NIM : 2203141011
Segala puji dan puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dalam laporan rekayasa ide.
Pada kesempatan ini, dalam laporan rekayasa ide ini saya mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak, dan ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dan
turut serta membantu dalam pembuatan laporan rekayasa ide.
Saya sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam membuat laporan
rekayasa ide ini, apabila terdapat kekurangan, kesalahan, saya selaku penulis berharap kepada
seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran seperlunya.
Akhir kata, semoga laporan rekayasa ide ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran
kepada kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I .
Latar belakang mengenai gangguan fisik atau mental yang dialami ABK sehingga mengalami
kesulitan belajar yang telah anda amati.
BAB II.
Media pwmbelajaran yang anda rancang /kembangkan untuk membantu ABK dapat mempelajari
sesuatu ( beri nama alat/medianya)
Penyandang tuna netra tidak bisa dipandang sebelah mata, individu tersebut memiliki
kemampuan istimewa dibanding individu yang awas. Penyandang tuna netra lebih memiliki
prestasi dalam hal akademik, olah raga, serta keterampilan. Sebagian masyarakat selalu berfikir
negatif terhadap penyandang tuna netra, sehingga membuat penyandang tunanetra memiliki rasa
minder untuk berinteraksi dengan orang lain.
Tekanan dari masyarakat menimbulkan faktor psikis penyandang tuna netra. Faktor tersebut
membuat penyandang tuna netra menjadi kurang berproduktif. Penyadang tuna netra yang
mendapat suatu hambatan dalam dirinya membuat individu tersebut menjadi mudah putus asa,
mudah menyendiri, mudah curiga, serta mudah tersinggung oleh sikap maupun perkataan orang
lain, membuat penyandang tuna netra memiliki rasa percaya diri yang rendah.
Alat atau media yang dibutuhkan oleh anak tunanetra antara lain:
Pembelajaran Multimedia Hingga saat ini masih ada anggapan bahwa untuk belajar, guru-lah
yang mendatangi rumah atau kantor. Guru masuk ke ruangan menyajikan materi pembelajaran,
membagi pengalaman atau menginformasikan sesuatu. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar
karena belajar dapat dilakukan melalui berbagai cara, apakah itu melalui media audio-visual;
televisi, video cassette, video compact disc (VOID), atau melalui komputer; CBT (Computer
Based Training), CDI (Compact Disc Interactive), CAI (Computer Assisted Instruction), dan IMI
(Interactive Multimedia Instruction). Walaupun tersedia beragam sumber belajar, kita sebagai
makhluk otonom dan mandiri dapat bebas memilih informasi yang tepat untuk masing-masing
individu. Setiap individu dapat memilih cara belajar dan menyesuaikan diri dengan tipe (learning
styles) masing-masing, apakah tipe audio, visual, atau keduanya. Setiap individu dapat
menentukan dari media sumber belajar 54 mana yang akan digunakan, dari radio, TV, internet
(web-based instruction), buku, majalah, atau surat kabar, atau mungkin melalui kegiatan
eksperimen. Kalaupun kita tidak termasuk di antaranya, ternyata alam sekitar dengan segala
fenomenanya cukup menjadi pelajaran buat mereka yang mau berpikir.
BAB IV
Prosedur penggunaan media pembelajaannya pada ABK tersebut
Pengelompokan media oleh Leshin, Pollock & Reigeluth dalam Arsyad, (2006:36)
(1) media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok, field-trap).
(2) media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan (zvorkbook), alat bantu kerja, dan
lembaran lepas);
(3) media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi,
slide)
(4) media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, televisi); dan
(5) media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video,
hypertext).