Anda di halaman 1dari 40

Judul singkat yang spesifik mengenai indikator apa yang akan diukur

1 Judul Indikator

Dasar pemilihan indikator yang dapat berasal dari:


1. Ketentuan/peraturan
2 Dasar pemikiran/ alasan pemilihan 2. Data
indikator 3. Literatur
4. Analisis situasi

1. Prinsip atau tujuan prioritas dalam memberikan pelayanan meliputi


(effective), keselamatan (safe), berorientasi kepada pasien/pengguna la
(people-centred), tepat waktu (timely), efisien (efficient), adil (equitable)
3 Dimensi mutu
terintegrasi (integrated).
2. Setiap indikator mewakili 1 sampai 3 dimensi mutu.

4 Tujuan Suatu hasil yang ingin dicapai dengan melakukan pengukuran terhadap indikato

Batasan pengertian yang dijadikan pedoman dalam melakukan suatu ke


5 Definisi operasional
pengukuran indikator untuk menghindari kerancuan

Sesuai dengan judul indicator yang dinyatakan dalam pengukuran input, pr


outcome, dan proses & outcome.

Input :

6 Tipe indikator Proses :

Output :

Outcome :

Satuan Pengukuran Standar atau dasar ukuran yang digunakan (KBBI)


7
Antara lain: jumlah, persentase, dan satuan waktu.
Jumlah subjek atau kondisi yang ingin diukur dalam populasi atau sampel
8 Numerator (pembilang) yang memiliki karakteristik tertentu.

Semua peluang yang ingin diukur dalam populasi atau sampel.


9 Denominator (penyebut)

10 Target Pencapaian Sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai


Kriteria:
karakteristik subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan
- Inklusi
11
11
batasan yang mengakibatkan subjek tidak dapat diikutkan dalam
- Eksklusi pengukuran

12 Formula Pengukuran Rumus untuk menghasilkan nilai dari indikator


Metode pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan
Teknik
1. kuisioner
2. wawancara
3. observasi
4. dokumen
13 Design Pengumpulan Data
Sifat
1. kualitatif
2. kuantitatif
Waktu
1. Cross sectional
2. prospektif
3. retrospektif

Asal data yang diukur. (contoh: rekam medis dan formulir observasi).
Jenis Sumber Data:
1. Data Primer
(mengumpulkan langsung menggunakan lembar pencatatan hasil obs
14 Sumber data
kuesioner)
2. Data sekunder
(rekam medis, buku catatan komplain)

Alat atau tools atau formulir yang digunakan untuk mengumpulkan data.
15 Instrumen Pengambilan Data Contoh : formulir pengambilan data …; formulir rekapitulasi data…..; formulir v
data

Jumlah data yang harus dikumpulkan agar mewakili populasi. Besar s


16 Besar sampel disesuaikan dengan kaidah- kaidah statistik.

Cara memilih sampel dari populasi untuk mengumpulkan informasi/data


menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
17 Cara Pengambilan Sampel Secara umum ada 2 cara:
1. probability Sampling
2. Non Probability Sampling

Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan pengumpulan data, contohnya


Periode Pengumpulan Data
18 bulan
Metode/cara yang dilakukan untuk mengubah data yang dikumpulkan m
informasi yang berguna untuk menentukan langkah tindak lanjut pemecahan ma
dan pembuatan keputusan. Bisa berbentuk diagram garis, diagram batang, di
pie, dan lain – lain sesuai karakteristik data.
Cara menampilkan data
1. Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu.
2. Run chart : jika data ≥ 25 poin
3.Diagram batang/ Bar chart digunakan untuk menampilkan data pemba
beberapa kategori.
● visualisasi distribusi frekuensi
● perbandingan terhadap target
19 Penyajian data
● perbandingan pencapaian sebelumnya
● perbandingan dengan capaian faskes lain
4. Diagram pie digunakan untuk menampilkan proporsi
5. Control chart
● Variasi penyebab umum, Variasi penyebab khusus
● Tujuan pembuatan diagram kendali adalah untuk melihat variasi, mencari pen
khusus dan melacak penyebab umum.
● Penyebab khusus dapat ditemukan dengan beberapa tes: 1 titik data berada
batas kontrol 6 poin atau lebih secara berurutan terus meningkat atau menu
atau lebih titik dalam satu baris di satu sisi garis tengah 14 atau lebih poin berg
ke atas dan ke bawah

Periode Analisis dan Pelaporan Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan analisis dan melaporkan
20 Data contohnya setiap bulan, setiap triwulan

Petugas yang bertangggung jawab untuk mengkoordinir upaya


21 Penanggung Jawab pencapaian target yang ditetapkan
udul singkat yang spesifik mengenai indikator apa yang akan diukur

Dasar pemilihan indikator yang dapat berasal dari:


. Ketentuan/peraturan
. Data
. Literatur
. Analisis situasi

. Prinsip atau tujuan prioritas dalam memberikan pelayanan meliputi efektif


effective), keselamatan (safe), berorientasi kepada pasien/pengguna layanan
people-centred), tepat waktu (timely), efisien (efficient), adil (equitable) dan
erintegrasi (integrated).
. Setiap indikator mewakili 1 sampai 3 dimensi mutu.

Suatu hasil yang ingin dicapai dengan melakukan pengukuran terhadap indikator

Batasan pengertian yang dijadikan pedoman dalam melakukan suatu kegiatan


engukuran indikator untuk menghindari kerancuan

Sesuai dengan judul indicator yang dinyatakan dalam pengukuran input, proses,
utcome, dan proses & outcome.

untuk menilai apakah fasilitas pelayanan kesehatan memiliki


kemampuan sumber daya yang cukup untuk memberikan pelayanan.

untuk menilai apa yang dikerjakan staf fasilitas pelayanan kesehatan


dan bagaimana pelaksanaan pekerjaannya.

untuk menilai hasil dari proses yang dilaksanakan.

untuk menilai dampak layanan yang diberikan terhadap pengguna


layanan.

Standar atau dasar ukuran yang digunakan (KBBI)


Antara lain: jumlah, persentase, dan satuan waktu.
umlah subjek atau kondisi yang ingin diukur dalam populasi atau sampel
ang memiliki karakteristik tertentu.

Semua peluang yang ingin diukur dalam populasi atau sampel.

Sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai

arakteristik subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan


atasan yang mengakibatkan subjek tidak dapat diikutkan dalam
engukuran

Rumus untuk menghasilkan nilai dari indikator


Metode pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
ibutuhkan
eknik
. kuisioner
. wawancara
. observasi
. dokumen
Sifat
. kualitatif
. kuantitatif
Waktu
. Cross sectional
. prospektif
. retrospektif

Asal data yang diukur. (contoh: rekam medis dan formulir observasi).
enis Sumber Data:
. Data Primer
mengumpulkan langsung menggunakan lembar pencatatan hasil observasi,
uesioner)
. Data sekunder
rekam medis, buku catatan komplain)

Alat atau tools atau formulir yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Contoh : formulir pengambilan data …; formulir rekapitulasi data…..; formulir validasi
ata

umlah data yang harus dikumpulkan agar mewakili populasi. Besar sampel
isesuaikan dengan kaidah- kaidah statistik.

Cara memilih sampel dari populasi untuk mengumpulkan informasi/data yang


menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
Secara umum ada 2 cara:
. probability Sampling
. Non Probability Sampling

Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan pengumpulan data, contohnya setiap
ulan
Metode/cara yang dilakukan untuk mengubah data yang dikumpulkan menjadi
nformasi yang berguna untuk menentukan langkah tindak lanjut pemecahan masalah
an pembuatan keputusan. Bisa berbentuk diagram garis, diagram batang, diagram
ie, dan lain – lain sesuai karakteristik data.
Cara menampilkan data
. Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu.
. Run chart : jika data ≥ 25 poin
.Diagram batang/ Bar chart digunakan untuk menampilkan data pembanding
eberapa kategori.
visualisasi distribusi frekuensi
perbandingan terhadap target
perbandingan pencapaian sebelumnya
perbandingan dengan capaian faskes lain
. Diagram pie digunakan untuk menampilkan proporsi
. Control chart
Variasi penyebab umum, Variasi penyebab khusus
Tujuan pembuatan diagram kendali adalah untuk melihat variasi, mencari penyebab
husus dan melacak penyebab umum.
Penyebab khusus dapat ditemukan dengan beberapa tes: 1 titik data berada di luar
atas kontrol 6 poin atau lebih secara berurutan terus meningkat atau menurun 8
tau lebih titik dalam satu baris di satu sisi garis tengah 14 atau lebih poin bergantian
e atas dan ke bawah

Kurun waktu yang ditetapkan untuk melakukan analisis dan melaporkan data,
ontohnya setiap bulan, setiap triwulan

Petugas yang bertangggung jawab untuk mengkoordinir upaya


encapaian target yang ditetapkan
1 Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan
2

1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien.


2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan dan Pengendalian Infek
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan penyakit yang
Dasar pemikiran
kesehatan masyarakat.
4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh pemberi pelayanan
dengan ketentuan WHO.

3
Dimensi mutu Keselamatan

4
Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai dasar untuk mem
dapat menjamin keselamatan petugas dan pasien/pengguna layanan denga
Tujuan
pelayanan kesehatan.

1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun


terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol- based handrubs) d
tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah kebersihan tangan
sesuai rekomendasi WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan dilakukan pada saat
mencegah penularan mikroba melalui tangan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum menyentuh tubuh/permukaa
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah menyentuh tubuh/permukaan
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik yaitu kebersihan tangan yang dilak
aseptik, seperti: pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan luka, pem
suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti muntah, dar
melepas sarung tangan dan setelah melepas APD.
Definisi operasional
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien yaitu melakukan kebersiha
setelah tangan petugas menyentuh permukaan, sarana prasarana, dan alat
kesehatan yang ada di lingkungan pasien, seperti: menyentuh tempat tidur pasi
linen yang terpasang di tempat tidur, alat- alat di sekitar pasien atau peralatan la
yang digunakan pasien.
5. Peluang adalah waktu/periode yang diperlukan untuk melakukan kebersihan
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah kebersihan tangan yang
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian kepatuhan pem
tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau penilaian kepatuhan
metode dan tool yang telah ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan untuk mendapatka
setiap unit atau Puskesmas sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk melaku
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan observasi maksimal 2
6
Jenis Indikator Proses

7 Satuan Pengukuran
Persentase
8 Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar.
Numerator (pembilang)

9 Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan dalam perio
Denominator (penyebut)

10 ≥ 85%
Target Pencapaian
Kriteria Inklusi:
11
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan terindikasi harus melakuk
tangan
Kriteria:
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan denga
12 Formula Pengukuran Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan da

13 Metode Pengumpulan Data


Observasi
14
Sumber data Hasil observasi

15
Instrumen Pengambilan Data
Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan

16
Besar Sampel Minimal 200 Peluang

17 Cara Pengambilan Sampel


Non probability Sampling – Consecutive sampling
18 Bulanan
Periode Pengumpulan Data
19  Tabel
Penyajian Data  Run chart

20 Periode Analisis dan Pelaporan


Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan

21 Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu


Kepatuhan Kebersihan Tangan

. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien.


. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau kedaruratan
esehatan masyarakat.
. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh pemberi pelayanan dalam melakukan kebersihan tangan sesuai
engan ketentuan WHO.

Keselamatan

Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
apat menjamin keselamatan petugas dan pasien/pengguna layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait
elayanan kesehatan.

. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan tampak kotor atau
erkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol- based handrubs) dengan kandungan alkohol 60-80% bila tangan
dak tampak kotor.
. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan langkah kebersihan tangan
esuai rekomendasi WHO.
. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan dilakukan pada saat pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk
mencegah penularan mikroba melalui tangan.
. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik yaitu kebersihan tangan yang dilakukan sebelum melakukan tindakan steril atau
septik, seperti: pemasangan intra vena kateter (infus), perawatan luka, pemasangan kateter urin, suctioning, pemberian
untikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti muntah, darah, nanah, urin, feces, kateter urine, setelah
melepas sarung tangan dan setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien yaitu melakukan kebersihan tangan
etelah tangan petugas menyentuh permukaan, sarana prasarana, dan alat
esehatan yang ada di lingkungan pasien, seperti: menyentuh tempat tidur pasien,
nen yang terpasang di tempat tidur, alat- alat di sekitar pasien atau peralatan lain
ang digunakan pasien.
. Peluang adalah waktu/periode yang diperlukan untuk melakukan kebersihan tangan diantara indikasi kebersihan tangan.
. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah kebersihan tangan yang dilakukan sesuai peluang yang diindikasikan.
. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga kesehatan.
. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian kepatuhan pemberi pelayanan yang melakukan kebersihan
angan dengan benar.
. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau penilaian kepatuhan dengan
metode dan tool yang telah ditentukan.
0. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan untuk mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan tangan di
etiap unit atau Puskesmas sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk melakukan observasi dalam satu bulan.
1. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan observasi maksimal 20 menit (rerata 10 menit).
Proses

Persentase

umlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar.

umlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan dalam periode observasi

≥ 85%
Kriteria Inklusi:
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan terindikasi harus melakukan kebersihan
angan

Kriteria Eksklusi:
idak ada
Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar.
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan dalam periode observasi x 100%

Observasi

Hasil observasi

ormulir Kepatuhan Kebersihan Tangan

Minimal 200 Peluang

Non probability Sampling – Consecutive sampling

Bulanan

 Tabel
 Run chart

Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Penanggung jawab mutu


1 Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
2 Dasar pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan dan Pengendalian Infek
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan penyakit yang
kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja d
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayana
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
7. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan pemberi pelayanan dalam men

3 Dimensi mutu Keselamatan

4 Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam menggunakan APD.


2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan cara mengur

5 Definisi operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai pen
cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari cedera atau transmisi infeks
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas dalam menggunak
ketika melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa
atau cairan infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko transmisi (kontak, droplet d
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian terhadap petuga
dengan tepat saat memberikan pelayanan kesehatan pada periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi menggunakan APD, conto
laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau penilaian kepa
ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan sebagai periode yang
kepatuhan.

6 Jenis Indikator Proses

7 Satuan Pengukuran Persentase

8 Numerator (pembilang) Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi dalam periode o

9 Denominator (penyebut) Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD dalam periode obs

10 Target Pencapaian 100%

11 Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada

12 Formula Pengukuran Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi dala
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD dalam
13 Metode Pengumpulan Data Observasi

14 Sumber data Hasil observasi

15 Instrumen Pengambilan Data Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD

16 Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)


2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

17 Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling

18 Periode Pengumpulan Data Bulanan

19 Penyajian Data  Tabel


 Run chart

20 Periode Analisis dan Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan


Data

21 Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu


Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien.
. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau kedaruratan
esehatan masyarakat.
. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.
. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan pemberi pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan prosedur.

Keselamatan

. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam menggunakan APD.


. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.

. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat,
air, atau udara untuk melindungi pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau penyakit.
. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai dengan indikasi
etika melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh
tau cairan infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko transmisi (kontak, droplet dan airborne).
. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai indikasi
engan tepat saat memberikan pelayanan kesehatan pada periode observasi.
. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi, bidan, perawat, petugas
aboratorium.
. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
itentukan.
. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan sebagai periode yang ditetapkan dalam proses observasi penilaian
epatuhan.

Proses

Persentase

umlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi dalam periode observasi

umlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD dalam periode observasi

00%

Kriteria Inklusi:
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD

Kriteria Eksklusi:
idak ada

Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi dalam periode observasi x 100%
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD dalam periode observasi
Observasi

Hasil observasi

ormulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD

. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)


. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Non probability Sampling – Consecutive sampling

Bulanan

 Tabel
 Run chart

Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Penanggung jawab mutu


1 Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
2 Dasar pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien.
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk menjamin keselam
mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka diperlukan indikator yang
pemberi pelayanan dalam melakukan proses identifikasi. Dengan adanya indika
pemberi pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai proses rutin dalam

3 Dimensi mutu Keselamatan

4 Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan identifikasi pasien da

5 Definisi operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang dilakuka
minimal dua penanda identitas seperti: nama lengkap, tanggal lahir, nomor reka
di Puskesmas.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan atau verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara benar pada setia
seperti :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat, pemberian cairan intravena.
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi, imunisasi, pemasangan alat kontra
kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik: pengambilan sampel.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan melakukan
dilakukan dengan benar.

6 Jenis Indikator Proses

7 Satuan Pengukuran Persentase

8 Numerator (pembilang) Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien secara benar da

9 Denominator (penyebut) Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode observasi.

10 Target Pencapaian 100%

11 Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan kesehatan.

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada

12 Formula Pengukuran Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien secara bena
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode

13 Metode Pengumpulan Data Observasi


14 Sumber data Hasil observasi

15 Instrumen Pengambilan Data Formulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien

16 Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)


2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

17 Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling

18 Periode Pengumpulan Data Bulanan

19 Penyajian Data  Tabel


 Run chart

20 Periode Analisis dan Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan


Data

21 Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu


Kepatuhan Identifikasi Pasien
. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan Pasien.
. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk menjamin keselamatan pasien selama proses pelayanan dan
mencegah insiden keselamatan pasien.
. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan
pemberi pelayanan dalam melakukan proses identifikasi. Dengan adanya indikator tersebut diharapkan
emberi pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai proses rutin dalam proses pelayanan.

Keselamatan

Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan identifikasi pasien dalam melakukan tindakan pelayanan.

. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga kesehatan.


. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan
minimal dua penanda identitas seperti: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai dengan yang ditetapkan
i Puskesmas.
. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan atau verbal (lisan).
. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara benar pada setiap keadaan terkait tindakan intervensi pasien
eperti :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat, pemberian cairan intravena.
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi, imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi, persalinan, dan tindakan
egawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik: pengambilan sampel.
. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan melakukan identifikasi seluruh tindakan intervensi yang
ilakukan dengan benar.

Proses

Persentase

umlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien secara benar dalam periode observasi.

umlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode observasi.

00%

Kriteria Inklusi:
Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan kesehatan.

Kriteria Eksklusi:
idak ada

Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien secara benar dalam periode observasi. x 100%
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode observasi.

Observasi
Hasil observasi

ormulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien

. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)


. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)

Non probability Sampling – Consecutive sampling

Bulanan

 Tabel
 Run chart

Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Penanggung jawab mutu


1 Judul Indikator Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis (TB) Semua Kasus Sensitif Oba
2 Dasar pemikiran 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Penanggulangan Tuberkulosis.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus minimal 90% de
putus berobat, gagal, meninggal dan pasien tidak dilakukan evaluasi.

3 Dimensi mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu

4 Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien TB semua


penularan penyakit TB

5 Definisi operasional 1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah penyakit menular yang
yang dapat menyerang paru dan organ lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang berdasarkan hasil pemeri
(TCM) menunjukkan hasil masih sensitif terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT)
3. OAT lini 1 adalah obat anti tuberculosis yang terdiri dari Isoniazid (H), Rifam
Streptomisin S).
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang menunjukkan per
pengobatan lengkap di antara semua pasien TB yang diobati dan dilaporkan
TB. Angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus
yang menggambarkan kualitas pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriolog
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi negatif dan pada sal
6. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah menyelesaikan pengoba
pemeriksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif dan di akhir pen
bakteriologis (tidak dilakukan pemeriksaan bakteriologis di akhir pengobatan).
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan pasien TB dilihat menurut
dinyatakan positif sebagai pasien TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriolog
dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap.
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar dengan hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) TB kepada pasien TB
dalam menjalankan pengobatan TB termasuk penunjukan Pengawas Minum Ob
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk penanganan efek samping o
e. Pencatatan rekam medis (medical record) secara lengkap dan benar di set

6 Jenis Indikator Hasil

7 Satuan Pengukuran Persentase

8 Numerator (pembilang) Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan lengkap pad
Puskesmas
9 Denominator (penyebut) Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan di wilayah kerja P
10 Target Pencapaian 90%

11 Kriteria: Kriteria Inklusi:


Semua pasien TB SO yang menjalani pengobatan di wilayah kerja Puskesmas p

Kriteria Eksklusi:
1. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan TB.09 dan hasil pengo
TB.10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau bulan ke 6
3. Pasien TB meninggal sebelum berakhir masa pengobatan

12 Formula Pengukuran Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan lengkap pada tahun be
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan di wilay

13 Metode Pengumpulan Data Retrospektif

14 Sumber data Formulir TB/Sistem Informasi TB (SITB

15 Instrumen Pengambilan Data Data sekunder

16 Besar Sampel Total sampel

17 Cara Pengambilan Sampel Total sampel

18 Periode Pengumpulan Data Bulanan

19 Penyajian Data  Tabel


 Run chart

20 Periode Analisis dan Pelaporan Triwulanan, Semesteran, Tahunan


Data

21 Penanggung Jawab Penanggung jawab Program TB


Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis (TB) Semua Kasus Sensitif Obat (SO)
. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Penanggulangan Tuberkulosis.
. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus minimal 90% dengan memperhatikan upaya penurunan angka
utus berobat, gagal, meninggal dan pasien tidak dilakukan evaluasi.

Efisien, Efektif, Tepat Waktu

Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus sensitif obat dan mengurangi angka
enularan penyakit TB

. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
ang dapat menyerang paru dan organ lainnya.
. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau Tes Cepat Molekuler
TCM) menunjukkan hasil masih sensitif terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) lini 1 (pertama).
. OAT lini 1 adalah obat anti tuberculosis yang terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan
Streptomisin S).
. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang menunjukkan persentase semua pasien TB yang sembuh dan
engobatan lengkap di antara semua pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan periodisasi waktu pengobatan
B. Angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua kasus
ang menggambarkan kualitas pengobatan TB.
. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil
emeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya.
. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap di mana pada salah satu
emeriksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif dan di akhir pengobatan tidak ada bukti hasil pemeriksaan
akteriologis (tidak dilakukan pemeriksaan bakteriologis di akhir pengobatan).
. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan pasien TB dilihat menurut alur pengobatan mulai dari pasien
inyatakan positif sebagai pasien TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau TCM sampai dengan pasien
inyatakan sembuh dan pengobatan lengkap.
. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar dengan hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) TB kepada pasien TB dan keluarga, pembuatan kesepakatan pasien
alam menjalankan pengobatan TB termasuk penunjukan Pengawas Minum Obat (PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk penanganan efek samping obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record) secara lengkap dan benar di setiap tahapan pengobatan.

Hasil

Persentase

umlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja
Puskesmas
umlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas
0%

Kriteria Inklusi:
Semua pasien TB SO yang menjalani pengobatan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan.

Kriteria Eksklusi:
. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan TB.09 dan hasil pengobatan pasien TB pindahan dengan
B.10
. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau bulan ke 6
. Pasien TB meninggal sebelum berakhir masa pengobatan

Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas x 100%
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas

Retrospektif

ormulir TB/Sistem Informasi TB (SITB

Data sekunder

otal sampel

otal sampel

Bulanan

 Tabel
 Run chart

riwulanan, Semesteran, Tahunan

Penanggung jawab Program TB


1 Judul Indikator Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Sesuai Standa
2 Dasar pemikiran 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pelayanan Kesehatan Ibu.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Standar Pelayanan Minimal Bidang K
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu (AKI) 305/100.000
RPJMN 2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan pada akhir SDGs 2030 adalah
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, maka risiko pa
dilakukan tata laksana, sehingga faktor risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi k
7. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan hidup baik bagi ibu
berkualitas dan tercegah dari risiko stunting.

3 Dimensi mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada Pasien/Pengguna Layanan

4 Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di Indonesia


2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang sesuai standar

5 Definisi operasional 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar adalah ibu ham
bersalin serta yang mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai dengan stand
dan standar kualitas selama periode kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pad

2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4) ter
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada trimester ke-1 (satu)/ 0-12 min
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke-2 (dua)/ > 12-24 minggu, dan
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3 (tiga)/ 24 minggu-sampai dengan

3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10T meliputi:


a. Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan 24 minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan suntikan tetanus toksoid (TT) bila dipe
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko-Protein urin
4) termasuk pemeriksaan HIV
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar pemeriksaan ANC sesuai ketentuan
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang telah mendapatkan pelaya
standar pada masa kehamilan pada tahun berjalan.

6 Jenis Indikator Hasil


Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Sesuai Standa

7 Satuan Pengukuran Persentase

8 Numerator (pembilang) Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai s
pada tahun berjalan
9 Denominator (penyebut) Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja puskesmas pada t

10 Target Pencapaian 100%

11 Kriteria: Kriteria Inklusi:


Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja Puskesmas pada tahun be

Kriteria Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan (abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan riwayat kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan K4 (premature).

12 Formula Pengukuran Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai standar di wilayah
Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai standar di
berjalan
13 Metode Pengumpulan Data Observasional retrospektif

14 Sumber data 1. Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register Ibu
2. e-Kohort

15 Instrumen Pengambilan Data Data sekunder

16 Besar Sampel Total sampel

17 Cara Pengambilan Sampel Total sampel

18 Periode Pengumpulan Data Bulanan

19 Penyajian Data  Tabel


 Run chart

20 Periode Analisis dan Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan


Data

21 Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program KIA


bu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Sesuai Standar
. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pelayanan Kesehatan Ibu.
. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu (AKI) 305/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan target pada
RPJMN 2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan pada akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000 KH.
. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, maka risiko pada kehamilan dapat sejak awal diketahui dan
ilakukan tata laksana, sehingga faktor risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi komplikasi.
. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan hidup baik bagi ibu maupun bayi serta bayi dapat lahir sehat,
erkualitas dan tercegah dari risiko stunting.

Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada Pasien/Pengguna Layanan

. Mendorong penurunan angka kematian ibu di Indonesia


. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang sesuai standar

. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar adalah ibu hamil yang telah
ersalin serta yang mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai dengan standar kuantitas
an standar kualitas selama periode kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan.

. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4) terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada trimester ke-1 (satu)/ 0-12 minggu,
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke-2 (dua)/ > 12-24 minggu, dan
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3 (tiga)/ 24 minggu-sampai dengan kelahiran

. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10T meliputi:


a. Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan 24 minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan suntikan tetanus toksoid (TT) bila diperlukan.
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko-Protein urin
4) termasuk pemeriksaan HIV
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar pemeriksaan ANC sesuai ketentuan yang berlaku.
. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang telah mendapatkan pelayanan ANC sesuai
tandar pada masa kehamilan pada tahun berjalan.

Hasil
bu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Sesuai Standar

Persentase

umlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas
ada tahun berjalan
umlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan

00%

Kriteria Inklusi:
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:
. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan (abortus)
. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan riwayat kehamilan lengkap
. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
. Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan K4 (premature).

Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan x 100%
Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan
Observasional retrospektif

. Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register Ibu


. e-Kohort

Data sekunder

otal sampel

otal sampel

Bulanan

 Tabel
 Run chart

Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Penanggung Jawab Program KIA


1 Judul Indikator Kepuasan Pasien
2 Dasar pemikiran 1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birok
Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.

3 Dimensi mutu Berorientasi kepada pasien

4 Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar upaya-upaya peningkata


terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan

5 Definisi operasional 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat penilaian pasien terhadap kin
pelayanan kesehatan.

2. Responden adalah pasien yang pada saat survei sedang berada di lokasi
pelayanan.

3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan sampel dari Krejcie dan M

4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran secara komprehens


kualitas layanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan kepada pasi

5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam penyelengga
survei kepuasan untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.

6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini meliputi:


a. Persyaratan.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.
i. Sarana dan prasarana.

7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari kegiatan Survei Kepuasan be

6 Jenis Indikator Outcome

7 Satuan Pengukuran Indeks

8 Numerator (pembilang) Ibu Hamil


Tidak ada yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Sesuai Standa

9 Denominator (penyebut) Tidak ada

10 Target Pencapaian ≥ 76.61


11 Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh pasien

Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner dan/atau tidak ada keluar

12 Formula Pengukuran Total nilai persepsi seluruh responden


Total unsur yang terisi dari seluruh responden

13 Metode Pengumpulan Data Survei

14 Sumber data Hasil survei

15 Instrumen Pengambilan Data Kuisioner (terlampir)

16 Besar Sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan

17 Cara Pengambilan Sampel Stratified Random Sampling

18 Periode Pengumpulan Data Semesteran

19 Penyajian Data  Tabel


 Run chart

20 Periode Analisis dan Pelaporan Semesteran, Tahunan


Data

21 Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu


Kepuasan Pasien
. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mengenai Pedoman Penyusunan Survei
Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.
. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.

Berorientasi kepada pasien

Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar upaya-upaya peningkatan mutu dan
erselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pasien.

. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat penilaian pasien terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh fasilitas
elayanan kesehatan.

. Responden adalah pasien yang pada saat survei sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah menerima
elayanan.

. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan sampel dari Krejcie dan Morgan.

. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran secara komprehensif tentang tingkat kepuasan pasien terhadap
ualitas layanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan kepada pasien.

. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai variabel penyusunan
urvei kepuasan untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.

. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini meliputi:


a. Persyaratan.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan.
i. Sarana dan prasarana.

. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari kegiatan Survei Kepuasan berupa angka.

Outcome

ndeks

bu Hamil
idak ada yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Sesuai Standar

idak ada

76.61
Kriteria Inklusi:
Seluruh pasien

Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner dan/atau tidak ada keluarga yang mendampingi.

Total nilai persepsi seluruh responden x 25


Total unsur yang terisi dari seluruh responden

Survei

Hasil survei

Kuisioner (terlampir)

Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan

Stratified Random Sampling

Semesteran

 Tabel
 Run chart

Semesteran, Tahunan

Penanggung Jawab Mutu


PERIODE
No INDIKATOR MUTU TARGET Jan Feb
PELAPORAN
N/D HASIL N/D
1 Bulanan ≥ 85%
Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)
2 Kepatuhan Penggunaan Alat Bulanan 100%
Pelindung Diri (APD)
3 Kepatuhan Identifikasi Pasien Bulanan 100%

Keberhasilan Pengobatan Pasien


4 Tuberkulosis (TB) Semua Kasus Bulanan 90%
Sensitif Obat (SO)
Ibu Hamil yang Mendapatkan
5 Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Bulanan 100%
Sesuai Standar
6 Kepuasan Pasien Bulanan ≥ 76.61
FORMULIR MONITORING INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS …….

BULAN
Feb Mar Apr May Jun Jul
HASIL N/D HASIL N/D HASIL N/D HASIL N/D HASIL N/D
LAN
Jul Aug Sep Oct Nov Dec
HASIL N/D HASIL N/D HASIL N/D HASIL N/D HASIL N/D
Dec
HASIL
PERIODE
No INDIKATOR MUTU TARGET Jan Feb
PELAPORAN
Target Capaian Target
1 Bulanan ≥ 85% ≥ 85% ≥ 85%
Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)
2 Kepatuhan Penggunaan Alat Bulanan 100% 100% 100%
Pelindung Diri (APD)
3 Kepatuhan Identifikasi Pasien Bulanan 100% 100% 100%

Keberhasilan Pengobatan Pasien


4 Tuberkulosis (TB) Semua Kasus Bulanan 90% 90% 90%
Sensitif Obat (SO)
Ibu Hamil yang Mendapatkan
5 Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Bulanan 100% 100% 100%
Sesuai Standar
6 Kepuasan Pasien Bulanan ≥ 76.61 ≥ 76.61 ≥ 76.61
FORMULIR MONITORING INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS …….

BULAN
Feb Mar Apr May Jun Jul
Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target
≥ 85% ≥ 85% ≥ 85% ≥ 85% ≥ 85%

100% 100% 100% 100% 100%


100% 100% 100% 100% 100%

90% 90% 90% 90% 90%

100% 100% 100% 100% 100%

≥ 76.61 ≥ 76.61 ≥ 76.61 ≥ 76.61 ≥ 76.61


LAN
Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target
≥ 85% ≥ 85% ≥ 85% ≥ 85% ≥ 85%

100% 100% 100% 100% 100%


100% 100% 100% 100% 100%

90% 90% 90% 90% 90%

100% 100% 100% 100% 100%

≥ 76.61 ≥ 76.61 ≥ 76.61 ≥ 76.61 ≥ 76.61


Dec
Capaian
LAPORAN VALIDASI INDIKATOR

No Indikator Data Indikator Sampel Validasi Data Validasi


1 Hand Hygiene 75% 50 pengamatan 75%
2 Penggunaan APD 80% 50 pengamatan 75%

10 sampel sasaran
UKM
3 10 sampel pasien 60%
10 sampel
pengunjung bukan
Kepuasan pelanggan 75% pasien
10 sampel rekam
4 Ibu hamil mendapatkan ANC medis dan 90%
sesuai standar 100% pengamatan
5 … dst
Penghitungan Hasil Validasi
100% Valid
93.75% Valid

80% Tidak Valid

90% Valid

Anda mungkin juga menyukai