Pekerjaan :
STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN
FINANSIAL KIPI MANGKUPADI – TANAH
KUNING
KATA PENGANTAR
Dalam rangka pelaksanaan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian,
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah mendorong percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan
Industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui pembangunan Kawasan Industri.
Pembangunan Kawasan Industri merupakan upaya untuk mengembangkan Industri yang berwawasan
lingkungan serta memberikan kemudahan dan daya tarik bagi investasi dengan pendekatan konsep efisiensi, tata
ruang, dan lingkungan hidup, sehingga dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berdaya saing, menyebar dan merata ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta
berkesinambungan.
Di samping itu, Pembangunan Kawasan Industri memberikan kepastian lokasi sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW), mensinergikan perencanaan dan pembangunan infrastruktur industri, infrastruktur
dasar, infrastruktur penunjang dan sarana penunjang untuk Kawasan Industri.
Dengan ditetapkannya KIPI Mangkupadi - Tanah Kuning sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional
melalui Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2016 tentang.Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, maka perlu disiapkan konsep dan skenario
studi kelayakan ekonomi dan finansial untuk implementasi pembangunannya.
Penyusun
PT WISWAKHARMAN ii
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
DAFTAR ISI
PT WISWAKHARMAN iii
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
DAFTAR TABEL
PT WISWAKHARMAN iv
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
DAFTAR GAMBAR
PT WISWAKHARMAN v
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
1 PENDAHULUAN
Mempersiapkan kawasan Kalimantan Utara sebagai ruang investasi khususnya kawasan KIPI Mangkupadi
- Tanah Kuning, diperlukannya pemilihan konsep yang tepat yang didukung oleh perangkat peraturan perundangan
yang ada, dan sesuai dengan potensi yang dimiliki dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kepentingan penduduk, pemerintah dan investor. Adanya komitmen pemerintah daerah, dan lokasi strategis
Kawasan KIPI Mangkupadi-Tanah Kuning sebagai simpul kegiatan nasional baik konsentrasi dan distribusi. Selain
itu diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut dapat ditentukan rencana yang terarah dan berkesinambungan
dalam mewujudkan kawasan yang berkeutuhan dan menegakkan kedaulatan serta memiliki kemandirian ekonomi
yang bersinergi dan berfungsi lindung pada keanekaragaman hayati.
MAKSUD PEKERJAAN
Maksud pekerjaan ini adalah menyiapkan perencanaan dalam skala kawasan dari segi ekonomi dan
finansial sebagai upaya meningkatkan kemampuan daerah dalam menyelenggarakan perencanaan tata ruang
kawasan di Kalimantan utara.
TUJUAN PEKERJAAN
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mewujudkan amanat dari kebijakan penataan ruang yang
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan Negara,
pertahanan dan keamanan Negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.
TARGET / SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah :
1. Tersedianya data dan informasi dalam mendukung perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah
khususnya yang berhubungan erat dengan kebijakan konservasi, kawasan ekonomi khusus, rehabilitasi dan
pengendalian eskplotasi kekayaan sumber daya hayati.
2. Adanya peningkatan kegiatan perekonomian, pembangunan, peningkatan ketahanan sosial budaya daerah
di kawasan ekonomi khusus yang akan dibangun.
PT WISWAKHARMAN 1
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
PT WISWAKHARMAN 2
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
KELAYAKAN EKONOMI
Studi kelayakan ekonomi memberikan informasi tentang analisis biaya dan manfaat dengan dan tanpa
adanya pengembangan. Ada tiga konsep yang sering dijumpai dalam kelayakan ekonomi, yaitu: kriteria yang
terlihat dan yang tidak terlihat, dapat atau tidak dapat diukur secara moneter, dan langsung atau tak langsung
diukur dengan analisis biaya-keuntunga (cost benefit analysis).
Secara umum, biaya dan keuntungan yang terlihat (tangible) adalah yang bisa dihitung dengan jelas. Biaya
dan keuntungan yang dapat diukur secara moneter (moneterizable) bahkan lebih jauh lagi, yaitu dapat dinyatakan
dalam ukuran satuan uang (misal: Rupiah); hal ini dimungkinkan karena kita dapt mengukurnya di pasaran. Dalam
hal langsung atau tidak langsung, tergantung pada tujuan utama proyek. Keuntungan yang menjadi tujuan utama
merupakan pengaruh langsung. Contoh, pembangunan bendungan dengan pembangkit tenaga listrik mempunyai
pengaruh langsung (direct) yaitu bertambahnya tenaga listrik (yang dapat diukur secara moneter), disamping itu,
mempunyai pengaruh tak langsung (indirect) yaitu menigkatnya kegiatan rekreasi dan perikanan (yang juga dapat
diukur secara moneter). Pengaruh negatif tak langsung juga dapat muncul, misal dalam contoh bendungan di atas,
yaitu tenggelamnya lahan pertanian menjadi bendungan. Di samping itu, dikenal juga biaya peluang (opportunity
cost), yaitu selisih nilai yang didapat bila tidak ada proyek dengan nilai yang didapat setelah terkena proyek. Misal,
nilai lahan sebelum ada proyek sebesar Rp. 5 juta, sedangkan setelah terkena proyek menjadi Rp. 2 juta, maka
biaya peluangnya adalah Rp. 3 juta.
Kelayakan Ekonomi, terutama kajian pengaruh proyek terhadap;
1. pertumbuhan ekonomi atau pendapatan negara/daerah;
2. penambahan dan pemerataan kesempatan kerja;
3. menumbuhkan industri lain terkait.
KELAYAKAN FINANSIAL
Sedangkan studi kelayakan finansial/keuangan memberikan informasi tentang analisis kebutuhan biaya
pengembangan, pendapatan dari pengembangan, dan profitabilitas usaha. Asumsi dalam perhitungan kebutuhan
biaya meliputi:
1. Biaya Pra Investasi;
2. Biaya pembebasan tanah;
3. Biaya penyiapan lahan, pembangunan prasarana dan fasilitas umum;
4. Biaya pembelian peralatan.
5. Biaya pembangunan bangunan fisik (untuk disewakan);
6. Biaya operasi (operating expenditure/opex) meliputi:
a. Biaya pengembalian pinjaman (principal dan bunga);
b. Biaya tenaga kerja;
c. Biaya promosi;
d. Biaya pengoperasian serta pemeliharaan; dan
e. Biaya menyangkut pelayanan (listrik, air, keamanan, sampah, limbah, dan sebagainya).
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan:
1. Analisis pasar
Gambaran potensi pasar domestik dan internasional untuk menyerap produk yang akan dihasilkan, gambaran
pesaing di masa yang akan datang, dan analisis segmentasi pasar, serta positioning usaha yang akan
dikembangkan.
PT WISWAKHARMAN 3
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
PT WISWAKHARMAN 4
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
d. Pematangan Lahan
e. Perancangan Penggunaan Lahan/Modulasi Kaveling
f. Perancangan dan Pembangunan Infrastruktur dan Sarana Penunjang di dalam Kawasan Industri
g. Pengelolaan dan Pemasaran
PERIZINAN
Untuk membangun suatu kawasan industri, mulai dari perencanaan, pembangunan fisik dan
operasionalnya, melibatkan beberapa instansi baik tingkat daerah maupun tingkat nasional sehingga diperlukan
adanya harmonisasi peraturan yang mengatur kawasan industri, agar terjadi suatu persamaan persepsi untuk
mendukung perkembangan kawasan industri, sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri. Adapun beberapa perizinan yang berkaitan dengan
pembangunan kawasan industri ialah meliputi:
1. Izin prinsip
Izin prinsip merupakan prasyarat IUKI dalam melakukan penyediaan lahan, pembangunan infrastruktur
kawasan industri serta pemasangan/instalasi peralatan dan kesiapan lain yang diperlukan dalam rangka
memulai pembangunan kawasan industri.3 Permohonan izin prinsip diajukan kepada menteri perindustrian,
gubernur dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya masing-masing melalui pelayanan terpadu satu
pintu (PTSP).4 Izin Persetujuan Prinsip kepada Sekjen Deperindag bagi perusahaan kawasan industri yang
berstatus Non PMA/PMDN dan kepada Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bagi kawasan
industri yang berstatus PMA/PMDN. Persetujuan prinsip berlaku selama jangka waktu 4 tahun, dan dapat
diperpanjang 2 kali masing-masing selama 2 tahun.
2. Izin lokasi
Izin lokasi adalah izin untuk memperoleh dan menggunakan tanah.5 Permohonan izin lokasi diberikan dalam
bentuk surat keputusan yang ditanda tangani oleh bupati/walikota setelah diadakan rapat koordinasi antara
instansi terkait. Jangka waktu izin lokasi adalah selama 3 (tiga) tahun untuk luas lokasi lebih dari 50 Ha. Izin
lokasi kepada Kepala Kantor Pertanahan, dengan ditembuskan kepada :
a. Kepala Kantor Wilayah BPN;
b. Badan Penanaman Modal Daerah untuk non PMA/PMDN, instansi vertikal departemen teknis di daerah
untuk PMA/PMDN;
PT WISWAKHARMAN 5
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Izin Membangun Bangunan, Pasal 1 angka 5.
7 Permen Nomor 32 Tahun 2010, Pasal 5 ayat (2).
8 Permen Nomor 75 Tahun 2015, Pasal 2 ayat (1).
9 Pasal 12 ayat (1) PP Nomor 142 Tahun 2015.
10 Pasal 13 ayat (3) PP Nomor 142 Tahun 2015.
11 Pasal 31 ayat (1) PP Nomor 142 Tahun 2015.
PT WISWAKHARMAN 6
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
LAHAN
Salah satu kebutuhan penting yang harus tersedia untuk berinvestasi langsung adalah lahan tempat usaha.
Dengan tujuan untuk memberikan kemudahan bagi investor, maka lahan-lahan di dalam Kawasan Industri telah
disiapkan secara fisik dalam bentuk kapling-kapling industri yang telah siap bangun dengan dilengkapi
infrastruktur/sarana dan prasarana yang memadai. Di samping itu jaminan legalitas dari status tanah di dalam
Kawasan Industri dalam arti bebas dari sengketa, serta untuk mendapatkan status hak atas tanahnya dapat
diperoleh dengan mudah. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015, luas lahan Kawasan Industri
minimal 50 ha atau minimal 5 ha untuk Kawasan Industri khusus industri kecil dan menengah.
Ketersediaan lahan harus memasukkan pertimbangan kebutuhan lahan di luar kegiatan sektor industri
sebagai efek bergandanya, seperti kebutuhan lahan perumahan dan kegiatan permukiman dan perkotaan lainnya.
Sebagai ilustrasi, bila per hektar kebutuhan lahan Kawasan Industri menyerap 100 tenaga kerja, berarti dibutuhkan
lahan perumahan dan kegiatan pendukungnya seluas 1-1,5 ha untuk tempat tinggal para pekerja dan berbagai
fasilitas penunjang. Hal ini berarti, apabila hendak dikembangkan 100 ha Kawasan Industri di suatu daerah maka
di sekitar lokasi harus tersedia lahan untuk fasilitas seluas 100-150 ha, sehingga total area dibutuhkan 200-250 ha.
Pengadaan Tanah
Pengadaan bagi pembangunan kawasan industri dapat ditempuh melalui pelepasan atau penyerahan hak
atas tanah engan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan,
tanaman dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah. Perusahaan kawasan industri yang merupakan BUMN
atau BUMD maka dapat diberikan HGB di atas hak pengelolaan. Untuk komponen pembangunan kawasan industri
yang menyangkut kepentingan umum, mengikuti Peraturan Presiden Nomor 30 tahun 2015.
Sedangkan dalam hal pendanaan, pemerintah telah mengantisipasi melalui dua (2) regulasi, yaitu Peraturan
Presiden Nomor 102 Tahun 2016 tentang Pendanaan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum dalam rangka Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan Tanah bagi Proyek Strategis Nasional dan
Pengelolaan Aset Hasil Pengadaan Tanah oleh Lembaga Manajemen Aset Negara.
Pematangan Tanah
Setelah pengadaan tanah selesai dilakukan maka langkah selanjutnya ialah melakukan pematangan tanah.
Untuk melakukan pematangan tanah terlebih dahulu badan usaha harus memperoleh izin pematangan tanah yang
diajukan kepada menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing.
Pematangan tanah ini bermula dari proses perataan tanah, pembentukan kavling, pembuatan jalan, saluran air
dan listrik. Tujuan pematangan tanah adalah agar tanah siap untuk dibangun menjadi kaveling industri.
INFRASTRUKTUR
Terkait dengan penyediaan lahan bagi Investor untuk mendirikan pabriknya, maka hal yang tidak dapat
dipisahkan dari lahan tersebut agar dapat dijadikan sebagai lokasi industri yang dapat memenuhi kebutuhan
Investor adalah adanya kelengkapan sarana dan prasarana (infrastruktur fisik).
PT WISWAKHARMAN 7
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
Infrastruktur industri ini disediakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya masing-masing.12 Infrastruktur dasar menurut Pasal 11 ayat (1) PP Nomor 142 Tahun 2015 paling
sedikit meliputi:13
1. instalasi pengolahan air baku;
2. instalasi pengolahan air limbah;
3. saluran drainase;
4. instalasi penerangan jalan; dan
5. Jaringan jalan.
Infrastruktur dasar ini wajib disediakan bagi perusahaan kawasan industri.14
SARANA PENUNJANG
Sedangkan menurut Pasal 10 ayat (3) PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa sarana penunjang
paling sedikit meliputi:15
1. perumahan;
2. pendidikan dan pelatihan;
3. penelitian dan pengembangan;
4. kesehatan;
5. pemadam kebakaran; dan
6. tempat pembuangan sampah.
Sarana penunjang ini disediakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya masing-masing dan perusahaan kawasan industri juga dapat menyediakan sarana penunjang di
dalam kawasan industri.
PT WISWAKHARMAN 8
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
kewajiban pengelolaan kawasan industri yang dimiliki oleh perusahaan kawasan industri beralih kepada
perusahaan lain. Namun, hal itu bukan berarti perusahaan kawasan industri dapat bebas dari tanggung jawabnya
melainkan perusahaan kawasan industri tetap bertanggungjawab atas pengelolaan kawasan industri. Hal ini
dikarenakan perusahaan lain tersebut hanya sebatas pihak yang akan membantu perusahaan kawasan industri
dalam hal mengelola kawasan industri sesuai dengan yang diperjanjikan sebelumnya.
16 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, Pasal 1 angka 1.
PT WISWAKHARMAN 9
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
1. Penyusunan dokumen AMDAL, dilakukan oleh badan usaha dan harus melibatkan masyarakat. Badan usaha
dapat meminta bantuan pihak lain dalam menyusun dokumen AMDAL. Dalam penyusunan dokumen AMDAL,
badan usaha wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusunan AMDAL.17
2. Penilaian dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL yang dibentuk oleh menteri perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, gubernur atau bupati/walikota sesuai kewenangannya18 dan diterbitkan oleh
lembaga sertifikasi kompetensi penyusunan AMDAL.
3. Permohonan dan penerbitan izin lingkungan diajukan secara tertulis oleh badan usaha kepada menteri di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangan masing-masing.19
PT WISWAKHARMAN 10
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
Gambar 4-1 KIPI Mangkupadi-Tanah Kuning terhadap RTRW Provinsi Kalimantan Utara dan Kabupaten Bulungan
PT WISWAKHARMAN 11
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
KEBUTUHAN INVESTASI
Biaya investasi merupakan pengeluaran sejumlah besar dana yang dibutuhkan mulai dari pra studi sampai
proyek dioperasikan. biaya ini terdiri atas Biaya Pra Konstruksi (Pre-Construction Cost), Biaya Konstruksi
(Construction Cost-CAPEX), serta Biaya Operasi dan Pemeliharaan (Operational & Maintenance Cost-OPEX).
PT WISWAKHARMAN 12
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
Dasar Asumsi Perkiraan Investasi yang telah dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan Besar di KIPI
Mangkupadi – Tanah Kuning adalah sebagai berikut;
a. Perijinan20
URAIAN OUTPUT BIAYA Biaya / Ha
Pengurusan AMDAL dan Izin
SK. Bupati dan Izin Lingkungan 486.557.500
Lingkungan
Penerbitan Izin Usaha
SK. Gubernur 634.700.000 181.875
Perkebunan (IUP)
Pembebasan Lahan (Beli Penguasaan Lahan dan Akta
14.514.500.000
Putus) Tanah
Penerbitan Izin Land Clearing
SK. Kepala Dinas 227.700.000
(LC)
Penerbitan IPK SK. Menteri Kehutanan 4.655.200.000 3.146.375
Penerbitan Sertipikat HGU Sertipikat HGU 2.393.930.000
Total Biaya 22.912.587.500 3.716.559
Luas Lahan (Ha) 6.165
Berdasarkan informasi di atas, untuk pembangunan KIPI diasumsikan;
- lahan yang berstatus HGU = Rp. 3.750.000 per hektar
- lahan IUP sampai sebelum HGU = Rp. 3.150.000 per hektar
b. Biaya pengusahaan perkebunan sawit sampai dengan panen
Dalam penanaman kelapa sawit maka ada beberapa jenis pekerjaan yang akan di lakukan yaitu
mulai dari pembukaan lahan, penanaman, pembuatan jalan dan parit serta pemeliharaan
menjelang panen. saat ini biaya untuk investasi pembuatan kebun kelapa sawit adalah sekitar
Rp. 40.000.000/Ha.21
c. Biaya pengusahaan perkebunan sawit masa panen
Biaya operasional perkebunan sawit pada tahun 2009 yang terdiri dari pembelian pupuk,
insektisida, upah buruh pemupukan, upah buruh pemanenan dan pengolahan hasil antara 1,5
s/d 9 milyar per tahun.22 Untuk biaya ini diasumsikan sebesar 10 milyar per tahun.
PERKIRAAN JANGKA WAKTU PERKIRAAN RATA-RATA
PEMILIK/PEMEGANG HAK PENGUSAHAAN PANEN
(Tahun) (TBS-Ton)
PT. BULUNGAN CITRA AGRO PERSADA 12,00 17,98
PT. AGRO SAWIT MAS LESTARI 7,00 11,19
PT. SAWIT BERKAT SEJAHTERA 10,00 15,98
PT. KAYAN PLANTATION 10,00 -
20 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pengurusan Izin Dan Perolehan Lahan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Arta Putra Benua, Desa Muara
PT WISWAKHARMAN 13
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
Jadi, berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka untuk pendekatan biaya investasi yang telah ditanamkan oleh perusahaan sawit sebesar Rp. 683.078.925.825,-.
Bila dijabarkan secara rinci, perkiraan investasi oleh masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut;
Tabel 4-2 Estimasi Invesatsi yang sudah dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan Besar
PERKIRAAN INVESTASI YG SUDAH DITANAMKAM
PEMILIK/PEMEGANG PERIJINAN+LAHAN BIAYA S/D PANEN BIAYA PANEN TOTAL
HAK Harga Total Harga Total Biaya per Total
Biaya (Rp) Biaya (Rp/Ha)
(Rp/Ha) (Rp) (Rp/Ha) (Rp) tahun (Rp)
PT. BULUNGAN
CITRA AGRO 3.750.000 48.896.979.375 40.000.000 217.984.388.000 10.000.000.000 120.000.000.000 386.881.367.375 29.670.649,32
PERSADA
PT. KAYAN
3.750.000 29.775.000 - - - - 29.775.000 3.750.000,00
PLANTATION
Bila diasumsikan biaya pembebasan lahan perkebunan yang ada sebesar Rp. 100.000,- per m2, maka total harga pembebasan lahan adalah Rp.
20.189.007.800.000,-.
Jadi biaya total biaya pengadaan lahan dari perkebunan yang ada diperkirakan sebesar Rp. 20.872.086.725.825,-
PT WISWAKHARMAN 14
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
PT WISWAKHARMAN 15
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
Tabel 4-3 Perkiraan Kebutuhan Investasi Infrastruktur dan Pentahapan Pembangunan KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
BIAYA (milyar Rp.)
NO INFRASTRUKTUR DISTRIK 1 DISTRIK 2 DISTRIK 3 DISTRIK 4
Total P S Total P S Total P S Total P S
1 JALAN & TRANSPORTASI 5,594.50 2,947.96 2,646.54 4,447.28 3,778.66 668.63 2,152.18 1,852.23 299.95 1,303.82 1,186.07 117.75
2 DRAINASE 1,010.11 1,010.11 - 1,456.91 1,456.91 - 874.69 874.69 - 746.85 746.85 -
3 ENERGI LISTRIK 146.12 146.12 - 33.91 33.91 - 135.75 135.75 - 46.76 46.76 -
4 AIR BERSIH 0.49 0.49 - 0.49 0.49 - 0.49 0.49 - 0.49 0.49 -
5 AIR LIMBAH 50.90 25.00 25.90 175.90 150.00 25.90 175.90 150.00 25.90 100.90 75.00 25.90
6 SAMPAH 2.10 2.10 - 1.56 1.56 - 1.08 1.08 - 1.45 1.45 -
7 TELEKOMUNIKASI 9.54 6.54 3.00 9.26 6.26 3.00 9.38 6.38 3.00 9.19 6.19 3.00
8 FIRE HYDRANT 22.06 22.06 - 17.60 17.60 - 12.81 12.81 - 9.04 9.04 -
9 CCTV 0.58 0.58 - 0.49 0.49 - 0.74 0.74 - 0.42 0.42 -
TOTAL 6,836.40 4,160.96 2,675.44 6,143.39 5,445.87 697.53 3,363.02 3,034.17 328.85 2,218.91 2,072.26 146.65
PT WISWAKHARMAN 16
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
Kontribusi PAD semakin baik, kondisi optimal terjadi pada tahun 2015.
3. Rasio Ketergantungan
ௗ௧ ்௦
Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah = ்௧ ௗ௧ ݔ100%
Kemandirian keuangan daerah masih relatif kecil, tetapi pernah terjadi tingkat kemandirian yang cukup tinggi
pada tahun 2015
Tabel 4-4 Analisa APBD Provinsi Kalimantan Utara TA 2013-2017
TAHUN ANGGARAN 2013 2014 2015 2016 2017
SURPLUS/DEFISIT (Milyar) -313,46 -870,99 532,70 750,00 647,18
Derajat Desentralisasi 0,35% 0,78% 25,63% 16,18% 17,98%
Rasio Ketergantungan 0,00% 81,19% 63,03% 83,57% 77,11%
Rasio Kemandirian 0,96% 40,66% 19,36% 23,32%
PT WISWAKHARMAN 17
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
POTENSI PENDAPATAN
Potensi pendapatan dari pengusahaan kawasan industri biasanya terdiri dari;
1. Bidang Usaha Utama:
a. Lahan dalam bentuk Tanah Kaveling Industri (TKI) siap bangun untuk kegiatan usaha umumnya dan Industri
Manufakturing khususnya.
- menjual kavling siap bangun (KSB) untuk pabrik berikut prasarananya.
- menyewakan kavling siap bangun.
Harga rata-rata lahan industri di Bekasi dan Karawang masing-masing US$ 222,1 per m2 dan US$ 188,8 per
m2 atau Rp 2,91 juta dan Rp 2,48 juta. Kawasan industri Jababeka Cikarang, Bekasi Rp 3 juta per meter persegi.
Kawasan Industri Kendal US$ 70 sampai US$ 80 per meter persegi atau kurang lebih sebesar Rp 875 ribu - Rp
1 juta per meter persegi (kurs Rp 12.500 per dolar AS). Harga lahan industri di Surabaya berkisar Rp 1,5 juta –
Rp 2,5 juta per m2. Pada 2012, harga lahan di kawasan industri Bogor dan Serang kisaran USS120 per meter
persegi (m2) meitingkat dibandingkan tahun 2006 kisaran USD 35-USD 55 per m2. Bahkan, harga lahan tertinggi
di kawasan industri Karawang mencapai US$200 per m2 (Collier International Indonesia, 2012). Harga tanah di
kawasan industri di Jakarta masuk kategori tinggi dengan harga US$ 191 per m2 di atas harga lahan di Kuala
Lumpur kisaran US$ 25 per m2 dan di Guangzhou US$ 95 per m2 (Jetro,2012). Harga lahan di Jakarta hanya
di bawah negara yang dikenal sebagai basis industri antara lain, Seoul US$ 267 per m2, Hongkong US$299 per
me, Taipe US$1.350 per m2, dan Singapura US$ 651 per m2.
b. Kawasan Berikat (Export Processing Zone/EPZ) untuk perusahaan-perusahaan industri yang berorientasi
ekspor.
c. Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP), Sarana Usaha Industri Kecil (SUIK), dan Sarana Pergudangan atau
Stock-yard.
- menyewakan bangunan untuk usaha industri.
- menjual bangunan untuk usaha industri.
- menyewakan lahan untuk persediaan material bahan baku pabrik dan barang produksi jadi (stock-yard).
2. Bidang Usaha Penunjang:
a. ruang perkantoran, restoran/kafetaria, business centre dan show room.
b. fasilitas asrama/rumah susun bagi karyawan dan umum (real estate), serta perhotelan/kondominium.
c. fasilitas olah raga dan fasilitas rekreasi.
d. fasilitas Balai Latihan Kerja (BLK) dan unit poliklinik.
e. fasilitas freight forwarding, terminal peti kemas dan dry port.
f. fasilitas Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU).
3. Bidang Usaha Jasa:
a. pelayanan informasi kegiatan industri manufacturing kepada penanam modal dalam rangka pendirian dan
pengelolaan usahanya.
b. pelayanan memperoleh segala fasilitas yang dibutuhkan dalam hubungannya dengan pendirian sebuah
pabrik/usaha industri.
c. pelayanan perencanaan tanah dan/atau bangunan, harga sewa/beli serta syarat-syarat pembayaran.
d. pengusahaan (operations) serta perawatan (maintenance).
e. konstruksi.
f. transportasi.
g. penyediaan jaringan informasi dan telekomunikasi.
4. Biaya Pemeliharaan/Maintenance Fee adalah sumbangan yang dipungut dari Investor Kawasan Industri, untuk
kemudian digunakan bagi pemeliharaan lingkungan.
Tarif Maintenance Fee/tahun yang diberlakukan biasanya diberlakukan dengan formula : Tarif x Luas Tanah
Kapling Industri (m2) x 12 bulan.
PT WISWAKHARMAN 18
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
ASUMSI KELAYAKAN
Asumsi Kelayakan pada umumnya berisi tentang hal-hal yang menyangkut:
1. Biaya satuan pengembangan baik investasi/konstruksi maupun operasional pemeliharaan
2. Umur ekonomis pengembangan sebagai dasar depresiasi
3. Komposisi permodalan dan model pembiayaan
4. Tingkat suku bunga
KELAYAKAN FINANSIAL
Bila diperbandingkan nilai investasi per hektar lahan perkebunan sawit dengan kawasan industri, maka
dapat dikatakan bahwa secara fiinansial nilai pengusahaan lahan untuk kawasan industri lebih
menguntungkan dibandingkan dengan perkebunan sawit.
Tabel 4-5 Perbandingan Investasi antara Perkebunan Sawit dan Kawasan Industri
PERKIRAAN Rasio Investasi
INVESTASI LUAS (Ha)
(Milyar) (Milyar/ha)
PT. BULUNGAN CITRA AGRO PERSADA 13.039,19 386,88 0,03
PT. AGRO SAWIT MAS LESTARI 3.302,70 138,57 0,04
PT. SAWIT BERKAT SEJAHTERA 3.839,17 157,59 0,04
PT. KAYAN PLANTATION 7,94 0,03 0,00
TOTAL 20.189,01 683,08 0,03
KIPI Mangkupadi-Tanah Kuning
10.000,00 21.002,28 2,10
(hanya infrastruktur)
Bila Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara yang membebaskan lahan dan menyewakan kepada
Perusahaan Kawasan Industri dengan asumsi nilai perolehan lahan dari perkiraaan pendekatan biaya untuk
penggatian perkebunan sawit sebesar Rp. 683.078.925.825 (lihat sub bab 4.2.1) dan nilai wajar tanah dibukukan
sebesar Rp. 1 trilyun, maka perolehan sewa lahan pertahun sebesar Rp. 19,98 milyar.
Apabila dikonversi dalam bentuk saham sebagai penyertaan modal pemerintah daerah, maka perolehan
pemerintah provinsi Kalimantan Utara tergantung dari pembagian deviden yang proporsional dari laba perusahaan
yang dibagikan sesuai dengan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
Tabel 4-6 Perhitungan Pokok Sewa Barang Milik Daerah
PT WISWAKHARMAN 19
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
KELAYAKAN EKONOMI
Keberadaan kawasan industri di daerah dapat berperan sebagai penggerak ekonomi daerah. Dengan
berdirinya pabrik-pabrik di dalam kawasan industri akan memberikan efek multiplier yang sangat besar dan dapat
mendukung peningkatan ekonomi daerah.
Dengan adanya rencana pengembangan KIPI Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan
Utara akan memberikan dampak yang secara langsung akan mengakibatkan meningkatnya kegiatan
perekonomian dan pembangunan daerah termasuk masyarakat di dalamnya, sehingga akan menyebabkan:
1. Meningkatnya perekonomian daerah
Pendapatan asli daerah akan meningkat seiring semakin tumbuhnya industri yang berada di kawasan industri.
Pendapatan dapat berasal dari pajak dan retribusi perizinan industri dan berbagai usaha yang tumbuh seiring
PT WISWAKHARMAN 20
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
berkembangnya kawasan industri tersebut. Selain itu juga dengan adanya penambahan penduduk maka ada
penambahan penerimaan pajak yaitu pajak penghasilan dari para pekerja.
Sampai dengan tahun 2016 terdapat 232 kawasan industri dengan luas lahan mencapai 78.976 ha. Dari jumlah
tersebut, 161 di antaranya berlokasi di Pulau Jawa (110 di antaranya ada di Jawa Barat dan Banten). 74 kawasan
industri besar telah menghasilkan nilai ekspor sebesar Rp 520 triliun. Jumlah penanaman modal di dalam kawasan
industri mencapai hampir Rp 100 triliun (Rp 70 triliun berasal dari modal luar negeri).23 Sebagai contoh, jumlah
dana yang diinvestasikan di lahan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) mencapai Rp 150 triliun dari 350 perusahaan
yang telah menanamkan modalnya.24 Nilai investasi pembangunan Kawasan Industri Kendal (KIK) pada tahap
pertama diperkirakan mencapai Rp 7 triliun dengan total lahan seluas 860 hektare dan akan selesai dalam lima
tahun ke depan. sudah ada 20 investor yang menanamkan modalnya di KIK dengan total nilai investasi sebesar
Rp 4,3 triliun dan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 4.000 orang. PT. Tat Wai Industries membangun pabrik
di atas lahan KIK seluas 10 ribu meter persegi dengan nilai investasi sebesar Rp 65 miliar yang memproduksi
produk furniture dan tenaga kerja yang telah diserap mencapai 75 orang. Pembangunan Kawasan Industri Kendal
(KIK) seluas 2.200 hektare merupakan kerjasama dari PT Jababeka dengan Sembawang Corporation
Development Indonesia Pte.Ltd dari Singapura mencapai Rp2,7 triliun. Dari segi potensi pajak penghasilan, bila
Upah Minimum Kota (UMK) Kendal berada pada angka Rp 1,383 juta, sedangkan Bekasi sudah mencapai Rp 3,3
juta. Sebagai ilustrasi, bila estimasi dalam satu pabrik memiliki 10.000 karyawan, maka perusahaan mengeluarkan
Rp. 33 miliar per bulan untuk gaji. Sedangkan di Kendal, dalam sebulan perusahaan mengalokasikan Rp 13,83
miliar per bulan.
2. Terjadi keterkaitan dari kegiatan ekonomi: backward linkage (pengaruh keterkaitan ke belakang) maupun
forward lingkage (pengaruh keterkaitan ke depan).
PENINGKATAN
PEMBANGUNAN MENDUKUNG PENINGKATAN
KESEMPATAN
KAWASAN PERKEMBANGAN PENDAPATAN
KERJA DAN
INDUSTRI SEKTOR LAINNYA DAN DAYA BELI
KUALITAS SDM
Pengolahan Pertanian Pertanian Pendapatan Asli
Tenaga Kerja
Pengolahan Listrik, Gas, dan Air
Daerah (PAD):
Perkebunan Bersih Retribusi & Pajak
23 Media Industri, No 3, Tahun 2013, hal 22, diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian, Republik Indonesia.
24 http://majalahsedane.org/kawasan-industri-dan-gerak-modal/
PT WISWAKHARMAN 21
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
perusahaan tersebut. Sebagai contoh adalah sektor dagang. Warga yang tinggal di sekitar kawasan industri
dapat membuka warung atau rumah makan untuk menyediakan makanan atau kebutuhan harian bagi para
karyawan yang bekerja di sekitar kawasan industri.
4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Balai latihan kerja dibangun dan disediakan sesuai dengan standar kompetensi kerja seperti kompetensi teknis
dan kompetensi manajerial.
5. Peningkatan Nilai Lahan.
6. Meningkatkan Arus Urbanisasi dan Pemerataan Penduduk
5 INDIKASI PROGRAM
Mengacu pada tahapan pembangunan suatu kawasan industri, maka indikasi program yang perlu
dikembangkan dalam pembangunan KIPI Mangkupadi-Tanah Kuning adalah sebagai berikut;
1. Appraisal Lahan merupakan langkah awal yang sangat penting dan sebaiknya dilakukan oleh lembaga
independen yang kompeten dan bersertifikat sehingga hasilnya optimal.
2. Kelayakan untuk Kerjasama Pembangunan Kawasan Industri (Final Business Case).
3. AMDAL Kawasan Industri.
4. Pembentukan Badan Pengelola/Perusahaan Kawasan Industri (estate management) yang perlu ditindak-lanjuti
dengan pembangunan kantor pengelola kawasan industri, dan penyusunan tata tertib kawasan industri.
5. Pengadaan Lahan. Ada beberapa program yang perlu dilakukan, yaitu;
a. Perijinan
b. Pembebasan Lahan
c. Pembersihan Lahan
6. Pematangan Lahan
7. Pembangunan Prasarana dan Sarana
Tabel 5-1 Indikasi Program Pembangunan KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
No. PROGRAM PEMBANGUNAN PELAKU TAHAP (tahun)
Komponen Pembangunan Kuantitas P BP I/S 0-5 5-20 >20
1. APPRAISAL LAHAN 1 paket √ √
2. KELAYAKAN UNTUK KERJASAMA PEMBANGUNAN 1 paket √ √
KAWASAN INDUSTRI (FINAL BUSINESS CASE)
3. AMDAL KAWASAN INDUSTRI 1 paket √ √
4. BADAN PENGELOLA (Estate Management)
a) Pembentukan/Penunjukan Badan Pengelola 1 Paket √ √
b) Pembangunan Kantor Pengelola m2 √ √
c) Penyusunan tata tertib kawasan industri 1 Paket √ √
5. PENGADAAN LAHAN
a) Perijinan (ijin prinsip, hak tanah/sertifikat induk,IUKI, dll) 1 paket √ √
b) Pembebasan Tanah ha √ √ √
c) Pembersihan Lahan 1 paket √ √
PT WISWAKHARMAN 22
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
PT WISWAKHARMAN 23
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
PEMBIAYAAN
Rancangan pembiayaan pembangunan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
dalam investasi aset daerah (lahan) dengan tujuan memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya
harus mengacu pada;
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah,
makna dari Penyertaan Modal Daerah adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah yang semula
kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal atau
saham daerah pada BUMN, BUMD atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun
2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara Pada Badan Usaha Milik Negara Dan
Perseroan Terbatas, Penyertaan Modal adalah pemisahaan kekayaan negara dari APBN atau penetapan
cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN dan / atau perseroan terbatas
lainnya, dan dikelola secara korporasi.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah
Daerah. Penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah adalah pengalihan kepemilikan
barang milik daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang
dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada badan usaha milik negara, badan usaha
milik daerah, atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara. Investasi pemerintah daerah dapat dilaksanakan
apabila Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diperkirakan surplus
Tabel 6-1 Tipikal Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur
Jenis Infrastruktur, Alternatif Sumber Pembiayaan, dan Kriteria/Persyaratan
Sektor/ Berdasarkan Ketentuan Dalam Peraturan
No Sub Sektor Alternatif
Infrastruktur Jenis Sumber Kriteria/Persyaratan
Pembiayaan
I. PEKERJAAN UMUM
1. Bina Marga Jalan Tol dan BADAN 1. Layak secara Ekonomi: Manfaat sosial ekonomi >
Jembatan Tol. USAHA Biaya
SWASTA 2. Layak secara Finansial:
- Net Present Value (NPV) positif
- IRR > Suku Bunga Acuan BI
3. Insentif Pemerintah yang diperlukan
- Insentif Fiskal: Keringanan PPN dan PPh
- Insentif Non Fiskal: Keringanan biaya perizinan
pengadaan tanah
KPBU 1. Badan Usaha Swasta tidak tertarik dengan pola
pembiayaan murni korporasi
2. Layak secara Ekonomi: Manfaat sosial ekonomi >
Biaya
3. Insentif Pemerintah yang diperlukan
PT WISWAKHARMAN 24
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
PT WISWAKHARMAN 25
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
PT WISWAKHARMAN 26
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
PT WISWAKHARMAN 27
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
PT WISWAKHARMAN 28
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
PT WISWAKHARMAN 29
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
PT WISWAKHARMAN 30
Executive Summary
Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial KIPI Mangkupadi – Tanah Kuning
PT WISWAKHARMAN 31