Departemen Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin 2021 Tekstur batuan beku • Tekstur batuan beku adalah bentuk, ukuran, pola / susunan, dan hubungan antara kristal-kristal mineral pada batuan beku, yang tampak pada permukaan. • Tekstur, selain dapat menjelaskan jenis dan nama batuannya, juga dapat memberi petunjuk tentang kondisi lingkungan pembentukan tempat batuan beku tersebut mengkristal (membeku). • Secara umum, tekstur batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tiga kriteria, yaitu: berdasarkan ukuran kristalnya, berdasarkan tingkat kristalinitasnya, dan berdasarkan bentuk kristalnya. 1. Tekstur batuan beku berdasarkan ukuran kristalnya Granit
• Tekstur faneritik, yaitu tekstur pada batuan
beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal-kristal atau mineral-mineral yang berukuran kasar. Contoh: granit, gabro. • Tekstur afanitik, yaitu tekstur pada batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh mineral- Riolit mineral yang berukuran halus. Contoh: riolit, basal. • Tekstur porfiritik, yaitu tekstur pada batuan beku yang disusun oleh kristal-krital yang berbutir kasar, yang tertanam/tersebar pada kristal-kristal yang berbutir halus. Kristal berbutir kasar tersebut dinamakan fenokris (kristal sulung), dan yang berbutir halus Diorit dinamakan massa dasar. Contoh: diorit, pegmatit. Tekstur faneritik • Batuan beku yang bertekstur faneritik terbentuk jauh di bawah permukaan bumi (pada lingkungan plutonik), di mana magma cair mendingin secara perlahan. • Lambatnya proses pendinginan magma ini yang menyebabkan kristal-kristal mineral penyusun batuan beku ini dapat tumbuh dengan baik, dan berukuran kasar. • Karena besarnya ukuran kristal-kristalnya, sehingga mineral-mineralnya dapat diidentifikasi dengan mata telanjang; contoh: granit, gabro, diorit (Gambar 1). Tekstur afanitik • Batuan beku yang bertekstur afanitik terbentuk di atau dekat dengan permukaan bumi (pada lingkungan vulkanik), di mana magma cair membeku dengan cepat. • Ukuran kristal-kristalnya sangat kecil/halus (mikroskopik), mineral-mineralnya tak dapat teridentifikasi dengan mata telanjang, sehingga untuk mengenalinya harus dengan bantuan mikroskop; contoh: basal, andesit, riolit (Gambar 2). Tekstur porfiritik • Tekstur porfiritik terbentuk ketika magma dengan sebagian kristal yang telah terbentuk sebelumnya, keluar ke permukaan bumi dan mendingin dengan cepat, membentuk batuan dengan butiran halus dengan kristal-kristal besar di dalamnya. • Tekstur ini terbentuk dari dua tahap pembekuan: pembekuan lambat menghasilkan kristal-kristal kasar (fenokris atau mineral sulung), dan pembekuan cepat membentuk kristal-kristal halus (massa dasar). Contoh: andesit porfiri dan basal porfiri (Gambar 3).
Gambar 3. Sampel andesit porfiri
yang bertekstur porfiritik. Mineral- mineral sulung (fenokris) yang berkristal kasar terbentuk lebih dulu di bawah permukaan bumi, dan mineral- mineral halus (massa dasar) membeku dengan cepat ketika magma tiba di permukaan bumi. Fenokris dapat diidentifikasi dengan mata telanjang, sebaliknya massa dasar tidak dapat diidentifikasi dengan mata telanjang (harus dengan bantuan mikroskop). 2. Tekstur BB berdasarkan tingkat kristalinitasnya • Tekstur holokristalin, yaitu tekstur pada batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal. • Tekstur hipokristalin, yaitu tekstur pada batuan beku yang disusun oleh kristal dan gelas. • Tekstur holohialin, yaitu tekstur pada batuan beku yang hampir seluruhmya disusun oleh gelas (gelas vulkanik, tidak menampakkan kristal). Holokristalin: diorit Hipokristalin: diabas Holohialin: obsidian
Holokristalin: gabro Hipokristalin: riolit
Bentuk kristal • Batuan beku yang kristal-kristalnya berukuran besar/kasar, bentuk kristalnya dapat teramati. Hal ini dapat memberi gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral penyusun batuan tersebut. • Bentuk kristal dibedakan menjadi: – euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna – subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna – anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna Relasi • Tekstur yang menyatakan hubungan antar kristal atau disebut juga relasi, diartikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan beku. • Relasi (hubungan antar kristal) dibagi dua, yaitu: – Ekuigranular, jika ukuran butir penyusun batuan hampir sama. – Inekuigranular, jika ukuran butir penyusun batuan tidak sama. Tekstur ekuigranular: fanerik-granular • Tekstur ekuigranular dibagi menjadi dua, yaitu fanerik-granular dan afanitik. • Dinamakan fanerik-granular bila kristal / mineral-mineralnya dapat dibedakan dengan mata telanjang dan berukuran seragam. • Kristal-kristal fanerik dapat dibedakan berdasarkan ukurannya: – halus, apabila diameter rata-rata kristal ± 1 mm – sedang, apabila diameter kristal antara 1-5 mm – kasar, apabila diameter kristal antara 5-30 mm – sangat kasar, apabila diameter rata-rata kristal > 30 mm Tekstur ekuigranular: afanitik • Tekstur afanitik apabila ukuran kristal- kristal mineral sangat halus, sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang. • Batuan yang bertekstur afanitik dapat tersusun atas kristal, gelas atau keduanya. • Selain itu dikenal pula istilah mikrokristalin dan kriptokristalin. Disebut mikrokristalin apabila individu-individu kristal dapat dikenal/dilihat dengan menggunakan mikroskop, sedangkan kriptokristalin apabila tidak dapat dikenal walaupun dengan menggunakan mikroskop. Tekstur inekuigranular • Sedangkan tekstur inekuigranular dibagi atas tiga, yaitu: faneroporfiritik, porfiroafanitik, dan gelasan (glassy). • Dinamakan faneroporfiritik bila kristal mineral yang besar (fenokris) dikelilingi oleh kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar) dan dapat dikenal dengan mata telanjang. • Dinamakan porfiroafanitik bila fenokris dikelilingi oleh massa dasar yang afanitik. • Batuan beku dikatakan memiliki tekstur glassy apabila semuanya tersusun atas gelas.
Sketsa tekstur Sketsa tekstur Sampel batuan obsidian
faneroporfiritik porfiroafanitik yang bertekstur glassy 3. Tekstur BB berdasarkan bentuk kristal • Mainly used for holocrystalline or phaneritic igneous rocks. • Consists of three: – Allotriomorphic (or Xenomorphic or Aplitic); Rock composed almost entirely of anhedral crystals. Indicates simultaneous growth of all the various minerals present. – Hypidiomorphic (or Hypautomorphic or Granitic); Rock composed of intergrown euhedral and anhedral crystals. Indicates sequential growth of the various minerals present. – Idiomorphic (or Panidiomorphic or Automorphic); Rock composed almost entirely of euhedral crystals. This is the hypothetical opposite of allotriomorphic; it almost never occurs in nature. Tugas 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tekstur batuan beku. 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tekstur faneritik, porfiritik, dan afanitik. Sebutkan masing-masing satu contoh batuannya. 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tekstur holokristalin, hipokristalin, dan holohialin. Sebutkan masing-masing satu contoh batuannya.