Aziza Aryati*
Abstrak
50
Aziza Aryati
Filsafat di Dunia Timur: Pemikiran Al-Kindi dan Al-Farabi
51
El-Afkar Vol. 4 Nomor 1, Januari-Juni 2015
52
Aziza Aryati
Filsafat di Dunia Timur: Pemikiran Al-Kindi dan Al-Farabi
53
El-Afkar Vol. 4 Nomor 1, Januari-Juni 2015
memiliki ciri khas asli dan tidak dan mengamati segala macam fenomena
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al- yang terdapat di alam. Pengingkaran
Hadis. Dapat dijadikan acuan berfikir terhadap hasil-hasil filsafat karena adanya
dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal hal-hal yang bertentangan dengan apa
memecahkan problema kehidupan secara yang menurut mereka telah mutlak
Islami. Walaupun disadari pula, bahwa digariskan al-Qur’an. Hal semacam ini,
sebagai obyek pembahasannya adalah menurut al-Kindi tidak dapat dijadikan
sama yaitu soal manusia, alam semesta alasan untuk menolak filsafat, karena hal
(kosmos) dan zat pencipta.13 itu dapat dilakukan takwil.
2. Ide tentang Metafisika
Filsafat Al-Kindi dan Al-Farabi Adapun mengenai ketuhanan
a. Filsafat Al-Kindi menurut al-Kindi Tuhan adalah wujud
1. Ide Tentang Talfiq yang sempurna dan tidak didahului
Al-Kindi berusaha memadukan wujud yang lain. Tuhan adalah maha Esa
(Talfiq) antara agama dan filsafat. yang tidak dapat dibagi-bagi dan tidak
Menurutnya, filsafat adalah pengetahuan ada dzat lain yang menyamai-Nya dalam
yang benar. Al-Qur’an yang membawa segala aspek. Dia tidak melahirkan dan
argumen-argumen yang lebih meyakinkan tidak dilahirkan. Yang penting bagi
dan benar tidak mungkin bertentangan filsafat menurut al-Kindi bukan juz’iah
dengan kebenaran yang dihasilkan yang tidak terhingga banyaknya. Tetapi
filsafat. Karena itu, mempelajari filsafat hakikat yang terdapat dalam juz’iah itu
dan berfilsafat tidak dilarang, bahkan adalah Kulliah (Universal). Tiap-tiap benda
teologi adalah bagian dari filsafat, mempunyai dua hakikat. Hakikat sebagai
sedangkan umat Islam diwajibkan Juz’i dan Kulli, yaitu hakikat yang bersifat
mempelajari teologi. Universal dalam bentuk Genus dan
Bertemunya agama dengan filsafat Spesies.
dalam kebenaran dan kebaikan sekaligus Tuhan dalam filsafat al-Kindi tidak
menjadi tujuan dari keduanya. Agama mempunyai hakikat dalam arti ‘aniah atau
disamping wahyu menggunakan akal, mahiah. Tuhan hanya satu, dan tidak ada
dan filsafat juga mempergunakan akal. yang serupa dengan Tuhan. Sesuai
Yang benar pertama bagi al-Kindi adalah dengan faham yang ada dalam Islam,
Tuhan. Filsafat dengan demikian Tuhan bagi al-Kindi adalah pencipta dan
membahas soal Tuhan dan agama ini bukan penggerak pertama sebagaimana
merupakan dasarnya. Filsafat yang paling pendapat Aristoteles. Alam ini menurut
tinggi adalah tentang ke Tuhan-an. al-Kindi bukan kekal di zaman lampau
Dengan demikian, orang yang tetapi mempunyai permulaan. Pendapat
menolak filsafat maka oranmg tersebut al-Kindi yang demikian menunjukkan
menurut al-Kindi telah mengingkari betapa kuatnya pengaruh ilmu kalam
kebenaran, dan dapat dikelompokan pada waktu itu. Bagi al-Kindi,
kepada kafir. Disamping argumen keterbatasan waktu dan gerak merupakan
rasional, al-Kindi juga mengacu pada al- petunjuk terhadap bermulanya dunia
Qur’an yang banyak menyuruh meneliti dalam waktu. Menurut al-Kindi juga
54
Aziza Aryati
Filsafat di Dunia Timur: Pemikiran Al-Kindi dan Al-Farabi
dunia ini baharu dan ada penciptanya, bulan sampai ke ujung alam. Jenius alam
mustahil dunia ini tidak terbatas, dan yang pertama terjadi dari empat unsur,
bersifat pribadi. yaitu air, udara, api, dan tanah. Keempat
Sebagai pencipta dunia, sifat unsur tersebut berkualitas yang
Tuhan yang utama adalah Esa. Jika merupakan lambang dari perubahan,
pencipta lebih dari satu, maka masing- pertumbuhan, dan kemusnahan.
masing sekutunya akan membagi satu Sementara alam jenis kedua tidak
karakteristik yang umum dengan yang dijumpai keempat unsur tersebut, karena
lain. Mengenai kekuasaan Tuhan dan itu tidak mengalami perubahan dan
kebijaksanaanya apabila direnungkan kita kemusnahan, dengan kata lain alam kedua
dipenuhi rasa kagum karena begitu abadi sifatnya. Adapun bumi ini terletak
rasional dan harmonis penataan alam dibawah falak bulan, merupakan pusat
semesta ini. alam. Sedangkan benda langit menurut al-
Al-Kindi berpendapat bahwa alam Kindi adalah mahluk hidup, memiliki
ini dijadikan Tuhan dari tiada. Allah tidak indra penglihatan dan pendengaran
hanya menjadikan alam, tetapi juga sebagai indra yang diperlukan untuk
mengendalikan dan mengaturnya. Dalam dapat berfikir dan membedakan.
alam ini terdapat gerak yang menjadikan 3. Ide tentang Jiwa
dan gerak yang merusak. Menurut al- Jiwa, menurut al-Kindi tidak
Kindi sebab gerak merupakan apabila tersusun, mempunyai arti penting,
terhimpun empat sebab yaitu, Material, sempurna dan mulia. Sunstansi roh
Bentuk, Pembuat, dan Tujuan atau berasal dari substansi Tuhan. Hubungan
Manfaat. roh dengan Tuhan sama dengan
Pendapat al-Kindi mengenai hubungan cahaya dengan matahari. Jiwa
penciptaan dunia secara ex nihilio, bersifat spiritual, ilahiah, terpisah, dan
menunjukkan sikapnya yang masih sulit berbeda dari tubuh. Sedangkan jisim
melepaskan diri dari prinsip-prinsip bersifat hawa nafsu dan pemarah. Al-
teologis, terutama Mu’tazilah, dan Kindi membuat perbandingan tentang
bertujuan sebagai pembelaan terhadap keadaan jiwa. Jika kemuliaan jiwa
kepercayaan Islam dalam menghadapi diingkari dan tertarik kepada ksenangan-
serangan-serangan yang dilancarkan oleh kesenangan jasmani, al-Kindi
kaum Materialis. Bagi Al-Kindi membandingkan mereka dengan babi,
berpendapat tentang penciptaan tersebut karena kecakapan apetitif menguasai
bertujuan untuk memperkuat kedaulatan mereka. Jika dorongan nafsu birahi yang
Tuhan sebagai sebab yang sebenarnya. dominan, dibandingkan dengan anjing.
Namun ia tetap mengakui peranan sebab- Sedangkan bagi mereka yang menjadikan
sebab sekunder dalam kelangsungan akal sebagai tuannya, diumpamakan
alam. dengan raja.
Dalam hal ini, alam digolongkan Argumen yang dimajukan al-Kindi
menjadi dua bagian, yakni alam yang tentang perlainan roh dari badan ialah roh
terletak dibawah falak bulan dan alam menentang keinginan hawa nafsu dan
yang merentang tinggi sejak dari falak pemarah. Dengan pendapat al-Kindi
55
El-Afkar Vol. 4 Nomor 1, Januari-Juni 2015
56
Aziza Aryati
Filsafat di Dunia Timur: Pemikiran Al-Kindi dan Al-Farabi
57
El-Afkar Vol. 4 Nomor 1, Januari-Juni 2015
Arestoteles, dan Plotinus. Bahwasanya, kepala, tangan, kaki dan anggota tubuh
Jiwa itu bersifat rohani, bukan matahari, lainnya yang masing-masing mempunyai
terwujud setelah adanya badan dan jiwa fungsi tertentu. Yang paling penting
tidak berpindah-pindah dari suatu badan dalam tubuh manusia adalah kepala,
ke badan yang lain. Jiwa manusia karena dari kepala (Otak) segala
sebagimana halnya materi asal memancar perbuatan manusia dikendalikan,
dari akal 10. Kesatuan antara keduanya sedangkan untuk mengendalikan kerja
mempunyai subtansi yang berbeda, dan otak di lakukan oleh hati. Demikian juga
binasanya jasad tidak membawa dalam negara.
binasanya jiwa. Jiwa manusia disebut al- Menurut Al-Farabi yang paling
nafs al-nathinqah, yang berasal dari alam penting dalam suatu negara adalah
Ilahi, sedangkan jasad berasal dari alam pimpinannya atau penguasanya, bersama
khalaq, berbentuk, berupa, berkadar, dan dengan bawahannya sebagai mana
bergerak. Oleh karena itu, Jiwa diciptakan jantung dan organ dan organ-organ tubuh
tatkalah jasad siap menerimanya. yang lebih rendah secara berturut-turut.
Mengenai keabadian jiwa, Al-Farabi Penguasaan ini haruslah orang yang
membedakan antara jiwa khalidah dan jiwa paling unggul baik di dalam bidang
fana. Jiwa khalidah adalah jiwa fadilah, yaitu intelektual maupun moralnya di antara
jiwa yang mengetahui kebaikan dan yang ada. Lebih lanjut Al-Farabi
berbuat baik, serta dapat melepaskan diri mengelompokkan negara (kota) menurut
dari ikatan jasmani. Jiwa ini tidak hancur prinsip-prinsip tipologis (tujuan) yang
dengan hancurnya badan. Yang termasuk abstrak. Kota utama yang sering dijadikan
dalam kelompok ini adalah jiwa yang bahan rujukan, pada hakikatnya hanyalah
telah berada pada tingkat akal mustafad. satu dimana kehidupan yang baik atau
Sedangkan jiwa fana adalah jiwa jahiliyah, kebahagiaan dijadikan tujuan utama dan
tidak mencapai kesempurnaan karena dimana keutaaman dapat berkembang
belum dapat melepaskan diri dari ikatan dengan subur. Tetapi mungkin ada juga
materi, ia akan hancur denagn hancurnay sebuah negara dimana tidak ada tujuan
badan. Tetapi, jiwa yang tahu kesenangan yang di jadikan pertimbangan kecuali
namun menolaknya, tidak akan hancur pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam
dan akan kekal namun kekal dalam beberapa negaara, raja dan pembantu-
kesangsaraan.19 pembantunya merasa puas dengan
4. Ide tentang Politik mencari kejayaan, dan kehormatan untuk
Pemikiran Al-Farabi lainnya yang diri mereka sendiri, baik lewat keutaman
amat penting adalah tentang politik yang (seperti pada negara arestokrasi dan
di tuangkanya dalam dua karyanya, Al- timokrasi ), kesehatan (seperti negara
Siyasah al-Madaniyyah (pemerintahan plutokrasi), asuhan yang baik (seperti
politik) dan Ara’al-Madaniah al-fadhilah pada monarki yang turun menurun ),
(pendapat-pendapat tentang negara maupun penaklukan (seperti negara
utama). Karyanya ini banyak di pengaruhi tirani), terakhir dalam beberapa negara
oleh konsep plato yang menyamakan (yaitu demokrasi) kesenagan mungkin di
negara dengan tubuh manusia. Ada pandang sebagian tujuan akhir negara,
58
Aziza Aryati
Filsafat di Dunia Timur: Pemikiran Al-Kindi dan Al-Farabi
sementara pada yang lain, dengan bentuk- dan pemberontakan dengan berbagai
bentuk pemerintahan campuran tujuan- motivasi dan tujuan.
tujuan kesehatan, kesenangan dan 5. Ide tentang Moral
kehormatan mungkin di gabungkan. Konsep moral yang ditawarkan Al-
Manakala tujuan negara utama, Farabi dan menjadi salah satu hal penting
kebahagiaan dan bentuknya, keserasian, dalam karya-karyanya, berkaitan erat
terganggu dan di jadikan bahan dengan pembicaraan tentang jiwa dan
tertawaan, akan melahirkan empat macam politik. Dalam buku Risalah fi al-Tanabih
kemungkinan kota (negara) korup, yaitu ala subul al-sa’adah dan Tahsil al-sa’adah, Al-
kota kebodohan (jahil), kota pembangkang Farabi menekankan empat jenis sifat
(fasik), kota pembelot (mutabaddilah) dan utama yang harus menjadi perhatian
kota yang salah (sesat). Kota kebodohan untuk mencapai kebahgian di dunia dan
digambarkan sebagai kota yang akhirat bagi bangsa-bangsa dan setiap
penduduknya tidak mengetahui warga negara, yakni :
kebahagian sejati dan tidak pula a) Keutamaan teoritis
mengejarnya, bahkan merka terpikat b) Keutamaan pemikiran
dengan kesenangan-kesenagan hidup c) Kutamaan akhlak
yang palsu, seperti mementingkan d) Keutamaan amaliah.20
kesentosaan pribadi atau pemelihara diri Selain keutamaan di atas, Al-Farabi
(seperti pada kota keperluan), kesehatan ( menyarankan agar bertindak tidak
seperti pada kota plutokrasi, atau kota berlebihan yang dapat merusak jiwa dan
kefasikan), kesenangan (seperti kota fisik, atau mengambil posisi tengah-
keaiban), kehormatan ( seperti pada kota tengah. Hal itu dapat ditentukan dengan
timikrasi ) penaklukan (seperti kota yang memperhatikan zaman, tempat dan orang
ganas atau tirani) atau terakhir kebebasan yang melakukan hal itu, serta tujuan yang
dan pengabaian hukuam (seperti kota dicari, cara yang digunakan dan kerja
demokrasi atau anarki). yang memenuhi syarat. Berani misalnya,
Pemikiran Al-Farabi tentang adalah sifat terpuji, yang terletak diantara
kenegaraan tersebut terkesan ideal dua sifat tercela, membabi buta
sebagaimana halnya konsepsi kenegaraan (tahauwwur) dan penakut (jubn).
yang di tawarkan oleh Plato. Hal ini Kemurahan (al-karam) terletak antara dua
dimungkinkan Al-Farabi tidak memangku sifat tercela.
suatu jabatan pemerintahan, ia
menyenangi berkhalwat, menyendiri Kesimpulan
sehingga ia tidak mempunyai peluang Dari pembahasan di atas, kita telah
belajar dari pengalaman dalam membuktikan keluasan dan kedalaman
pengelolaan urusan kenegaraan. pemikiran filsafat Islam, baik yang
Kemungkinan lain yang melatar belakangi berkembang di kawasan Islam Timur
pemikiran Al-Farabi itu adalah situasi (Arab) maupun yang berkembang di
pada saat itu, kekuasaan Abbasiyah kawasan Islam Barat (Andalus, Spanyol).
digoncang berbagai gejolak, pertentangan Sebagaimana filsafat lain, filsafat Islam
(filsafat Timur) mempunyai kedudukan
59
El-Afkar Vol. 4 Nomor 1, Januari-Juni 2015
60