Revolusi 4.0
Universitas Lampung, Jl.Prof. Dr.Ir Sumantri Bojonegoro, Kec Raja Basa, Bandar
Lampung, Lampung
Abstract
The rapid development of technology today is no longer a continuation for the third
industrial revolution, but rather a gateway to the coming industrial revolution 4.0
or industry 4.0. Davis (World Economic Forum, 2016) defines industry 4.0 as cyber
physical systems which means technology is no longer a 'tool' but embedded in
people's lives. This study aims to discuss the application of cyber counseling as a
form of optimization of counseling services in the revolutionary era. This study uses
literature review method or literature study in the form of journal articles. The
results of the study are known that initially counseling was only limited toface-to-
facemeetings between BK teachers and counselors (students), but currently
counseling can also be held with various media that allow long-distancecounseling
relationships (Prayitno, 2012). The development of remote counseling assisted by
technology continues to grow and experience new innovations. Cyber counseling
is a very effective option to be able to run counseling guidance services that can
facilitate counseling counseling anytime and anywhere, as well as the various
facilities that are available.
Abstrak
Kemajuan inovasi yang sangat pesat saat ini bukanlah merupakan kelanjutan dari
revolusi industri ketiga, melainkan pintu munculnya pergolakan modern 4.0 atau
industri 4.0. Davis (World Monetary Discussion, 2016) mencirikan industri 4.0
sebagai kerangka kerja aktual digital yang berarti inovasi bukanlah, pada titik ini
sebuah 'instrumen' namun dimasukkan dalam kehidupan individu. Kajian ini
hendak membahas tentang penggunaan bimbingan digital sebagai salah satu bentuk
1
penataran administrasi bimbingan di masa progresif. Ujian ini menggunakan
strategi menulis survey atau menulis konsentrat sebagai artikel diary. Akibat dari
pemeriksaan tersebut terungkap bahwa pada awalnya pengarahan hanya terbatas
pada pertemuan vis-vis-vis antara pendidik BK dan konseli (siswa), namun saat ini
penyuluhan juga dapat dilakukan dengan media lain yang memungkinkan
hubungan bimbingan jarak jauh (Prayitno, 2012) . Peningkatan bimbingan jarak
jauh dibantu oleh inovasi terus berkembang dan menemukan kemajuan baru.
Konseling digital adalah pilihan yang tepat untuk memiliki pilihan untuk
menjalankan manfaat pengarahan yang dapat memudahkan konseli untuk
melakukan bimbingan kapan pun dan di mana pun, serta berbagai kantor yang dapat
diakses.
Kata Kunci : Revolusi Industri 4.0, Konseling Online, Optimalisasi
2
Pendahuluan
3
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama
kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan konseling
karier. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Konseling merupakan kegiatan dalam
rangkaian proses bimbingan konseling yang dilakukan dengan proses wawancara
yang dilakukan oleh konselor kepada konseli dengan tujuan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh konseli.
4
terhadap sekolah barunya sehingga siswa tersebut bisa menyesuaikan
dirinya dengan baik di lingkungan barunya.
2). Layanan Informasi
Layanan inofrmasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memberikan pemahaman atau penerimaan terhadap diri peserta didik agar
peserta didik bisa mengambil keputusan dengan tepat yang berkenaan
dengan lingkungan sekitarnya. Layanan ini bisa diberikan oleh guru BK
melalui ceramah, diskusi, karya wisata, buku panduan, atau konferensi
karir.
3). Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan ini merupakan layanan yang memberikan tempat, misalnya
pembagian kelas untuk peserta didik yang bisa menyalurkan bakat, minat,
dan segenap potensi lainnya yang sesuai sehingga peserta didik dapat
mengembangkan keterampilannya secara optimal.
4). Layanan Pembelajaran
Hampir sama seperti layanan penempatan dan penyaluran, layanan
ini merupakan layanan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik agar peserta
didik bisa mudah memahami dan mengembangkan pola pikirnya setelah
diberikan pembelajaran.
5). Layanan Penguasaan Konten
Tujuan antara penguasaan konten dan pembelajaran hamper sama,
yaitu layanan yang bertujuan untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar kepada peserta didik. Yang membedakannya adalah layanan ini
berfokus membimbing peserta didik dalam penguasaan konten secara
terintegrasi.
6). Layanan Konseling Perorangan
Kita mengetahui tujuan layanan ini hanya dengan membaca
judulnya. Layanan ini memberikan kesempatan kepada peserta didik
melalui tatap muka dan empat mata antara konselor dan konseli agar
berfokus pada permasalahan pribadi konseli.
7). Layanan Bimbingan Kelompok
5
Menurut Prayitno layanan bimbingan kelompok adalah suatu
layanan bimbingan yang di berikan kepada siswa secara bersama-sama atau
kelompok agar kelompok itu menjadi besar, kuat, dan mandiri. Biasanya,
mereka akan mengumpulkan bahan lalu akan dibahas bersama-sama dengan
guru pembimbing agar para peserta didik bisa memahami permasalahan
sosial di sekitarnya.
8). Layanan Konseling Kelompok
Layanan ini merupakan layanan yang bertujuan untuk
menyelesaikan permasalahan dalm dinamika pengelompokan untuk
menyelesaikan permasalahan pribadi masing-masing anggota kelompok.
9). Layanan Konsultasi
Menurut Prayitno, “layanan konsultasi adalah layanan bimbingan
konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang pelanggan,
disebut konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan,
pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani
kondisi dan atau permasalahan pihak ketiga. Biasanya konsultasi bisa
diberikan Guru BK kepada orang tua, guru kelas, kepala sekolah dan
beberapa pihak lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang
sedang dialami oleh konseli.
10). Layanan Mediasi
Layanan ini bertujuan untuk konselor yang berfungsi sebagai
mediator antara permasalahan konseli yang melibatkan dua pihak yang
sedang berselisih.
Selain itu, saat ini kita dihadapkan pada apa yang disebut dengan
transformasi modern 4.0. Ide revolusi 4.0 pertama kali digunakan pada pameran
industri (Hannover Messe di Jerman pada tahun 2011). Saat ini kita memasuki
pemberontakan mekanis 4.0 di mana hampir semua pekerjaan yang baru-baru ini
dilakukan oleh orang-orang akan berubah menjadi dikerjakan melalui teknologi.
Kemajuan periode ini mengharapkan orang untuk menjadi lebih pandai. Saat ini
kita dihadapkan pada apa yang dikenal sebagai revolusi 4.0. Ide transformasi
modern 4.0 pertama kali dimanfaatkan secara terbuka pada pameran industri
(Hannover Messe di Jerman pada tahun 2011). Saat ini memasuki era modern
6
insurgency 4.0 dimana hampir semua pekerjaan yang dulunya diselesaikan oleh
manusia akan berubah menjadi diselesaikan oleh robot atau instrumen, semuanya
akan bekerja melalui komputer. Pengaruh transformasi mekanis 4.0 memberikan
perubahan sejauh gangguan inovasi, hukum, ekonomi, pelatihan, pertanian, dan
aktivitas publik lainnya. Di area pelatihan dari berbagai tingkatan, instruktur
memiliki kewajiban besar. Kemampuan yang harus dimiliki dalam menghadapi
gejolak mekanis 4.0 meliputi berpikir kritis luas, kemampuan penalaran dasar, daya
cipta, administrasi manusia, koordinasi dengan orang lain, wawasan antusias,
dinamis, arahan administrasi, pengaturan, kemampuan beradaptasi psikologis.
Seperti yang ditunjukkan oleh McLuhan, “kemajuan di bidang inovasi Data atau
inovasi korespondensi memberikan perubahan yang sangat besar bagi kehidupan
individu.
Pada awalnya konseling hanya sebatas pertemuan tatap muka (face to face)
antara guru BK dan konseli (siswa), namun saat ini konseling juga dapat
diselenggarakan dengan berbagai media yang memungkinkan hubungan konseling
jarak jauh (Prayitno, 2012). Perkembangan konseling jarak jauh yang dibantu oleh
teknologi terus bertumbuh dan mengalami mengalami inovasi-inovasi baru.
7
Kebutuhan peserta didik sekarang bukan lagi berupa layanan konseling
klasik atau konvensional alih-alih face to face, melainkan mereka lebih nyaman jika
konseling dilakukan tidak bertatap muka secara langsung. Keakraban para peserta
didik dengan media sosial, seperti: facebook, twitter, instagram, blog, e-mail,
skype, whatsapp, dan videocall dapat menjadi sarana penting untuk dimaksimalkan
dalam pelaksanaan proses counseling online, atau lebih dikenal cyber counseling,
sehingga dampak positif dalam penggunaan media sosial dapat dirasakan secara
langsung oleh para peserta didik yang membutuhkan cyber counseling (Kraus et
al., 2011; Mulyatiningsih, 2015; dan Dahlan, 2017). Menurut Matthews, dkk (2008:
113), ponsel dapat menyediakan platform yang berguna dan menarik untuk
mendukung pelayanan terapi-terapi (konseling) bagi individu. Oleh karena itu,
Cyber counseling menjadi pilihan yang sangat efektif untuk dapat menjalankan
layanan bimbingan konseling yang dapat memudahkan konseli melakukan
konseling kapan saja dan dimana saja, serta berbagai kemudahan yang telah
tersedia.
8
Pembahasan
Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini bukan lagi menjadi
kelanjutan untuk revolusi industri ketiga, melainkan menjadi gerbang untuk
datangnya revolusi industri 4.0 atau industri 4.0. Davis (World Economic Forum,
2016) mengartikan industri 4.0 ini sebagai cyber physical systems yang berarti
teknologi bukan lagi menjadi ‘alat’ melainkan tertanam pada kehidupan
masyarakat.
9
kemajuan, penemuan dan perubahan inovasi saat ini dapat mempengaruhi dampak
terhadap penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
10
Dalam pelaksaan cyber counseling ini, layanan BK tetap harus diterapkan
oleh konselor agar dalam pelaksanaannya tetap bisa mencapai profesi konselor
yang profesional. Dari penjelasan layanan BK yang ada, kesepuluh layanan tersebut
bisa diterapkan dalam pelaksanaan cyber counseling. Dalam pelayanan orientasi
seorang konselor bisa mengenalkan lingkungan baru yang dimasuki konseli salah
satunya melalui video youtube. Konselor hanya perlu mengirimkan link youtube
mengenali pengenalan lingkungan baru tersebut dan konseli yang akan
menontonnya di youtube. Dalam pelayanan informasi, seorang konselor bisa
memberikan leaflet, flyer, pamflet atau brosur online atau melalui PDF yang
dikirimkan melalui media sosial yang ada untuk memberikan informasi yang
menambah wawasan konseli. Sedangkan dalam pelaksanaan layanan penempatan
dan penyaluran, seorang guru BK bisa menempatkan peserta didik sesuai
potensinya lewat tes online lalu menempatkannya dalam grup yang bakat dan
minatnya memiliki kesamaan. Lalu, guru pembimbing atau guru BK memantau
perkembangan peserta didik dengan melakukan tanya jawab kepada mereka atau
melihat secara langsung perkembangan mereka dalam minat dan bakatnya.
11
dihadiri oleh kelompok yang dibimbing oleh guru BK. Dalam penerapan layanan
bimbingan kelompok secara online ini, tidak mengubah penerapannya. Anggota
kelompok tetap mencari bahan bahasan yang akan dibahas bersama-sama dalam
kelompok bimbingan tersebut.
Sama halnya dengan layanan lain, layanan ini juga dapat dilakukan melalui
media berbasis web. Misalnya, tenaga pendidik BK yang menjadi perantara dalam
pelaksanaan intervensi di BK. konselor dapat menghubungi konseli dan
pertemuan-pertemuan yang berhubungan dengan masalah yang dialami oleh
konseli demikian dan guru BK yang bisa membantu menyelesaikan permasalahan
yang kedua pihak tersebut alami.
12
pilihan dalam pelaksanaan konseling yang efektif karena sangat mungkin
ditemukan dalam pergantian acara yang inovatif saat ini, bimbingan juga
berkembang dan meningkat.
13
dibutuhkan misalkan kecerdasan emosi, kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan
mampu berinteraksi dengan orang lain.
Cyber counseling dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu yang bersifat
non interaktif dan interaktif (synchronous dan asynchronous). Non interaktif berupa
situs yang berisi informasi dan narasumber self help atau pertolongan mandiri.
Sedangkan, yang interaktif synchronous adalah pelayanan konseling secara
langsung seperti chat atau instant messaging, dan video conference. Interaktif
asyncronous yang secara tidak langsung berupa email therapy dan Bulletin Boards
Counseling. Interaktif: konseling yang berjenis interaktif adalah situs yang
menawarkan alternatif bentuk terapi melalui internet, dimana terdapat interksi
antara konseli dan konselor baik secara langsung maupun tidak langsung (Prasetyo
dan Djuniadi, 2015).
Cahyo & Wibowo (2017) menyebutkan ada tiga tahapan dalam proses
layanan cyber counseling, yaitu: (1) Tahap persiapan, yang mencakup persiapan
hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak) yang digunakan dalam
proses konseling antara konselor dan konseli, (2) Tahap proses layanan bimbingan
dan konseling, yaitu pemberian konseling kepada konseli seperti halnya saat
bertatap muka. Pelaksanaan cyber counseling menggunakan teknik umum dan
teknik khusus. Dalam pelaksanaan cyber counseling ini menekankan pada
terselesainya masalah konseli, (3) Tahap akhir, yaitu mengakhiri proses konseling
dengan memberikan evaluasi pada keberhasilan konseling dan follow-up. Ada
empat kemungkinan yang terjadi pada proses evaluasi, diantaranya: (a) proses
konseling sukses ditandai dengan kondisi konseli yang memenuhi effective daily
living, (b) konseling dilanjutkan dengan face to face, (c) layanan konseling
dilanjutkan pada sesi berikutnya, dan (d) konseli dirujuk kepada konselor lain.
14
bentuk e-teraphy. Salah satu situs untuk mendapatkan gambaran mengenai
konseling online yang ada dan digunakan oleh lebih dari 100 ribu pengguna di
Indonesia adalah situs riliv.co yang merupakan penyedia layanan konseling online
di Indonesia. Fitur layanan yang ditawarkan dalam website konseling online
tersebut menawarkan text counseling, voice call, dan video call untuk konseling
dengan pilihan paket harga yang ditawarkan dan umum bagi siapa saja yang ingin
melakukan konseling. Konselor yang bertindak dalam situs tersebut adalah
psikolog-psikolog pilihan. Dengan kelengkapan berbagai fitur yang ada dan desain
aplikasi yang menarik yang dapat membuat penggunanya betah berlama-lama
menggunakan aplikasi tersebut. Selain itu, warna aplikasi yang didominasi dengan
warna biru memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi penggunanya.
15
konselor. Dan biasanya untuk konseli yang memiliki kebutuhan untuk didengarkan
tidak terlalu menuntut adanya solusi dari permasalahan.
16
kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Proses konseling yang diberikan
adalah layanan yang menggunakan inovasi baru, yaitu cyber counseling.
Keterampilan yang paling dibutuhkan oleh guru saat ini diantaranya adalah
keterampilan kompetensi budaya dan penguasaan teknologi (Rakhmawati, 2017).
Sink (2002), menjelaskan bahwa perkembangan abad 21 yang serba mudah,
mendorong guru bimbingan dan konseling untuk tetap fokus pada:
mengembangkan dan memperbarui keterampilan yang dibutuhkan untuk melayani
semua siswa; menjelajahi inovasi dalam pendidikan dan konseling baik secara teori
dan praktek; advokasi untuk diri sendiri dan program sendiri; melaksanakan
program yang komprehensif yang dirancang dengan baik; berkolaborasi dengan
pihak lain, personil sekolah, dan dengan lembaga-lembaga dan program masyarakat;
memfasilitasi siswa baik kebutuhan maupun program prestasi; membuat komunitas
yang nyaman di sekolah; dan menunjukkan profesionalisme tingkat tinggi.
17
Kesimpulan
Bimbingan dan konseling adalah kegiatan pemberian bantuan dari konselor kepada
konseli dengan tujuan untuk membantu konseli dalam pencapaian diri konseli yang
optimal atau penyelesaian masalah konseli melalui proses wawancara baik secara
individu maupun secara berkelompok. Bimbingan dan konseling umumnya
memfokuskan ranah kejiwaan dalam lingkup pendidikan. Dengan berbagai layanan
yang ada, layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan
penyaluran, layanan pembelajaran, layanan penguasaan konten, layanan konseling
pribadi, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan
konsultasi, dan layanan mediasi. Di era revolusi 4.0 berbagai layanan tersebut dapat
diberikan dengan inovasi Cyber counseling. Cyber counseling merupakan salah
satu alternative konseling yang sangat tepat sebagai model konseling pada masa
sekarang. Dalam cyber counseling terdapat dilakukan dengan berbagai media sosial
seperti via chat, massenger, email dan juga bisa dalam bentuk aplikasi tertentu,
sekarang ini sudah banyak berkembang aplikasi cyber counseling yang dapat
dengan mudah diakses oleh penggunanya baik itu berbayar ataupun tak berbayar.
Peran konselor dalam menghadapi revolusi industry 4.0 konselor dituntut mampu
memandirikan konseli dengan layanan yang berpusat pada konseli, mampu
menciptakan layanan bimbingan dan konseling berbasis IT dan mengelompokkan
siswa berdasarkan bakat dan minatnya serta membantu berbagai permasalahan
konseli dengan layanan pendekatan konseling.
18
Daftar Pustaka
Fadhilah, M. F., Alkindi, D., & Muhid, A. (2021). Cyber Counseling Sebagai
Metode Meningkatkan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Literature
Review. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 11(1), 86-94.
Ifdil, I., & Ardi, Z. (2013). Konseling online sebagai salah satu bentuk pelayanan
e-konseling. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 1(1), 15-22.
Imawanty, I., & Fransiska, A. B. (2019, May). Guru Bimbingan dan Konseling
Berkualitas di Era Revolusi 4.0: Pembelajar, Kompeten, dan up to Date.
In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP (Vol. 2, No. 1, pp. 147-153)
19
Sutijono, S., & Farid, D. A. M. (2018). Cyber counseling di era generasi
milenial. Sosiohumanika, 11(1), 19-32.
20