Anda di halaman 1dari 2

enggan bayar zakat.

Yang lain lagi adalah yang berkaitan dengan ‹aariyah


mengartikannya dengan orang yang (yaitu barang yang dipinjam) berupa
enggan taat. Yang lainnya lagi berkata, timba atau periuk.» (HR. Abu Daud,
mereka yang enggan meminjamkan no. 1657, hasan kata Syaikh Al-Albani)
barang kepada orang lain (di saat Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat
Padahal memberikan pinjaman pada
saudaranya butuh). Tafsiran terakhir
orang lain bisa jadi dengan harta, bisa Oleh: Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc.
ini sebagaimana yang dikatakan oleh Pimpinan Pesantren Darush Sholihin dan Pengasuh Rumaysho.Com
jadi dengan memberikan kemanfaatan
‘Ali bin Abi Thalib, yaitu jika ada
dan ini semua termasuk sedekah Tafsir Surah Al-Maa’uun
yang ingin meminjam timba, periuk
sebagaimana sabda Nabi shallallahu
atau kampaknya, maka ia enggan
meminjamkannya.
‘alaihi wa sallam, “Setiap kebaikan
(perbuatan ma’ruf ) adalah sedekah.” Celakalah Mereka yang
Intinya, seluruh tafsiran di atas tepat. (HR. Bukhari, no. 6021).
Semuanya kembali pada satu makna,
yaitu “wa yamna’unal maa’uun” adalah
Semoga sajian tafsir singkat ini Shalat
bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.
enggan menolong orang lain dengan Surat Al Maa’uun adalah di antara surat Makkiyah (yang turun sebelum hijrah)
harta atau sesuatu yang bermanfaat. Referensi: atau surat Madaniyah (yang turun setelah hijrah). Surat ini berisi penjelasan
Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-’Azhim, 1. Shahih Tafsir Ibnu Katsir. Cetakan pertama, Tahun mengenai orang-orang yang mendapat ancaman karena mendustakan hari
7:666-667. 1427 H. Syaikh Musthofa Al ‘Adawi. Penerbit pembalasan. Sifat mereka adalah tidak menyayangi anak yatim dan orang
Darul Fawaid.
Dalam sunan Abu Daud disebutkan miskin, juga lalai dari shalat dan riya’ di dalamnya. Mereka pun enggan
riwayat dari ‘Abdullah, ia berkata,
2. Tafsir Al-Qur’an Al-‘A zhim. Cetakan pertama, menolong orang lain dengan harta atau pun suatu yang manfaat.
Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Penerbit Dar Ibnul

ُ َ ْ َ َ َ َ ُ َ ْ ُّ ُ َ َّ ُ Jauzi. Allah c berfirman,


‫كنا نعد الاعون عل ع ِد رس ِول‬ 3. Ta’thirul Anfas min Haditsil Ikhlas. Cetakan Tahun
ُّ ُ َ‫َ َ ي‬ َ ْ ُّ ُ َ َّ َ َ َ ‫ن‬ ّ ُ ّ َ ُ َّ َ ْ َ َ َ
ْ ْ َ ْ َّ َ َ َ 1421 H. Dr. Sa’id bin Husain Al-‘Affani. Penerbit
َ
‫) ول �ض‬2( �‫) فذ ِلك ال ِذي يدع الي ِت ي‬1( �ِ ‫أرأيت ال ِذي يك ِذب ِب� ِلد ي‬
‫ ع ِار ية الدل ِو وال ِقد ِر‬-g- ِ‫هللا‬ Darul ‘Affani.
َ َ ُ َّ ّ ْ ٌ َ ْ َ َ
4. Zaad Al-Masiir. Ibnul Jauzi. Penerbit Al-Maktab
‫) ال ِذ ي نَ� ْه َع ْن َصل ِت ِ� ْم َس ُاهون‬4( �َ‫) ف َو ْيل ِل ُل َص ِل ي ن‬3( �‫َعل ط َع ِام ِال ْس ِك ي ِن‬
َ َْ َ َُ َْ َ َ ُ َّ
Al-Islami.
«Kami menganggap al maa›uun di masa
Rasulullah shallallahu ‹alaihi wa sallam )7( ‫ال ُاعون‬ ‫) و ي�نعون‬6( ‫) ال ِذ ي نَ� ْه ُ ي َ� ُاءون‬5(
«Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang
* Peringatan: Harap buletin ini disimpan di tempat yang layak karena menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
berisi ayat Al-Quran dan Hadits Nabi g Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai
dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya› dan enggan (menolong dengan)
Jangan lupa mengunjungi barang berguna.» (QS. Al-Maa’uun: 1-7).
RemajaIslam.Com | Rumaysho.Com | Ruqoyyah.Com | DSmuda.Com Mendustakan Hari Pembalasan
CV. Rumaysho Dalam ayat pertama disebutkan, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan
Pesantren Darush Sholihin, Dusun Warak, RT. 08, RW. 02, Desa Girisekar, Kecamatan
Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55872. hari pembalasan?” (QS. Al-Maa’uun: 1-7).
Informasi: Website:
085200171222 Rumaysho.Com | RemajaIslam.Com | Ruwaifi.Com
Mengenai kata “‫( ”الدين‬ad diin) dalam 2. T i d a k m e n d o r o n g u n t u k 3. Bisa juga makna lalai dari shalat Di antara tanda orang yang riya’ dalam

* Peringatan: Harap buletin ini disimpan di tempat yang layak karena berisi ayat Al-Quran dan Hadits Nabi g
ayat di atas, ada empat pendapat: (1) mengasihi yang lain, di antaranya adalah mengerjakannya selalu shalatnya adalah:
hukum Allah, (2) hari perhitungan, (3) fakir miskin. Padahal fakir dan di akhir waktu selamanya atau 1. Seringnya mengakhirkan waktu
hari pembalasan dan (4) Al Qur’an. miskin sangat butuh kepada umumnya. shalat tanpa ada udzur.
Demikian kata Ibnul Jauzi dalam makanan. Orang yang disebutkan 4. Ada pula yang memaknakan 2. Melaksanakan ibadah dengan
kitab tafsirnya, Zaad Al-Masiir (9: dalam ayat ini tidak mendorong lalai dari shalat adalah tidak
244). Jadi ayat tersebut bisa bermakna untuk memberikan makan kepada malas-malasan.
memenuhi rukun dan syarat shalat
orang yang mendustakan hukum Allah, orang miskin karena hatinya sebagaimana yang diperintahkan. Sifat orang munafik juga disebutkan
hari perhitungan, hari pembalasan atau memang telah keras. Jadi intinya, dalam ayat yang lain,
5. Lalai dari shalat bisa bermakna
orang yang disebutkan dalam dua
َ ُ َ‫َّ ْ ُ َ نَ ُ خ‬
‫هللا َو ُه َو‬
َ ‫ون‬
mendustakan Al Qur’an.
tidak khusyu’ dan tidak
‫إ ن الن ِاف ِق� ي� ِاد ع‬
َُ َ َّ َ ُ َ ‫ِ َ ُ ُ ْ َ َي‬
ayat di atas, hatinya benar-benar
Tidak Menyayangi Anak Yat- keras. merenungkan yang dibaca dalam
im dan Fakir Miskin shalat. ‫خ ِادعم و ِإذا قاموا ِإل الصل ِة قاموا‬
Orang yang Lalai dari Sha- َ ُ ْ َ َ َّ َ ُ َ ُ َ َ ُ
Setelah menyebutkan mengenai orang latnya Lalai dari shalat mencakup semua
‫اس َول َيذك ُرون‬ ‫كسال ي�اءون الن‬
yang mendustakan hari pembelasan, pengertian di atas. Setiap orang yang ً َ َّ َ
lalu disebutkan ayat, “Itulah orang Kemudian disebutkan mengenai sifat memiliki sifat demikian, maka dialah ‫هللا ِإل ق ِليل‬
yang menghardik anak yatim, dan tidak mereka lagi, “Maka kecelakaanlah bagi yang disebut lalai dari shalat. Jika ia
menganjurkan memberi makan orang orang-orang yang shalat (yaitu) orang- “Sesungguhnya orang-orang munafik itu memiliki seluruh sifat tersebut, maka
miskin.” orang yang lalai dari shalatnya”. Kata menipu Allah, dan Allah akan membalas semakin sempurnalah kecelakaan
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, yang tipuan mereka. Dan apabila mereka untuknya dan semakin sempurna
Dalam dua ayat di atas digabungkan dimaksud di sini adalah orang-orang hal nifak ‘amali padanya (Lihat Shahih
dua hal:
hal
berdiri untuk shalat mereka berdiri
munafik yaitu yang mereka shalat di 2 3
dengan malas. Mereka bermaksud riya Tafsir Ibnu Katsir, 4:691-692.)
1. Tidak punya kasih sayang pada kala ada banyak orang, namun enggan
Cari Muka dalam Ibadah (dengan shalat) di hadapan manusia.
anak yatim. Padahal mereka itu shalat ketika sendirian. (Shahih Tafsir Dan tidaklah mereka menyebut Allah
orang yang patut dikasihi. Perlu Ibnu Katsir, 4:691) Disebutkan dalam lanjutan ayat, kecuali sedikit sekali” (QS. An Nisa’:
diketahui, yatim adalah yang ّ ْ
َ‫“ ِل ُل َص ِل ن‬, bagi “Orang-orang yang berbuat riya’ ”. Riya’ 142). (Lihat bahasan Ta’thir Al-Anfaas,
Dalam ayat disebutkan ”� ‫ي‬
ditinggal mati orang tuanya orang-orang yang shalat, yaitu mereka adalah ingin amalannya nampak di hlm. 533)
sebelum ia baligh (dewasa). Dialah yang biasa shalat dan konsekuen hadapan orang lain, ibadahnya tidak
yang patut dikasihi karena mereka dengannya, lalu mereka lalai. Yang ikhlas karena Allah, istilahnya ingin Wa Yamna’unal Al Maa’uun
tidak lagi memiliki orang tua yang dimaksud lalai dari shalat bisa ‘cari muka’.
Jika lihat dari terjemahan Al
mengasihinya. Akan tetapi yang mencakup beberapa pengertian: Berkaitan dengan ayat di atas, Ibnu Qur’an, “wa yamna’unal maa’uun”
disebutkan dalam ayat ini adalah Katsir mengatakan, “Barangsiapa diterjemahkan dengan orang yang
orang yang menghardik anak 1. Lalai dari mengerjakan shalat.
yang—awalnya-- melakukan amalan enggan menolong dengan barang
yatim. Yaitu ketika yatim tersebut 2. Lalai dari pengerjaannya dari lillah (ikhlas karena Allah), kemudian berguna. Namun memang, para
datang, mereka menolaknya waktu yang ditetapkan oleh amalan tersebut nampak di hadapan ulama tafsir berbeda pendapat dalam
dengan sekeras-kerasnya atau syari’at, malah mengerjakannya manusia lalu ia pun takjub, maka mendefinisikan kalimat tadi. Sebagian
meremehkannya. di luar waktu yang ditetapkan. seperti itu tidak dianggap riya’.” berkata maknanya adalah orang yang

Anda mungkin juga menyukai