Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS KASUS NILAI-NILAI ANEKA

Disusun oleh:

31. Halimatuttaubah, S.Kom.I

32. Iqbal, S.Kom

33. Khikmah Muliati, S.Si

34. Mudya Afrianti, S.Pd

35. Ratih Purnama Sari, S.Pd

Dibimbing Oleh: Dr. Ucu Machasin, M.AP

PELATIHAN DASAR CPNS 2021 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

ANGKATAN XVII KELOMPOK IV


A. FAKTA DAN DATA KASUS COVID-19

Pada tanggal 12 Maret 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Update terkini kasus
corona COVID-19 masih terus bertambah di negara-negara seluruh dunia. Menurut data terkini dari situs
Worldometers, hingga Jumat, 1 Oktober 2021 pukul 15.40 WIB, angka kasus secara global kini telah
menyentuh 234.660.338, dengan 4.799.723 kematian. Jumlah kesembuhan secara keseluruhan saat ini
mencapai 211.447.343. Sementara itu, kasus aktif saat ini tercatat sebanyak 18.413.272, yang mana 99,5
persen dalam keadaan bergejala ringan, sementara 0,5 persen dalam keadaan bergejala berat.

Indonesia menurut situs Worldometers, kini berada di urutan ke-14 dunia dengan total kasus
terkonfirmasi mencapai 4.215.104. Berdasarkan data dari situs Satgas C0VID-19, per Kamis, 30
September 2021 kemarin, ada laporan 1.690 kasus harian baru. Jumlah kasus aktif saat ini ada sebanyak
36.141, atau dalam persentase sebesar 0,9 persen. Sementara itu, angka kesembuhan harian bertambah
2.848, sehingga total keseluruhan saat ini sebanyak 4.037.024. Kemarin, ada 113 kasus meninggal
harian, dan total secara keseluruhan sebanyak 141.939 jiwa atau 3,4 persen.

Salah satu bentuk upaya pemerintah dalam menghadapi efek pandemi covid ini adalah memberikan
bantuan sosial untuk masyarakat yang tidak mampu berupa bantuan untuk usaha mikro, kecil, dan
menengah, program kartu prakerja bagi yang terdampak pemutusan kerja, dan program vaksinasi
C0VID-19 secara gratis.

Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang


Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang kebijakan keuangan negara untuk peanganan Pandemi
Covid-19. Besarnya anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah dalam penanggulan C0VID-19 dapat
berpotensi disalahgunakan apabila longgarnya aturan dan besarnya diskresi yang diambil oleh pejabat
publik terutama dalam konteks pengadaan barang dan jasa.

B. Identifikasi Masalah

Kasus Korupsi Bansos C0VID-19 Kabupaten Bandung Barat

KPK telah menetapkan Aa Umbara, M Totoh Gunawan dan anak Aa Umbara, Andri Wibawa
sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan barang tanggap darurat bencana pandemi COVID-
19 pada Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat (KBB) tahun 2020. Pada Maret 2020 karena pandemi
covid-19, Pemkab Bandung Barat menganggarkan sejumlah dana untuk penanggulangan pandemi
dengan melakukan refocusing anggaran APBD Tahun 2020 pada Belanja Tidak Terduga (BTT). Dengan
menggunakan bendera CV Jayakusuma Cipta Mandiri (JCM) dan CV Satria Jakatamilung (SJ), Andri
mendapatkan paket pekerjaan dengan total senilai Rp36 miliar untuk pengadaan paket bahan pangan
Bantuan Sosial Jaring Pengaman Sosial (Bansos JPS). Sedangkan M Totoh menggunakan PT JDG dan
CV SSGCL mendapatkan paket pekerjaan dengan total senilai Rp15,8 miliar untuk pengadaan bahan
pangan Bansos JPS dan Bantuan Sosial terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (Bansos PSBB). Dari
kegiatan pengadaan tersebut, Aa Umbara diduga telah menerima uang sejumlah sekitar Rp1 miliar yang
sumbernya disisihkan oleh M Totoh dari nilai harga per paket sembako yang ditempelkan stiker
bergambar Aa Umbara untuk dibagikan pada masyarakat Kabupaten Bandung Barat. M Totoh diduga
telah menerima keuntungan sejumlah sekitar Rp2 miliar dan Andri juga diduga menerima keuntungan
sejumlah sekitar Rp2,7 miliar.

Selain itu, Aa Umbara diduga menerima gratifikasi dari berbagai dinas di Pemkab Bandung
Barat dan para pihak swasta yang mengerjakan berbagai proyek di Kabupaten Bandung Barat sejumlah
sekitar Rp1 miliar. Aa Umbara didakwa Pasal 12 huruf i UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP
dan Pasal 12 B UU Tipikor Jo Pasal 65 ayat (1) KUHP. Sedangkan Andri Wibawa dan M Totoh
Gunawan didakwa Pasal 12 huruf i UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

C. BENTUK PENERAPAN DAN PELANGGARAN NILAI DASAR PNS

Tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Aa Umbara, M Totoh Gunawan dan Andri Wibawa
termasuk tindakan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri dan orang lain dan korporasi
dan dapat merugikan keuangan negara (Pasal 2 ayat (1) UU No.31 Tahun 1999 jo UU No.20 Tahun
2001) dan Menyalahgunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dan
korporasi, dan dapat merugikan keuangan negara (Pasal 3 UUPTPK).

TANGGUNGJAWAB DAN INTEGRITAS

Tidak memiliki integritas dan tidak


bertanggungjawab terhadap amanah jabatan
yang diberikan kepadanya.

TRANSPARANSI

AKUNTABILITAS
UU kedaruratan bencana menyatakan bahwa
pengadaan barang saat kondisi covid instansi
menggunakan penyedia terdekat.

JUJUR

Mengambil keuntungan besar dari pengadaan


bantuan sosial.
KEMANUSIAAN
Melakukan tindakan yang memperlakukan
kekuasaan dan kedudukan sebagai tempat untuk
mendapatkan hal yang diinginkan demi
kebahagiaan diri sendiri dan juga membuat
orang lain menjadi rugi karena tindakan korupsi
tersebut.

RELA BERKORBAN
Tidak rela berkorban untuk menolong rakyat dan
NASIONALISME
melindungi rakyat dengan mengambil uang
rakyat.

TIDAK MEMAKSAKAN KEHENDAK


Memaksakan kehendak memperkaya diri, hanya
mengikuti nafsu.

GOTONG ROYONG
Tidak ikut serta dalam membantu rakyat yang
terdampak C0VID-19.

INTEGRITAS
Tidak memiliki integritas diri terbukti dengan
tidak konsistennya tindakan yang dilakukan
dengan perkataan.

BERTANGGUNG JAWAB
Tidak bertanggung jawab melaksanakan fungsi
ASN.
ETIKA PUBLIK
TULUS
Tidak tulus mengabdi pada negeri, ada tujuan
atau niat lain sebagai pejabat pemerintah.

KONFLIK KEPENTINGAN
Adanya kepentingan terkait pemilihan pihak
swasta yang akan menangani program bantuan
C0VID-19.
PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN
Menggunakan kekuasaan yang dimiliki untuk
mendapatkan atau mencari keuntungan pribadi.

MUTU
Tidak melalui prosedur yang sesuai dengan
standar mutu dan tidak efisien dan efektif karena
adanya pemotongan dana.

EFEKTIVITAS
KOMITMEN MUTU
Penyaluran bantuan terlalu rumit atau banyak
penyalur.

PERBAIKAN BERKELANJUTAN
Tidak melakukan perbaikan karena menteri
sosial sebelumnya juga melakukan korupsi.

DISIPLIN
Menyalahi aturan kode etik dan prilaku sebagai
ASN sesuai UU No.5 tahun 2014 tentang ASN

KESEDERHANAAN
Gaya hidup hedonis, tidak pernah merasa cukup.

ANTI KORUPSI PEDULI


Ketidakpedulian dari para pelaku kepada
masyarakat yang terkena dampak C0VID-19.

KERJA KERAS
Tidak bekerja keras untuk mencapai tujuan
hidupnya, tapi menghalalkan segala cara untuk
memperoleh keuntungan pribadi.

D. DESKRIPSI GAGASAN ALTERNATIF DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Nilai Akuntabilitas

Menerapkan Zona Integritas di lingkungan kerja, meminta semua pegawai membuat pakta integritas
individu, menerapkan transparansi terkait semua kegiatan di instansi.
2. Nasionalisme

Mengadakan kegiatan religius secara rutin untuk memupuk rasa takut korupsi karena selalu ingat setiap
perbuatan akan ada balasan dari Tuhan yang maha Esa, melakukan kegiatan kemasyarakatan seperti
bakti sosial, rutin melaksanakan upacara atau apel pagi dengan menyanyikan lagu indonesia raya supaya
rasa cinta tanah air semakin tertanam di dalam jiwa setiap ASN.

3. Etika publik

Transparansi sistem dan aturan secara spesifik dalam pengadaan barang oleh LKPP. Menjalankan tugas
dan wewenang dengan baik, benar serta tepat sesuai dengan jabatan yang dimiliki, mengedepankan etika
dan moral dalam menjalankan tugas pemerintahan, membentuk sistem birokrasi yang profesional dan
berorientasi pada kepuasan publik.

4. Komitmen mutu

Menerapkan sistem manajemen mutu yang sesuai standar, memaksimalkan sistem pengawasan terkait
semua bantuan sosial dari pusat hingga tepat sasaran secara transparan dan informatif, melakukan
monitoring evaluasi secara berkala dan melakukan perbaikan berkelanjutan.

5. Anti korupsi

Tidak memaksakan gaya hidup mewah, sering melihat rakyat kecil atau lingkungan sekitar dimana
kondisi kehidupan yang kurang layak atau kurang mampu agar memiliki rasa bersyukur yang besar.

E. DAMPAK TIDAK DITERAPKANNYA NILAI-NILAI DASAR PNS

Dampak yang akan terjadi apabila nilai-nilai dasar tersebut tidak diimplementasikan adalah dapat
terciptanya iklim kerja yang tidak etos. Juga para pegawai akan mudah lalai dalam tanggung jawab,
kinerja pegawai semakin menurun sehingga menyebabkan kerugian bagi negara.

Adil dan transparan dalam mencari dan mengumpulkan spesifikasi barang dan harga, bila tidak
dilaksanakan akan terbiasa condong kepada salah satu perusahaan untuk menguntungkan kepentingan
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai