Anda di halaman 1dari 28

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Pautan,
Pindah Silang
dan Penentuan
Urutan Gen-Gen
Mata Kuliah : Genetika dan Evolusi
Dosen Pengampu : Dr. Imam Mahadi, M.Sc
OUR TEAM OF GROUP 1

Aziza Julia
2005126437 Azizah Safitri
Angely Sundari Putri 2005113172
2005113055

Andra Febriona Putri


2005113169 Bela Fitra
2005125166

Ardha Wildana Aliyya Renina


2005134891 2005125595
PAUTAN
DAN
PINDAH SILANG
PAUTAN
Peristiwa terdapatnya 2 atau lebih
gen pada sebuah kromosom yang Dibedakan
sama.

letak gen cara berangkai gen

Coupling phase (sis) Gen berangkai sempurna .


Apabila gen-gen dominan terangkai pada satu Gen-gen dikatakan sempurna apabila letak gen-
kromosom dengan alel-alelnya resesif gen amat berdekatan satu sama lain,
terangkai pada kromosom homolognya. sehingga diwaktu pemisahan kromosom
selama meiosis pada waktu pembentukan
gamet-gamet, gen-gen itu selalu bersama-
Repulsion phase (trans) sama menuju ke gamet.
Apabila gen-gen dominan terangkai pada satu
kromosom dengan gen resesif yang bukan Gen berangkai tidak sempurna.
alelnya, sedangkan alel resesif dari gen Bila gen-gen terangkai pada sebuah kromosom
pertama terangkai pada kromosom letaknya saling berjauhan satu sama
homolognya dengan alel dominan dari gen lainnya sehingga gen-gen dapat mengalami
yang ke dua. perubahan letak
PINDAH SILANG
Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa pertukaran segmen kromatid yang bukan saudaranya (non-sister
chromatids) dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah silang terjadi saat pembelahan meiosis I, yaitu
pada akhir profase I atau awal metafase I. Pada saat itu, satu buah kromatid akan membelah menjadi dua. Pindah
silang ini akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru karena ada rekombinasi gen. jumlah nilai pindah
silang adalah: NSP = Jumlah tipe rekombinasi x 100%
Jumlah seluruh individu

Dibedakan Menjadi 2

Pindah silang ganda merupakan pindah silang yang


terjadi pada dua tempat. Pindah silang berlangsung
Pindah silang tunggal merupakan pindah silang yang
diantara dua buah gen yang terangkai, maka
akan membentuk 4 macam gamet. Dua macam
terjadilah proses pindah silang yang tidak akan
memiliki gamet dan gen yang sama dengan gen yang
tampak pada fenotip, karena gamet yang dibentuk
dimiliki oleh induknya, maka dinamakan gamet tipe
hanya dari tipe parental dan tipe rekombinasi akibat
parental. Dua gamet yang lain merupakan gamet
dari pindah silang tunggal. . Akan tetapi jika diantara
yang baru yang terjadi akibat proses pindah silang,
gen A dan B masih ada gen ketiga, misalnya gen C,
maka gamet ini dinamakan gamet tipe rekombinasi.
maka terjadinya pindah silang ganda antara gen A
dan B akan tampak.
PINDAH SILANG TUNGGAL

A B Meiosis I A B
Kromatid Kakak
Beradik

a b A B
a b Kromatid Kakak
bukan Beradik

Sepasang Kromosom
Homolog a b
Terbentuk 4
Kromatid

Kiasma A B
A B 1 Gamet Parental

A b
2
A B Gamet Rekombinasi
a B
b
a b
b 3
a b
a 4 Gamet Parntal

Terjadi Pindah
b
Terbentuk 4
Silang tunggal Macam Gamet
PINDAH SILANG GANDA
A C B

A C B Meiosis I
A C B
a c b
a c b
Sepasang Kromosom
Homolog a c b
Terbentuk 4 Kromatid

A C B A C B Gamet
Parental

A C B A c B Gamet
Rekombinasi
a c b a C b
Gamet
Parental
a a c b
c b
Terjadi Pindah Terbentuk 4 macam
Silang ganda gamet
PETA KROMOSOM
Gambar skema suatu kromosom yang
digambarkan sebagai sebuah garis lurus
yang memperlihatkan lokus untuk setiap Jarak antara satu gen dengan gen lainnya yang
gen yang terletak pada kromosom. berangkai pada sebuah kromosom dinyatakan dengan
Unit Peta dan 1 Unit Peta (map unit) = 1% Pindah
Silang
Contoh :
Pindah silang gen a –b = 5%,  Selain itu, Satu Unit Morgan menggambarkan 100%
artinya jarak antara gen a –b pindah silang, maka 1% pindah silang = 1 centimorgan
adalah 5 Unit Peta atau 5 cM. (1cM) = 1 Unit Peta (Map Unit).

Jarak antara gen satu dengan gen lainnya yang berangkai disebut Jarak Peta. Peta kromosom
tanpa menunjukkan letak sentromer disebut Peta Relatif. Untuk membuat peta kromosom harus
menggunakan individu trihibrid yang berangkai yang diujisilang. Umumnya pembuatan peta
kromosom banyak dilakukan pada organisme-organisme yang cepat menghasilkan keturunan,
mudah dipelihara, dan memiliki jumlah kromsom sedikit, misalnya pada lalat Drosophila
melanogaster
Misalnya dalam soal diketahui KP = 96,4% berarti RK > 50%. Ini
menunjukan bahwa gen C dan S terletak pada satu kromosom yang sama
atau C dan S berpautan RK = 3,6% merupakan frekuensi pindah silang
antara kromatid-kromatid pada waktu pembelahan meiosis. Ini
menunjukkan jarak antara gen C dengan S yaitu 3,6% unit peta.

Gambar peta kromosom / genetis:

C S

3.6 cM
Model penyilangan untuk membuktikan
pautan dan pindah silang
• Pautan terjadi ketika dua gen lebih dekat satu sama lain pada kromosom yang sama.
Sebaliknya, pindah silang terjadi ketika dua gen yang terletak berjauhan pada
kromosom yang sama.
• Pindah silang dapat mengganggu kelompok gen yang dibuat oleh linkage.

• Tidak seperti linkage, Pindah silang hanya terjadi selama profase dari meiosis I.
• Tidak seperti linkage, Pindah silang menghasilkan alel rekombinan.
Kombinasi dapat terjadi dengan adanya pindah silang atau
crossing over yaitu pertukaran bahan DNA antara kromatid
yang bukan berasal dari satu kromosom. Peristiwa ini terjadi
pada saat kromosom homolog berpasangan dalam profase 1
meiosis pada sub fase diploten. Kombinasi dapat terjadi apa
bila bagian- bagian kromosom saling bertukar. Dengan
mempelajari kombinasi gen baru seseorang dapat menetukan
gen-gen aman yang terdapat pada kromosom yang sama

Frekuensi rekombinan/nilai pindah silang


 Angka yang menunjukkan persentase
rekomendasi dari hasil- hasil persilangan.

Individu dihibrida dapat mengetahui


apakah berpautan atau tidak berpautan.
Penyimpangan yang beda dari rasio 1:1:1:1
pada keturunan hasil uji silang suatu
dihibrida dapat digunakan sebagai bukti
adanya peristiwa pautan gen.
PENENTUAN
URUTAN
GEN-GEN
Model penyilangan untuk membuktikan urutan gen-gen
yang benar

• Supaya berlangsungnya pindah


silang ganda dapat diketahui
dari fenotip keturunannya maka
digunakan individu trihybrid
atau menggunakan model
penyilangan Trihybrid.
• Persilangan dikenal dengan nama
persilangan tiga titik (three
point test cross).
• Untuk mengetahui urutan gen
yang benar dapat dilakukan
pembuktiaan yaitu dengan
mencocokkan NCO dan DCO nya.
KOINSIDENSI DAN INTERFERENSI
● Bila 2 gen letaknya berdekatan, tidak akan terjadi double
crossing over. Dengan kata lain CO pada satu sisi rupanya
menghalang-halangi CO pada jarak tertentu pada kedua sisi.
Efek penghalangan ini disebut interferensi.

● Pada drosophila interferensi menghalangi terjadinya crossing


over yang ke- 2 dalam jarak sekitar 10 unit, dan berangsur
menjadi berkurang makin jauh jarak gen-gen.

● Terferensi terbesar terdapat di dekat sentromerdan pada


ujung kromosom
Koefiensi Koinsidensi (KK) yaitu : angka yang menunjukkan besarnya
penyimpangan/kesalahan yang di timbul berdasarkan hasil DCO yang
diamati di bandingkan dengan hasil DCO secara teoritis ( diharapkan )

● Derajat kekuatan interferensi dinyatakan dengan koefisien dari


koinsidensi, jadi :

D.c.o yang diamati O


Koefiensi koinsidensi = =
D.c.o yang diharapkan E
Persen crossing over b – cn (+d.c.o) 9%
Persen crossing over cn – vg (+d.c.o) 9,5 %
D.c.o yg diharapkan bila tak ada interferensi
(0,09 x 0,095) 0,86%
Jumlah D.c.o yg diharapkan
(E) = (0,86% dr 800) 7,0
Jumlah D.c.o yg diamati (dari data)
(O) =(0,75/100) x 800 6,00
Koefisien dari koinsidensi = 6/7 = 0,86

Bila interferensi berkurang koinsidensi meningkat. Koinsidensi bervariasi


antara 0 (penghalangan total) sampai 1 (tidak ada penghalangan sama sekali).
Koinsidensi + Interferensi = 1
Contoh: pada Zea mays dikenal CARA MENENTUKAN URUTAN
gen-gen berangkai sebab : GEN-GEN
+ = biji berlilin
Bila tumbuhan trihibrid ditest cross didapatkan turunan misal :
wx = biji tidak berlilin
49 : Biji tidak berlilin, daun pucat, batang rendah
+ = daun lembaga hijau 144 : Biji tidak berlilin, daun pucat, batang tinggi

p = daun lembaga pucat 29 : Biji tidak berlilin, daun hijau, batang rendah
99 : Biji tidak berlilin, daun hijau, batang tinggi
+ = batang tinggi
150 : Biji berlilin, daun hijau, batang rendah
l = batang rendah 13 : Biji berlilin, daun pucat, batang tinggi
29 : Biji berlilin, daun hijau, batang tinggi
87 : Biji berlilin, daun pucat, batang rendah
Umpama urutannya sebagai berikut :

49 wx pl Tentukan tipe parental dan tipe DCO nya:

144 wx p+ Tipe parental /NCO : jumlah individu yang paling banyak.

29 wx +l Tipe DCO : jumlah individu yang paling sedikit .

99 wx ++ Untuk menentukan urutan letak gen-gen :

NCO nya ialah


150 + +l
+ +l dan DCO nya ialah dan DCO nya ialah + p 1
13 + p+
wx p+ wx + +
29 +++
Sedangkan DCO data + p +
87 + pl Wx + 1

600 tanaman
Tentukan tipe parental dan tipe DCO nya:

Tipe parental /NCO : jumlah individu yang paling banyak.

Tipe DCO : jumlah individu yang paling sedikit .

Untuk menentukan urutan letak gen-gen :

NCO nya ialah + +l dan DCO nya ialah + p l sedangkan

wx p + wx + +

DCO data + p +

Wx + l

DCO dari NCO nya tidak sama dengan DCO data , jadi letak gen di NCO harus diubah
dengan cara menggeser letak gen kekiri atau kekanan asal tetap atas –bawahnya dan
kalau menggeser yang diatas kekiri, maka yang dibawah juga kekiri atau sebaliknya
hingga ketemu DCO dari NCO sama dengan DCO data.
Geser kekiri :

NCO + + l geser kekiri menjadi + + l DCO nya + wx l


wx p + p wx + p + +

sama dengan DCO data +p+


wx + l
Jadi urutan letak gen yang benar adalah : p-wx-l atau l-wx-p
Data menjadi : + + l 150
nco
144
P WX +
99
+ wx + s. co antara p - wx
87
+
P+ l

+++ 29

49
s. co antara wx - p
P wx l

+ wx l 29
d. co antara p – wx - l
P++ 13
SCO antara p-wx :

(+wx+) + (p+l) + (+wxl) + (p++) x 100% =


Jumlah seluruh individu

99 + 87 + 29 + 13 x 100% = 228% = 38%


600 6

Jadi jarak p – wx adalah = 38 unit peta

SCO antara wx – l :

(+++) + (pwxl) + (+wxl) + (p++) x 100% =


Jumlah seluruh individu

29 + 49 + 29 + 13 x 100% =120% = 20%


600 6
CONTOH SOAL: Pembuatan Peta Kromosom-Autosom
Contoh pembuatan peta kromosom pada lalat Drosophila melanogaster.
Pada lalat ini terdapat gen-gen yang berangkai pada autosom yaitu :
C = gen yang menentukan sayap lurus (normal)
c = gen yang menentukan sayap berlekuk
S = gen yang menentukan tubuh tidak bergaris (normal)
s = gen yang menentukan tubuh bergaris
E = gen yang menentukan tubuh hitam
e = gen yang menentukan tubuh kelabu

Menghasilkan keturunan sebagai berikut :


786 lalat sayap lurus, tidak bergaris, tubuh kelabu
753 lalat sayap lurus, tidak bergaris, tubuh kelabu
107 lalat sayap lurus, tidak bergaris, tubuh kelabu
97 lalat sayap lurus, tidak bergaris, tubuh kelabu
86 lalat sayap lurus, tidak bergaris, tubuh kelabu
94 lalat sayap lurus, tidak bergaris, tubuh kelabu
1 lalat sayap lurus, tidak bergaris, tubuh kelabu
2 lalat sayap lurus, tidak bergaris, tubuh kelabu
Langkah-Langkah Pembuatan Peta Kromosom

1. Hasil uji silang dinyatakan gen-gennya dan diurutkan mana saja yang berasal dari gamet
tipe parental dan gamet tipe rekombinasi baik hasil pindah silang tunggal maupun ganda

2. Mencari urutan letak gen yang sebenarnya dari parental (P2), maka letak gen-gen tipe PAR dengan
PSG ditulis dan selanjutnya diperhatikan dengan seksama apakah sudah letak gen pada tipe PAR sudah
benar.

letak gen-gen pada tipe PAR sudah benar


3. Menghitung jarak antara gen-gen tersebut, yaitu dengan menghitung
prosentase pindah silang anatara gen-gen tersebut berdasarkan tipe PAR yang
benar.
Caranya:

4. Menggambar peta kromosom dalam bentuk garis


linear sebagai berikut :
5. Menentukan nilai Koefisien Koinsidensi (KK) dan Interferensi
(I) Koefisien koinsidens merupakan perbandingan antara
frekuensi pindah silang ganda yang diperoleh terhadap frekunsi
pindah silang ganda atas dasar kalkulasi (yang diharapkan) yaitu :

Pada contoh tadi, maka nilai KK dan I sebagai berikut :


Pembuatan Peta Kromosom Kelamin-X
Pembuatan peta kromosom kelamin-x difokuskan pada pengamatan individu-
individu jantan. Contohnya pada lalat Drosophila melanogaster terdapat gen-gen
yang berangkai pada kromosom kelamin, yaitu :

W = gen yang menentukan mata merah (normal), w = gen yang menentukan mata putih
Y = gen yang menentukan tubuh kelabu, y = gen yang menentukan tubuh kuning
F = gen yang menentukan bulu tak bercabang, f = gen yang menentukan bulu bercabang

Persilangan antara lalat jantan normal dengan lalat betina trihibrid:


50 putih, kelabu, bercabang wYf
46 merah, kuning, tak bercabang WyF
4 putih, kuning, tak bercabang wyF
98 merah, kelabu, tak bercabanf W Y F +)
Menghasilkan keturunan: 4 merah, kuning, bercabang W y f *)
Betina: 310 merah, kelabu, tak bercabang (W Y F) Jumlah 300
Jantan: 2 putih, kelabu, tak bercabang w Y F *)
9 merah, kelabu, bercabang WYf
Tipe PAR Tipe PSG
87 putih, kuning, bercabang w y f +) WYF wYF
wyf Wyf
Dari data tersebut tampak bahwa ada ketidaksesuaian letak gen w antara
tipe PAR dengan tipe PSG. Gen w tersebut seharusnya letaknya ditengah
jadi urutan gennya adalah y w f atau f w y.

Maka, gambar peta kromosom =


Thank you!
Have a nice day 

Anda mungkin juga menyukai