Sirenomelia
Sirenomelia
Menyatu
Sirenomelia atau sindrom putri duyung adalah penyakit cacat lahir langka. Ciri-ciri utamanya
adalah kaki yang menyatu dari paha hingga tumit, itulah mengapa disebut
Mermaid syndrome. Bayi yang mengalami sindrom putri duyung juga umumnya tidak memiliki
tulang ekor dan sakrum.
Cacat lahir sirenomelia ini juga bisa berpengaruh terhadap fungsi sistem organ lainnya,
seperti ginjal dan saluran kemih. Kemungkinan terjadinya komplikasi jantung dan paru-paru
juga ada. Penyebab pasti sirenomelia tidak diketahui, dan lebih sering terjadi pada anak
laki-laki ketimbang perempuan.
Gejala sirenomelia
Ketika ada anak yang terlahir dengan cacat bawaan sirenomelia, jenisnya bisa
berbeda antara satu individu dan lainnya. Pada tahun pertama kehidupan anak
dengan Mermaid syndrome, risiko komplikasi yang mengancam nyawa cukup
tinggi.Beberapa gejala sindrom putri duyung, di antaranya:
Pada beberapa kasus, kelainan jantung bawaan hingga komplikasi saluran pernapasan
juga bisa terjadi.
Penyebab terjadinya sirenomelia
Mengingat penyebab pasti sirenomelia tidak diketahui, para peneliti meyakini bahwa
faktor genetik dan lingkungan turut berperan dalam munculnya cacat bawaan ini.
Sebagian besar kasus terjadi secara acak, menandakan terjadinya mutasi
genetik.Bisa saja, seorang anak mengalami sindrom putri duyung karena salah satu
dari orangtua mereka telah menjadi carrier penyakit ini. Ditambah lagi jika ada
paparan dari faktor lingkungan.Pada beberapa orang, sirenomelia disebut terjadi
karena perkembangan sistem sirkulasi darah pada embrio yang tidak optimal.
Dengan demikian, aliran darah yang harusnya sampai ke plasenta tidak bisa
tersalurkan dengan cukup. Aliran nutrisi dan juga darah hanya sampai ke bagian atas
tubuh janin, sehingga bagian kaki tidak bisa berkembang secara maksimal.Selain itu,
sirenomelia juga dikaitkan erat dengan diabetes pre-gestasional, atau diabetes yang
terjadi pada ibu hamil.Mengingat Mermaid syndrome cukup langka, kemungkinan
terjadinya hanya 1 di tiap 60.000-100.000 kelahiran. Selain itu, sirenomelia 100-150
kali lebih rentan terjadi pada kelahiran bayi kembar identik ketimbang kembar non-
identik atau kehamilan tunggal.