Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK - PGGK4002

MODUL 3
KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA
SEKOLAH MENENGAH

Disusun Oleh :
AL FRISTYA HAYUARI
NIM. 855879951

PROGRAM STUDI PGSD BI


POKJAR WARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)
UNIVERSITAS TERBUKA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT, atas segalah rahmat dan karunia yang dilimpahkan
kepada kita semua khususnya kepada penulis. Sehingga pembuatan makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari sepenunya bahwah laporan ini dapat diselesaikan berkat adanya
bantuan, bimbingan, dorongan, dan petunjuk dari berbagai pihak.Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dosen pembimbing mata kuliah “Perkembangan Peserta Didik” yang telah


memberikan ijin kepada penulis untuk membuat makalah yang telah penulis
laksanakan.
2. Teman-teman seprofesi yang telah memberikan bantuan semanagat dan motivasi
untuk bisa diselesaikannya penulis laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan
bahkan mungkin kesalahan, baik dalam peyusunan, penyajian maupun sistematiaka penulisan.
Oleh karena itu, kritik saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan penulisan laporan ini. Meski demikian, penulis berharap agar kiranya laporan ini
dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

Sidoarjo, 25 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
……………………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………iii
BAB I   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ……………………………………………………………………………......1
B.     Rumusan Masalah
……………………………………………………………….....................1
C.     Tujuan Pembelajaran
………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pertumbuahan Fisik Serta Perkembangan Intelektual dan Emosional
1.      Pertumbuhan Fisik atau
Jasmani…………………………………………………………...2
2.      Perkembangan
Intelektual……………………………………………………....................2
3.      Perkembangan Emosional
………………………………………………………………...3
B.     Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap
1.         Perkembangan Sosial, Moral dan
Sikap   …………………………………………………3
2.         Perkembangan Pemikiran
Politik………………………………………………………....4
3.         Perkembangan Agama dan Keyakinan …………………………………………….
……..4
C.     Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Menengah

iii
1.      Perbedaan kemampuan………………………………………………………………...
…..6
2.      Perbedaan dalam Intelegensi ………………………………………………………………
7
3.      Perbedaan dalam Kepribadian
…………………………………………………………….8
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ……………………………………………………………………………………
9
B.     Saran
…………………………………………………………………………………………..9

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada usia sekolah menengah, penampilan siswa berubah sebagai akibat perubahan hormon.
Cara hidup mereka berubah sesuai dengan perkembangannya untuk mulai berfikir abstak.
Perasaannya tentang banyak hal yang berubah.
Di usia ini, siswa mengalami masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Pada
umurnya dimulai pada usi 12 atau 13 than dan berakhir menjelang usia 20 tahun.
Perubahan pertumbuhan fisik yang dramatis pada tahap perkembangan siswa sekolah
menengah. Kemudian kita lihat bagaimana siswa berkembang intelektualnya setelah mereka
mampu berfikir abstrak. Proses berfikir mereka bukan hanya mempengaruhi sikap dan moralnya,
tetapi juga erat kaitannya dengan pendidikan dan karier yang dipilihnya. Kematangan intelektual
pada umumnya dianggap ada kaitannya dengan kemampuan berfikir abstrak. Kematangan
emosional bergantung kepada ditemukannya identitas diri, ketidaktergantungan kepada orangtua,
berkembangnya sistem nilai dan kemampuan untuk menjalin hubungan yang matang dalam
persahabatan dan cinta.
B. Rumusan Masalah
Maka berdasarkan latar belakang diatas rumusan permasalahannya adalah :
1. Bagimana pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual dan emosional anak usia sekolah
menengah?
2. Bagaimana perkembangan, sosial, moral dan sikap anak usia sekolah menengah?
3. Apa saja perbedaan individu anak usia sekolah menengah?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan kaitan antara pertumbuhan fisik dan jasmani dengan perkembangan intelektual
2. Menjelaskan kaitan antara perkembangan intelektual dan emosional
3. Menjelaskan kaitan antara perkembangan sosial, nilai-nilai moral, dan sikap
4. Menjelaskan perbedaan individu anak usia sekolah menengah
5. Menjelaskan jenis-jenis kebutuhan anak usia sekolah menengah

1
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL  3
Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah

KB 1. Pertumbuhan Fisik serta Perkembangan Intelektual dan Emosional


A.  Pertumbuhan Fisik/Jasmani
Pada usia 11-12 tahun tinggi anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda,pada usia 12-13
tahun pertambahan  tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan laki-laki,tetapi pada
usia 14-15 anak laki-laki akan mengejarnya sehingga pada usia 18-19 tahun tinggi badan laki-
laki jauh dari wanita (lebih tinggi).
Perbedaan profil perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
.
1. Laju perkembangan secara umum Laju perkembangan secara umum
berlangsung secara pesat menurun, sangat lambat
2. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan Proporsi ukuran tinggi dan berat badan
sering kurang seimbang lebih seimbang mendekati kekuatan
tubuh orang dewasa
3. Munculnya ciri-ciri sekunder Siap berfungsinya organ-organ
reproduksi
4. Gerak-gerik tampak canggung dan kurang Gerak-geriknya mulai mantap
terkoordinasikan
5. Aktif dalam berbagai jenis cabang Jenis dan jumlah cabang permainan
permainan yang dicobanya lebih selektif
B.     Pertumbuhan Intelektual
Berfikir abstrak adalah berfikir tentang ide-ide yang oleh Jean Piaget disebut sebagai
berpikir formal operasional. Berkembangnya kemampuan berfikir operasional pada masa
remaja ditandai dengan 3 hal penting:
2
1. Anak mulai mampu melihat (berfikir)tentang kemungkinan –kemungkinan
2. Anak telah mampu berfikir ilmiah,dari mulai merumuskan masalah, membatasi masalah,
menyusun hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data sampai dengan menarik
kesimpulan-kesimpulan 
3. Remaja telah mampu  memadukan ide-ide secara logis
Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
.
1. Proses berpikirnya sudah mampu Sudah mampu mengoperasikan
mengoperasikan kaidah-kaidah logika kaidah-kaidah logika formal disertai
formal kemampuannya membuat generalisasi
2. Kecakapan dasar umum menjalani laju Tercapainya titik puncak
perkembangan yang terpesat
3. Kecapakan dasar khusus mulai Kecenderungan bakat tertentu
menunjukkan kecenderungan- mencapai titik puncak dan
kecenderungan lebih jelas kemantapannya
C.    Perkembangan Emosional
Konflik remaja lebih sering terjadi dengan ibunya.Konflik remaja akan hilang dengan
sendirinya pada usia 18 th.Semakin kuat perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja, akan
semakin tinggi prestasi yang diraihnya di sekolah.

KB 2. Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap


A.  Perkembangan Sosial, Moralitas dan Sikap
Rungan pria lebih peduli terhadap nilai-nilai keadilan dan kejujuran,sedangkan wanita
terhadap nilai-nilai kesejahteraan.

Perbedaan profil perkembangan pemikiran sosial dan moralitas antara siswa SLTP
dengan siswa SLTA
No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
3
.
1. Diawali dengan kecenderungan Bergaul dengan jumlah teman yang
ambivalensi keinginan menyendiri dan terbatas dan selektif
keinginan bergaul dengan banyak orang
tetapi bersifat temporer
2. Adanya ketergantungan yang kuat kepada Ketergantungan kepada kelompok
kelompok sebaya disertai semangat sebaya berangsung fleksibel
konformitas yang tinggi
3. Adanya ambivalensi antara keinginan Mulai dapat memelihara jarak dan
bebas dari dominasi pengaruhorang tua batas-batas kebebasannya mana yang
dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan harus dirundingkan dengan orang
dari orang tuanya tuanya
4. Dengan sikapnya dan cara berpikinya Sudah dapat memisahkan antara nilai-
yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah nilai dengan kaidah-kaidah normatif
atau sistem nilai etis dengan yang universal dari para
kenyataannya dalam perilaku sehari-hari pendukungnya yang mungkin dapat
oleh para pendukungnya berbuat keliru atau kesalahan

B.  Perkembangan Pemikiran Politik


Perkembangan pemikiran remaja hampir sama dengan perkembanga moral, karena
memang keduanya berkaitan erat. Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip
seluruhnya atau tidak sama sekali, sebagai ciri kemampuan pemikiran moral tahap tinggi,
tetapi lebih banyak didasari oleh pengetahuan-pengetahuan politik yang bersifat khusus.
C.Perkembangan Agama dan Keyakinan
Perbedaan profil perkembangan agama dan keyakinan antara siswa SLTP dengan siswa
SLTA

No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)


.
4
1. Mengenai eksistensi sifat kemurahan dan Eksistensi dan sifat kemurahan serta
keadilan Tuhan mulai dipertanyakan keadilan Tuhan mulai dipahami dan
secara kritis dan skeptis dihayati
2. Penghayatan kehidupan keagamaan Penghayatan dan pelaksanaan
sehari-hari dilakukan mungkin didasarkan kehidupan keagamaan sehari-hari
atas pertimbangan adanya semacam mulai dilakukan atas dasar kesadaran
tuntutan yang memaksa dari luar dirinya dan petimbangan hati nuraninya
sendiri yang tulus ikhlas
3. Masih mencari dan mencoba menemukan Mulai menemukan pegangan hidup
pegangan hidupnya yang definitif
Thomas Hobbes (1588-1679 dalam Sigelman dan Shaffer, 1995:29) berpendapat
bahwa anak-anak secara alamiah adalah berperilaku nakal, pengganggu dan sebagainya.
Sebaliknya Jean Jacques Rousseau (1712-1778) berpendapat anak secara alamiah adalah
baik, sejak lahir naluriah anak mampu membedakan mana perilaku yang baik dan buruk.
Dalam pandangan bahwa perilaku anak dipengaruhi oleh faktor
pembawaan (herediter) dikenal dengan mazhab nativisme.
Filosofi dari Inggris, John Locke (1632-1704) terkenal dengan teori tabula rasa.
Anak bagaikan kertas putih yang menunggu untuk ditulisi melalui pengalamannya. Locke
menyangkal bahwa anak itu sejak lahir baik atau buruk, tetapi ia akan berkembang
bergantung pada pengalaman yang ia peroleh.(mazhab empirisme)
Menurut penganut konvergensi bahwa perilaku manusia dipengaruhi baik oleh
pembawaan maupun oleh lingkungan. Tokohnya William James. Teori inilah yang dianut
oleh kebanyakan ahli saat ini.
Menurut Papalia dan Olds faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
individu dapat dikategorikan ke dalam faktor internal melawan faktor eksternal, dan
pengaruh normatif melawan pengaruh bukan normatif. Faktor internal, faktor pembawaan
sejak lahir yang disebut heredity. Faktor eksternal, faktor yang berpengaruh terhadap diri
individu yang berasal dari lingkungan (enviromental influences).

5
- Pengaruh normatif yaitu jika pengaruh terhadap kebanyakan orang dalam
kelompok tertentu adalah sama
- Pengaruh non-normatif yaitu peristiwa yang luar biasa yang memberikan
pengaruh besar terhadap kehidupan manusia
Menurut Urie Bronfenbrenner (Papalia dan Olds, 1992:9) terdapat empat tingkatan
pengaruh lingkungan yang merentang dari lingkungan yang paling intim sampai lingkungan
yang sangat global:

1. Pengaruh lingkungan sistem mikro, lingkungan kehidupan sehari-hari, seperti


lingkungan sekolah, rumah, pergaulan dengan orang tua, guru, teman sebaya.

2. Pengaruh lingkungan sistem meso, keterkaitan antarvariasi tingkatan sistem yang


melibatkan individu di dalamnya.

3. Pengaruh lingkungan sistem exo, institusi lingkungan yang lebih besar, seperti


pengaruh sekolah, pengaruh media massa, bahkan pengaruh lingkungan pemerintahan.

4. Pengaruh lingkungan yang paling luas, pengaruh sistem makro. Ada keterkaitan erat
pengaruh dari kebudayaan, pengaruh agama, pendidikan, politik dan pengaruh keadaan
sosial ekonomi terhadap perkembangan individu.

Dalam pandangan yang konvensional terdapat 3 faktor dominanyang mempengaruhi


proses perkembangan anak usia sekolah menengah, yaitu:
1.      Faktor pembawaan (heredity)  yang bersifat alamiah(nature)
2.      Faktor lingkunan (environment)  yang memungkinkan proses
pengembangan(nurture)
P = f (H,E.T)
3.      Faktor waktu(time)  saat tibanya masa peka atau kematangan(maturation)
Pada masa sekolah menengah ini merupakan masa krisis yang disebut the best of time atau
the worst of time (Conger dalam Abin Syamsuddin M, 1996:91). Kalau individu mampu
mengatasi berbagai tuntutan yang dihadapi secara integratif, ia akan menentukan
identitasnya yang akan dibawanya menjelang masa dewasanya. Sebaliknya, kalau gagal ia
akan berada pada krisis identitas (identity crisis) yang berkepanjangan.
6
KB 3. Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Menengah
A.  Perbedaan Kemampuan
Kemampuan potensial adalah kecakapan yang masih terkandungdalam diri siswa yang
diperolehnya secara pembawaan ,sehingga memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi
kemamnpuan nyata. Kemampuan nyata adalah kecakapan yang segera dapat
didemonstrasikan dan diuji,karena merupakan hasil usaha atau belaja yang
bersangkutan.Kermampuan nyata sering disebut juga prestasi belajar(achievment).
B.  Perbedaan dalam Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat,
tepat dan mudah. Heim memberi batasan tentang perilaku inteligen sebagai consisting of
grasping the essentials. Seseorang dikatakan memiliki perilaku inteligen sekiranya memiliki
kemampuan untuk memahami hal-hal penting dari situasi yang dihadapi, dan mampu
memberikan pemecahan yang lebih baik dibanding dengan yang lain.
Indikator perilaku inteligen menurut Whiterington (Abin Syamsuddin M, 1996),
antara lain:
1. Kemudahan dalam menggunakan bilangan

2. Efisiensi dalam berbahasa

3. Kecepatan dalam pengamatan

4. Kemudahan dalam mengingat

5. Kemudahan dalam memahami hubungan

6. Imajinasi

Vernon mencoba menjelaskan tentang intelegensi dalam tiga kategori yaitu :


1.      Biologis (kemampuan individu dalam mengadaptasi diri terhadap rangsangan lingkungan,
dalam arti menekankan pada kemampuan untuk mengemas perilaku baik secara terang-
terangan(overtly behavior) maupun tersamar(covertly) sebagai hasil dari pengalaman), 
2.      Psikologis (lebih menekankan pada efisiensi mental dan kapasitas pemahaman abstrak
yang diperlukan dalam menggunakan bahasa simbol) dan 

7
3.     Operasional (melibatkan spesifikasi perilaku inteligen secara lebih rinci dan menemukan
cara mengukur spesifikasi yang dimaksudkan.
Klasifikasi tingkat kemampuan umum (Intelegensi)

IQ Persentase dari Populasi Klasifikasi


140 ke atas 1 Genius (jenius)
130-139 2 Very superior (sangat
120-129 8 Unggul
110-119 16 Superior (unggul
100-109 23 Average
90-99 23 Normal
80-89 16 Dull average (mendekati normal)
70-79 8 Borderline (lambat)
 60-69 2  Mentally defficient
Dibawah 60 1`  Terbelakang
C.      Perbedaan dalam Kepribadian
Kepribadian menurut Allport (Sumadi Suryabrata, 1988:240) adalah organisasi dinamis
dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam pandangan Erikson (Gage Berliner) masa
remaja adalah masa Sturm und Drang (masa angin-anginan). Pada tahapan ini terjadi
beberapa penangguhan dalam pengintegrasian unsur-unsur kepribadian.
Murray mengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
1. Kebutuhan viscerogenis adalah kebutuhan secara fisiologis, yaitu kebutuhan untuk
makan, minum, bernafas dan lain sebagainya yang berorientasi pada kebutuhan untuk
mempertahankan hidup. 
2. Kebutuhan psychogenic adalah kebutuhan sosial atau social motives.

8
BAB III
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
1. Pada usia sekolah menengah yaitu usia SLTP dan SLTA anak berada pada masa remaja
atau pubertas atau adolesen.
2. Aspek perkembangan anak usia sekolah (Usia 12 atau 13 tahun hingga 18 atau 19
tahun).
*  Pertumbuhan fisik / jasmani
*  Perkembangan intelektual
* Perkembangan emosional
3. Keterampilan berpikir baru yang dimiliki remaja adalah pemikiran sosial, politik,
agama dan keyakinan
4. Dalam pendekatan lain perbedaan individual siswa sekolah menengah dibedakan
berdasarkan perbedaan dalam kemampuan potensial dan kemampuan nyata.
Perbedaan individu anak usia menegah di antaranya: kemampuan, intelegensi dan
kepribadian

B.            SARAN
Disarankan kepada orang tua dan guru untuk selalu kerja sama, sebagai guru kita
dapat menciptakan suasana kelas yang demokratis, merencanakan pembelajaran yang
bervariasi serta mengadakan hubungan atau komunikasi dengan menggunakan
pendekatan pribadi.

9
10

Anda mungkin juga menyukai