Baiklah teman teman kita mulai ceritanya, duduk dan dengarkan dengan baik
Cerita ini diambil dari kekawin siwaratri kalva yang dikarang oleh empu tanakung
yang berjudul malam siwaratri alkisah ada seseorang yang bernama lubdaka ia
adalah seorang kepala keluarga yang menghidupi keluarganya dengan berburu
binatang di hutan.
Hai teman-teman kalian tahu tidak..! binatang apa saja yang ada di hutan: ada
harimau, babi hutan, rusa , ular dan banyak lagi lainnya. Berburu binatang sudah
dilakukan oleh lubdaka setiap hari selama bertahun-tahun
Hari itu lubdake berburu sebagai mana biasanya ia membawa semua peralatannya
seperti: tombak, sumpit dan juga panah. tetapi hari itu berbeda dengan hari biasanya,
lubdaka tidak mendapatkan satu pun hasil buruanya. sampai menjelang sore. Ia
berfikir kalau sampai aku pulang tidak membawa hasil buruan makan apa keluargaku
di rumah, pikiran itu membuat lubdaka semakin besemangat, langkah semakin cepat
dan pandangan haus mencari binatang buruan. Tiba-tiba lubdaku melihat seekor
kijang di balik semak-semak, ia langsung membidikkan panahnya tapi sayang, panah
itu tidak mengenai sasaran .tanpa terasa hari semakin gelap dan lubdaka masih di
tengah hutan. Ih... Hutan yang gelap banyak binatang buas, ngeri ya... teman-teman.
ia memutuskan untuk bermalam di hutan dan mencari tempat yang aman.
lubdaka melihat ada sebuah pohon bila yang cukup tua dan tampak kokoh di pingir
telaga air yang tenang, lubdaka berkata sebaiknya aku menunggu di atas sana binatang
haus pasti mencari air, Itulah sasaranku pikirnya sambil memanjat batang pohon.
diatas pohon lubdaka berusaha supaya tidak tidur kerena takut bila terjatuh, nah
supaya tidak tertidur dia memetik satu persatu daun dan menjatukannya ke bawah
hingga mengenai lingga di bawahnya, lubdaka sendiri tidak tahu bahwa malam itu
malam siwaratri dimana dewa sedang melakukan yoga, satu persatu daun di jatuhkan
entah mengapa ia mengenang kehidupannya dan mulai menyesali segala perbuatan
jahatnya yang pernah dilakukanya. dalam kesedihann ya, ia berdoa ya tuhan
ampunilah segala dosa dosaku aku berjanji tidak akan menjadi pemburu lagi lamunan
panjang lubdake akan dosa dosanyadan mempercepat waktu baru saja ia melamun
pagi pun tiba ternyata dosa dosa yang pernah dilakukan sudah terlalu banyak dan
sudah tidak bisa diingat satu persatu lagi dalam satu malam karna sudah pagi ia mulai
berkemas kemas pulang kerumahnya dan sejak hari itu ia beralih pekerjaan sebagai
petani .tetapi petani tidak memberinya kegesitan gerak sehingga tubuhnya gemuk
mulai kaku mulai sakit kakinya reumatik, asam urat ,kencing manis dan tekanan darah
tinggi bertambah parah dari hari hingga ia meninggal dunia. Di kisahkan roh lubdake
setelah lepas dari jasadnya melayang layang diangkasa, ia kebingungan tak tau jalan
yang ditempuh .pasukan cikrabala datanghendak membawanya kekawah yang berada
dineraka hai roh pendosa ikutlah bersamakukeneraka keu harus direbus dikawah
hingga hangus menjadi kerak neraka hardik sang cikrabala dengan gerang lubdake
ketakutan ia terkencing kencing tiba tiba dewa siwa datang mencegah pasukan
cikrabala hai cikrabala memang benar dimasa hidupnya lubdaka ia telah banyak
berbuat dosa tapi ia telah melakukan brata siwa ratri ketahuila ia yang melakukan
brata siwa ratri akan diampuni dosanya dan ikut bersamaku kesiwa loka.
singkat cerita roh lubdaka diangkat kesiwaloka dan dia berbahagia disana sampai
disini ceritanya..
Teman teman tau tidak apa itu siwaratri.. ! siwaratri diartikan sebagai malam siwa
dimana tuhan yang bermanefestasai sebagai sanghiang siwa dewa siwa yang telah
melakukan yoga suntuk untuk melakukan peleburan dosa manusia.
Siwa ratri dirayakan setahun sekali setelah panglung ke 14 bulan ke 7 tahun caka.
Umat hindu merayakan siwa ratri untuk memohon ampun atas dosa dosanya
ketahuilah dimalam siwa ratri ada tiga berata yang harus dilakukan yang pertama
1.mona ( tiak berbicara)2. Jagra ( tidak tidur )3. Upawasa ( tidak makan dan minum)
Jangan sampai terlambatya teman-teman ingat lakukan kebaikan setiap hari sepanjang
hidup kita
Ketika seseorang merenungi masa lalunya “sifat-sifat jahat dalam dirinya” maka ia
akan menyesal atas perbuatannya dan tidak ingin mengulangi hal yang sama untuk kedua
kalinya sehingga masa depannya berubah menjadi lebih baik.
Ketakutan terhadap mahluk ciptaan Tuhan (binatang buas) bisa menuntun seseorang
agar berhati-hati dan berusaha melindungi diri dengan mengucapkan doa-doa.
Seorang yang sangat berdosa sekalipun hanya dengan satu malam memuja Dewa
Siwa (malam Sivaratri), orang tersebut telah bisa mendapatkan pengampunan atas segala
dosa-dosanya.
OM SWASTI ASTU
Umat sedharma yang berbahagia, mudah-mudah dalam keadaan sehat selalu
dan dalam lindungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, disini saya mencoba berbagi
pengatahuan dengan kawan semua mudah-mudah dapat menambah wawasan
kita semua.
Setiap setahun sekali kita merayakan hari raya SIWARATRI dimana hari raya
tersebut selalu dihubungkan dengan sebuah cerita Si lubdaka karangan Mpu
Tanakung.
Cerita lubdaka bahkan sudah tidak asing lagi bagi kita semua dari SD sampai
perguruan tinggi kita pasti mendegar cerita tersbut. Bahkan dalam perayaan-
perayaan di pura kita sering melihat pemetasan sendratari Lubdaka yang
diperankan oleh Pemuda-pemudi yang sangat atusias sekali
mengekspresikan semua kreativitasnya. Tapi tanpa kita sadari bahwa cerita
lubdaka tersebut penuh makna dari semua symbol-simbol dari seluruh cerita
tersebut yang dipesankan oleh Pengarang-Nya (Mpu Tanakung).
Baik disini saya tidak meceritakan kisah lubdaka lagi. Karna saya yakin dan
percaya Umat sedharma semua pernah mendengarkan. Disini saya akan
mencoba mengulas tentang makna dari semua symbol dari cerita lubdaka
tersebut.
Kita akan kupas satu persatu makna simbolik dari ceirta lubdhaka
.
7. Berjalan sendirian.
Pemberani. Hanya orang yang tidak mengenal atau mampu mengatasi rasa
takut yang berani sendirian masuk hutan lebat. Simbolik dari mengikuti jalan
yang disebut nirwrwti marga : jalan spiritual bagi seorang pertapa atau jnanin.
Dalam makna berangkat sendirian maka tidak ada teman bicara itu berarti
mona brata “ tidak berbicara”.
12. Naik pohon bilwa yang tumbuh di pinggir danau, dan duduk dicampang
pohonya.Symbol dari meningkatnya kesadaran denagn jalan mediatasi untuk
memurnikan pikiran agar daya budi terungkap. Pohon bilwa disimbolkan
sebagai tulang punggung yang di dalamnya terdapat cakra-cakra , simpul-
simpul energi spiritual yang satu dengan yang lainya saling berhubungan.
Duduk di campang pohon melambangkan daya keseimbangan konsentrasi
antara otak kiri dan kanan, yakni otak tengah. Naik keatas pohon
melambangkan bangkitnya daya sakti yang disebut kundalini sang pertapa.
C. Kesimpulan.
Itulah critera tentang Lubdaka dimana ceritra itu penuh makna dan arti.
Seperti yang dikatakan Mpu Tanakung bahwa kita selayaknya dalam hidup ini
selalu amuter tutur penehayu, yang artinya berusaha memutar kesadaran
dengan cara yang tepat. Salah satunya adalah menjalankan brata siwaratri ini.
Dari cerita diatas dapat kita simpulkan bahwa Lubdaka adalah manusia biasa
yang penuh dosa papa, mampu dengan secara kebetulan menjalankan ajaran /
memuja Siwa di hari yang ratri, yaitu panglong ping 14 yang mana itu
merupakan hari pemujaan Siwa, maka segala dosa yang pernah diperbuat
mendapat pengampunan. Artinya, dosa –dosanya itu menjadi berkurang
karena perbuatan yang baik, disaat yang tepat.