Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

PENGANGKUTAN AIR MELALUI XILEM

NAMA : PIRA NILATUL HIKMAH

NIM : F1C419036

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : ALEX SANDRI TARIHORAN (F1C4180

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan bagian yang penting dari sel dan jaringan tumbuhan. Sebagian besar dari jaringan
tumbuhan terdiri dari air. Secara umum jaringan tumbuhan mengandung air dengan kisaran 60
hingga 85%. Bahkan jaringan atau organ tertentu dapat mengandung air lebih dari 85%, jaringan
transport memiliki kisaran kadar air mulai 35-75%. Jaringan pembuluh tanaman herbal tentunya
memiliki kandungan air yang tinggi dibandingkn dengan jaringan pembuluh tanaman berkayu Salah
satu unsur hara tebesar tanaman adalah air yaitu kisaran anatara 90% untuk tanaman muda, sampai
kurang dari 10% untuk padi padian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak,
kandungan airnya sangat sedikit (Koryati dkk., 2021).

Air memegang peranan sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, sehingga tidak
mungkin ada kehidupan tanpa air. Dalam kehidupannya, tumbuhan membutuhkan air lebih kurang
500 g untuk setiap bahan organik yang dibentuknya. Air tersebut diabsorbsi melalui akar dan
ditransportasikan ke dalam tubuh tumbuhan untuk kemudian diuapkan ke atmosfer. Jika terjadi
sedikit saja ketidak seimbangan air dalam tumbuhan akan mengakibatkan deficit air dan
terganggunya reaksi-reaksi biokimia pada protoplasma. Air mempengaruhi, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam kehidupan tumbuhan. Untuk melangsungkan proses metabolik yang
diperlukan tumbuhan, air memiliki berbagai fungsi di dalam tanah seperti: sebagai pelarut, media
transfer unsue hara, sumber hydrogen, pengatur suhu tanah, dan aerasi. Air bagi tumbuhan berperan
mempertahankan turgiditas sel dan suhu dalan tubuh tumbuhan sehingga metabolismenya tidak
terganggu akibat fluktuasi suhu lingkungan (Advinda, 2018).

Air dapat diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur hara yang
terlarut didalamnya, kemudian diangkut kebagian atas tanaman, terutama daun, melului pembuluh
xylem. Pembuluh xylem pada akar, batang dan daun merupakan suatu system yang kontinu,
berhubungan satu sama lain. Tumbuhan menggunakan air pada proses fotosintesis. Mineral-mineral
yang diserap oleh akar harus terlarut juga dalam air. Apabila air dan ion mineral memasuki xilem,
keduanya diangkut kesemua bagian tumbuh-tumbuhan. Pengangkutan tidak perlu cepat, tetapi
mekanisme yang digunakan itu harus dapat mengangkut bahan - bahan pada jarak yang jauh
karena xilem mengandung dua jenis unsur penyalur yaitu vesel dan trakeid. Vesel
menyediakan jalan terbaik karena vesel itu membentuk saluran selanjar yang berongga penuh
dari akar hingga ke daun.

Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan floem. Xilem
meliputi trakea trakeida serta unsur-unsur lain seperti serabut dan perenkim xilem. Floem tersusun
dari berbagai macam bentuk sel-sel yang hidup dan mati, unsur-unsur floem meliputi unsur tapis,
sel pengiring, sel albumin (pada gymnospermae), serat-serat floem serta parenkim floem . Xilem
membawa air dan mineral terlarut keatas dari akar melalui batang. Floem mentransportasikan gula,
produk fotosintesis dari dimana mereka disintesis ke tempat mereka dibutuhkan. Jaringan vaskuler
(floem dan xilem) disebut stele. Susunan stele bervariasi tergantung spesies dan organ, dan susunan
sel mereka terspesialisasi untuk mendukung transport. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
penyerapan air antara lain keresediaan air, konsentrasi air tanah, temperatur tanah, aerasi tanah,
keasaman, kelembaban udara, kecepatan angin, cahaya, ion K, laju transpirasi tanaman,
metabolisme tanaman, luas daun dan struktur daun. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu
dilakukannya praktikum mengenai proses pengangkutan air melalui xylem.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diambil dalam pelaksanaan
praktikum ini yaitu Bagaimana proses pengangkutan air dari akar ke daun melalui xylem

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk melihat bahwa pengangkutan air
dari akar ke daun adalah melalui xylem
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh


bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misalnya ganggang) penyerapan air dan zat
hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui saluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat
tinggi (misalnya spermatophyta) proses pengankutan dilakukan oleh pembuluh pengangkut terdiri
dari xilem dan floem. Proses pengangkutan serta transportasi air dan zat hara pada tumbuhan
dibedakan menjadi dua bagian yaitu pengangkutan ektravaskuler dan pengangkutan intravaskuler.
Pengangkutan ektravaskuler adalah pengangkutan air dan zat hara di luar berkas vaskuler,
sedangkan intravaskuler adalah pengangkutan melalui jalur horizontal yang melibatkan xylem.
Proses pengangkutan air dan mineral berawal dari air yang diserap oleh rambut akar. Air dan garam
mineral dari tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke
dalam stele, dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xylem sampai ke sistem tunas. Rambut akar,
mikoriza, dan luas permukaan selsel kortikal yang sangat besar meningkatkan penyerapan air dan
mineral. Pemasukan air ke dalam akar sebagai gerakan horisontal, mulai dari bulu akar, sel – sel
korteks, sel – sel endodermis, sel – sel perisikel, dan akhirnya terjadi gerakan secara vertical,
dimana air akan diangkut melalui xylem dan floem (Alfara, 2016).

Xylem merupakan jaringan kompleks karena terdiri atas berbagai macam tipe sel, dapat
bersifat hidup ataupun mati. Unsur utama xylem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral
dari akar ke organ fotosintetik adalah trakea (vessel) dan trakeida (trakeid). Selain itu, di dalam
xylem juga dijumpai unsur penunjang, yaitu serat dan parenkim. Ada dua macam serat pada xylem,
yaitu serat trakeid dan serat libriform. Trakea dan trekeida juga berperan sebagai jaringan penguat
atau penyongkong. Pada tumbuhan primer, xylem merupakan diferensisasi dari prokambium.
Prokabium terdiri atas sel-sel meristematik, kaya akan sitoplasma, selnya memanjang kearah
longitudinal organ. Elemen pertama dari xylem primer adalah protoxilem dan yang dibentuk
kemudian disebut metaxilem. Xylem yang dihasilkan oleh aktivitas kambium vaskuler disebut
xylem sekunder (Nogroho, 2017).

Xilem berfungsi sebagai jalur hidraulik tinggi konduktansi yang meminimalkan penurunan
tekanan gesekan dari akar ke ujung vena di daun. Saluran xilem yang matang, sudah mati dan
berlubang, menghilangkan hambatan membran sel dan protoplas. Saluran xilem "dilahirkan" penuh
dengan air, dan mereka harus tetap penuh untuk berfungsi dalam membawa transpires.  air mengalir
baik melalui jalur apoplastik yaitu, mengalir melalui dinding sel dan ruang antar sel, symplastic dan
jalur transmembrans yaitu, masuk dan keluar sel mengalir melalui plasmodesmata dan membran sel,
atau kombinasi keduanya, Namun, ketika air mencapai endodermis di akar terhalang oleh jalur
kaspari, memaksa air untuk melintasi membran sel. Selama transpirasi aliran melalui sel
endodermis membran didorong oleh tekanan, tetapi ketika tanah kelembaban tinggi dan tidak terjadi
transpirasi, air dapat diambil oleh osmosis menciptakan tekanan xilem positif (tekanan akar)
(venturas dkk., 2017).

Tumbuhan berpembuluh memanfaatkan sifat kohesif molekul air untuk mengangkut air
dengan sedikit biaya energi setelah investasi awal dalam saluran xilem selesai, yang harus keduanya
menahan tekanan cairan negatif (yaitu, ketegangan) yang berkembang dan tetap berfungsi untuk
periode waktu yang signifikan. Tekanan negatif pada getah xilem timbul dari penguapan air cair di
dalam daun, difusi uap air keluar dari tanaman melalui stomata yaitu, transpirasi, dan resistensi
terhadap aliran air melalui xilem. Jika penguapan air dari daun melebihi pasokan air dari akar dan
tanah, atau air yang disimpan di dalam tubuh tumbuhan, gradien tekanan terbentuk, dengan aliran
air ke arah jaringan yang mengalami tekanan relatif lebih rendah (Brodersen dkk., 2019).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu :

1. Gelas kaca
2. Pisau
3. Silet
4. Karet

3.2.1 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
1. Pucuk bunga sepatu (Hisbiscus rosa-sinensis)
2. Karton penutup
3. Vaselin
4. Kapas
5. Air

3.2 Cara Kerja

1. Kulit batang dikerat untuk menghilangkan floemnya, setinggi 5 cm dari pangkal batang
dengan lebar keratan kira-kira 2 cm
2. Di buat 3 kelompok
a. Kontral, tanpa diolesi vaselin
b. Tutup xylem, olesi ujung cabang bekas potongan dengan vaselin
c. Tutup fleom, ujung dibiarkan terbuka dan potongan kulit bagian pinggir diolesi
vaselin
3. Pucuk batang dimasukkan ke dalam botol yang telah diisi air, diusahakan agar ujung batang
bawah tidak menyentuh botol. Ujung batang ditegakkan dengan kapas dan karton penutup
4. Tiap 2 hari sekali diamati dan tambahakan air bila air berkurang. Dicatat kenampakan
morfologi tanaman dan ukur tinggi permukaan air
5. Percobaan diakhiri pada hari ke 8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.2 Pembahasan

Pengamatan mengenai pengangkutan air melalui xilem dilakukan menggunakan sampel


yaitu Hibiscus rosa sinensis karena tumbuhan ini termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang memiliki
jaringan pengangkut berupa xylem dan floem. penggunaan pucuk batang Hibiscus rosa sinensis
juga karena batangnya yang masih muda sehingga memiliki kandungan air yang banyak, sel
meristemnya masih aktif membelah dan juga untuk memudahkan dalam proses pengkeratan kulit
batang Hibiscus rosa sinensis. Pengangkutan air dan garam-garam mineral pada tumbuhan tingkat
tinggi dapat dilakukan melalaui dua mekanisme. Pertama, air dan mineral diserap dari dalam tanah
menuju sel-sel akar. Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebgai
mekanisne pengangkutan ekstravaskuler. Kedua air dan mineral diserap oleh akar. Selanjutnya
diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses pengangkutan
disebut pengangkutan vaskuler. Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan
melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik
kepembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan. Komponen utama penyusun xilem adalah elemen
pembuluh (trakea) dan trakeid. Menurut Hapsari dkk (2017) Xilem merupakan jaringan kompleks
yang terdiri atas beberapa tipe sel. Xilem terdiri atas sel - sel pengangkut seperti trakeid
dan anggota pembuluh (trakea) maupun serat dan parenkima. Sel - sel yang terpenting adalah
trakea. Sel trakea merupakan sel yang berbentuk silinder yang ketika dewasa sel ini akan mati
dan bagian ujungnya akan bersatu sehingga membentuk tabung yang berfungsi untuk
menyalurkan air.

Pada percobaan mengenai pengangkutan air melalui xylem dibuat 4 kelompok dimana pada
kelompok pertama sebagai Kontral, tanpa diolesi vaselin, kelompok kedua sebagai xylem dimana
diolesi ujung cabang bekas potongan dengan vaselin, kelompok ketiga sebagai floem, bagian kulit
batang yang dikerat diolesi vaselin dan kelompok ke 4 sebagai xylem dan floem dimana diolesi
Tujuan dilakukannya perlakuan yang berbeda pada sampel Hibiscus rosa sinensis yaitu untuk
mengetahui bahwa pengangkutan air pada tumbuhan berupa xylem dan pengangkutan hasil
fotosistensis berupa floem karena sampel Hibiscus rosa sinensis yang diolesin vaselin pada
perlakuan untuk menghambat proses penyerapan air baik melalui xylem maupun floem dan
untuk membandingkan yang mana dapat menyerap air dengan baik

Untuk melihat pengamatan pada bagian floem, yaitu pada sampel Hibiscus rosa
sinensis di kerat bagian lapisan kulit kayu kurang lebih 2 cm untuk menghilangkan floem pada
sampel Hibiscus rosa sinensis dan diolesi dengan vaselin. Sedangkan untuk mengamati bagian
xylem, yaitu pada bagian bawah di olesi dengan vaselin. Penggunaan Vaselin bertujuan untuk
menghambat proses penyerapan air baik melalui xylem maupun floem dan untuk
membandingkan yang mana dapat menyerap air dengan baik. Sehingga walaupun pangkal batang
tumbuhan dilapisi vaselin untuk menghalangi air masuk kedalam tubuh tumbuhan tapi air tetap
dapat masuk kedalam jaringan xylem melalui batang . Sedangkan pada perlakuan floem pada
pangkal batang, sampel tidak dilapisi vaselin namun bagian batang yang dikerat hingga
floemnya hilang kemudian dilapisi dengan vaselin bertujuan untuk menghalangi masuknya air
kedalam pembuluh xylem. Air yang masuk kedalam tubuh tumbuhan pada perlakuan floem akan
lebih sedikit dari pada air yang masuk pada tubuh tumbuhan perlakuan xylem.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan terhadap 12 batang Hibiscus rosa-


sinensis dapat dilihat hasil pada tabel yang menunjukkan bahwa selama 8 hari, pada hari pertama
tanaman Hibiscus rosa-sinensis belum ngalami perubahan warna daunnya masih hijau, segar dan
tidak layu. Pada hari kedua pengamatan pertama tanaman Hibiscus rosa-sinensis ini telah
mengalami beberapa perubahan dibandingkan dengan kondisi awalnya. Dimana pada Pada hari
pertama, kondisi morfologi daunnya masih berwarna hijau hanya saja daun sudah agak layu.
Masing-masing tinggi air pada tanaman Hibiscus rosa-sinensis ini berkisar 200 ml. Pengamatan
kedua, kondisi morfologi daunnya masih sama pada perlakuan xylem, floem dan kontrol sedangkan
untuk xylem floem ada satu gelas yang daunnya hijau kekuning-kuningan, dan terjadi pengurangan
tinggi air pada beberapa botol yaitu pada perlakuan xylem, floem dan kontrol. Dan ada daun yang
layu pada perlakuan xylem dan floem. Pengamatan keempat, menunjukkan kondisi morfologi daun
yang mulai menguning dan semakin layu dan terjadi pengurangan tinggi air dari beberapa botol.
Pengamatan ke enam, warna daun semakin menguning dan daun juga semakin layu serta terjadi
pengurangan tinggi air. Pengamatan ke delapan keadaan morfologi daunnya berwarna kuning dan
keadaan daun semakin layu walaupun belum ada daun yang gugur.

Pengurangan air dari hari kehari pada tiap botol terjadi karena adanya proses transpirasi.
Menurut Mastuti (2016), Transpirasi merupakan evaporasi uap air dari permukaan daun, transpirasi
dapat mellaui lentisel (,10%), kutikula (10%) dan daun (90%). Transpirasi melalui daun bertujuan
untuk menyediakan air untuk proses fotosintesis, mentransport mineral dari akar ke seluruh bagian
tumbuhan, dan menjaga struktur dan bentuk daun agar tetap dalam keadaan tugid. Air yang di
transport ke daun melalui xylem di bekas pembuluh dialirkan melalui tangkai daun, tulang daun
besar, tulang daun kecil dan terakhir di sel-sel mesofil, lapisan bunga karang dan palisade. Pada
bagian ini sebagian air digunakan untuk fotosintesis dan sebagian besar lainnya dikeluarkan ke
atmosfer melalui proses transpirasi.

Keadaan daun tumbuhan yang semakin hari semakin menguning dan layu diakibatkan
karena pengaruh dari vaselin yang di berikan pada keratan pada batang tumbuhan. Hal ini
dikarenakan vaselin menutupi bagian xilem tumbuhan sehingga mengakibatkan terhambatnya
pengangkutan air menuju daun, dari literature yang praktikan baca bahwa Tumbuhan masih dapat
hidup dikarenakan terdapat pada lintasan simplas merupakan pergerakan air antar sel melalui
plasmodesmata atau dapat disebut bagian hidup. Air secara berurutan memasuki sel pada satu sisi
lalu keluar pada sisi yang lain dan memasuki sel di ada sebelahnya melalui lintasan transmembran
(Mastuti, 2016 ) sedangkan pada daun terus terjadi transpirasi yang mengakibatkan daun semakin
kekurangan air dan akhirnya layu dan tidak dapat melakukan fotosintesis. Menurut Nio dan Torey
(2013) Air merupakan komponen yang sangat vital bagi tanaman karena dibutuhkan dalam jumlah
yang besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kehilangan air pada jaringan tanaman
akan menurunkan turgor sel, meningkatkan konsentrasi makromolekul serta senyawa-senyawa
berberat molekul rendah yang terakumulasi serta mempengaruhi membran sel dan potensial air sel
tanaman. Karena air berperan penting bagi tanaman, maka secara langsung ataupun tidak langsung
kekurangan air dapat mempengaruhi semua proses metabolisme tanaman yang selanjutnya
menurunkan pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada perlakuan kontrol yang tidak diolesi
valesin dan perlakukan yang diolesi vaselin. Adanya perbedaan hasil perlakukan dimana perlakukan
sampel pada Hisbiscus rosa sinensis warna daun sampai hari ke delapan tetap hijau, dan segar tetapi
ada satu gelas yang layu serta tingginya jumlah pengurangan air terjadi dari hari ke 2 sampai
dengan hari kedelapan. Sedangkan sampel pada Hisbiscus rosa sinensis yang diolesi valesin
mengalami warna daun hijau kekungingan dan ada beberapa daun yang layu dan ada beberapa gelas
jumlah airnya tidak berkurang.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah diperoleh maka dapat diambil kesimpulan bahwa
xylem merupakan jaringan pengangkut nutrisi dari akar melalui batang untuk disalurkan ke bagian
tumbuhan yang membutuhkan yaitu daun dalam melakukan fotosintesis, namun jika kebutuhan air
pada tumbuhan tergangu karena adanya penghambat seperti vaselin yang digunakan maka
terjadinya gangguan pada tanaman sehingga menjadi layu dan daunnya menguning.
DAFTAR PUSTAKA

Advinda, L. 2018. Dasar- Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta : Deepublish


Alfara, A. 2015. Transportasi Air Pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) Dengan
Pemotongan Daun Tua. Jurnal Bioedukasi. Vol 1(2): 2-7.

Brodersen, C. R., Roddy, A. B., Wason, J. W dan McElrone, A. J. 2019. Functional status of
xylem through time. Annual Review of Plant Biology. Vol 70 (2) : 407-433.
Hapsari, A. T., Darmanti, S dan Hastuti, E. D. 2018. Pertumbuhan Batang, Akar dan Daun Gulma
Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.). Journal Buletin Anatomi dan Fisiologi
(Bulletin of Anatomy and Physiology). Vol 3(1):79-84.

Koryati, T., Purba, D.W., Herawati, D. R. S. J., Sagala, D., Purba, S. R., Amartani, M. K. K.,
Sutrisno, E., Erdiandini, N. H. P. I., Aldya, R. F. 2021. Fisiologi Tumbuhan. Medan :
Yayasan Kita Menulis.

Mastuti, R. 2016. Modul Keseimbangan Air pada Tumbuhan.  Malang: Universitas Brawijaya

Nugroho, L.H. 2017. Struktur dan Produk Jaringan Sekretori Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.

Nio, S. A. dan Torey, P. 2013. Karakter morfologi akar sebagai indikator kekurangan air pada
tanaman (Root morphological characters as water-deficit indicators in plants). Jurnal Bios
Logos. Vol  3(1): 14-23.

Venturas, M. D., Sperry, J. S dan Hacke, U. G. 2017. Plant xylem hydraulics: what we understand,
current research, and future challenges. Journal of Integrative Plant Biology. Vol 59(6): 356-
389.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai