Anda di halaman 1dari 12

FILSAFAT DI DUNIA TIMUR:

PEMIKIRAN AL-KINDI DAN AL-FARABI

Aziza Aryati*

Abstrak

Hassan Hanafi menggambarkan argumentasi historisnya dengan menyatakan bahwa filsafat


itu lahir dari Dunia Timur. Pengaruh Timur ini juga terjadi pada filsafat Yunani. Phitagoras,
misalnya, mengenal matematika Timur dan tasawufnya. Plato pernah belajar di Memphis selama
kurang lebih 15 tahun. Bahkan, barangkali teorinya yang terkenal tentang idea juga diambil dari teori
kesenian Mesir kuno. Hanya saja teori kesenian Mesir kuno diterapkan dalam lukisan yang kasat
mata, sedang teori Plato berupa pemikiran yang abstrak. Para seniman Mesir kuno dulu hanya
melukis idea-idea di mana mereka menyatu di dalamnya, bukan melukis bentuk-bentuk species, genus,
dan benda. Seluruh aspek iluminis tasawuf dalam filsafat Yunani, termasuk esoterisme Socrates,
kontemplasi Thales dan pakar fisika awal tentang kejadian alam dan kehidupan, merupakan
kelanjutan peradaban Timur. Astronomi, ilmu sihir, dan dunia para normal di Yunani juga diboyong
dari Babilonia. Di India juga ditemukan ilmu hitung, meskipun seolah-olah ada kesan Phitagoras dan
Thales tidak pernah berinteraksi dengan sekte-sekte Timur. Dan Nyaya dengan logika Budhanya telah
menciptakan logika formal”. Dengan demikia, awal mula pemikiran filsafat secara historis lahir dan
berkembang di Dunia Timur dan kemudian berkembang di Yunani. Diantara para filosof muslim
yang lahir dari dunia Timur adalah al-Kindi dan Al-Farabi filosof muslim yang telah memberikan
andil besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.

Kata kunci: Dunia Timur, filsafat Yunani, filosof Muslim.

Pendahuluan Meskipun dalam penjelasan


Banyak pendapat yang berikutnya, Russel meyakini jika
memaparkan tentang awal kemunculan pemikiran filsafat itu telah berkembang
pemikiran filsafat. Presfektif historis, yang seiring dengan perkembangan pemikiran
dijadikan pijakan dasar dalam pelacakan theologi, ilmu, teknologi, dan budaya
sejarah filsafat Barat, menuntut bukti pada pusat-pusat peradaban kuno
nyata atas kemunculan filsafat. semenjak ribuan tahun lalu. Hipotesa
Sejarahwan filsafat Barat berpendapat umum yang diyakini para sejarahwan
seragam, bahwa filsafat dimulai di filsafat Timur meyakini bahwa filsafat itu
Yunani.1 Hal senada dipaparkan oleh sebenarnya lahir dari dunia Timur. Karena
Bertrand Russel dalam karyanya Sejarah pemikiran keagamaan terkuna dalam
Filsafat Barat, Russel menyatakan bahwa, sejarah umat manusia lahir, tumbuh, dan
“Filsafat diawali oleh Thales yang, berkembaang dari dunia Timur. Mereka
untungnya, bisa dilacak masa meyakini bahwa, “diantara corak
hidupnya berdasarkan fakta bahwa ia pemikiran manusia adalah pengetahuan
pernah meramalkan terjadinya gerhana tentang wujud, awal dan akhirnya, yang
matahari, yang menurut para astronom mula-mula berjalin dan berkelindan
terjadi pada 585 SM. Filsafat dan ilmu dengan keyakinan agama.3
pengetahuan – yang semula tidak Para Filosof muslim meyakini satu
terpisah – dengan demikian lahir legenda yang menceritrakan bahwa para
bersama di awal abad ke 6 SM.”2
*Penulis adalah Dosen Tarbiyah IAIN Bengkulu
El-Afkar Vol. 4 Nomor 1, Januari-Juni 2015

filosof Yunani kuno mengambil Pengaruh Dunia Timur atas


kebijksanaan (wisdom: hikmah) mereka dari perkembangan filsafat Yunani dipaparkan
timur dekat. Empedokles, umpamanya, oleh Hassan Hanafi dalam Karyanya
telah belajar kepada Luqman yang Bijak Muqaddima fi ‘ilm al-Istighrab. Hassan
(Luqman al-Chakiim) di Syra-Palestina, Hanafi menjelaskan:
pada masa Nabi Dawud; Phytagoras “Filsafat Yunani sendiri tidak terlepas
dilaporkan pernah belajar fisika dan dari pengaruh Asia kecil yang secara
metafisika kepada murid-murid Sulayman geografis dan historis bersinggungan
di Mesir, dan belajar Geometri dari orang- dengan peradaban Mesopotamia dan
orang Mesir. Para filosof tersebut agama Timur, utamanya dari Persia.
membawa kebijaksanaan yang mereka Legenda Siris, Osiris, dan Horus sangat
serap dari Dunia Timur ke Yunani. populer dalam mitologi Yunani.
Studi Filsafat Yunani kuno lebih Pengaruh tasawuf Timur dan agama
merupakan sebuah renovasi ketimbang esoterik-illuminis dari Persia, terutama
inovasi.4 Memperkuat pendapat di atas, Zarathustra, dan dari Babilonia,
Al-Farabi dalam karyanya Thashil al- khususnya yang berorientasi moral dan
Sa’adah berpendapat, kehidupan akhirat serta mengakui
“Filsafat telah ada pada zaman kuno di perputaran hidup dan mati, terlihat
kalangan bangsa Kaldea di Irak. Setelah dalam sekte Orphici.”7
itu, filsafat dipelajari oleh bangsa Jelaslah, pendapat Hassan Hanafi
Mesir, yang dari masa itulah filsafat di atas memperkuat argumentasi historis
ditransfer ke Yunani, dan berkembang yang menyatakan bahwa filsafat itu lahir
di kalangan mereka yang masih hidup dari Dunia Timur. Lebih lanjut Hassan
sampai pada masa penyebarannya ke Hanafi memaparkan analisa historis
bangsa Suriah, dan kemudian kepada radikal lainnya:
bangsa Arab.”5 “Pengaruh Timur ini juga terjadi pada
Memperkuat pendapat di atas, filsafat Yunani. Phitagoras, misalnya,
Kraemer berpendapat bahwa, merujuk mengenal matematika Timur dan
Irak sebagai tempat kelahiran filsafat tasawufnya. Plato pernah belajar di
adalah hal yang sangat signifikan. Karena Memphis selama kurang lebih 15
di Irak ini, Al-Farabi dan filosof muslim tahun. Bahkan, barangkali teorinya
lainnya tampaknya telah mengantisipasi yang terkenal tentang idea juga diambil
suatu kelahiran kembali filsafat. Jadi, dari teori kesenian Mesir kuno. Hanya
siklusnya telah berjalan dengan benar. Al- saja teori kesenian Mesir kuno
Farabi juga mengaskan bahwa Plato dan diterapkan dalam lukisan yang kasat
Aristoteles tidak hanya memberikan mata, sedang teori Plato berupa
ajaran dan cara-cara berfilsafat, tetapi juga pemikiran yang abstrak. Para seniman
memberikan cara-cara untuk Mesir kuno dulu hanya melukis idea-
memperbaharuinya terutama ketika idea di mana mereka menyatu di
filsafat telah menjadi sesuatu yang dalamnya, bukan melukis bentuk-
membingungkan atau mulai meredup’.6 bentuk species, genus, dan benda.
Seluruh aspek iluminis tasawuf dalam

50
Aziza Aryati
Filsafat di Dunia Timur: Pemikiran Al-Kindi dan Al-Farabi

filsafat Yunani, termasuk esoterisme Kindi, yaitu dinisbatkan kepada Kindah,


Socrates, kontemplasi Thales dan pakar yakni suatu kabilah terkemuka pra-Islam
fisika awal tentang kejadian alam dan yang merupakan cabang dari Bani Kahlan
kehidupan, merupakan kelanjutan yang menetap di Yaman.
peradaban Timur. Astronomi, ilmu Ia lahir di Kuffah sekitar 185 H
sihir, dan dunia para normal di Yunani (801 M) dari keluarga kaya dan terhormat.
juga diboyong dari Babilonia. Di India Ayahnya wafat ketika Ia masih kanak-
juga ditemukan ilmu hitung, meskipun kanak, namun ia tetap memperoleh
seolah-olah ada kesan Phitagoras dan kesempatan untuk menuntut ilmu dengan
Thales tidak pernah berinteraksi baik di Bashrah dan Baghdad dimana ia
dengan sekte-sekte Timur. Dan Nyaya dapat bergaul dengan ahli pikir terkenal.
dengan logika Budhanya telah Al-Kindi hidup dimasa
menciptakan logika formal”.8 pemerintahan Daulah Abbasiyah (al-
Demikianlah, awal mula pemikiran Amin, al-Ma’mun, al-Mu’tasim, al-Watsiq,
filsafat yang secara historis lahir dan al-Mutawakkil), suatu masa kejayaan
berkembang di Dunia Timur dan Dinasti Abbasiyah dan berkembangnya
berkembang di Yunani. Diantara para intelektual, khususnya paham Mu’tazilah.
filosof muslim yang lahir dari dunia Ia diundang oleh khalifal al-Ma’mun
Timur adalah al-Kindi dan Al-Farabi. untuk mengajar Bait al-Hikmah dan
filosof muslim yang telah memberikan mengasuh Ahmad, putra khalifah al-
andil besar dalam pengembangan ilmu Mu’tasim. Melaui lembaga Bait al-Hikmah
pengetahuan di dunia Islam. ia sangat dikenal dan berjasa dalam
a. Biografi Al-Kindi gerakan penterjemahan dan seorang
Al-Kindi adalah sosok filosof yang pelopor yang memperkenalkan tulisan-
sangat ulet dalam menjalankan tulisan Yunani, Suriah, dan India kepada
syari’atnya. Ia juga sebagai ilmuan muslim dunia Islam.9
yang sangat terkenal. Tidak sedikit Al-Kindi tidak hanya dikenal
lembaga-lembaga yang didirikan oleh al- sebagai filsuf, tetapi juga dikenal sebagai
Kindi. Diantaranya adalah sebuah tempat Ilmuan yang menguasai berbagai cabang
yang berfungsi sebagai tempat pengetahuan seperti: matematika,
perkumpulan. Tempat ini kerap disebut geometri, astronomi, ilmu hitung, dan
dengan Bait al-Hikmah. Tidak sedikit pula masih banyak lagi cabang ilmu yang
ilmu yang diajarkan oleh al-Kindi. Mulai dikuasai oleh beliau.
dari ilmu Agama sampai ilmu yang Ada perbedaan pendapat tentang
berkaitan dengan filsafat yang diajarkan wafatnya al-Kindi. L-Massignon
olehnya. mengatakan bahwa Al-Kindi wafat sekitar
Al-Kindi yang dikenal sebagai 246 H (860 M).10 C. Nallino menduka al-
filsuf muslim keturunan Arab pertama, Kindi wafat tahun 260 H (873 M). Dan T.J.
nama lengkapnya adalah Abu Yusuf de Boer menyebutkan tahun 257 H (870
Yakub ibn Ishak ibn al-Shabban ibn Imran M). Sedangkan Yaqut mengatakan al-
ibn Muhammad ibn al-Asy’as ibn Qa’is al- Kindi wafat setelah ia berusia 80 tahun
Kindi. Ia populer dengan sebutan al- atau lebih sedikit.

51
El-Afkar Vol. 4 Nomor 1, Januari-Juni 2015

b. Biografi Al-Farabi diikutsertakan. Pada bulan desember 950


Nama lengkap Abu Nashr M Al-Farabi meninggal di Damaskus
Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan dalam usia 80 tahun.
Ibn Aizalagh. Dikalanagan orang-orang Sementara Al-Farabi yang juga
latin abad tengah, Al-Farabi lebih dikenal dikenal sebagai filsafat Islam terbesar,
dengan Abu Nashr (Abunaser). ia lahir di memiliki keahlian dalam banyak bidang
Wasij, disertai Farab (sekarang dikenal keilmuan dan memandang filsafat secara
dengan Kota Atrar), Turkistan pada 257 h utuh menyeluruh serta mengupasnya
(870 M). Ayahnya seorang jendral sempurna, sehingga filsuf yang datang
berkebangsaan Persia danj ibunya ibunya sesudahnya, seperti Ibn Sina dan Ibn Rasy
berkebangsaan Turki. Pada waktu banyak mengambil dan mengahapus
mudanya, Al-Farabi pernah belajar sistem filsafatnya. Ada riwayat yang
bahasa sastra Arab di Bagdad kepada Abu menyebutkan bahwa Ibn-Sina telah
Bakar al-saraj, dan logika dan serta filsafat membaca 40 kali buku metafisika
kepada Abu Bisyr Mattitus ibn Yunus, karangan Arestoteles, bahkan hampir
sorang kristen Nestorian yang banyak seluruh isi buku dihapalnya, tapi belum
menerjemahkan filsafat Yunani, dan dipahaminya. Barulah ibn Sina memahami
kepada Yuhana ibn Hailam. Kemudian ia benar filsafat arestoteles setelah membaca
pindah ke Harran, pusat kebudayaan buku al-Farabi, yaitu: Tahqiq ghardh aristhu
Yuani di Asia kecil, dan berguru kepada fi kitab ma ba’da al-thabi’ah yang
Yuhani ibn Jailad. Tetapi tidak beberapa menjelaskan tujuan dan maksud
lama, ia kembali Bagdad untuk memper metafisika arestoteles. Pengetahuannya
dalam filsafat. Ia menetap di kota ini begitu mendalam mengenai filsafat
selama 20 tahun.11 Yunani, terutama Plato dan Arestoteles, ia
Pada tahun 330 H(945 M), ia pinda dijuluki al-mu’allim al-tasni (guru kedua),
ke Damaskus, dan berkenalan dengan Saif sedangkan al-mu’allim al-awwal (guru
al-Daulah al-Hamdani, Sultan Dinasti pertama) adalah arestoteles.
Hamdan di Aleppo. sultan memberinya
kedudukan sebagai seorang ulama istana Karya-Karya al-Farabi
dengan tunjangan besar sekali, tetapi AL- Sebagai seorang filosof Al-farabi
Farabi lebih memilih hidup sederhana banyak menghasilkan karya-karya tulis
(zuhud) dan tidak tertarik dengan yang telah banyak dikaji oleh baik di Barat
kemewaan dan kekayaan. Adapun sisa maupun di Timur. Karya-karya tesebut
tunjangan jabatannya dibagi-bagikan antara lain:
dengan fakir miskin dan amal sosial di - Syuruh Risalah Zainun al-khabir al-
Alappo dan Damaskus. Lebih kurang 10 Yunani.
tahun Al-Farabidi dua kotasecara - AL-Ta’liqat
berpindah-pindah tetapi hubungan - Risalah fima yajibu Ma’rifat qabla
penguasa ini semakin memburuk, Ta’alumi al-falsafah
sehingga Saif Aldaulahb menyerbu kota - Kitab tahshil al-sa’adah
Damaskus yang kemudian dapat dikuasi. - Risalah fil itsbat al-mufaraqah
Dalam penyerbuan ini al-Farbi - ‘uyun all-masa’il

52
Aziza Aryati
Filsafat di Dunia Timur: Pemikiran Al-Kindi dan Al-Farabi

- Ara’ahl al-fadhilah sebab pendapat itu hanya melihat dari


- Ihsha’al-ulum wa al-ta’rif bi segi aktivitas filosof Yunani dalam
aghradiha bergumul dengan filsafat Yunani. Bahkan
- Maqalat fi ma’ani al-aql mereka tidak memandang dari sudut
- Fushul al-hukm ajaran yang ada dalam Islam dan
- Risalah al-aql pemikiran-pemikirannya.12
- Al-siyasah al-madaniyah Senagai contoh, menurut Aristoteles
- Al-masa’il al-falsafiyah wa al-ajwibah bahwa Tuhan adalah zat yang memberi
‘anha arti kepada alam, artinya bukan Tuhan
- Al-ibanah ‘an ghardi aristo fi khitabi yang dapat kita sembah dan kita mintai.
ma ba’da al-thabi’ah. Tuhan menurut Aritoteles lebih lanjut
- adalah it dan bukan he dan ia mengatakan
Kemunculan Filsafat Di Dunia Islam bahwa Allah (Tuhan) bukan pencipta
Filsafat Yunani paling dominan alam. sedangkan Al-Kindi (filosuf Islam)
masuk kedunia Islam ditandai dengan dapat membuktikan pendapat Aristoteles,
adanya penterjemahan buku-buku filsafat. bahwa Allah adalah pencipta alam.
Upaya-upaya umat Islam ini dapat Pendapat Aristoteles yang diterima oleh
memunculkan tokoh filosof Islam terkenal Islam adalah dalam hal penciptaan alam
di dalam atau luar Islam.antara lain: Al- secara bertingkat. Dengan alasan bahwa
Kindi, Ibnu Rusyd, Al-Fabi, Ibnu Sina, dengan hal demikian akan membawa ke
Ibnu Bajjah dan masih banyak lagi. perbuatan syirik. Sebagaiman pendapat
Pedapat Auguste Comte, bahwa setiap Al-Kindi yang menentang keras terdadap
pribadi atau bangsa tumbuh dalam tiga pendapat Aristoteles (bahwa alam ini
tingkatan yaitu terjadi dengan sendirinya melalui
a. Tingkat agama atau dogma. pertumbuhan proses benda dalam tingkat
b. Tingkat filsafat. tempat dan waktu), dengan mengatakan
c. Tingkat ilmu pengetahuan. bahwa seluruh alam ini diciptakan oleh
Pendapat Comte tersebut Allah SWT. Dengan tidak dicampuri oleh
menyiratkan bahwa filsafat Yunani telah suatu kekuatan lain. Al-Kindi menyerang
membawa perubahan umat manusia pendapat Aristoteles disebabkan ajaran
begitu hebat. Kemajuan filsafat Yunani Aritoteles mengandung unsur Syirik,
sudah lebih maju dan berkembang Al-Kindi mengembalikan pemikiran
dibanding dengan yang lain. Bermacam di atas kepada keyakinan bahwa Allah itu
agama atau kebudayaan, telah satu, tungal, awal dan akhir sesuai dengan
berkembang mengiringi laju filsafat ajaran Islam mengenai tauhid wahdaniyat
Yunani. Persoalannya adalah apakah dan tauhid rububiyah. Sebagaimana yang
filsafat Islam memiliki kaitan dengan dikutip oleh Iqbal dalam bukunya
filsafat Yunani? Ada pendapat pembangunan kembali alam pikiran
mengatakan bahwa filsafat Islam adalah Islam. Dengan demikian, kepribadian
hasil plagiat dari filsafat Yunani. Para filsafat Islam memang mandiri dalam
filosof Islam meniru dan membuat bingkai berfikir tentang sesuatu. Ia dapat
dengan ajaran Islam. Anggapan ini keliru, berkembang dengan subur, sudah

53
El-Afkar Vol. 4 Nomor 1, Januari-Juni 2015

memiliki ciri khas asli dan tidak dan mengamati segala macam fenomena
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al- yang terdapat di alam. Pengingkaran
Hadis. Dapat dijadikan acuan berfikir terhadap hasil-hasil filsafat karena adanya
dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal hal-hal yang bertentangan dengan apa
memecahkan problema kehidupan secara yang menurut mereka telah mutlak
Islami. Walaupun disadari pula, bahwa digariskan al-Qur’an. Hal semacam ini,
sebagai obyek pembahasannya adalah menurut al-Kindi tidak dapat dijadikan
sama yaitu soal manusia, alam semesta alasan untuk menolak filsafat, karena hal
(kosmos) dan zat pencipta.13 itu dapat dilakukan takwil.
2. Ide tentang Metafisika
Filsafat Al-Kindi dan Al-Farabi Adapun mengenai ketuhanan
a. Filsafat Al-Kindi menurut al-Kindi Tuhan adalah wujud
1. Ide Tentang Talfiq yang sempurna dan tidak didahului
Al-Kindi berusaha memadukan wujud yang lain. Tuhan adalah maha Esa
(Talfiq) antara agama dan filsafat. yang tidak dapat dibagi-bagi dan tidak
Menurutnya, filsafat adalah pengetahuan ada dzat lain yang menyamai-Nya dalam
yang benar. Al-Qur’an yang membawa segala aspek. Dia tidak melahirkan dan
argumen-argumen yang lebih meyakinkan tidak dilahirkan. Yang penting bagi
dan benar tidak mungkin bertentangan filsafat menurut al-Kindi bukan juz’iah
dengan kebenaran yang dihasilkan yang tidak terhingga banyaknya. Tetapi
filsafat. Karena itu, mempelajari filsafat hakikat yang terdapat dalam juz’iah itu
dan berfilsafat tidak dilarang, bahkan adalah Kulliah (Universal). Tiap-tiap benda
teologi adalah bagian dari filsafat, mempunyai dua hakikat. Hakikat sebagai
sedangkan umat Islam diwajibkan Juz’i dan Kulli, yaitu hakikat yang bersifat
mempelajari teologi. Universal dalam bentuk Genus dan
Bertemunya agama dengan filsafat Spesies.
dalam kebenaran dan kebaikan sekaligus Tuhan dalam filsafat al-Kindi tidak
menjadi tujuan dari keduanya. Agama mempunyai hakikat dalam arti ‘aniah atau
disamping wahyu menggunakan akal, mahiah. Tuhan hanya satu, dan tidak ada
dan filsafat juga mempergunakan akal. yang serupa dengan Tuhan. Sesuai
Yang benar pertama bagi al-Kindi adalah dengan faham yang ada dalam Islam,
Tuhan. Filsafat dengan demikian Tuhan bagi al-Kindi adalah pencipta dan
membahas soal Tuhan dan agama ini bukan penggerak pertama sebagaimana
merupakan dasarnya. Filsafat yang paling pendapat Aristoteles. Alam ini menurut
tinggi adalah tentang ke Tuhan-an. al-Kindi bukan kekal di zaman lampau
Dengan demikian, orang yang tetapi mempunyai permulaan. Pendapat
menolak filsafat maka oranmg tersebut al-Kindi yang demikian menunjukkan
menurut al-Kindi telah mengingkari betapa kuatnya pengaruh ilmu kalam
kebenaran, dan dapat dikelompokan pada waktu itu. Bagi al-Kindi,
kepada kafir. Disamping argumen keterbatasan waktu dan gerak merupakan
rasional, al-Kindi juga mengacu pada al- petunjuk terhadap bermulanya dunia
Qur’an yang banyak menyuruh meneliti dalam waktu. Menurut al-Kindi juga

54
Aziza Aryati
Filsafat di Dunia Timur: Pemikiran Al-Kindi dan Al-Farabi

dunia ini baharu dan ada penciptanya, bulan sampai ke ujung alam. Jenius alam
mustahil dunia ini tidak terbatas, dan yang pertama terjadi dari empat unsur,
bersifat pribadi. yaitu air, udara, api, dan tanah. Keempat
Sebagai pencipta dunia, sifat unsur tersebut berkualitas yang
Tuhan yang utama adalah Esa. Jika merupakan lambang dari perubahan,
pencipta lebih dari satu, maka masing- pertumbuhan, dan kemusnahan.
masing sekutunya akan membagi satu Sementara alam jenis kedua tidak
karakteristik yang umum dengan yang dijumpai keempat unsur tersebut, karena
lain. Mengenai kekuasaan Tuhan dan itu tidak mengalami perubahan dan
kebijaksanaanya apabila direnungkan kita kemusnahan, dengan kata lain alam kedua
dipenuhi rasa kagum karena begitu abadi sifatnya. Adapun bumi ini terletak
rasional dan harmonis penataan alam dibawah falak bulan, merupakan pusat
semesta ini. alam. Sedangkan benda langit menurut al-
Al-Kindi berpendapat bahwa alam Kindi adalah mahluk hidup, memiliki
ini dijadikan Tuhan dari tiada. Allah tidak indra penglihatan dan pendengaran
hanya menjadikan alam, tetapi juga sebagai indra yang diperlukan untuk
mengendalikan dan mengaturnya. Dalam dapat berfikir dan membedakan.
alam ini terdapat gerak yang menjadikan 3. Ide tentang Jiwa
dan gerak yang merusak. Menurut al- Jiwa, menurut al-Kindi tidak
Kindi sebab gerak merupakan apabila tersusun, mempunyai arti penting,
terhimpun empat sebab yaitu, Material, sempurna dan mulia. Sunstansi roh
Bentuk, Pembuat, dan Tujuan atau berasal dari substansi Tuhan. Hubungan
Manfaat. roh dengan Tuhan sama dengan
Pendapat al-Kindi mengenai hubungan cahaya dengan matahari. Jiwa
penciptaan dunia secara ex nihilio, bersifat spiritual, ilahiah, terpisah, dan
menunjukkan sikapnya yang masih sulit berbeda dari tubuh. Sedangkan jisim
melepaskan diri dari prinsip-prinsip bersifat hawa nafsu dan pemarah. Al-
teologis, terutama Mu’tazilah, dan Kindi membuat perbandingan tentang
bertujuan sebagai pembelaan terhadap keadaan jiwa. Jika kemuliaan jiwa
kepercayaan Islam dalam menghadapi diingkari dan tertarik kepada ksenangan-
serangan-serangan yang dilancarkan oleh kesenangan jasmani, al-Kindi
kaum Materialis. Bagi Al-Kindi membandingkan mereka dengan babi,
berpendapat tentang penciptaan tersebut karena kecakapan apetitif menguasai
bertujuan untuk memperkuat kedaulatan mereka. Jika dorongan nafsu birahi yang
Tuhan sebagai sebab yang sebenarnya. dominan, dibandingkan dengan anjing.
Namun ia tetap mengakui peranan sebab- Sedangkan bagi mereka yang menjadikan
sebab sekunder dalam kelangsungan akal sebagai tuannya, diumpamakan
alam. dengan raja.
Dalam hal ini, alam digolongkan Argumen yang dimajukan al-Kindi
menjadi dua bagian, yakni alam yang tentang perlainan roh dari badan ialah roh
terletak dibawah falak bulan dan alam menentang keinginan hawa nafsu dan
yang merentang tinggi sejak dari falak pemarah. Dengan pendapat al-Kindi

55
El-Afkar Vol. 4 Nomor 1, Januari-Juni 2015

tersebut ia lebih dekat dengan pemikiran b. Filsafat Al-Farabi


Plato dari pada Aristoteles. Al-Kindi Al-Farabi dikenal sebagai filosof
berpendapat bahwa jiwa mempunyai tiga Islam terbesar, memiliki keahlian dalam
daya, yakni daya bernafsu, pemarah, dan banyak bidang keilmuan dan memandang
daya berfikir. Daya berfikir ini disebut filsafat secara utuh menyeluruh serta
akal. Akal (al-Kindi) dibagi menjadi tiga mengupasnya sempurna, sehingga filosof
yaitu: yang datang sesudahnya, seperti Ibn Sina
- Akal yang bersifat potensial dan Ibn Rasy banyak mengambil dan
- Akal yang telah keluar dari sifat mengahapus sistem filsafatnya. ada
potensial menjadi aktual riwayat yang menyebutkan bahwa Ibn
- Akal yang telah mencapai tingkat Sina telah membaca 40 kali buku
kedua dari aktualitas. metafisika karangan Arestoteles, bahkan
Akal yang bersifat potensial tidak hampir seluruh isi buku dihapalnya, tapi
dapat keluar menjadi aktual jika tidak ada belum dipahaminya. Barulah ibn sina
kekuatan yang menggerakannya dari luar. memahami benar filsafat arestoteles
Akal yang mempunyai wujud diluar roh setelah membaca buku al-Farabi, tahqiq
manusia, yakni akal yang selamanya ghardh aristhu fi kitab ma ba’da al-
dalam aktualitas. Akal yang selamanya thabi’ah yang menjelaskan tujuan dan
dalam aktualitas inilah yang maksud metafisika arestoteles.
menggerakkan potensial menjadi aktual. Pengetahuannya mendalam yang
4. Ide tentang Moral mengenai filsafat Yunani, terutama Plato
Menurut al-Kindi, filosof harus dan Arestoteles, ia dijuluki al-mu’allim al-
memperdalam pengetahuan manusia tasni (guru kedua), sedangkan al-mu’allim
tentang diri dan seorang filosof harus al-awwal guru pertama) arestoteles.14
menempuh hidup susila. Kebijaksanaan 1. Ide tentang Kesatian antara filsafat
tidak dicari untuk diri sendiri dan Agama
(Aristoteles), melainkan untuk hidup Al-Farabi berusaha memadukan
bahagia. Al-Kindi mengecam para ulama beberapa aliran filsafat (al-filsafah al-
yang memperdagangkan agama untuk taufiqiyyah atau wahdah al-falsafah) yang
memperkaya diri dan para filosof yang berkembang sebelumnya, terutama
memperlihatkan jiwa kebinatangan untuk pemikiran Plato, Arestoteles dan Plotinus,
mempertahankan kedudukannya dalam antara Agama dan filsafat. karena itu, ia
negara. dikenal filsuf sinkretisme yang
Dalam kesesakan jiwa, filsafat mempercayai kesatuan filsafat. 15 Menurt
menghibur dan mengarahkan untuk penulis dari pendapat di atas memang
melatih kekangan, keberanian, dan sosok Al-Farabi orang yang telah paham
hikmah dalam keseimbangan sebagai betul yang namanya filsafat sehingga ia
keutamaan pribadi, tetapi keadilah untuk mampu mengeluarkan pedapatnya
meningkatkan tata negara. Sebagai filsuf, dengan mempercayai kesatuan filsafat.
al-Kindi prihatin kalau syari’at kurang Dengan mengemukahkan pendapatnya
menjamin perkembangan kepribadian tersebut banyak orang yang mengakuinya,
secara wajar. sehingga wajar saja di juluki sebagai al-

56
Aziza Aryati
Filsafat di Dunia Timur: Pemikiran Al-Kindi dan Al-Farabi

mu’allim al-tasni. Sebenarnya, usaha ke yaitu suatu ilmu yang membahas


arah sinkretis pemikiran telah dimulai tentang yang ada secar mutlak (al-ilm
muncul pada aliran neo-polatoninsme. bi al-mau judat bima hiya maujudah).16
Namun usaha Al-Farabi lebih luas karena 2. Ide tentang Metafisika
ia bukan saja mempertemukan aneka Ketika kita menjelaskan persoalan
aliran filsafat , juga penekananya bahwa masalah ketuhanan, Al-farabi
aliran-aliran filsafat itu pada hakikatnya mengunakan pemikiran Arestoteles dan
satu, meskipun pemunculannya berbeda Neo-Platonisme, yakni istilah al-Maujud al-
corak ragamnya. awwal sebagai sebab pertama bagi segala
Untuk mepertemukan dua filsafat yang ada. Konsep ini tidak bertentangan
yang berbeda seperti halnya antara Plato dengan keesaan dalam ajaran Islam. Dalm
dan Arestoteles mengenai idea. pembuktian adanya Tuhan. Al-Farabi
Arestoteles tidak mengakui bahwa hakikat mengumumkan dalil wajib al-wujud dan
itu idea, karena apabila hal tersbut mukmin al wujud. Menurutnya segalah
diterima berarti alam rialitas ini tidak yang ada ini hanya dua kemungkinan dan
lebih alam khayal atau sebagai pemikiran tidak ada alternatif yang ketiga. 17
sedapatnya. Sedangkan plato mengakui Tentang sifat Tuhan Al-Farabi
idea sebagai suatu hal yang berdiri sendiri sejalan dengan paham Mu’tazilah, yakni
dan menjadi hakikat segala-galanya, Al- sifat Tuhan tidak berbeda dengan
Farabi mengunakan interpretasi batini, substansi-Nya. Orang boleh saja
yakni dengan mengunakan ta ta’wil bila menyebut asma al-husna sebanyak yang
menjumpai pertentangan pikiran antara diketahuinya, tetapi nama tersebut tidak
keduanya. Menurut Al-Farabi sebenarnya menujukan adanya bagian - bagian pada
Arestoteles mengakui alam rohani yang Zat Tuhan atau sifat yang berbeda dari
terdapat di luar alam ini. Jadai kedua Zat-Nya.18 Sebagaimana para filusuf
filsafat sama-sama mengakui adanya idea- muslim pada umumnya, Al-Farabi juga
idea pada zat Tuhan. Kalaupun terdapat mengemukakan ayat-ayat Al-Quran
perbedaan, maka hal itu tidak lebih dari dalam rangka mensucikan Tuhan dari
tiga kemungkinan: sifat-sifat mahluk, diantaranya: terdapat
1). Definisi yang dibuat tentang filsafat pada (QS.al-shaffat:37;180) yang artinya:
tidak benar: Artinya : “Maha suci tuhanmu yang
2). Pendapat orang banyak tentang mempunyai keperkasaan dari apa yang
pikiran-pikiran filsafat dari kedua filsuf mereka kataka”Juga berkaitan dengan
tersebut terlau dangkal. Adanya (Q.S. Al-Syura:42:42) yang berbunyi
kekeliruan dalam pengetauhan orang- Artinya: “Sesungguhnya dosa itu atas
orang yang menduga bahwa antara orang-orang yang berbuat zalim
keduanya terdapat perbedan dalam kepada ,manusia dan melampaui batas
dasar-dasar filsafi. dimuka bumi tanpa hak. Mereka itu
3). Pengetahuan tentang adanya mendapat azab yang pedih”.
perbedaan antara keduanya tidak 3. Ide tentang Tentang Jiwa
benaar. Padahal definisi filsafat Ide tentang jiwa, pemikiran Al-
menurut keduanya tidak berbeda, Farabi di pengaruhi oleh filsafat Plato,

57
El-Afkar Vol. 4 Nomor 1, Januari-Juni 2015

Arestoteles, dan Plotinus. Bahwasanya, kepala, tangan, kaki dan anggota tubuh
Jiwa itu bersifat rohani, bukan matahari, lainnya yang masing-masing mempunyai
terwujud setelah adanya badan dan jiwa fungsi tertentu. Yang paling penting
tidak berpindah-pindah dari suatu badan dalam tubuh manusia adalah kepala,
ke badan yang lain. Jiwa manusia karena dari kepala (Otak) segala
sebagimana halnya materi asal memancar perbuatan manusia dikendalikan,
dari akal 10. Kesatuan antara keduanya sedangkan untuk mengendalikan kerja
mempunyai subtansi yang berbeda, dan otak di lakukan oleh hati. Demikian juga
binasanya jasad tidak membawa dalam negara.
binasanya jiwa. Jiwa manusia disebut al- Menurut Al-Farabi yang paling
nafs al-nathinqah, yang berasal dari alam penting dalam suatu negara adalah
Ilahi, sedangkan jasad berasal dari alam pimpinannya atau penguasanya, bersama
khalaq, berbentuk, berupa, berkadar, dan dengan bawahannya sebagai mana
bergerak. Oleh karena itu, Jiwa diciptakan jantung dan organ dan organ-organ tubuh
tatkalah jasad siap menerimanya. yang lebih rendah secara berturut-turut.
Mengenai keabadian jiwa, Al-Farabi Penguasaan ini haruslah orang yang
membedakan antara jiwa khalidah dan jiwa paling unggul baik di dalam bidang
fana. Jiwa khalidah adalah jiwa fadilah, yaitu intelektual maupun moralnya di antara
jiwa yang mengetahui kebaikan dan yang ada. Lebih lanjut Al-Farabi
berbuat baik, serta dapat melepaskan diri mengelompokkan negara (kota) menurut
dari ikatan jasmani. Jiwa ini tidak hancur prinsip-prinsip tipologis (tujuan) yang
dengan hancurnya badan. Yang termasuk abstrak. Kota utama yang sering dijadikan
dalam kelompok ini adalah jiwa yang bahan rujukan, pada hakikatnya hanyalah
telah berada pada tingkat akal mustafad. satu dimana kehidupan yang baik atau
Sedangkan jiwa fana adalah jiwa jahiliyah, kebahagiaan dijadikan tujuan utama dan
tidak mencapai kesempurnaan karena dimana keutaaman dapat berkembang
belum dapat melepaskan diri dari ikatan dengan subur. Tetapi mungkin ada juga
materi, ia akan hancur denagn hancurnay sebuah negara dimana tidak ada tujuan
badan. Tetapi, jiwa yang tahu kesenangan yang di jadikan pertimbangan kecuali
namun menolaknya, tidak akan hancur pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam
dan akan kekal namun kekal dalam beberapa negaara, raja dan pembantu-
kesangsaraan.19 pembantunya merasa puas dengan
4. Ide tentang Politik mencari kejayaan, dan kehormatan untuk
Pemikiran Al-Farabi lainnya yang diri mereka sendiri, baik lewat keutaman
amat penting adalah tentang politik yang (seperti pada negara arestokrasi dan
di tuangkanya dalam dua karyanya, Al- timokrasi ), kesehatan (seperti negara
Siyasah al-Madaniyyah (pemerintahan plutokrasi), asuhan yang baik (seperti
politik) dan Ara’al-Madaniah al-fadhilah pada monarki yang turun menurun ),
(pendapat-pendapat tentang negara maupun penaklukan (seperti negara
utama). Karyanya ini banyak di pengaruhi tirani), terakhir dalam beberapa negara
oleh konsep plato yang menyamakan (yaitu demokrasi) kesenagan mungkin di
negara dengan tubuh manusia. Ada pandang sebagian tujuan akhir negara,

58
Aziza Aryati
Filsafat di Dunia Timur: Pemikiran Al-Kindi dan Al-Farabi

sementara pada yang lain, dengan bentuk- dan pemberontakan dengan berbagai
bentuk pemerintahan campuran tujuan- motivasi dan tujuan.
tujuan kesehatan, kesenangan dan 5. Ide tentang Moral
kehormatan mungkin di gabungkan. Konsep moral yang ditawarkan Al-
Manakala tujuan negara utama, Farabi dan menjadi salah satu hal penting
kebahagiaan dan bentuknya, keserasian, dalam karya-karyanya, berkaitan erat
terganggu dan di jadikan bahan dengan pembicaraan tentang jiwa dan
tertawaan, akan melahirkan empat macam politik. Dalam buku Risalah fi al-Tanabih
kemungkinan kota (negara) korup, yaitu ala subul al-sa’adah dan Tahsil al-sa’adah, Al-
kota kebodohan (jahil), kota pembangkang Farabi menekankan empat jenis sifat
(fasik), kota pembelot (mutabaddilah) dan utama yang harus menjadi perhatian
kota yang salah (sesat). Kota kebodohan untuk mencapai kebahgian di dunia dan
digambarkan sebagai kota yang akhirat bagi bangsa-bangsa dan setiap
penduduknya tidak mengetahui warga negara, yakni :
kebahagian sejati dan tidak pula a) Keutamaan teoritis
mengejarnya, bahkan merka terpikat b) Keutamaan pemikiran
dengan kesenangan-kesenagan hidup c) Kutamaan akhlak
yang palsu, seperti mementingkan d) Keutamaan amaliah.20
kesentosaan pribadi atau pemelihara diri Selain keutamaan di atas, Al-Farabi
(seperti pada kota keperluan), kesehatan ( menyarankan agar bertindak tidak
seperti pada kota plutokrasi, atau kota berlebihan yang dapat merusak jiwa dan
kefasikan), kesenangan (seperti kota fisik, atau mengambil posisi tengah-
keaiban), kehormatan ( seperti pada kota tengah. Hal itu dapat ditentukan dengan
timikrasi ) penaklukan (seperti kota yang memperhatikan zaman, tempat dan orang
ganas atau tirani) atau terakhir kebebasan yang melakukan hal itu, serta tujuan yang
dan pengabaian hukuam (seperti kota dicari, cara yang digunakan dan kerja
demokrasi atau anarki). yang memenuhi syarat. Berani misalnya,
Pemikiran Al-Farabi tentang adalah sifat terpuji, yang terletak diantara
kenegaraan tersebut terkesan ideal dua sifat tercela, membabi buta
sebagaimana halnya konsepsi kenegaraan (tahauwwur) dan penakut (jubn).
yang di tawarkan oleh Plato. Hal ini Kemurahan (al-karam) terletak antara dua
dimungkinkan Al-Farabi tidak memangku sifat tercela.
suatu jabatan pemerintahan, ia
menyenangi berkhalwat, menyendiri Kesimpulan
sehingga ia tidak mempunyai peluang Dari pembahasan di atas, kita telah
belajar dari pengalaman dalam membuktikan keluasan dan kedalaman
pengelolaan urusan kenegaraan. pemikiran filsafat Islam, baik yang
Kemungkinan lain yang melatar belakangi berkembang di kawasan Islam Timur
pemikiran Al-Farabi itu adalah situasi (Arab) maupun yang berkembang di
pada saat itu, kekuasaan Abbasiyah kawasan Islam Barat (Andalus, Spanyol).
digoncang berbagai gejolak, pertentangan Sebagaimana filsafat lain, filsafat Islam
(filsafat Timur) mempunyai kedudukan

59
El-Afkar Vol. 4 Nomor 1, Januari-Juni 2015

yang amat penting dalam dunia


pemikiran filsafat. Bahkan orang Barat Saepullah, Renaisans Islam: Kebangkitan
Intelektual dan Budaya Pada Abad Pertengahan.
tidak akan mengenal filsafat (juga sains)
Bandung: Mizan, 2003. hal 25
tanpa kontribusi dari dunia Islam, 5 Al-Farabi via Kraemer, ibid.

terutama pemikiran rasionalistik Ibnu 6 ibid


7 Hassan Hanafi, Muqaddima fi ilm al-
Rusyd yang menjadi pendorong
Istighrab. Edisi Indonesia oleh M. Najib
timbulnya renaisans di Eropa yang Buchori, Oksidentalisme: sikap kita terhadap
kemudian membuat kemajuan Barat Tradisi Barat. Jakarta: Paramadina, 2000. Hal
sekarang begitu pula pemikiran yang 156
8 Ibid hal 157.
telah dilahirkan oleh al-Kindi dan al- 9 Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam,
Farabi yang dapat dirasakan hasilnya (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), hal. 16.
sampai masa kini. 10 Ibid. Hasyimsyah Nasution. Hal. 16.
11 Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam,
Oleh karena itu, Penulis berharap
(Jakarta : Gaya Media Pratama, 1999 ), hlm, 32
agar kegiatan seperti ini dapat 12 .A.Mustofa, Filsafat Islam, (Bandung:
berkembang dengan baik dalam rangka Pustaka Setia,. 2007, cet ke :3), hal: 27 -28
menguak dan memahami berbagai aspek 13 Ibid hal: 31
14 Arthur Hyman dan James J. Walsh,
dari warisan intelektual Islam. Dari
Philosophy in the Middle Ages, (New York:
warisan intelektual mereka ini dapat kita
Happer,1969), hlm 236.
jadikan sebagai sumber inspirasi dalam 15 Ibrahim Madkour, “Al-Farabi,:”
mencapai berbagai kemajuan. Kegiatan ini dalam M. M. Sharif, (ed.) A History of Muslim
akan ada artinya jika kita yang hidup hari Pilosophy, Vol. 1 (wiesbaden: Otto
Harrassowitz, 1963), hlm 456
ini mampu menangkap sinyal yang 16 Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam,
diisyaratkan oleh para filosof muslim (Jakarta : Bulan Bintang, 1992), hlm 30.
17 T.J. De Boer, Tarikah al-Filsafah fi al-
(juga para saintisnya) dan
mengaplikasikannya dengan kondisi Islam, terjemaan Arab oleh Abd al-Hadi Abu
Raidah( Kairo : lajnah al-ta’lif wa al-tarjamah
kekiniannya. Mengenal para filosof wa al-Nasyr, 1938) hlm. 139.
muslim, berarti kita harus mampu 18 Ibd, hlm, 140
19 Muhammad Ali Abu Rayyan, Al-
melampaui mereka. Wallahu ‘Alam.
Falsayah al-Islamiyyah: Syakhsiyyatuha wa
Mazahibuha (Iskandaria: Dar al-Qaumiyyah,
Referensi 1967), hlm, 385-386.
20 Ibid, hlm, 43
1 Majid Fakhry, A Short Introduction to

Islamic Philosophy, Theology, and Mysticism.


Edisi Indonesia oleh Zaimul Am, Sejarah
Filsafat Islam: Sebuah Peta Kronologis. Bandung:
Mizan, 2001. Hal 1.
2 Sigit Sujatmiko dkk., Sejarah Filsafat

Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Hal 4


3 Muhammad Taqi Mishbah Yazdi,

Philosophical Intruction: An Intruduction to


Contemporary Islamic Philosophy. Edisi
Indonesia oleh Musha Kazim dan Saleh Bagir,
Buku Dars Filsafat Islam. Bandung: Mizan, 2003.
Hal 3
4 Joel L. Kraemer, Humanism in the
Renaisance of Islam. Edisi Indonesia oleh Asep

60

Anda mungkin juga menyukai