18 Feb @Opini
Pada kegiatan lomba budaya mutu sekolah, banyak aspek yang menjadi dimensi dan indikator penilaian yang
harus dipenuhi sesuai dengan pedoman budaya mutu sekolah.
Ads by optAd360
Sebelum pandemi covid-19 merebak di tanah air, banyak sekali aktivitas yang berkenaan label sekolah yang
dapat dilaksanakan secara offline. Misalnya: sekolah ramah anak, sekolah digital, sekolah adiwiyata, sekolah
sehat, sekolah unggul, dan seterusnya. Sehingga program kegiatannya dapat dilaksanakan secara maksimal.
Tentu, muaranya dapat merujuk pada sekolah yang bermutu.
Nah, agar maksimal dilaksanaka, sebelum menetukan program rencana jangka panjang, jangka menengah
mapun jangka pendek, sekolah bersama komite sekolah perlu ;
2. Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status situasi pendidikan sekolah saat ini.
Setelah melakukan berbagai analisis tersebut sekolah bersama komite mencoba untuk melakukan kajian
mengenai kesenjangan/ tantangan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai setiap sasaran dan yang masih
perlu diteliti tingkat kesiapannya dengan menentukan kekuatan, (Strenghts), kelemahan (weaknessees), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats).
A. Kekuatan ( Strenghts )
Ads by optAd360
1. Posisi dan letak sekolah yang strategis, berada di jantung kota Sumenep
2. Jumlah siswa yang relatif banyak dan cukup memiliki potensi yang memadai
3. Eksistensi Komite Sekolah yang proaktif dalam menggagas perubahan inovasi pendidikan persekolahan serta
mengoptimalkan sumber daya komite untuk kepentingan peningkatan mutu sekolah.
4. Kepemimpinan sekolah yang demokratis, partisipatif, transparan dan responsif terhadap berbagai inovasi
pendidikan.
5. Kreativitas peserta didik yang relatif lebih baik dibandingkan dengan peserta didik di beberapa sekolah lain.
6. Kerja sama yang harmonis terjalin dengan baik antara sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa
Ads by optAd360
7. Aktivitas PKG yang relatif prosedural, responsibility, transparan, akuntabel dan semakin baik.
8. Mekanisme pengawasan kinerja guru dan intensitas supervisi akademik yang relatif semakin baik.
10. Diskusi dan sharing elemen sekolah yang dapat dilaksanakan secara kontinyu.
B. Kelemahan (weaknessees )
1. Kompetensi keprofesionalan Tenaga Pendidik perlu mendapat perhatian lebih serius, terutama dalam
pengembangan keterampilan melakukan penelitian tindakan kelas dan kecakapan menulis
c. Ruang UKS yang belum memadai, sehingga layanan kesehatan sekolah belum optimal.
d. Sarana Wifi sering terkendala, belum menjangkau maksimal untuk seluruh ruang kelas.
C. Peluang (opportunities )
Berdasarkan hasil analisa terhadap lingkungan eksternal SDN Pajagalan II dapat diidentifikasi 4 (empat) faktor
yang merupakan peluang yang dimiliki SDN Nagarasari IV , yaitu ;
1. Kebijakan pemerintah dalam hal desentralisasi pendidikan dan otonomi sekolah melalui Implementasi
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.
2. Harapan orang tua siswa yang tinggi terhadap pentingnya layanan pendidikan yang bermutu bagi anak-
anaknya, sehingga orang tua aktif dan peduli terhadap pengembangan pendidikan anak-anaknya.
3. Pertumbuhan kelas menengah di kota Sumenep yang makin meningkat dari tahun ke tahun baik sekolah
swasta maupun sekolah negeri.
4. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran (e-learning)
dalam era globalisasi yang memungkinkan dapat dimanfaatkan secara optimal.
D. Ancaman (Threats)
Berdasarkan hasil analisa terhadap lingkungan eksternal SDN Pajagalan II dapat diidentifikasi 2 (dua) faktor yang
merupakan ancaman bagi penyelenggara pendidikan di SDN Pajagalan II, yaitu ;
1. Dampak negatif dari budaya global yang menerpa peserta didik seperti konsumerisme, dan gaya hidup.
2. Posisi sekolah yang dekat dengan taman kota dan tempat hiburan dapat mempengaruhi psikis anak dalam
belajar.
Anaisis SWOT tersebut menjadi modal dasar dalam merencanakan dan mematangkan program sekolah. Salam
literasi.