1-5 : sangat
tidur, skala nyeri skala 4 waktu berat,berat,sedang,ringan,tidak ada).
tidur klien 3-4 jam. 1. Pengendalian nyeri
2. Tingkat nyeri
Intervensi (NIC) Rasional
1. Gunakan laporan dari klien sendiri 1. Untuk mengumpulkan informasi
sebagai pilihan pertama untuk klien.
mengumpulkan informasi
pengkajian
2. Minta klien untuk menilai nyeri
dengan skala 0-10 2. Mengetahui skala nyeri klien.
3. Dalam mengkaji nyeri 3. Untuk memudahkan proses
klien,gunakan kata-kata yang pengkajian
sesuai usia dan tingkat
perkembangan klien
Manajemen nyeri:
4. Lakukan pengkajian nyeri secara 4. Mengetahui daerah nyeri, kualitas,
komprhensif meliputi lokasi, kapan nyeri dirasakan, faktor
karakteristik, awitan, dan durasi pencetus, berat ringannya nyeri
frekuensi, kualitas, intensitas atau yang dirasakan.

32
Universitas Sumatera Utara
keparahan nyeri dan faktor
presipitasinya
5. Ajarkan penggunaan tekhnik non 5. Untuk mengajarkan klien apabila
farmakologi (relaksasi, distraksi) nyeri timbul.
Tindakan kolaborasi:
6. Berikan analgetik sesuai program 6. Untuk mengurangi rasa nyeri

33
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Implementasi dan Evaluasi Asuhan keperawatan pada Ny.E dengan
prioritas masalah Kecemasan di Lingkungan V Kelurahan Sari Rejo Medan
Polonia.
Hari/ No.
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Tanggal Dx
01-03 1 Ansietas S = pasien mengatakan :
Juni 1. Menenangkan klien ansietasnya berkurang
2017 2. Memahami keadaan klien setelah mengungkapkan
3. Memberikan informasi perasaannya, pasien
tentang diagnosa, prognosis merasa tenang, mampu
dan tindakan mengidentifikasi situasi
4. Mengkaji tingkat ansietas yang mencetuskan
dan reaksi fisik pada tingkat ansietas.
ansietas O = klien tampak tenang,
5. Menemani klien untuk mau mengungkapkan
mendukung keamanan dan perasaan ansietasnya.
rasa takut A = pengkajian
6. Menginstruksikan dilanjutkan, ansietas
kemampuan klien untuk pasien berkurang setelah
menggunakan tekhnik bercakap-cakap, ekspresi
relaksasi wajah tampak tenang
7. Mendukung keterlibatan P = intervensi dilanjutkan.
keluarga dengan cara yang
tepat

34
Universitas Sumatera Utara
Hari/ No.
Implementasi Keperawatan Evaluasi(SOAP)
Tanggal Dx
01-03 2 1. Menggunakan laporan dari S:
Juni klien sendiri sebagai pilihan 1. Klien mengatakan sudah
2017 pertama untuk lebih baik dan skala
mengumpulkan informasi nyeri berkurang dari 4
pengkajian menjadi 2
2. Meminta klien untuk 2. Pasien mengatakan
menilai nyeri dengan skala waktu tidurnya
0-10 bertambah yang
3. Mengkaji nyeri biasanya tidur 3-4 jam
klien,menggunakan kata- menjadi 5jam
kata yang sesuai usia dan O:
tingkat perkembangan klien 1. TD:Tekanan darah
Manajemen nyeri: 130/90
1. Melakukan pengkajian 2. Frekuensi nafas 22x/m
nyeri secara komprhensif 3. Suhu 36,5 C
meliputi
lokasi,karakteristik,awitan,d A:
an durasi 1. Tujuan tercapai sebagian
frekuensi,kualitas,intensitas P:
atau keparahan nyeri dan 1. Lanjutkan
faktor presipitasinya intervensi/perencanan
2. Mengajarkan penggunaan untuk mengobservasi
tekhnik non farmakologi ketidaknyamanan klien.
(relaksasi, distraksi) 2. Pertahankan
Tindakan kolaborasi:
3. Memberikan analgetik
sesuai program

35
Universitas Sumatera Utara
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny dengan prioritas masalah
kecemasan selama 3 hari yaitu tanggal 01-03 Juni 2017 sebagai langkah terkhir
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat diambil kesimpulan sekiranya
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemberian asuhan keperawatan
pada klien khususnya yang mengalami kecemasan di lingkungan V Kelurahan
Sari Rejo Medan Polonia.
Ansietas adalah satu kondisi kegelisahan mental, keprihatinan, ketakutan,
atau firasat, atau perasaan putus asa karena ancaman yang akan terjadi atau
ancaman antisipasi yang tidak dapat di identifikasi terhadap diri sendiri atau
terhadap hubunan yang bermakna. Ansietas dapat dialami pada tingkat sadar,
setengah sadar, atau tidak sadar. Dimana pasien yang mengalami gangguan
ansietas biasanyaa mengalami peningkatan tekanan darah, gelisah, menarik diri,
berkeringat seluruh badan, kehilangan nafsu makan, mual, nyeri pada abdomen,
sering berkemih dan mengalai gangguan tidur.
Pada diagnosa keperawatan untuk menentukan diagnosa keperawatan pada
Ny. E dengan prioritas masalah kecemasan ditemukan 2 diagnosa keperawatan
yang muncul antara lain: Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan
pada status kesehatan, Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut
ditandai dengan, pasien mengatakan ketidakpuasan tidur, skala nyeri skala 4
waktu tidur klien 3-4 jam.
Adapun fokus intervensi pada Ny. E dengan prioritas masalah kecemasan
yaitu pada diagnosa pertama yaitu pengendalian diri klien terhadap kecemasan.
Fokus intervensi pada diagnosa kedua yaitu manajemen nyeri.
Implementasi yang penulis lakukan sudah maksimal dan efektif sesuai
dengan perencanaan yang penulis buat sebelumnya, sehingga hasil yang
diharapkan sudah mendekati kriteria hasil yang penulis telah tetapkan. Sedangkan
Evaluasi asuhan keperawatan pada Ny. E dengan prioritas masalah kecemasan di
Lingkungan V kelurahan Sari Rejo Medan Polonia dimana kedua diagnosa

36
Universitas Sumatera Utara
keperawatan yang penulis tegakkan belum ada diagnosa keperawatan yang dapat
teratasi sepenuhnya dan masih perlu intervensi lanjutan.

3.2 Saran
1. Bagi mahasiswa hendaknya lebih memahami tentang konsep dasar asuhan
keperawatan jiwa sehingga dalam pelaksanaannya lebih mudah untuk
memahami kasus yang ada
2. Untuk mahasiswa di harapkan dalam melaksanakan tindakan keperawatan,
harus terlebih dahulu memahami masalah dengan baik serta
mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan.
3. Gunakan waktu seefisien mungkin dan seefektif mungkin dalam melakukan
tindakan keperawatan.

37
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.

Bulechek. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Singapore:


Elsevier.

Dalami. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan masalah Psikososial: Jakarta.


CV. Trans Info Media.

Heather. PhD, RN. (2011). Nanda International Diagnosis Keperawatan Defenisi


dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Judith. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Kozier. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan


Praktik. Edisi 7. Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Riyadi. (2013). Asuhan keperawatan jiwa. Edisi 1.Yogyakarta: Grahana Ilmu.

38
Universitas Sumatera Utara
Lampiran
CATATAN PERKEMBANGAN
Catatan perkembangan asuhan keperawatan pada Ny. E dengan prioritas masalah
kecemasan di Lingkungan V Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
Hari/ No.
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Tanggal Dx
01-03 1 Ansietas S = pasien mengatakan :
Juni 2017 8. Menenangkan klien ansietasnya berkurang
9. Memahami keadaan klien setelah mengungkapkan
10. Memberikan informasi perasaannya, pasien
tentang diagnosa,prognosis merasa tenang, mampu
dan tindakan mengidentifikasi situasi
11. Mengkaji tingkat ansietas yang mencetuskan
dan reaksi fisik pada ansietas.
tingkat ansietas O = klien tampak tenang,
12. Menemani klien untuk mau mengungkapkan
mendukung keamanan dan perasaan ansietasnya.
rasa takut A = pengkajian
13. Menginstruksikan dilanjutkan, ansietas
kemampuan klien untuk pasien berkurang setelah
menggunakan tekhnik bercakap-cakap, ekspresi
relaksasi wajah tampak tenang
14. Mendukung keterlibatan P = intervensi dilanjutkan.
keluarga dengan cara yang
tepat

39
Universitas Sumatera Utara
Hari/ No.
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Tanggal Dx
01-03 2 4. Menggunakan laporan dari S:
Juni klien sendiri sebagai 3. Klien mengatakan sudah
2017 pilihan pertama untuk lebih baik dan skala
mengumpulkan informasi nyeri berkurang dari 4
pengkajian menjadi 2
5. Meminta klien untuk 4. Pasien mengatakan
menilai nyeri dengan skala waktu tidurnya
0-10 bertambah yang
6. Mengkaji nyeri biasanya tidur 3-4 jam
klien,menggunakan kata- menjadi 5jam
kata yang sesuai usia dan O:
tingkat perkembangan klien 4. TD: Tekanan darah
Manajemen nyeri: 130/90
1. Melakukan pengkajian 5. Frekuensi nafas 22x/m
nyeri secara komprhensif 6. Suhu 36,5 C
meliputi A:
lokasi,karakteristik,awitan, 2. Tujuan tercapai sebagian
dan durasi P:
frekuensi,kualitas,intensitas 1. Lanjutkan
atau keparahan nyeri dan intervensi/perencanan
faktor presipitasinya untuk mengobservasi
2. Mengajarkan penggunaan ketidaknyamanan klien.
tekhnik non farmakologi 2. Pertahankan
(relaksasi, distraksi)
Tindakan kolaborasi:
3. Memberikan analgetik
sesuai program

40
Universitas Sumatera Utara
41
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai