Anda di halaman 1dari 4

UTS KEMAHIRAN LITIGASI KELAS D

NAMA : Samuel Sitorus

NIM : 11000117140509

1. Dalam kasus “mayat di Pohon Beringin” jelaskan bagaimana JPU membuat Surat
Dakwaan terhadap terdakwa Gunadi, Sallim, Supri dan Nurjaman karena tidak ada saksi
yang melihat mereka melakukan TP secara bersama-sama !

Jawaban :

Terhadap para pelaku yaitu Gunadi, Salim, Supri, dan Nurjaman yang dimana keempat orang
tersebut merupakan terdakwa tindak pidana pembunuhan berencana dan tidak ada saksi pada saat
mereka melakukan TP secara bersama-sama. Dalam hal ini JPU akan membagi dakwaan
(splitsing) dan membuat 4 berkas perkara secara terpisah, yang dibagi menjadi sebagai berikut :

- Terdakwa Gunadi : yang menjadi saksi adalah Salim, Supri, dan Nurjaman
- Terdakwa Salim : yang menjadi saksi adalah Gunadi, Supri, dan Nurjaman
- Terdakwa Supri : yang menjadi saksi adalah Gunadi, Salim, dan Nurjaman
- Terdakwa Nurjaman : yang menjadi saksi adalah Gunadi, Salim, dan Supri

Sehingga terdapat 4 dakwaan.

Pembagian tersebut dalam isitlah yang dipakai oleh Jaksa dikenal sebagai “Saksi Mahkota” yaitu
dimana dalam sebuah kasus yang dilakukan oleh beberapa tersangka tidak terdapat saksi,
kemudian masing-masing dari tersangka yang melakukan kejahatan tersebut dapat dianggap
menjadi saksi.

2. Dalam kasus tersebut dapat ditemukan suatu rangkaian saksi yang merupakan “ketting bewijs”
yang masing-masing tidak bisa berdiri sendiri. Jelaskan !

Jawaban :
Ketting bewijs adalah keterangan saksi berantai. Dapat dilihat didalam Pasal 185 ayat 4 Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana, mengatur:

“Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau
keadaandapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada
hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya
suatu kejadian atau keadaan tertentu”.

Ketentuan ini sering disebut dengan saksi berantai (kettingbewijs), yaitu beberapa orang saksi
memberikan keterangan tentang suatu kejadian, namun keterangan tersebut berhubungan satu
sama lain, sehingga dianggap sah sebagai alat bukti. Karena berhubungan satu sama lain berarti
keterangan saksi berantai ini tidak dapat berdiri sendiri.

Dengan adanya ketentuan ini, maka sesungguhnya tidak ada juga kelonggaran atau kesempatan
bagi seorang pelaku tindak pidana meskipun tidak ada saksi yang melihatnya secara langsung
atau hanya ada 1 (satu) saksi saja tanpa alat bukti yang sah lainnya, atau dengan alasan tidak
cukup alat bukti.

3. Dalam contoh soal ujian tunjukkan bagian-bagian mana yang merupakan “tempus
delictie”, “locus dilictie”, juridische elementen”, dan feitelijke weergave”!

Jawaban :

- Tempus Delictie adalah waktu terjadinya suatu delik atau tindak pidana.
Dalam kasus ini bagian yang menunjukkan Tempus Delictie adalah pada Hari Kamis
tepatnya pada malam Jumat Kliwon
- Locus Dilictie adalah penentuan lokasi dalam suatu tindak pidana yang digunakan untuk
menentukan tempat atau lokasi dimana perkara akan diadili oleh pihak yang berwenang.
Dalam kasus ini Locus Dilictie nya adalah Bonoloyo, Solo
- Jurisdiche Elementen adalah elemen-elemen hukum atau pasal-pasal yang didakwakan.
Dalam kasus ini pasal yang dapat didakwakan kepada para terdakwa adalah :
1. Pasal 340 jo. Pasal 55 ayat 1 KUHP (Primer)
2. Pasal 338 jo. Pasal 55 ayat 1 KUHP (Subsidier)
- Feitelijke Weergave adalah uraian perbuatan tindak pidana. Didalam kasus ini uraian
perbuatan tindak pidana adalah perbuatan yang dilakukan oleh Gunadi, Salim, Supri, dan
Nurjaman dalam menyusun rencana untuk melakukan pembunuhan kepada Santoso.
Yang dimulai dari memanggil santoso kerumah Gunadi dengan surat tipuan, memberikan
kopi yang berisikan sianida, mengikat dan menggantung Santoso di Pohon beringin di
Tempat Pemakaman Umum (TPU), Bonoloyo, Solo.

4. Bagaimana cara merumuskan Surat Dakwaan yang berbentuk Subsidier!

Surat dakwaan Subsidier dibuat seperti hal nya dengan Surat Dakwaan Alternatif yaitu terdiri
dari beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis sebagai pengganti lapisan pasal dakwaan
sebelumnya.

Cara merumuskan Surat Dakawaan Subsidier dirumuskan atau disusun secara urut yang dimulai
dari Tindak Pidana dengan ancaman pidana tertinggi sampai dengan Tindak Pidana dengan
ancaman yang terendah. Contoh : Dalam Kasus Mayat di Pohon beringin ini, JPU memberikan
dakwaan Tertinggi (Primair) yaitu pasal 340 jo. Pasal 55 ayat 1 KUHP, kemudian dakwaan yang
lebih rendah (Subsidier) yaitu pasal 338 jo. Pasal 55 ayat 1 KUHP

5. Dalam kasus “Mayat di Pohon Beringin”, Jelas-kan barang bukti yang dipakai oleh
Penyidik/PU untuk membuat terang tentang TP yang terjadi!

Barang Bukti bukan merupakan Alat Bukti. Keduanya merupakan hal yang berbeda. Barang
Bukti adalah barang yang digunakan untuk melakukan tindak pidana, serta merupakan barang
yang dapat memberikan keterangan bagi penyidik terhadap suatu tindak pidana.

Barang Bukti yang terdapat dalam kasus “Mayat di Pohon Beringin” adalah :

- Tambang Plastik sebesar kelingking yang berwarna biru tua


- 1 Puntung Rokok Kretek Bersetrip Kuning
- Racun Sianida ber-dosis tinggi
- Mobil Boks Berwarna putih dengan Plat AD 5379 DX
- Pakaian Korban (Jaket, celana jins, dan sepatu kets berwarna abu-abu
- Pakaian Tersangka

6. Dalam kasus tersebut apa saja/siapa saja yang dapat menjadi alat bukti di dalam
persidangan!

Dalam Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (”KUHAP”) disebutkan
bahwa alat bukti yang sah adalah: keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan
keterangan terdakwa. Dalam sistem pembuktian hukum acara pidana yang menganut stelsel
negatief wettelijk, hanya alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang yang dapat
dipergunakan untuk pembuktian.

Dalam kasus tersebut, yang menjadi alat bukti adalah :

- Keterangan saksi : dalam kasus ini tidak terdapat saksi. Sehingga para terdakwa juga
dapat menjadi saksi. Istilah ini dikenal dengan istilah “saksi mahkota” dalam penyebutan
Jaksa. Jadi dalam kasus ini keterangan saksi yang dipakai adalah keterangan dari para
terdakwa yaitu Gunadi, Salim, Supri, dan Nurjaman.
- Surat : dalam kasus ini terdapat surat-surat dari Santoso kepada Damayanti (istri
Santoso). Isi surat-surat tersebut berisi tentang permintaan uang dari Santoso kepada
Damayanti (istri Santoso). Kemudian surat jebakan yang dibuat oleh Gunadi kepada
santoso dengan mengatasnamakan Damayanti, seolah-olah surat tersebut dibuat oleh
Damayanti, yang berisi ajakan untuk datang ke rumah Gunadi.
- Petunjuk : petunjuk yang terdapat didalam kasus ini adalah keterangan dari beberapa
orang yang ditemui dan ditanyakan oleh Lettu Purnomo
- Keterangan terdakwa : keterangan dan pengakuan dari Gunadi kepada Lettu Purnomo

Anda mungkin juga menyukai