Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS JURNAL 1

1. Judul Artikel :
PENGARUH PENERAPAN MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL
(MPKP) TERHADAP STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN DAN KEPUASAN
KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
MAKASSAR

2. Peneliti :
ASRIANI,MATTALATTA,ABU BAKAR BETAN

3. Kata kunci :
MPKP, KEPUASAN KERJA PERAWAT, STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

4. Mamfaat penelitian
Memberikan sumber seperesnsi bagi para peneliti berikitnya dalam melakukan penelitian
Penerapan model praktik keperawatan profesional
5. Link :
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.stieamkop.ac.id/index.php/mirai/article/dow
nload/33/33&ved=2ahUKEwi32cKRiNLtAhVYVH0KHeBFBbUQFjAAegQIAxAC&us
g=AOvVaw2B426oKHNcizmY45Se4nIZ

6. Analis
No Komponen analisis Uraian
1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang
digunakan quasi eksperimen dengan dengan
rancangan Pre test and post test nonequivalent
control group dengan mengambil sampel 60
responden yang ditentukan berdasarkan teknik
probability atau random sampling dan
Pengumpulan data menggunakan kosioner
pengolahan
data menggunakan fasilitas program SPSS yang
disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

2. Hipotesis Berdasarkan topik, masalah dan kajian


teori, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
A. Ada pengaruh kepuasan kerja perawat sebelum
dan sesudah terhadap penerapan Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP) di ruang
rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar.
B. Ada pengaruh kualitas pelaksanaan standar
asuhan keperawatan sebelum dan sesudah
terhadap penerapan Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP) di ruang
rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar.
3. Variabel Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Standar asuhan keperawatan dan
kepuasan kerja perawat, variabel bebas dalam
penelitian ini adalah Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP).

4. Metode penelitian Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di
ruang rawat inap Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar selama 2 (dua) bulan yaitu dari tanggal 24
Oktober sampai 23 Desember 2016

Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian ini
adalah semua perawat di ruang rawat
Inap Rumah Sakit Bhayangkara Makassar sebanyak
149 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi dengan
menggunakan teknik probability atau random sampling.

Metode Pengumpulan Data


Data primer didapatkan dengan
Tehnik pengumpulan data dengan cara mengedarkan
suatu pernyataan yang berupa formulir atau kuesioner
secara langsung kepada responden yang akan diteliti.
Data skunder di peroleh dari Rumah Sakit Bhayangkara
berupa dokumen Rumah Sakit, buku yang memuat teori-
teori, penelitian terdahulu dan internet.
Instrumen penelitian ini adalah Wawancara,
kuosioner dan observasi. Skala pengukuran untuk menilai
setiap jawaban kuosioner mengunakan skala liker dengan
bobot tertentu pada setiap jawaban pertanyaan dan
pernyataan. Jawaban-jawaban yang telah diberi bobot
kemudian dijumlahkan untuk setiap responden untuk
dijadikan skor penilaian terhadap peubah yang akan
diteliti. Jika responden menjawab Selalu (SL), Sangat
Puas (SP) maka diberi skor nilai 4, Sering (SR), Puas (P)
diberi nilai
3, Jarang (J), Tidak Puas (TP) diberi nilai 2 dan jika
responden menjawab sangat Tidak Pernah (TP),Sangat
tidak Puas (STP) maka diberi nilai 1.

5. Hasil dan kesimpulan


Hasil dan pemhasana Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 60 responden lebih banyak
responden yang Kepuasan kerja perawat
puas setelah penerapan MPKP sebanyak
55 orang (91,7%) dibandingkan sebelum
penerapan MPKP sebanyak 43 orang
(71,7%), responden kepuasan kerja
perawat kurang puas sebelum penerapan
MPKP sebanyak 17 orang (28,3%) dari
pada responden dengan kepuasan kerja
kurang puas setelah penerapan MPKP
sebanyak 5 orang (8,3).
Berdasarkan hasil analisis uji-t
tersebut menunjukkan bahwa masing-
masing kepuasan kerja perawat mengalami
perubahan Sehingga berdasarkan data hasil
analisis uji alternatif Wilcoxon
Signed Ranks Test yang ditunjukkan tabel
diatas bahwa besar nilai Z (bassed of
posstive ranks) yakni -3.464a dengan
signifikan p value 0.01 dari nilai α < 0,05
artinya dengan demikian pada penelitian
ini ada pengaruh kepuasan kerja perawat
sebelum dan sesudah terhadap penerapan
Model Praktek Keperawatan Profesional
(MPKP) terhadap di ruang rawat inap
Rumah Sakit Bhayangkara.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka


dapat
dikesimpulan sebagai berikut :
A. Ada pengaruh kepuasan kerja
perawat sebelum dan sesudah
terhadap penerapan Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP)
di ruang rawat inap Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.
B. Ada pengaruh kualitas pelaksanaan
standar asuhan keperawatan
sebelum dan sesudah terhadap
penerapan Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP)
di ruang rawat inap Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.

ANALISIS JURNAL II
1. Judul Artikel :
HUBUNGAN ANTARA REWARD, KOMITMEN DAN MOTIVASI
PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN MODEL PRAKTEK
KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

2. Peneliti : Muhammad Amin¹, Elly L Sjatar², Irfan Idris2

3. Vol, No. dan hal jurnal : T Kesehatan Januari 2014, Vol.4 No.1 : 96 – 104 ISSN 2252-
5416

4. Kata kunci : Reward, Commitment, Motivation, PNPM

5. Link :
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8729be80910c294e326
200c5469a56fc.pdf&ved=2ahUKEwiC0-
PriNLtAhWljuYKHU1JASsQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw0dBrwI9HlfCkU7cDP3I
0LZ

6. Mamfaat penelitian:
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei analitik dengan
pendekatan cross sectional study.Penelitian dilaksanakan di Ruangan MPKP RSUD
LabuangBaji Makassar.mulaitanggal 15 s/d 25 Januari 2014.
Memberikan sumber seperesnsi bagi para peneliti berikitnya dalam melakukan penelitian
Penerapan model praktik keperawatan profesional

7. Analis
No Komponen analisis Uraian
8. Jenis penelitian Desain penelitian adalah survey analitik dengan
pendekatan cross sectional study. Pengambilan
sampel dilakukan secara total sampling sebanyak
66 orang yang terdiri dari Kepala Ruangan 6
orang, Ketua Tim 12 orang dan Perawat Pelaksana
48orang di ruang MPKP RSUD Labuang Baji
Makassar
9. Latar belakang dan Semua perawat di rumah sakit, dituntut untuk
Tujuan memiliki komitmen dan motivasi yang tinggi untuk
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya
dalam usaha memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas kepada pasien. Disamping itu seorang
perawat juga dituntut untuk mampu memberikan
pelayanan yang ramah, sopan, serta trampil, sehingga
dapat mengurangi keluhan pasien yang tentunya
mempunyai kontribusi dalam proses penyembuhan
seorang pasien di rumah sakit. Tuntutan loyalitas
bagi
seorang perawat sangat diperlukan dalam melakukan
tugas-tugasnya selama di rumah sakit. Disamping itu
pihak rumah sakit juga mempunyai kewajiban untuk
memberikan reward secara adil sesuai beban dan
tanggung jawab sebagai pemberi pelayanan
keperawatan.Berdasarkan fenomena di atas
kiranya perlu dilakukan suatu penelitian tentang
hubungan reward, komitmen dan motivasi perawat
dalam pelaksanaan Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP) di RSUD Labuang Baji
Makassar

10.Metode penelitian Lokasi danDesain Penelitian


Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode survei analitik dengan
pendekatan cross sectional study.Penelitian dilaksanakan
di Ruangan MPKP RSUD LabuangBaji
Makassar.mulaitanggal 15 s/d 25 Januari
2014.

Populasi,Sampel dan Sampling


Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perawat di ruang MPKP di RSUD
LabuangBaji Makassar.Sampel dalam penelitian ini
adalah kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
yang jumlahnya 66 responden.Teknikpengambilan
dengan cara total sampling,

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner dengan cara
membagikan kuesioner kepada calon responden dan
meminta untuk menanda tangani persetujuan menjadi
responden, kemudian mengumpulkan kembali kuesioner
yang sudah terisi selanjutnya data diolah.

Analisis Data
Dalam penelitian ini data diolah
dengan mengunakan program komputer, adapun uji
yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi
square dengan
tingkat kebermaknaan data yang dipilih adalah p ≤
0,05.

11.Hasil dan Diketahui


pembahasan bahwa sebagian besar responden berada pada
kelompok dewasa muda (22-35 tahun) sebanyak 45
(68,2%), berdasarkan jenis kelamin sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 63
(95,5%), berdasarkan status pernikahan sebaian besar
responden telah menikah sebanyak 52 (78,8),
berdasarkan pendidikan sebagian besar responden
berpendidikan S1 Keperawatan sebanyak
27 (40,9%), sedangkan berdasarkan lama kerja di
rumah sakit sebagian besar responden pada kelompok
>5 tahun sebanyak 49 (74,2%).
Dari beberapa pendapat ahli tentang motivasi,
dapat disimpulkan bahwa motivasi erat kaitannya
dengan tujuan. Demikian pula proses motivasi
yang lebih diarahkan untuk mencapai tujuan (goal
directed). Proses timbulnya motivasi seseorang
merupakan gabungan dari konsep kebutuhan,
dorongan, tujuan dan imbalan.

12.Analisis Statistik Analisis Univariat


Tujuan dari analisis univariat
adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik masing- masing variabel yang diteliti
dalam bentuk distribusi frekwensi dan persentase.
13.Kesimpulan Ada hubungan antara reward
dengan motivasi perawat untuk pelaksanaan MPKP
di RSUD LabuangBaji Makassar dengan nilai
p=0,030.Tidak ada hubungan antara komitmen
dengan motivasi perawat untuk pelaksanaan
MPKP di RSUD LabuangBaji Makassar dengan nilai
p=0,062.Tidak ada hubungan antara hubungan
rewarddengan pelaksanaan MPKP di RSUD
LabuangBaji Makassar dengan nilai p= 0,450. Ada
hubungan antara komitmen perawat dengan
pelaksanaan MPKP di RSUD LabuangBaji
Makassar dengan nilai p=
0,029. Tidak ada hubungan motivasi dengan
pelaksanaan MPKP di RSUD LabuangBaji Makassar
dengan nilai p=
0,081.
Kepada pihak manajemen RS, sebaiknya
memberikan dukungan kebijakan secara tertulis untuk
pelaksanaan kegiatan MPKP berupa penghargaan dan
sanksi yang jelas bagi perawat yang menjalankan
maupun tidak menjalankan kegiatan
MPKP.Menyediakan sarana dan prasarana yang
mendukung pelaksanaan kegiatan MPKP di ruangan-
rangan perawatan.Memperhatikan sistem pemberian
reward yang adil terhadap perawat yang bertugas
di ruang MPKP
dengan non MPKP dalam rangka untuk meningkatkan
motivasi kerja perawat.
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1 Hal 1- 9, Mei 2017

FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

ANALISIS JURNAL III


1. Judul Artikel :
HUBUNGAN KEMAMPUAN KARU DAN KATIM DALAM PENERAPAN MPKP
JIWA DENGAN HASIL ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
HALUSINASI

2. Peneliti :
Prastiwi Puji Rahayu1, Budi Anna Keliat2, Yossie Susanti Eka
Putri2

3. Vol, No. dan hal jurnal :


Jurnal Keperawatan Volume 5 No 1, Hal 1 - 9, Mei 2017
ISSN 2338-2090 (Cetak) FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang
bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

4. Kata kunci :
MPKP, karu, katim, halusinasi
5. Link:
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/download
/4411/4057&ved=2ahUKEwjjq6ujidLtAhXFXCsKHVTYCakQFjAAegQIAxAC&usg=
AOvVaw1FmSKMG8txJoYws9O-UOxF

6. Mamfaat penelitian:

Metode penelitian ini adalah kuantitatif desain deskriptif korelasional pendekatan


cross sectional. Kemampuan karu dan katim dalam penerapan MPKP Jiwa sebagai
variabel independen, sedangkan hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan
halusinasi sebagai variabel dependen.
Memberikan sumber seperesnsi bagi para peneliti berikitnya dalam melakukan penelitian
Penerapan model praktik keperawatan profesional

7. Analis
N Komponen analisis Uraian
o
6. Jenis penelitian Desain penelitian adalah survey analitik dengan
pendekatan cross sectional study.
Pengambilan sampel dilakukan secara total
sampling sebanyak 66 orang yang terdiri dari
Kepala
Ruangan 6 orang, Ketua Tim 12 orang dan Perawat
Pelaksana 48orang di ruang MPKP RSUD
Labuang Baji Makassar
7. Tujuan . Tujuan
ini adalah untuk menentukan hubungan antara
kemampuan karu dan katim dalam menerapkan
MPKP dengan asuhan keperawatan pasien
halusinasi.

8. Metode penelitian Metode penelitian ini adalah kuantitatif desain


deskriptif korelasional pendekatan cross sectional.
Kemampuan karu dan katim dalam penerapan MPKP
Jiwa sebagai variabel independen, sedangkan hasil
asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi
sebagai variabel dependen. Selanjutnya dilakukan
wawancara untuk mendapatkan data triangulasi
tentang persepsi karu dan katim terhadap faktor
keberlangsungan penerapan MPKP Jiwa dengan
menggunakan panduan NHS sustainability model yang
meliputi tiga faktor utama yaitu bagaimana proses,
keterlibatan staf dan dukungan organisasi. Subjek
penelitian adalah karu dan katim ruang rawat inap
MPKP. Metode pengambilan sampel dengan total
sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel pada
penelitian ini berjumlah 18 orang. Sumber data lain
adalah pasien halusinasi dan keluarga. Metode
pengambilan sampel untuk pasien dengan
menggunakan purposive sampling dan didapatkan
sampel sebanyak 35 orang, dan untuk keluarga dengan
accidental sampling dan didapatkan keluarga sebanyak
15 orang dan telah memenuhi kriteria inklusi.
Wawancara dilakukan terhadap karu dan katim untuk
mendapatkan data triangulasi tentang faktor
keberlangsungan MPKP yaitu sebanyak 8 partisipan
dan telah memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner yang
digunakan ada 3 yaitu kuesioner kemampuan karu
katim dalam penerapan MPKP, kuesioner hasil asuhan
pada pasien, dan kuesioner kemampuan keluarga
merawat pasien halusinasi. Kuesioner telah dilakukan
uji validitas menggunakan Pearson Product Moment
dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha
dengan hasil nilai reliabilitas untuk kuesioner karu dan
katim 0,982, kuesioner pasien 0,904, dan kuesioner
keluarga 0,904. Sedangkan untuk pengambilan data
triangulasi dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara yang disusun meliputi proses pelaksanaan,
staf, dan organisasi
9. diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada
kelompok dewasa muda (22-35 tahun) sebanyak 45
(68,2%), berdasarkan jenis kelamin sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 63
(95,5%), berdasarkan status pernikahan sebaian besar
responden telah menikah sebanyak 52 (78,8),
berdasarkan pendidikan sebagian besar responden
berpendidikan S1 Keperawatan sebanyak 27 (40,9%),
sedangkan berdasarkan lama kerja di rumah sakit
sebagian besar responden pada kelompok >5 tahun
sebanyak 49 (74,2%).
10. Hasil Hasil wawancara dengan karu dan katim tentang
keberlangsungan penerapan MPKP berdasarkan faktor
proses, staf dan organisasi, peneliti menyimpulkan ada
dua isu penting yang diangkat oleh partisipan yaitu
adanya persepsi positif karu dan katim terhadap MPKP
dan adanya kelemahan dalam penerapan MPKP. Persepsi
positif karu dan katim terhadap MPKP yaitu secara proses
partisipan mengungkapkan bahwa MPKP bermanfaat
untuk perawat, pasien, keluarga, diantaranya perawat
mempunyai perencanaan yang jelas apa yang akan
dilakukan, kompetensi perawat meningkat, pasien
menjadi lebih cepat mengenali dan mampu mengatasi
masalahnya. Secara proses dikatakan juga bahwa
kegiatan yang ada di MPKP dapat diterima/diadapatasi
dan dilaksakan oleh semua staf perawat (adaptability),
dan MPKP ini akan berjalan dengan baik bila dilakukan
supervisi, monitoring dan evaluasi yang terstruktur.
Berdasarkan keterlibatan staf partisipan menilai bahwa
dengan MPKP sudah banyak pelatihan yang
diselenggarakan oleh rumah sakit yang diikuti oleh staf
sesuai kompetensi sehingga staf mempunyai kesempatan
untuk mengembangkan diri sesuai kemampuan dan
kompetensi yang dimiliki. Berdasarkan organisasi yaitu
bahwa infrastruktur berupa sarana dan prasarana serta
infrastruktur nonfisik berupa ketersediaan tenga
dirasakan telah mencukupi serta MPKP sejalan dengan
visi RS.
Karu dan katim dalam penerapan MPKP menyatakan
bahwa ada hal yang melemahkan dalam penerapan MPKP
Jiwa yaitu kurangnya supervisi, monitoring dan evaluasi
seperti yang
diungkapkan oleh partisipan bahwa pelaksanaan MPKP
seperti hanya dibiarkan berjalan tanpa adanya evaluasi
sampai sejauh mana pelaksanaannya, apa yang sudah
dilakukan, apa hambatannya dan sebagainya. Selain itu
partisipan juga menilai kurangnya kesinambungan asuhan
keperawatan karena belum adanya pembagian
pengelolaan pasien, serta beban kerja perawat yang
tinggi seperti diantaranya beberapa partisipan yang
harus terlibat dalam kegiatan rumah sakit diluar
keperawatan. Kelemahan yang berkaitan dengan
keterlibatan staf yaitu sudah banyak perawat yang terlatih
namun dalam pelaksanaannya kurang optimal.
Partisipan menilai kurang optimal diantaranya karena
kurangnya penghargaan terhadap keberhasilan yang
telah dicapai dan dukungan dari bidang perawatan juga
masih kurang.

11. Pembahasan Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan


yang bermakna antara kemampuan keluarga dengan
kemampuan pasien. Penelitian Wardani, Hamid, dan
Wiarsih (2009) didapatkan gambaran fenomena
ketidakpatuhan merupakan cerminan terputusnya
continuity of care akibat ketidakmampuan pasien dan
keluarga mempertahankan kepatuhan terhadap
pengobatan. Hal ini juga tampak dari karakteristik pasien
berdasarkan faktor presipitasididapatkan bahwa putus
obat merupakan faktor paling dominan. Ketidakpatuhan
terhadap pengobatan merupakan masalah yang banyak
dialami oleh pasien skizofrenia. Berbagai alasan
dikemukakan oleh pasien diantaranya bosan minum obat,
sudah merasa sembuh sehingga tidak perlu obat lagi,
malu karena harus minum obat terus menerus, takut
efek samping minum obat yaitu mengantuk sehingga
tidak bisa beraktifitas. Keluarga sebagai caregiver di
rumah menghadapi berbagai hambatan dan
menanggung beban dalam merawat pasien yang tidak
patuh

12. Kesimpulan Penelitian ini telah mengidentifikasi kemampuan karu


dan katim dalam penerapan MPKP jiwa
dalam kategori cukup. Hasil penelitian ini menemukan
terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan
karu dan katim dalam
pelaksanaan MPKP Jiwa pada pendekatan manajemen
dan asuhan keperawatan dengan tanda
dan gejala pasien, serta ada hubungan yang signifikan
antara kemampuan karu dan katim dalam pelaksanaan
MPKP Jiwa pada pilar asuhan
keperawatan dengan kemampuan pasien. Selain itu
diketahui juga dengan kemampuan yang
dimiliki karu dan katim tersebut ternyata masih belum
optimal berpengaruh terhadap tanda dan gejala,
kemampuan pasien, dan kemampuan
keluarga pasien halusinasi.

Hubungan kemampuan keluarga dengan tanda dan gejala


pasien serta dengan kemampuan pasien tidak
berhubungan secara signifikan hal ini banyak
disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya pengetahuan keluarga, ketidakpatuhan
pasien itu sendiri terhadap pengobatan sehingga
mengakibatkan tingginya kejadian relaps. Untuk
meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat
pasien diantaranya dengan meningkatkan kunjungan
keluarga sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan
oleh perawat dapat lebih intensif.
ANALISIS JURNAL IV
1. Judul Artikel :
HUBUNGAN PENERAPAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL (MPKP) METODE TIM DENGAN KINERJA PERAWAT
DI RUANG HANA, ESTER DAN LUKAS RSU GMIM PANCARAN KASIH
MANADO

2. Peneliti :

3. Vivi Mampuk¹, Fitria Christa Andries2


1,2
Fakultas Keperawatan Universitas Pembangunan Indonesia Manado

3. Vol, No. dan hal jurnal :


Volume 7 Nomor 3 Tahun 2019 e-ISSN : 2655-7487, p-ISSN : 2337

4. Kata kunci :
Model praktik keperawatan profesional, Kinerja perawat
5. Link : https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.unpi.ac.id/index.php/JOCE/article/view/22
3&ved=2ahUKEwi9neO5idLtAhVaSX0KHfZCDScQFjAAegQIAxAC&usg=AOvVaw0
IkfzKZ23emTiH4K6tnjfs

6. Mamfaat penelitian:

Memberikan sumber seperesnsi bagi para peneliti berikitnya dalam melakukan penelitian
Penerapan model praktik keperawatan profesional

Memberikan kepuasan pada pengguna jasa dan juga meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan

7. Analis
N Komponen analisis Uraian
o
1. Jenis penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah observasional
analitik dengan menggunakan pendekatan cross
sectional study. Penelitian telah dilaksanakan di Ruang
Hana, Ester dan Lukas RSU Pancaran Kasih GMIM
Manado
2. Tujuan . Tujuan
Untuk meningkatkan dan mewujudkan
mutu pelayanan keperawatan, rumah sakit harus
menerapkan proses sistem asuhan keperawatan
pada ruang rawat dengan menggunakan Model
Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).

3. Metode penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang


digunakan dalam melakukan prosedur penelitian.
Desain penelitian yang digunakan adalah
observasional analitik dengan menggunakan
pendekatan cross sectional study atau studi potong
lintang yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
penerapan model praktik keperawatan profesional
(MPKP) metode tim dengan kinerja perawat di Ruang
Hana, Ester dan Lukas RSU Pancaran Kasih GMIM
Manado
4. Populasi penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perawat
pelaksana yang bertugas di Ruang Hana, Ester dan
Lukas RSU Pancaran Kasih GMIM Manado yang
berjumlah 30 perawat.

5. Instrumen penelitian
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini yaitu
kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
mengukur variabel-variabel yang telah diteliti.
Pengukuran variabel kinerja perawat menggunakan
kuesioner Dainga (2017) terdiri dari 24 pernyataan yang
setiap jawabannya memiliki skor masing-masing, jika
jawaban Selalu = skor 5, Sering = skor 4, Kadang = skor
3, Jarang = skor 2 dan Tidak Pernah = skor 1. Kategori
kinerja perawat dinyatakan kurang baik skor ≤ 111
6. Hasil dan Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p = 0,027 (p <
Pembahasan α = 0,05), dengan demikian dapat dikatakan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima atau terdapat hubungan
penerapan model praktik keperawatan profesional
(MPKP) motode tim dengan kinerja perawat di Ruang
Hana, Ester dan Lukas RSU GMIM Pancaran Kasih
Manado, dan nilai odds ratio = 8,000 dimana
kecenderungan metode tim dengan kinerja perawat 8 kali
lebih baik untuk meningkatkan kinerja perawat
Pembahasan
Menurut pendapat peneliti, penerapan metode
tim yang memenuhi kriteria akan tercapai apabila
semua anggota tim saling bekerja sama,
menghargai, menghormati setiap pemimpin dan
melakukan komunikasi serta koordinasi yang baik
antar sesama anggota tim. Perawat yang
pendidikannya berbeda-beda memiliki tingkat
kemampuan dan pengetahuan yang berbeda-beda.
Latar belakang pendidikan seseorang akan
mempengaruhi pengetahuan, cara pandang dan
sikapnya dalam bekerja. Berdasarkan hasil
Penelitian Siswanto dkk, (2015), menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara
pendidikan berkelanjutan dengan kinerja perawat
di Ruang MPKP RSUD Kab. Temanggung dengan
nilai signifikan 0,000. Penelitian juga mendapatkan
data bahwa ada 10,49% perawat tidak mengikuti
pendidikan berkelanjutan namun menunjukkan
kinerja yang baik. Seorang yang berpendidikan
tinggi akan lebih mudah dalam menerima serta
mengembangkan pengetahuan dan teknologi.
Semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
seseorang berpikir secara luas, makin mudah daya
inisiatifnya dan makin mudah pula untuk
menemukan cara-cara yang efesien guna
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik
(Manumpil, 2017).
7. Kelebihan dan Kelebihan
kekurangan
Pelayanan keperawatan profesional diberikan dengan
berbagai bentuk metode penugasan yang sudah ada dan
akan dikembangkan di masa depan dalam menghadapi
tren pelayanan keperawatan. Salah satu metode pemberian
asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
melalui upaya kooperatif dan kolaboratif untuk
memberikaan kepuasan dan kenyamanan pada pasien

Kekurangan
ada beberapa hal yang belum sesuai dengan
penerapan metode tim yang sebenarnya, seperti
ketua tim belum semuanya diketuai oleh perawat
profesional, pelaksanaan ronde keperawatan di
ruangan belum optimal karena jumlah pasien lebih
banyak dari jumlah perawat, pengkajian awal
kepada pasien dilakukan oleh perawat pelaksana,
sementara pengkajian awal merupakan tugas dari
ketua tim dan sebagian perawat masih belum
mengerti atau memahami model asuhan
keperawatan yang digunakan.

8. Analsis Statistik Analisis Univariat

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 April – 11 Mei


2019. Dari data yang dikumpulkan terhadap 30
Responden yang ada di RSU GMIM Pancaran Kasih
Manado data dikumpulkan melalui kuesioner,
.
Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk


menganalisa karakteristik masing-masing variabel
yaitu untuk mengetahui hubungan variabel
independen (Metode Tim) dengan variabel
dependen (Kinerja Perawat). Kriteria penilaian
yang digunakan berdasarkan pada uji statistik uji
Chi-square dengan melihat derajat kemaknaan,
95% (p < 0,05) sehingga dapat diketahui ada
tidaknya hubungan antara variabel X dan Variabel
Y.

9. Kesimpulan Teridentifikasi dari 30 responden, 15 responden


(50,0%) memenuhi kriteria metode tim dan 15
responden (50,0%) tidak memenuhi kriteria metode
tim. Teridentifikasi dari 30 responden, 17 responden
(56,7%) memiliki kinerja perawat yang baik dan 13
responden (43,3%) memiliki kinerja perawat yang
kurang baik. Terdapat hubungan penerapan model
praktik keperawatan profesional (MPKP) motode
tim dengan kinerja perawat di Ruang Hana, Ester
dan Lukas RSU GMIM Pancaran Kasih manado
ANALSIS JURNAL V
1. Judul Artikel :
PERBANDINGAN PENERAPAN MPKP DENGAN NON-MPKP TERHADAP MUTU
PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD H. ANDI

2. Peneliti :
Astrib Firmanto1, Akmal2, Adriani Kadir3

3. Vol, No. dan hal jurnal :


Volume 3 Nomor 2 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721

4. Kata kunci :
Mutu Pelayanan Keperawatan
5. Link : https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/5
35&ved=2ahUKEwiO9s_SidLtAhUSWX0KHYQnDZQQFjAAegQIAxAC&usg=AOvV
aw3ApOSKupQj8Il6g1ch_TJt

6. Mamfaat penelitian:

Memberikan sumber seperesnsi bagi para peneliti berikitnya dalam melakukan penelitian
Penerapan model praktik keperawatan profesional

Memberikan kepuasan pada pengguna jasa dan juga meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan

7. Analis
N Komponen analisis Uraian
o
1. Jenis penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis
penelitian ini adalah metode pendekatan cross
sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di
RSUD H. Andi Sulthan Dg. Radja Bulukumba
pada tanggal 11 januari sampai 30 januari tahun
2013.
2. Tujuan . Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbandingan mutu pelayanan keperawatan di ruang
rawat inap MPKP dan Non-MPKP RSUD H. . Andi
Sultan Dg. Radja Bulukumba
3. Metode penelitian Lokasi, populasi dan sampel penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka
jenis penelitian ini adalah metode pendekatan cross
sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD H.
Andi Sulthan Dg. Radja Bulukumba pada tanggal 11
januari sampai 30 januari tahun 2013.
Jadi Jumlah responden di RSUD H. Andi
Sulthan Dg. Radja Bulukumba yang sesuai dengan
kriteria inklusi sebanyak 56 orang dengan menggunakan
rumus yang dikutip oleh Hidayat, (2008) dengan
menentukan terlebih dahulu ruang perawatan MPKP dan
Non-MPKP yang menggunakan lembar observasi pada
masing-masing ruang perawatan di RSUD H. Andi
Sulthan Dg. Radja bulukumba.

4. Populasi penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh


pasien/klien yang menjalani rawat inap di

RSUD H. Andi Sulthan Dg. Radja


Bulukumba, adapun jumlah tiga bulan terakhir
tahun 2012 tercatat 2250 pasien, dan rata- rata
perhari mencapai ± 65 pasien untuk dua ruang
rawat inap. Penentuan jumlah besar sampel pasien
dihitung dengan menggunakan simple random
sampling, yang menggunakan rumus dikutip dari
Hidayat, (2008) didapatkan 56 sampel sesuai
dengan kriteria inklusi..

5. Pengumpulan data
Pengumpulan data dengan data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari tempat penelitian pada bagian
rekam medik
RSUD H. Andi Sulthan Dg. Radja Bulukumba, data
primer dari kuesioner dan lembar observasi.
6. Hasil dan Dari hasil penelitian kehandalan perawat (p-
value=0.000) diketahui adanya perbedaan mutu
Pembahasan pelayanan antara ruangan MPKP dengan non-MPKP
di RSUD H. Andi Sulthan Dg. Radja Bulukumba,
yaitu semakin handal seorang perawat maka persepsi
pasien/klien rawat inap terhadap pelayanan asuhan
keperawatan akan semakin puas pula.
Sehingga dari hasil penelitian total
mutu pelayanan keperawatan dari lima
dimensi mutu pelayanan keperawatan yaitu
kehandalan perawat, daya tanggap
perawat, jaminan pelayanan keperawatan,
empati perwat, wujud langsung asuhan
keperawatan diperoleh (p-value=0,000
maka HO ditolak dan HA diterima,
yang dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan mutu pelayanan keperawatan
MPKP dan Non-MPKP di ruang Rawat
Inap RSUD H. Andi Sulthan Dg. Radja
Bulukumba

8. Kelebihan dan Kelebihan


kekurangan
Kekurangan

9. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah


dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1.Ada perbedaan antara mutu pelayanan pada
dimensi kehandalan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan di ruang
rawat inap MPKP dan Non-MPKP RSUD H.
Andi Sulthan Dg. Radja Bulukumba.
2.Ada perbedaan antara mutu pelayanan pada
dimensi daya tanggap perawat di ruang
rawat inap MPKP dan Non-MPKP RSUD H.
Andi Sulthan Dg. Radja Bulukumba.
3.Ada perbedaan antara mutu pelayanan pada
dimensi jaminan pelayanan keperawatan di
ruang rawat inap MPKP dan Non-MPKP
RSUD H. Andi Sulthan Dg. Radja
Bulukumba.
4.Ada perbedaan antara mutu pelayanan pada
dimensi empati perawat di ruang rawat inap
MPKP dan Non-MPKP RSUD H. Andi
Sulthan Dg. Radja Bulukumba.
5.Ada perbedaan antara mutu pelayanan pada
dimensi wujud asuhan keperawatan di ruang
rawat inap MPKP dan Non-MPKP RSUD H.
Andi Sulthan Dg. Radja Bulukumba

Anda mungkin juga menyukai