Laporan Teknik Produksi-1
Laporan Teknik Produksi-1
Oleh
LABORATORUIM KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Operasi Produksi tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan dari
penyusunan Laporan Praktikum Operasi Produksi ini adalah salah satu
syarat akademik Jurusan Teknik Perminyakan guna mengikuti jenjang yang
lebih tinggi serta untuk mengetahui sifat-sifat fisik fluida yang akan
diproduksi.
Praktikan sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran sangat praktikan harapkan demi perbaikan di
masa yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi kita semua.
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
BAB I. PRAKTIKUM OPERASI PRODUKSI
1.1 Hoisting System................................................................................................ 8
1.2 Gathering Station............................................................................................. 16
1.3 Wellhead.............................................................................................................. 24
1.4 Manifold............................................................................................................... 32
1.5 Separator Horizontal...................................................................................... 40
1.6 Separator Vertikal........................................................................................... 48
1.7 Sucker Rod Pump............................................................................................. 72
1.8 Electrical Submersible Pump...................................................................... 80
1.9 Gas Lift.................................................................................................................. 88
1.10 Hydraulic Pump Unit...................................................................................... 96
BAB II. PENUTUP
2.1 Kesimpulan......................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PRAKTIKUM OPERASI PEMBORAN
HOISTING SYSTEM
Laporan Tetap
Aditya Eka Karya Mahardhika
1803049
TEPM 4B
Hoisting System
I. Tujuan :
Untuk mengetahui bentuk, fungsi dan aplikasi Hoisting System
Mengetahui komponen dan bagian-bagian dari Hoisting System
Mengetahui prinsip dan faktor yang mempengarui Hoisting System
Sedangkan beban horizontal berasal dari tiupan angin yang mana hal ini
sangat terasa mempengaruhi beban sistem pengangkatan pada pemboran di lepas
pantai (off shore). Sistim pengangkatan terdiri dari dua sub komponen, yaitu:
1. Struktur Penyangga
Struktur penyangga (rig), adalah suatu kerangka sebagai platform yang
berfungsi sebagai penyangga peralatan pemboran. Kerangka ini diletakkan di atas
titik bor. Fungsi utamanya untuk trip, serta untuk menahan beban yang terjadi
akibat peralatan bor itu sendiri maupun beban dari luar. Struktur penyangga
meliputi :
a. Substructure
Substructure adalah konstruksi kerangka baja sebagai platform yang dipasang
langsung diatas titik bor. Substructure memberikan
ruang kerja bagi peralatan dan pekerja diatas dan
dibawah lantai bor.Tinggi substructure ditentukan oleh
jenis rig dan ketinggian blow-out preventer stock.
Substructure mampu menahan beban yang sangat
besar, yang ditimbulkan oleh derrick atau
mast, peralatan pengangkatan, meja putar rangkaian
pipa bor (drill pipe, drill colar dan sebagainya) dan
beban casing.
Bagian ini penting dalam perhitungan kedalaman sumur karena titik nol
pemborandimulai dari lantai bor. Susunan lantai bor terdiri dari :
Rotary Table : memutar rangkaian pipa bor (drill pipe, drill collar, dan bit)
a. Draw work
Drawwork merupakan otak dari suatu unit
pemboran, karena melalui drawwork ini seorang
driller melakukan dan mengatur operasi pemboran,
sebenarnya drawwork merupakan
suatu system transmisi yang kompleks, sebagai
gambaran adalah seperti system transmisi pada
mobil (gear box). Drawwork akan berputar bila
dihubungkan dengan prime mover (mesin
penggerak). Konstruksi drawwork tergantung dari
beban yang harus dilayani, biasanya didesain
dengan horse power (HP) dan kedalaman pemboran,
dimana kedalaman disini harus disesuaikan dengan
ukuran drill pipenya.
Drawwork biasanya ditempatkan dekat meja putar. Fungsi utama drawwork adala
h untuk :
Meneruskan tenaga dari prime mover (power system) ke rangkaian pipa bor
selama operasi pemboran berlangsung.
Meneruskan tenaga dari prime mover ke rotary drive.
b. Overheads Tools
Hook: berfungsi untuk menggantun
gkan swivel dan rangkaian pipa bor
selama operasi pemboran
berlangsung.
Cut off program ini dibuat berdasarkan kekuatan kabel terhadap tarikan
dan dinyatakan dengan ton line yang diderita kabel. Beban-beban berat yang
diderita oleh drilling cable terjadi pada saat :
Cabut dan masuk drill string (round trip).
Pemasangan casing (running casing).
Operasi pemancingan (fishing job).
3. Peralatan Lainnya
a. Sand Line
Fungsi dan letak sand line hampir sama seperti drilling line. Sand line
menghubungkan semua komponen dalam sistem pengangkatan, karena tali ini
dililitkan secara bergantian melalui crown block dan puli travelling block,
kemudian digulung pada revolving drum yang berputar. Selain itu ada juga tali
yang tidak bergerak yang ditambatkan pada substructure (dead line).
b. Tong
Tong merupakan kunci pas, untuk
mengencangkan dan melonggarkan koneksi pada
drill string / untuk membuka dan menutup pada
rangkaian pipa bor. Dalam kondisi standbye tong
harus berada di dekat lantai bor atau dog house.
c. Dog House
Dog house berfungsi untuk memberikan
tempat untuk para driller beristirahat pada waktu
istirahat atau jam makan siang. Dog house berada
di atas rig floor. Dog house merupakan rumah
kecil yang digunakan sebagai ruang kerja driller
dan penyimpanan alat-alat kecil lainnya.
d. Cat Walk
Cat walk merupakan wadah untuk
meletakkan pipa-pipa pemboran sebelum
diletakkan di lereng pipa. Cat walk terletak di
depan rig. Cat walk ini menghubungkan antara
piperack dan v-door/drill floor. Pipa diletakkan
diatas cat walk kemudian disalurkan dengan menggunakan trolleys.
e. V-Ramp
V-ramp merupakan jembatan penghubung antara
catwalk dan rig floor. berfungsi sebagai lintasan
drill pipe yang akan ditarik ke rig floor. V-ramp
terletak berdekatan dengan cat walk.
\
f. Top Drive
Top Drive merupakan teknologi yang
digunakan dalam pemboran khususnya dalam hoist
dan rotary system dengan menggunakan putaran
dari motor dalam top drive, sehingga tidak perlu
menggunakan rotary table. Adanya lintasan khusus
dari top drive untuk sistem pengangkatan. Top
drive terletak di bawah hhok dan berfungsi untuk memberikan tenaga angkat,
putar dan sebagai alat sirkulasi.
g. Link
B. Deskripsi Alat
1. Substructure
Fungsi
Substructure adalah konstruksi kerangka baja sebagai platform yang
dipasang langsung diatas itik bor. Substructure memberikan ruang kerja bagi
peralatan pekerja di atas dan bawah lantai bor.
Mekanisme Kerja
Prinsip kerja substructure hanyalah berupa tempat diletakkannya peralatan
atau instrumen yang diperlukan selama operasi pemboran berlangsung dan
sebagai tempat dilaksanakan kegiatan yang berkenaan dengan operasi pemboran.
S200-R
200 440 125 275 5,0 16,4 3,8 12,5
S200
2. Derrick
Fungsi
Fungsi utama menara adalah untuk mendapatkan ruang vertical yang
cukup untuk menaikkan dan menurunkan rangkaian pipa bor dan casing ke dalam
lubang bor selama operasi pemboran berlangsung.
Mekanisme Kerja
Prinsip kerja dari menara pemboran adalah menahan beban (vertikal) yang
timbul dari adanya proses pengeboran. Baik sewaktu menaikkan ataupun
menurunkan peralatan pemboran.
Spesifikasi
Mast Spesification-Designed and Manufactured in Accordance With API
spesification 4F
Tabel 3.2.2 Spesifikasi Derrick
Model Hook Board Capacity A B C D E
Load (lbs)
4½“ 3½” DP 27/8”OD 7/8” Rods ( Feet-Inches )
DP
Tubing
120-69 100.000 2.50 5.940” 7.700”doubl 69-0 25-4 53-10 41-0 4-4
4-lines 0” single e
29-4 55-9
57-8
140-69 140.000 2.50 5.940” 7.700” 69-0 25-4 53-10 41-4 4-4
6-lines 0”
8.640” 9.900” 29-4 55-9
3.60
0” single Double 57-8
59-7
140-91 140.000 3.85 8.400” 9.450” 91-0 54-3 77-0 55-5 4-4
6-lines 0” double triples
55-0 78-0
55-9 79-0
50-72 150.000 3.85 5.940” 9.00” 72-0 25-6 56-0 43-5 4-4
0”
59-10
180.- 180.000 4.80 12.480” 11.500” 96-0 54-5 78-2 57-0 4-4
96 0’
6-lnes duoble triples 59-2 82-11
63-11 87-8
215-96 215.000 7.20 16.200” 11.500” 96-0 54-8 78-0 58-0 4-4
0”
6-lines double triples 59-11 82-9
65-2 87-6
250- 250.000 7.20 16.200 11.550” 103-0 54-0 79-4 60-6 4-4
103 0”
8-lines double triples 58-0 84-1
63-6 88-10
68-6
250- 250.000 7.20 16.200” 11.500” 108-0 58-0 79-4 65-6 4-4
108 0”
8-lines double triples 63-6 84-1
68-6 88-10
3. Mast
Fungsi
Mast memiliki fungsi yang hampir sama dengan Derrick tetapi masts telah
menggantikan tugas derrick untuk hampir semua operasi pengeboran di darat
karena lebih mudah untuk dipindahkan.
Mekanisme Kerja
Masts didirikan di bagian belakang, dekat pada lereng untuk pipa (atau
lereng V). Masts hanya menutup sebagian dari lantai rig. Jenis menara ini posisi
berdirinya dapat vertical atau hampir vertical, terdiri dari bagian yang dikaitkan
satu sama lain dengan las atau sekrup (biasanya terdiri dari dua tingkat), tipe
menara ini dapat didirikan sebagai unit menara penuh, menara ditahan oleh
telescoping dan diperkuat dengan tali-tali yang ditambatkan secara tersebar.
Spesifikasi
Tabel 3.2.3 Spesifikasi Mast
Max. No.
of Lines
Max. Static Hook
Clear Height (A) of
Load Capacity
Type Hoisting
System
Metri 1,000
m Ft
c to lbs
MUP-
350 772 46.60 152.90
50
MUP- 10
225 500 46.60 152.90
25
MU-180 180 397 34.72 112.00
MU-160 160 353 33.85 111.00
MU-140 140 310 33.50 110.00 8
MU-120 120 265 33.41 109.60
MU-100 100 220 32.13 105.40 6
MU-
80 175 29.00 95.14
80D 8
MU-80S 80 175 19.60 64.30
MU-80 80 175 29.00 95.14
MU-65 65 143 28.00 92.00
MU-
65 143 17.25 56.58
65U
6
MU-60 60 132 17.25 56.28
MU-
40 88 17.25 56.58
40U
MU-28 28 61 15.45 50.70
MU-20 20 44 25.20 82.68 4
MU-6.3 6.3 14 13.50 44.29 2
4. Drawwork
Fungsi
Fungsi utama drawwork adalah untuk : meneruskan tenaga dari prime
mover ( pwer sytem ) ke rangkain pipa bor selama opersi pemboran berlangsung,
menerukan tenaga dari prime mover ke ritary drive, meneruskan tenaga dari prime
mover ke catheads untuk menyambung atau melepas bagian-bagian rangkain pipa
bor.
Prinsip Kerja
Drawwork merupakan otak dari suatu unit pemboran, karena melalui
drawwork ini seorang driller melakukan dan mengatur operasi pemboran,
sebenarnya drawwork merupakan suatu sistem transmisi yang kompleks, sebagai
gambaran adalah seperti sistem transmisi pada mobil ( gear bock ). Drawwork
akan berputar bila dihungkan dengan prime mover ( mesin penggerak ).
Spesifikasi
Tabel 3.2.4 Spesifikasi Drawwork
Drawwork Model K 100 K 150 K 200 C K 210 B K 250 A
Servicing 2 7/8
Tubing
(dia-length)
(dia-width)
Brakes Bocks 7–¾ 8–1 10 – 1 9–1 9–1
(width-thickness)
Cluth Make Twin Disk Twin Disk Twin Disk Airflex Airflex
High 1 ¾ single
(dia-length)
5. Crown Block
Fungsi
Crown block merupakan kumpulan roda yang ditempatkan pada puncak
menara.
Mekanisme Kerja
Crown block berupa katrol-katrol pada puncak menara, yang dihubungkan
pada travelling block dengan menggunakan drilling line, untuk meringankan
beban pengangkatan berbagai peralatan pemboran. Travelling block merupakan
susunan pul-pul dimana tali baja dililitkan, hal ini memungkinkan travelling block
berjalan naik turun di bawah crownblock dan diatas rig floor.
Spesifikasi
Tabel 3.2.5 Spesifikasi Crown Block
645 – FA 750 – FA 760 – FA 860 – K
Drilling line 6 7 7 8
Sheaves
Catline size In 1½ 1½ 1½ 1½
6. Drilling Line
Fungsi
Drilling line berfungsi untuk menahan atau menarik beban yang diderita
oleh hook.
Mekanisme Kerja
Drilling line menghubungkan semua komponen dalam sistem
pengangkatan, karena tali ini dililitkan secara bergantian melalui crown block dan
puli travelling block, kemudian digulung pada revolving drum yang berputar.
Selain itu ada juga tali yang tidak bergerak yang ditambatkan pada substructure
(dead line). Beban-beban berat yang diderita oleh drilling cable terjadi pada saat
cabut dan masuk drill string
(round trip), pemasangan casing (running Casing), operasi pemancingan (fishing
job)
Spesifikasi
Tabel 3.2.6 Spesifikasi Drilling Line
Derrick weigth (ft) Line strong Minimum length(ft) Sugges Length(ft)
6 1.550 3.500
8 2.000 5.000
180
10 2.250 To
12 2.600 7.500
6 1.300 3.500
8 1.600 5.000
150
10 1.200 To
12 2.200 7.500
6 1.100 3.500
125
8 1.350 To
10 1.600 5.000
90
6 300 1.350
7. Elevator
Fungsi
Elevators berfungsi untuk menjepit atau memegang drill pipe dan drill
collar bagian demi bagian sehingga dapat dimasukkan atau dikeluarkan ke dan
dari lubang bor.
Mekanisme Kerja
Elevators mempunyai semacam engsel yang dapat membuka dan menutup
yang digunakan sebagai penjepit dalam penurunan maupun penaikan pipa bor.
Spesifikasi
Tabel 3.2.7 Spesifikasi Elevator
FRAME ( tons ) A B C
8. Travelling Block
Fungsi
Travelling block, sebagai blok bergerak yang terkait dengan crown blok,
bergerak vertikal naik turun mengangkat hook blok.
Mekanisme Kerja
Travelling block merupakan susunan pul-pul dimana tali baja dililitkan,
hal ini memungkinkan travelling block berjalan naik turun di bawah crownblock
dan diatas rig floor.
Spesikasi
Tabel 3.2.8 Spesifikasi Travelling Block
MODEL 55 T-660 40 T-650 30 T-542 20 T-436 12 T-430
No.of 6 6 5 4 4 or 3
sheves
Dia.of In 60 50 42 36 30
sheaves Mm 1.524 1.270 1.067 914 762
B In 10 ½ 9¼ 8 6½ 5 5/8
Mm 267 234 203 165 143
In 13 12 ¼ 10 8 1/2 7
C
Mm 330 311 254 216 178
In 34 31 ¾ 25 22 20 1/8
D
Mm 864 806 635 559 511
In 63 52 ½ 44 ½ 38 ¾ 33
DD
Mm 1.600 1.334 1.130 984 838
In 15 13 11 ¼ 10 ½ 8¼
F
Mm 381 330 286 267 210
In 4 4 4 4 2¾
G
Mm 102 102 102 102 70
9. Hook
Fungsi
Hook merupakan tempat bergantungnya swivel.
Mekanisme Kerja
Hook adalah suatu kait yang digunakan untuk menggantung swivel dan
rangkaian pipa bor selama pemboran berlangsung.
Spesifikasi
Tabel 3.2.9 Spesifikasi Hook
MODEL TBJ-40 TBJ-30 TBJ-20 TBJ-12 TWW- TWW- TWW- TWW-
40 30 20 12
in 31 ¾ 25 22 20 ¼ 31 ¾ 25 20 20 ¼
I
mm 806 635 559 514 806 635 508 514
in 52 ½ 44 ¼ 38 ¾ 33 52 ½ 44 ½ 38 ¾ 33
J
mm 1.333 1.130 984 838 1.333 1.130 984 838
Mekanisme Kerja
Dengan gripnya memutar dan melepaskan sambungan pipa.
Spesifikasi
Tabel 3.2.10 Spesifikasi Breakout Chain Tong
Maximum
torque, 25000 50000 100000 150000
ft-lb
Compete 9 5/8”-
3”-7 ¾ 5 ¼”-30” 5 ¼”-16”
catch range 16”
Complete
assembly
Part no. 14464 14465 14466 14467
Price $1400 $3075 $3255 $3180
Range 9 5/8”- 16”- 5 ¼”-9 9 5/8”-
3”-5 5 ¼”-7 5 ¼”-
Catch 16” 30” 5/8” 16”
¼” ¾” 9 5/8”
Complete
assembly
Part no. 14280 14281 14286 14287 14288 14298 14299
Price $750 $1010 $1090 $1370 $1630 $1835 $2380
Handle
W/Yoke
Part no. 14468 14469 14470 14471
Price $360 $410 $665 $1550
Part no. 313064 313065 313067 313068 213679 313070 313069 313071
Price $135 $155 $190 $215 $240 $460 $650 $1000
Main hook
ass’y 14282 14284 14289 14291 14300 14302 14307
Part no. 3”-4 5 ¼”-6 5 ¼”-6 9 5/8”- 14295 5 ¼”-6 9 5/8”- 9 5/8”-
Catch ½” ¼” ¼” 10 ¾” Int.-16” ¼” 10 3/8” 13 3/8”
Prise $100 $220 $140 $195 $235 $295 $295 $260
Main hook 14293
ass’y 14283 14285 14290 10 ¾”- 14296 14301 14304 14308
Part no. 4 ½”-5 6 ¼”-7 6 ¼”-7 13 16”- 6 ¼”-7 10 ¾”- 13
Catch ¼” ¾” ¾” 3/8”” 20” ¾” 13 3/8” 3/8”-
Prise $155 $275 $165 $235 $235 $220 $330 16”
Main hook 14294
ass’y 14291 13 14297 14302 14305
Part no. 7 ¾”-9 3/8”- 20”- 7 ¾”-9 13 3/8”-
Catch 5/8” 16” 30” 5/8” 16”
Prise $195 $315 $510 $295 $440
11. Link
Fungsi
Link berfungsi sebagai pengait antara hook dengan elevator.
Mekanisme Kerja
Ruang kerja link adalah hanya sebagai penggantung saja. Link dirangkai
dengan elevator seperti pada saat round trip.
Spesifikasi
Table 3.2.11 Spesifikasi Link
Size Part Number Rated Capacity Per Wt.per
Set-Tong Set-lbs
1 ¾” x 36” 30706-1036 150 125
1 ¾” x 48” 30706-1048 150 160
1 ¾” x 60” 30706-1460 150 150
1 ¾” x 72” 30706-1072 150 230
1 ¾” x 84” 30706-1084 150 270
Mekanismme Kerja
Merupakan bagian terpenting dalam perhitungan kedalaman sumur karena
titik nol pemboran dimulai dari lantai bor menjadisatu bagian dengan substructure
Spesifikasi
Tabel 3.2.12 Spesifikasi Rig Floor
Tinggi menara Sisi lantai Bor Tinggi lantai bor
94’, 122’ 24’ 7’, 3”
136’ 26’ 7’, 3”
136’, 140’ 147’ 30’ 7’, 3”; 10’, 14”
189’ 37’, 6” 14’
III. Pembahasan
Sistem pengangkatan satu diantara komponen-komponen utama dari rig.
Tugasnya yang utama adalah membantu sistem alat-alat pemutar di dalam
mengebor sumur dengan menyediakan alat-alat yang sesuai dengan ruang kerja
yang dibutuhkan untuk mengangkat dan menurunkan, juga menggantung beban
yang sangat berat dari sistem alat-alat pemutar. Sistem pengangkatan terdiri dari
dua sub bagian utama, yaitu.
Rangka penunjang ( rig ) adalah konstruksi rangka baja yang dikait di
ladang pengeboran. Tugasnya adalah untuk mendukung rangkaian peralatan yang
digunakan oleh sistem pemutar untuk mengebor lubang. Sistem pengankat, adalah
peralatan khusus yang mengangkat, menurunkan dan menggantung batang bor
(terdiri dari pipa bor, drill collar, dsb) dan mata bor di dalam lubang sumur.
Sistem pengangkatan terdiri dari dua sub komponen utama yaitu, struktur
penyangga (Supporting Structure) yang lebih dikenal dengan nama “rig”, meliputi
:
drilling tower (derrick atau mast), rig floor. Dan peralatan pengangkatan (hoisting
equipment), meliputi drawwork, overhead Tools (crown block, travelling block,
hook, dan elevator), drilling Line.
Jenis menara tipe standart (Derrick) tidak dapat didirikan dalam satu unit,
tetapi system pendiriannya disambung satu-persatu (bagian-bagian). Demikian
jika dipindah harus melepas dan memasang bagian-bagian tersebut, kecuali untuk
jarak yang tidak terlalu jauh dapat digeserkan. Menara jenis ini banyak digunakan
untuk pemboran dalam, dimana membutuhkan lantai yang luas untuk tempat pipa,
pemboran ditengah-tengah kota, daerah pegunungan dan pemboran dilepas pantai
dimana tidak tersedia cukup ruang untuk mendirikan satu unit penuh.
I. Tujuan :
Mengetahui bentuk, fungsi, dan aplikasi gathering station
Mengetahui komponen-komponen gathering station
Mengetahui prinsip kerja dan faktor yang mempengaruhi gathering
station
A. Peralatan Transformasi
Merupakan komponen dari gathering system untuk mengalirkan fluida
(minyak, air dan gas bumi) dari well-head/x-mas tree menuju peralatan pemisah
termasuk perlengkapan keamanan, manometer dan lain-lain.
1. Flowline
Flowline berfungsi sebagai pipa
tempat mengalirnya fluida sumur dari satu
atau beberapa sumur menuju stasiun
pengumpul selanjutnya. Mekanisme
pekerjaannya adalah fluida produksi
dialirkan melalui pipa dengan berbagai
macam dan fungsi, dengan tujuan akhir
adalah stasiun pengumpul minyak, gas dan air. Di lapangan,
penempatan flowline tidak selalu terletak pada bidang datar tetapi disesuaikan
dengan topografi daerah walaupun tetap diusahakan agar menempati posisi
horizontal. Untuk industri migas, flowline dapat dibedakan berdasarkan :
3. Header
Merupakan pipa berukuran lebih
besar dari flowline yang berfungsi untuk
menyatukan fluida produksi dari beberapa
sumber produksi (setelah melalui manifold)
dan mengalirkannya kefasilitas pemisah.
Untuk mendapatkan efisiensi dan kerja yang stabil dengan kondisi yang
bervariasi, gas-liquid separator harus mempunyai komponen pemisah sebagai
berikut :
Bagian pemisah pertama, berfungsi untuk memisahkan cairan dari aliran
fluida yang masuk dengan cepat berupa tetes minyak dengan ukuran besar
Bagian pengumpul cairan, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil
dengan prinsip gravity settling
Bagian pemisah kedua, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil
dengan prinsip gravity settling
Mist Extractor, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan berukuran sangat
kecil (kabut)
Peralatan kontrol, berfungsi untuk mengontrol kerja separator terutama
pada kndisi over-pressure
3. Gas Dehydrator
Gas dehydrator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan partikel air
yang terkandung didalam gas. Peralatan ini merupakan bagian akhir dari
pemisahan gas hidrokarbon terutama pada lapangan gas alam. Ada dua cara
pemisahan air dari gas, yaitu :
Solid Desiccant, misalnya Calcium Chloride (Calcium Chloride Gas
Dehydrator). Komponen peralatan ini merupakan kombinasi dari separator
tiga tingkat, yaitu Gas-Liquid Absorbtion Tower dan Solid Bad Desiccant
Unit. Pemisahan partikel air dari gas dilakukan dengan cara mengontakkan
aliran gas dengan calsium chloride didalam chemical bad section
Air dari wash tank akan di saring melalui Higfu. Di mana Higfu berfungsi
untuk memisahkan butiran-butiran minyak yang masih terlarut di dalam air.
Butiran minyak akan mengalir ke skimming tank dan kemudian di pompakan
kembali oleh recycle pump menuju gas boot. Sementara air akan masuk ke surge
tank dan dipompakan oleh charge pump menuju ke filter , air yang masuk ke filter
akan di saring dari kotoran berdasarkan nilai NTU ( Normality Turbidity Unit )
yaitu di bawah 10 ppm oleh media yang terdapat di dalam filter dan di bantu oleh
chemical surfactant (Back Wash). Kemudian air yang telah tersaring atau bersih
akan masuk ke Suction Tank selanjutnya akan di injeksikan ke clean water WIW
oleh injection pump.
Oleh karena media filter akan jenuh akibat partikel-Prtikel padat yang
terproduksi, maka setiap hari di lakukan pencucian (pembersihan) media yang
terdapat di dalam Filter, dengan cara Backwash. Air yang telah di gunakan pada
saat back wash yang mengandung kotoran akan masuk ke waste water tank dan
di injeksikan ke Disposal Well.
Jika waste water tank overflow, maka air hasil drain akan masuk ke sump
box, air dari sump box akan dipompakan oleh sump pump masuk ke disposal tank
sedangkan minyak akan dipompakan oleh weakly pump menuju ke gas boot untuk
diproses kembali. air dari disposal tank akan di injeksikan ke sumur disposal oleh
Disposal Pump.
III. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami membahas tentang gathering station.
gathering system adalah merupakan pola atau sistem jaringan alat transportasi,
fasilitas peralatan pemisah fluida produksi dan fasilitas peralatan penampung
fluida hasil pemisahan.
Berdasarkan pada jumlah, tata letak sumur dan letak tangki pengumpul
serta kondisi laju produksi sumur, gathering system dapat dibedakan atas Radial
Gathering system dan Axial Gathering System. Pada radial gathering system,
semua flowline menuju headerdan langsung berhubungan dengan fasilitas
pemisah. Sedangkan pada axial gathering system, beberapa kelompok sumur
mempunyai satu headeryang kemudian dari tiap-tiap header akan dialirkan
menuju pemisah-pemisah Trunk Line (jenis flowline yang mempunyai diameter
relatif lebih besar dari flowline biasa, yang berfungsi untuk menyatukan aliran
dengan volume besar).
1) Peralatan Transformasi
Untuk mengalirkan fluida (minyak, air dan gas bumi) dari well-head/x-
mas tree menuju peralatan pemisah termasuk perlengkapan keamanan, manometer
dan lain-lain. Terdiri dari
Flowline
Manifold
Header
2) Peralatan Pemisah
Terdiri dari :
Separator
Oil Skimmer
Gas Dehydrator
3) Penampung Hasil Pemisahan
Setelah fluida produksi dipisahkan, dialirkan kedalam penampung
sementara didalam kompleks block-station, kemudian melalui sistem pipa,
minyak dan gas dialirkan menuju pusat penampungan/penimbun (PPM), untuk
kemudian pada waktu tertentu dikirim kepada Refinery, Gas Plant ataupun
terminal melalui Sale-Line.
Air dari wash tank akan di saring melalui Higfu. Di mana Higfu berfungsi
untuk memisahkan butiran-butiran minyak yang masih terlarut di dalam air.
Butiran minyak akan mengalir ke skimming tank dan kemudian di pompakan
kembali oleh recycle pump menuju gas boot. Sementara air akan masuk ke surge
tank dan dipompakan oleh charge pump menuju ke filter , air yang masuk ke filter
akan di saring dari kotoran berdasarkan nilai NTU ( Normality Turbidity Unit )
yaitu di bawah 10 ppm oleh media yang terdapat di dalam filter dan di bantu oleh
chemical surfactant (Back Wash). Kemudian air yang telah tersaring atau bersih
akan masuk ke Suction Tank selanjutnya akan di injeksikan ke clean water WIW
oleh injection pump.
Oleh karena media filter akan jenuh akibat partikel-Prtikel padat yang
terproduksi
WELL HEAD
Laporan Tetap
Aditya Eka Karya Mahardhika
1803049
TEPM 4B
Wellhead
IV. Tujuan :
Untuk mengetahui bentuk, fungsi dan aplikasi Wellhead
Mengetahui komponen dan bagian-bagian dari Wellhead
Mengetahui prinsip dan faktor yang mempengarui Wellhead
V. Dasar Teori
Wellhead merupakan salah satu
komponen penting dalam proses pengeboran
selain semen atau packer. Wellhead ini
dipasang pada setiap akhir dari casing dan
tubing string di permukaan sumur. Di dalam
kelompok wellhead, termasuk pula casing
head, casing head spool, tubing head spool,
dan christmas tree.
Wellhead ini terdiri dari dua bagian utama, yakni: Wellhead yang dipasang
di dasar laut akan digunakan sebagai penyangga casing string. Perpanjangan
(extension) casing string yang dipasang dari wellhead di dasar laut hingga
subsidiary wellhead di platform dimana BOP dan Christmas Tree akan terpasang.
Ketika sumur akan selesai, christmas tree dipasang diatas wellhead di dalam laut
atau diatas permukaan laut dengan menggunakaan jacket kecil. Jika christmas tree
akan dipasang pada kedalaman laut, maka perpanjangan casing dilepaskan dari
wellhead lalu christmas tree dipasang.
Sistem ini dapat dijadikan alternatif jika penggunaan sumur ingin ditunda
sementara waktu. Hal ini dapat dilakukan dengan menutup wellhead setelah
perpanjangan casing string dilepas dari mudline.
Subsea Wellhead
Pada offshore exploration, subsea
wellhead ini dapat dijadikan alternatif dimana
wellhead ini dipasang pada sumur di dasar laut
yang dalam (deep water) atau sangat dalam (ultra
deep water). Subsea wellhead merupakan sistem
wellhead yang tidak memerlukan fixed platform.
Prinsip kerja dan fungsi subsea wellhead ini sama seperti wellhead di
permukaan (surface), hanya saja wellhead ini dipasang di dasar laut. Kondisi kerja
dan lingkungan yang berbeda mengakibatkan peralatan dan proses pemasangan
menjadi sangat berbeda dengan wellhead di permukaan. Dikarenakan wellhead
dipasang di dasar laut, maka BOP dan christmas tree juga terpasang di dasar laut.
B. Bagian Wellhead
Wellhead tersusun dari dua rangkaian didalamnya, yaitu :
Casing head
Casing head berfungsi sebagai tempat menggantungkan rangakaian casing
danmencegah terjadinya kebocoran. Pada casing head terdapat gas outlet
untuk meredusir gas yang mungkin terkumpul diantara rangkaian casing.
Tubing head
Tubing head adalah bagian dari wellhead untuk menyokong rangkaian
tubing yang berada di bawahnya dan untuk menutup ruangan yang
terdapat diantara casing dan tubing,sehingga aliran fluida dapat keluar
melalui tubing.
Tubing valve
Merupakan manual gate valve yang dioperasikan lebih sering bila
dibandingkan dengan tubing master valve, misalnya seperti operasi wire line,
penutupan untuk waktu yang lamaatau perbaikan-perbaikan dikepala sumur.
Wing valve.
Manual gate valve yang digunakan untuk operasi penutupan dan
pembukaan secara normal sehingga valve ini paling sering mengalami kerusakan.
Check valve
Berfungsi untuk mencegah aliran balik dari flow line ke sumur.
Safety valve
Berfungsi untuk melindungi peralatan bila terjadi over atau low pressure.
API 16A memberikan spesifikasi requirement untuk performance, design,
materials, testing dan inspection, welding, marking, handling, storing dan
pengiriman equipment untuk pengeboran oil and gas. API 16 A juga meliputi term
of pressure, temperature and wellbore fluids pada setiap equipment.
Menurut api definisi christmas tree adalah merupakan rangkaian dari valve
dan fitting yang digunakan untuk kontrol produksi dan disambungkan dengan
bagian atas tubing head. Fungsi lain dari x”mas tree adalah :
Mengontrol laju produksi
Start-up dan shut down
Memonitor reservoir
Melakukan workover
I. Tujuan :
Mengetahui bentuk, fungsi, tekanan kerja, dan aplikasi manifold
Mengetahui komponen-komponen manifold
Mengetahui prinsip kerja dan faktor yang mempengaruhi separasi
manifold
Tekanan Kerja
Tipe valve
Banyak header
Sumur yang dihubungkan ke tiap-tiap manifold
Test Manifold
Manifold ini digunakan untuk melakukan test produksi suatu sumur tanpa
menggangu produksi sumur lainnya dimana arah aliran fluida dari sumur
di arahkan ke test separator.
Production Manifold
Merupakan manifold sebagai bagian operasi normal dari proses produksi
dimana arah aliran fluida dari sumur diarahkan ke production separator.
Header adalah tempat bermuaranya aliran fluida dari flow line yang
terletak diatas manifold dan berdiameter lebih besar dari flow line. Jenis header:
Production Header
Flow line yang mengalirkan fluida dari manifold production ke production
separator
Test header
Flow line yang mengalirkan fluida dari manifold test ke test separator.
2. Valve
Valve bertugas mengatur aliran (fluida) dalam suatu proses. Secara tidak
langsung, maka valve dapat diandalkan untuk mengatur besar kecil nya flow,
rendah tingginya level, rendah tingginya temperatur ataupun tekanan
Ketika valve telah dipasang dalam suatu rangkaian pipa. Pada saat valve di
buka, fluida mulai mengalir, dan ketika valve ditutup maka fluida pun berhenti
mengalir. Valve seperti ini bertugas untuk menutup penuh (fully closed) ataupun
membuka penuh (fully opened) suatu aliran. Karena tugasnya hanya untuk
membuka atau menutup maka valve sejenis ini dinamakan dengan ON/OFF
valves atau Isolation valve.
3. Check Valve
Ada 2 jenis check valve yang paling umum digunakan pada sistem
perpipaan yaitu Swing Check Valve dan Lift Check Valve. Swing Check Valve
biasanya dipasangkan dengan Gate Valve, sedangkan Lift Check Valve oleh
beberapa pabrikan digunakan untuk menggantikan fungsi Ball Valve sebagai Ball
Check Valve.
Manifold adalah suatu kumpulan rangkaian peralatan yang terdiri dari Pipa
Utama (Header), Kerangan-Kerangan (Valve), Kerangan Balik (Check Valve),
Sambungan Dan Turunan (Fitting), Fasilitas Pengukur Tekanan (Pressure Gauge).
Header adalah tempat bermuaranya aliran fluida dari flow line yang
terletak diatas manifold dan berdiameter lebih besar dari flow line.
Valve bertugas mengatur aliran (fluida) dalam suatu proses. Secara tidak
langsung, maka valve dapat diandalkan untuk mengatur besar kecil nya flow,
rendah tingginya level, rendah tingginya temperatur ataupun tekanan
I. Tujuan :
Mengetahui bentuk, fungsi, tekanan kerja, dan aplikasi separator
horizontal
Mengetahui komponen-komponen separator horizontal
Mengetahui prinsip kerja dan faktor yang mempengaruhi separasi
horizontal
Desain separator horizontal
A. Separator Horizontal
Pada separator horizontal fluid akan mengalir secara horizontal dan secara
bersamaan akan bersinggunagan pada permukaan cairan. Gas akan mengalir di
antara penyekat-penyekat dan butiran-butiran cairan melekat pada penyekat dan
akan membentuk film dan kemudian mengalir ke area cairan dari separator. Setiap
pelat penyekat tersusun di sepanjang bejana secara berdekatan dengan rentang
jarang yang sama dengan kemiringan 45 derajat.
B. Prinsip Pemisahan
Fluida yang mengalir dari sumur bisa terdiri dari gas, minyak, air dan
padatan-padatan lainnya. Pada saat fluida mencapai permukaan, dimana tekanan
lebih rendah dibandingkan dengan tekanan reservoir, kapasitas cairan melarutkan
gas akan menurun sehingga akan terpisah dari minyak, seperti di ilustrasikan pada
gambar berikut.
Mist adalah butir-butir cairan yang sangat halus, dan akan terpisah dari gas
pada tekanan 750 psig, pada kecepatan gas kurang dari 1 ft/detik. Separator
horizontal akan memberikan kemungkinan kecepatan lebih rendah dari 1 ft/detik.
V
RT =
Q
Salah
satu prinsip pemisahan fluida yang terpenting adalah coalescence
(penggabungan/penggumpalan). yang artinya penggabungan butir-butir cairan
yang kecil sehingga menjadi besar dan jatuh sebagai cairan karena terjadi
perbedaan gravity. Beberapa peralatan bagian dakam separator, seperti dellector
plate, straightening vanes, dan bahkan dinding separalor, dapat berfungsi sebagai
tempat pengembunan titik-titik air tersebut.
3. Ubah laju produksi gas standar (Qg, SCF/hari) ke laju produksi gas pada
kondisi separator (Vg, cuft/detik) dengan menggunakan persamaan :
Qg x P sep x T sep x Z sep
Vg=
86400 x P se p x T sc x Z sc
−7 Q g x T sep x Z sep
Vg=3.27 x 10
P sep x Z sc
Harga Z dan ZSC dapat dicari dari gambar 1, walaupun harga Z akan lebih
teliti bila dicari dari grafik Tekanan Reduced dan Temperatur Reduced.
8. Hitung densitas gas pada kondisi separator (BDg, lb/cuft) dengan persamaan:
P sep T sc Z sc
BD g=SG g x 0.0764 x x x
Psc T sep Z sep
Bila kondisi standar 14.7 psia dan 60°F atau °R, maka :
SGsep x Psep x Z sc
BD g=2.7 x
T sep x Z sep
K didapat dari tabel 6, yang merupakan fungsi jenis, panjang dan diameter
separator.
50.46 x C
Separator Horizontal duobel barrel :
Qo x t
D I =1/ 2
√
3
50.46 x C
Separator bola
CDL3 D
Q I =33.51
Atau
t √ 2
0.2857
0.0422Q o t
D I= [ C ]
16. Tentukan Rm yaitu hasil bagi L (butir 2) terhadap D I (butir 14) atau L (butir
2) terhadap D g (butir 10) yang terkecil.
Bila 3 ≤ Rm ≤ 5 ukuran separator terdapat di pasaran
Bila Rm < 3, maka harga L di langgkah 2 harus diperbesar, kemudian
ulangi langkah 8 sampai dengan 15.
Nila Rm > 5, maka harga L di langka 2 haeus diperkecil, kemudian
ulangi langkah 8 sapai dengan 15
Langkah 15 ini tidak perlu dilakukan untuk perhitugan separator bulat.
III. Pembahasan
Pada separator horizontal fluid akan mengalir secara horizontal dan secara
bersamaan akan bersinggunagan pada permukaan cairan. Gas akan mengalir di
antara penyekat-penyekat dan butiran-butiran cairan melekat pada penyekat dan
akan membentuk film dan kemudian mengalir ke area cairan dari separator. Setiap
pelat penyekat tersusun di sepanjang bejana secara berdekatan dengan rentang
jarang yang sama dengan kemiringan 45 derajat.
V
RT =
Q
IV. Tujuan :
Mengetahui bentuk, fungsi, tekanan kerja, dan aplikasi separator
vertical
Mengetahui komponen-komponen separator vertical
Mengetahui prinsip kerja dan faktor yang mempengaruhi separasi
vertical
Desain separator vertical
V. Dasar Teori
A. Separator Vertikal
Separator vertical seing digunakan untuk jenis fluid yang rasio gas
terhadap cairannya rendah hingga sedang dan diperkiran akan sering
terjadi slug atau kejutan cairan yang datang secara tiba-tiba. Pada bagian bawah
bejana biasanya berbentuk cembung yang berfungsi sebagai tempat menampung
pasir atau benda padat lainnya.
Selain berfungsi untuk memisahkan fasa (oil, water dan gas), separator
vertical juga berfungsi menghandle padatan yang dihasilkan, seperti pasir atau
lumpur. Ia digunakan pula jika ruang terbatas untuk GOR yang rendah dan level
control yang mudah. Keuntungan lainya dari vertical separator adalah ia memiliki
drainage (saluran pembuangan) yang bagus berada di bawah, liquid-level control
yang tidak terlalu critical, dapat di tempatkan pada posisi yang sempit.
Penempatan yang tidak makan ruang ini juga menjadi boomerang, karena sifatnya
yang tinggi, maka untuk penempatan dan pengoprasian instrument yang tinggi
memerlukan platform atau ladder.
Disamping itu ditinjau dari tekanan kerjanya separator dapat dibagi tiga,
yaitu separator tekanan tinggi (750 – 1500 psi), tekanan sedang (230 – 700 psi),
tekanan rendah (10 – 225).
Gravity settling
Yaitu prinsip pemisahan yang dilakukan dengan memanfaatkan penurunan
tekanan yang terjadi di dalam sehingga dengan otomatis tekanan permukaan pada
bagian paling atas dari fluida di dalam botol rendah dari pada tekanan fluida
dalam botol sehingga, fluida yang memiliki tekanan
lebih tinggi dari tekanan permukaan yang ada tadi
akan naik keatas dan kemudian memisah secara
otomatis berdasarkan perbedaan spesific gravity
dari masing-masing fluidanya.
Gas yang cenderung lebih ringan dari pada
minyak dan air akan menempati pada bagian paling
atas botol, minyak yang lebih ringan dari air akan menempati bagian tengah botol,
sedangkan air yang lebih berat dari minyak dan gas akan menempati bagian
bawah botol.
18. Anggap suatu tinggi separator vertikal atau panjang separator horizontal L
feet. Tabel 1 sampau 4 memperlihatkan harga L yang umum dipasaran.
19. Ubah laju produksi gas standar (Qg, SCF/hari) ke laju produksi gas pada
kondisi separator (Vg, cuft/detik) dengan menggunakan persamaan :
Q g x P sep x T sep x Z sep
Vg=
86400 x P sep x T sc x Z sc
Q g x T sep x Z sep
Vg=3.27 x 10−7
P s ep x Z sc
Harga Z dan ZSC dapat dicari dari gambar 1, walaupun harga Z akan lebih
teliti bila dicari dari grafik Tekanan Reduced dan Temperatur Reduced.
20. Ubah °API minyak menjadi SG minyak pada kondisi standar, dengan
persamaan :
141.5
SG ˳=
131.5+° API
21. Koreksi SG˳ pada kondisi standar ke kondisi separator (SGIS) dengan
gambar 2
22. Hitung SG campuran cairan (SGIS) dengan persamaan :
SGIS =W C x SGw + ( 1−WC ) SG0 sep
24. Hitung densitas gas pada kondisi separator (BDg, lb/cuft) dengan persamaan:
P sep T sc Z sc
BD g=SG g x 0.0764 x x x
Psc T sep Z sep
Bila kondisi standar 14.7 psia dan 60°F atau °R, maka :
SGsep x Psep x Z sc
BD g=2.7 x
T sep x Z sep
25. Hitung kecepatan maksimal gas (V, ft/detik) dengan menggunakan Hukum
Stoke yang dimodifikasi :
BD 1 x BD g
V =K
√ BD g
K didapat dari tabel 6, yang merupakan fungsi jenis, panjang dan diameter
separator.
50.46 x C
Separator Horizontal duobel barrel :
Qo x t
D I =1/ 2
√
3
50.46 x C
Separator bola
CDL3 D
Atau
Q I =33.51
t √ 2
0.2857
0.0422Q o t
D I= [ C ]
32. Tentukan Rm yaitu hasil bagi L (butir 2) terhadap D I (butir 14) atau L (butir
2) terhadap D g (butir 10) yang terkecil.
Bila 3 ≤ Rm ≤ 5 ukuran separator terdapat di pasaran
Bila Rm < 3, maka harga L di langgkah 2 harus diperbesar, kemudian
ulangi langkah 8 sampai dengan 15.
Nila Rm > 5, maka harga L di langka 2 haeus diperkecil, kemudian
ulangi langkah 8 sapai dengan 15
Langkah 15 ini tidak perlu dilakukan untuk perhitugan separator bulat.
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang separator vertikal. Pengertian
dari separator adalah tabung bertekanan tinggi yang digunakan untuk memisahkan
liquid dan gas (dua fasa) atau gas, minyak, dan air (tiga fasa). Separator
merupakan salah satu alat yang terdapat pada stasiun pengumpul.
Separator vertical sering digunakan untuk jenis fluid yang rasio gas
terhadap cairannya rendah hingga sedang dan diperkiran akan sering
terjadi slug atau kejutan cairan yang datang secara tiba-tiba. Pada bagian bawah
bejana biasanya berbentuk cembung yang berfungsi sebagai tempat menampung
pasir atau benda padat lainnya.
Selain berfungsi untuk memisahkan fasa (oil, water dan gas), separator
vertical juga berfungsi menghandle padatan yang dihasilkan, seperti pasir atau
lumpur. Ia digunakan pula jika ruang terbatas untuk GOR yang rendah dan level
control yang mudah. Keuntungan lainya dari vertical separator adalah ia memiliki
drainage (saluran pembuangan) yang bagus berada di bawah, liquid-level control
yang tidak terlalu critical, dapat di tempatkan pada posisi yang sempit.
Penempatan yang tidak makan ruang ini juga menjadi boomerang, karena sifatnya
yang tinggi, maka untuk penempatan dan pengoprasian instrument yang tinggi
memerlukan platform atau ladder.
Gravity settling
Yaitu prinsip pemisahan yang dilakukan dengan memanfaatkan penurunan
tekanan yang terjadi di dalam sehingga dengan otomatis tekanan permukaan pada
bagian paling atas dari fluida di dalam botol rendah dari pada tekanan fluida
dalam botol sehingga, fluida yang memiliki tekanan lebih tinggi dari tekanan
permukaan yang ada tadi akan naik keatas dan kemudian memisah secara otomatis
berdasarkan perbedaan spesific gravity dari masing-masing fluidanya.
I. Tujuan
Mengetahui bentuk, fungsi, tekanan kerja, dan aplikasi SRP
Mengetahui komponen-komponen SRP
Mengetahui prinsip kerja dan faktor yang mempengaruhi
separasi SRP
Desain SRP
Beam Type Pumping Unit atau Sucker Rod Pump merupakan salah satu
metode pengangkatan buatan (artificial lift) yang telah digunakan secara meluas
pada lapangan minyak. Peralatan ini yang dapat memberikan gerakan turun naik
(reciprocating motion) kepada rod string yang dihubungkan ke positive
displacement pump dalam sumur minyak.
Perbaikan dari metoda ini, seperti yang dapat dilihat keadaan sekarang,
terus dilakukan oleh para ahli agar ia bisa lebih efisien .
Perbaikan dilakukan pada seluruh bahagian Bearn Pumping Unit terutama pada
heavy duty speed reducer.
1. Macam-macam Beam Type Pumpung Unit.
Gear Reducer
Gear reducer berfungsi untuk menurunkan RPM motor menjadi RPM
sesuai SPM pompa. Didalam terdapat roda gigi (gear) penurun RPM.
Untuk memindahakan tenaga atau energi dari prime mover ke gear reducer
digunakan V belt yang dilindungi oleh belt cover untuk pengaman.
Crank Arm
Crank Arm menghubungkan sumbu putaran rendah (crank shaft) yang
keluar dari gear box yang berputar 360 derajat. Lubang pada crank juga sebagai
tempat kedudukan crank pin bearing yang menghubungkan crank dengan
pitman, dan tempat merubah panjang langkah pompa. Crank Arm juga sebagai
tempat dari kedudukan counter weight.
Pitman
Pitman dipasang untuk menghubungkan crank dengan walking beam,
panjang.
Walking Beam
Walking Beam sebagai tempat kedudukan dari Equalizer bearing ( tail
bearing ) dan dibawah ditopang oleh saddle bearing ( center bearing) yang
tetumpu pada sampson post. Ujung depan walking beam terpasang horse head.
Walking-beam ini bersama pitman dan crank berfungsi sebagai pengubah
gerak putar menjadi gerak turun naik.
Horse Head
Horse-head ditempatkan diujung walking beam dengan bentuk 1/8
lingkaran agar gerakan Rod string naik turun ( reciprocating ) tetap senter dengan
lubang sumur.
Counter Weight
Pada crank balance pumping unit, counter weight dipasang pada crank,
sedangkan pada beam balance pumping unit, counter wight dipasang pada ujung
belakang walking beam. Counter weight berfungsi untuk memberikan balancing
beban pada pumping unit sehingga beban pada upstroke sada dengan beban pada
down stroke. Dengan demikian beam pumping unit tidak cepat rusak.
Brake (Rem)
Rem berfungsi untuk mengatur posisi horse head kalau pumping unit harus
dimatikan untuk keperluan perbaikan pada well atau pada Pumping Unit itu
sendiri.
Gas Anchor
Untuk menghindari turunnya efficiency volumetric pompa yang
diakibatkan oleh banyaknya gas yang masuk kedalam pompa, maka dipasang Gas
Anchor yang berfungsi untuk memisahkan gas dari cairan formasi sebelum fluida
masuk ke dalam pompa.
Pony Rod
Pony rod adalah batang baja, sama seperti sucker rod tetapi mempunyai
panjang yang lebih pendek. Pony rod berfungsi untuk menyesuaikan panjang
rangkaian sucker rod yang dibutuhkan sesuai dengan kedalaman pompa bawah
permukaan. Ukuran pony rod sama dengan ukuran sucker rod .
Panjang pony rod mulai dari 1 1/3’, 2’, 3’, 4’, 6’, 8’, 10’ dan 12 feet.
Tubing
Seperti pada umumnya sumur minyak, tubing merupakan media alir fluida
formasi dari dasar sumur ke permukaan. Pada sumur minyak dengan metoda
pengangkatan buatan menggunakan Sucker Rod Pump, tubing berfungsi pula
sebagai tempat menggantungkan pompa dengan jenis Tubing Type.
Prosedur Start
a) Lepaskan brake hubungan prime mover dengan gear reducer
b) Hidupkan mesin kalau prime mover-nya menggunakan mesin.
c) Lepaskan rem dan masukkan hubungan pumping unit dengan mesin.
d) Atur kecepatan mesin sehingga sesuai dengan SPM yang diinginkan. Kalau
memakai electric motor, maka untuk mengatur SPM adalah dengan
mengganti pulley (driving sheave) pada motor.
e) Atur kekerasan stuffing box sehingga jangan terlalu ketat agar ada sedikit
kebocoran untuk pelumas.
f) Periksa dan dengarkan betul-betul keseluruhan pumping unit apakah ada
baut-baut yang longgar, bunyi yang tidak wajar, terutama pada bearing-
bearing dan gear box.
g) Periksa apakah well atau pompa ada memompa atau tidak.
h) Periksa keadaan polished rod apakah ada line-up atau tidak.
Tubing bocor:
Fluida akan keluar memasuki ruangan casing.
Gas pound
Ketika pompa bergerak keatas ( up stroke ) fluida akan mengisi barrel dan
tidak menyentuh bagian bawah plunger, akan terdapat ruangan kosong dan akan
diisi oleh gas. Ketika pompa kembali bergerak kebawah ( down stroke ),gas akan
terkompresi, sehingga gas tersebut mampu mendorong traveling valve
(membuka) secara perlahan,(seharusnya terbuka penuh oleh fluida ) atau adanya
permukaan fluida yang terisi oleh foaming (busa ) kejadian tersebut dinamakan
gas pound.
Fluid pounding
Pump barrel tidak terisi penuh sewaktu pompa up-stroke, sewaktu pompa
kemballi pada langkah down-stroke, ujung plunger membentur permukaan fluida
dengan cepat dan terjadilah suara benturan yang kuat.
Valve bocor
Baik standing valve maupun traveling sering bocor pada umumnya
disebabkan aus karena pasir atau kemakan aliran gas.
Sanded up
Pompa bergerak keatas / up-stroke dimana fluida membawa pasir
dan mengisi pump barrel sehingga terjadi penyempitan antara plunger dan
pump barrel yang mana dapat menjadi plunger terjepit dan tidak dapat
bergerak.
Pompa Angguk atau Sucker rod pump adalah sistem pompa yang paling
banyak digunakan didunia. Sekitar 90 % dari semua sumur pompa (500.000) di
USA menggunakan artificial lift, dan 85 % adalah SRP.
Beam Type Pumping Unit atau Sucker Rod Pump merupakan salah satu
metode pengangkatan buatan (artificial lift) yang telah digunakan secara meluas
pada lapangan minyak. Peralatan ini yang dapat memberikan gerakan turun naik
(reciprocating motion) kepada rod string yang dihubungkan ke positive
displacement pump dalam sumur minyak.
Prosedur Start
Lepaskan brake hubungan prime mover dengan gear reducer
Hidupkan mesin kalau prime mover-nya menggunakan mesin.
Lepaskan rem dan masukkan hubungan pumping unit dengan mesin.
Atur kecepatan mesin sehingga sesuai dengan SPM yang diinginkan.
Kalau memakai electric motor, maka untuk mengatur SPM adalah dengan
mengganti pulley (driving sheave) pada motor.
Atur kekerasan stuffing box sehingga jangan terlalu ketat agar ada sedikit
kebocoran untuk pelumas.
Periksa dan dengarkan betul-betul keseluruhan pumping unit apakah ada
baut-baut yang longgar, bunyi yang tidak wajar, terutama pada bearing-
bearing dan gear box.
Periksa apakah well atau pompa ada memompa atau tidak.
Periksa keadaan polished rod apakah ada line-up atau tidak.
GAS LIFT
Laporan Tetap
Aditya Eka Karya Mahardhika
1803049
TEPM 4B
Gas Lift
I. Tujuan :
Mengetahui bentuk, fungsi, tekanan kerja, dan aplikasi gas lift
Mengetahui komponen-komponen gas lift
Mengetahui prinsip kerja dan faktor yang mempengaruhi separasi gas
lift
Desain gas lift
Pada proses gas lift, pengangkatan fluida didasarkan pada salah satu cara
sebagai berikut :
Proses dari pada gas lift dapat diterangkan sebagai berikut : Cairan yang
ada pada annulus ditekan oleh gas injeksi, akibatnya permukaan cairan sekarang
berada di bawah valve, pada saat ini valve yang pertama membuka sehingga gas
akan masuk pada tubing, sehingga density minyak turun akibatnya gradient
tekanan kecil dan minyak dapat diangkat ke atas.
Gambar 1
Skema Gas Lift
Ditinjau dari cara penginjeksian gas, gas lift dapat dibagi dalam :
Pada continuous gas lift, gas diinjeksikan secara terus menerus ke dalam
annulus dan melalui valve yang dipasangkan pada tubing, gas masuk ke dalam
tubing. Secara relatif, yaitu dibandingkan dengan kedalaman sumur continuous
gas lift digunakan apabila tekanan dasar sumur dan productivity index sumur
tinggi.
Maksud dari pada intermittent dan continuous gas lift adalah identik untuk
menghasilkan tekanan aliran dasar sumur (FBHP) agar dapat berproduksi pada
rate yang diinginkan. Secara keseluruhan proses gas lift dapat dibagi dalam 2
(dua) tahap :
1. Tahap Un loading
Yaitu : proses pengosongan sumur dari fluida workover (fluida yang
digunakan untuk mematikan sumur)
2. Tahap pengangkatan fluida
Pada tahap unloading, valve yang bekerja lebih dari satu valve yaitu valve-
valve diatas operating valve, sedang pada proses pengangkatan valve yang
bekerja hanya satu valve yaitu operating valve yang merupakan valve
terbawah.
Untuk penerapan gas lift yang penting diketahui adalah instalasi dan
kondisi sumur yang bersangkutan. Intermittent atau continuous gas lift yang akan
bisa diterapkan pada sumur itu. Macam-macam instalasi gas lift :
1. Open installation
Pada type ini tubing string digantung di dalam sumur tanpa packer, gas
diinjeksikan ke dalam ruang annulus dan cairan didesak keluar melalui tubing.
Pada umumnya type ini hanya digunakan pada continuous gas lift
walaupun untuk intermittent pun dapat digunakan. Untuk kondisi ini sebaiknya
packer dipasang bila memungkinkan untuk mengurangi pengaruh tekanan injeksi
terhadap formasi.
4. Chamber Installation
Instalasi gas lift ini mirip dengan yang tertutup. Bedanya adalah
pemakaian ruang akumulasi (chamber) minyak disini. Pemakaian chamber adalah
untuk memperkecil tekanan kolom minyak (hydrostatichead) dalam tubing dan
memperbesar rate produksi.
5. Macaroni Installation
6. Dual C Installation
kedua-duanya continuous
kedua-duanya intermittent
salah satu, intermittent/continuous
Kedua formasi itu dipisahkan dengan packer. Pada prinsipnya aplikasi gas lift
untuk dual sama dengan yang single string.
B. MEKANIKA VALVE
Untuk aliran continue suatu valve harus mampu mengalirkan gas ke dalam
tubing dan mempertahankan tekanan konstan di dalam tubing. Continuous
flow valve bisa terbuka oleh : Tekanan casing (build – up), Tekanan
tubing (build up), Kombinasi dari kenaikan tekanan di casing dan tubing
Untuk intermittent flow, valve harus mampu terbuka (selebar ukuran port)
selebar mungkin segera setelah mulai terbuka (tringgered too open). Harus
tetap terbuka lebar sampai waktu penutupan. Ukurann port sekitar ¼ - 1
inchi, yang tergantung dari ukuran tubingnya Intermittent valve bisa
terbuka dengan beberapa cara : hanya dengan kenaikan tekanan di casing,
hanya oleh beban fluida di dalam tubing, oleh kombinasi kenaikan tekanan
di casing dan tubing.
Valve untuk continuous gas lift mirip dengan yang intermittent. Bedanya
yaitu terdapat choke pada valve . Guna choke ini adalah agar tekanan pada “stem
dan seat” tidak besar karena adanya kehilangan tekanan setelah melewati choke
tersebut. Jadi valve macam ini sesuai untuk aliran continuenya, jika valve yang
mempunyai port kecil digunakan, maka jarak antara valve (spasi) diperkecil. Hal
ini karena volume gas yang mengalir melalui port tidak besar dalam proses
unloading.
Tujuan permakaian valve ini adalah agar dapat menggunakan port dengan
ukuran besar tetapi valve spread tidak besar.
Apabila tekanan casing bekerja pada pilot bellow, maka pilot port akan
terbuka dan gas akan masuk ke ruangan di atas piston pada power section. Gas ini
akan mendorong piston pada power section tersebut dan akan membuka main port
dan gas akan masuk ke dalam tubing
Untuk mengosongkan sumur dari fluida workover atau kill fluid supaya
injeksi gas dapat mencapai titik optimum di dalam tubing.
Mengatur aliran injeksi gas ke dalam tubing baik proses unloading
maupun proses pengangkatan fluida.
Valve yang dipasang pada tubing, antara satu dengan yang lainnya
mempunyai jarak tertentu dan letak dari pada valve dipengaruhi oleh :
Tekanan gas yang tersedia untuk proses unloading
Gradient fluida dalam sumur pada saat unloading
Inflow performance sumur pada saat unloading
Fluida level dalam casing
Tekanan dasar sumur dan karakteristik produksi sumur
Dimana :
Dengan demikian tujuan dari pada perencanaan gas lift ini adalah
menentukan P wf yang diperlukan supaya sumur dapat berproduksi dengan rate
produksi yang diinginkan yaitu dengan cara menginjeksikan gas pada suatu
kedalaman tertentu ke dalam tubing, sehingga P wf pada dicapai.
Secara garis besar prosedur perencanaan continous gas lift dapat dibagi
menjadi 3 bagian :
Kedalaman sumur
Ukuran casing dan tubing
Kondisi produksi seperti sand problem, paraffin
Ukuran dan panjang flow line dipermukaan.
Back pressure dari separator
Tekanan aliran di tubing (Pt) yang diperlukan
Rate produksi yang diperlukan
Water cut
Specific gravity gas injeksi
Volume dari tekanan gas injeksi yang tersisa
Productivity Index
Temperatur dasar sumur
Temperatur aliran dipermukaan
O
API minyak
Specific gravity air
SBHP (staic bottom hole pressure)
Spacific gravity dan jumlah das yang terlarut pada berbagai tekanan.
BO pada berbagai tekanan
Viskositas minyak, tegangan permukaan dan sebagainya.
Apabila balanced valve yang digunakan maka tekanan pada valve adalah
harus Pso – (15 s/d 25 psi per valve). Apabila unbalanced valve yang digunakan
maka tekanan pada valve sebaiknya Pso – 10 psi per valve.
Bisaanya ini hanya untuk proses unloading saja. Jika proses unloading
dilakukan ke tangki pengumpul dengan tekanan sama dengan tekanan atmosfer
dan berlangsung sampai injeksi gas mencapai dasar maka letak masing-masing
valve bisa diperdalam.
Apakah gas yang tersedia tidak terbatas untuk proses unloading yang akan
dilakukan.
Ini akan mempengaruhi spacing (letak dan jarak antara valve), yaitu dalam
menentukan gradient unloading minimum didalam tubing.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa penentuan letak dan jarak antar valve
dapat dilakukan dengan methode grafis dan methode analitis.
SECARA GRAFIS
a) Gambarkan garis gradient fluida dalam sumur, mulai dari THP = 0 atau
pada THP tertentu.
b) Perpanjangan garis tersebut sampai memotong garis gradient gas yaitu
Pko– 50, titik potong ini merupakan letak dari valve pertama.
c) Buat garis horizontal kiri, dari titil valve pertama sampai memotong garis
gradient aliran diatas titik injeksi.
d) Dari titik potong pada langkah-langkah dibuat garis sejajar dengan garis
pada langkah 2 sampai memotong (Pko – 50) – 25 titik ini adalah tempat
valve kedua.
e) Kurangi tekanan valve kedua dengan 25 psi, kemudian buat gasir ke
bawah sejajar dengan gariske bawah sejajar dengan garis gradient gas
(Pko– 50).
f) Dari titik valve kedua, buat garis horizontal ke kiri sampai memotong garis
gradient aliran diatas titik injeksi.
g) Dari titik potong langkah 6 buat garis sejajar dengan garis langkar b
sampai memotong garis dari langkah e, titik potong ini merupakan letak
valve ke tiga.
h) Ulangi langkah e, f, g sampai tercapai titik injeksi.
i) Tambahkan satu atau dua valve di bawah titik injeksi untuk keperluan
yang akan daang apabila produktivitas sumur telah menurun.
SECARA ANALITIS
Cara ini dilakukan apabila data sumur (PI, Pt dan sebagainya) tidak
tersedia. Data yang diperlukan antara lain.
Pko
Pwh / THP
Gradient unloading (dicari dengan menggunakan grafik)
Gradient static fluida yang mematikan sumur.
5. LANGKAH-LANGKAH PENENTUAN SPASI UNBALANCED
VALVE
SECARA GRAFIS
a) Kurangi Pso dengan 100 psig dan buat garis gradient gas sesuai dengan
berat kolom gas, garis ini disebut Pc design.
b) Tambah THP dengan 200 psig (pada kedalaman nol) kemudian hubungkan
titik ini dengan titik injeksi, garis ini disebut Pt design.
c) Buat garis gradient fluida yang mematikan sumur mulai dari THP = 0 atau
THP = tertentu.
d) Perpanjang garis tersebut sampai memotong garis Pko – 50 titik ini adalah
titik valve pertama.
e) Buat garis horizontal ke kiri sampai memotong Pt design.
f) Dari perpotongan langkah e, buat garis sejajar dengan garis dari langkah c
sampai memotong Pc design, titik valve kedua.
g) Ulangi langkah-langkah tersebut antara Pt design dengan Pc design,
sampai titik injeksi tercapai.
SECARA ANALITIS
Persamaan yang digunakan sama seperti balanced valve hanya untuk Dv2,
Dv3 dan seterusnya adalah konstan dan jika perbedaan kedalaman antara 2 valve
berurutan =300 ft maka perhitungan dihentikan.
Apabila selisih kedalamannya < 300 ft, maka valve diletakkan pada 100 ft
dibawah tempat yang seharusnya dan perhitungan dihentikan.
SECARA GRAFIS
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk perencanaan :
Plot tekanan pada absis dan kedalaman pada ordinat
Plot Pko – 50 pada permukaan
Tentukan gradient gas (dengan grafik) dan buat garis gradient gas dalam
sumur mulai dari Pko – 50 dan perpanjangan garis tersebut sampai didasar
sumur.
Plot Pso dipermukaan dan buat garis gradient seperti langkah c
Plot tekanan tubing di permukaan (untuk intermittent gas lift, tekanan ini
equivalent dengan tekanan separator)
Tentukan gradient unloading dengan menggunakan grafik sesuai dengan
ukuran tubing dan rate yang diinginkan.
Plot garis gradient unloading, berdasarkan Gu dari langkah f mulai dari
THP ( = 0 / sesuatu harga tertentu) perpanjang garis tersebut sampai dasar
sumur.
III. Pembahasan
Pemakaian pompa dan gas lift pada suatu lapangan perlu memperhatikan
Karakteristik fluida yang akan diproduksi, Kemiringan sumur, Rata produksi yang
diinginkan, Kekompakan formasi, Dan lain-lain
Syarat-syarat suatu sumur dapat di gas lift yaitu tersedianya gas yang
memadai untuk injeksi, baik dari reservoir itu sendiri maupun dari tempat lain,
fluid level masih tinggi
Pada proses gas lift, pengangkatan fluida didasarkan pada salah satu cara
sebagai berikut :
Proses dari pada gas lift dapat diterangkan sebagai berikut : Cairan yang
ada pada annulus ditekan oleh gas injeksi, akibatnya permukaan cairan sekarang
berada di bawah valve, pada saat ini valve yang pertama membuka sehingga gas
akan masuk pada tubing, sehingga density minyak turun akibatnya gradient
tekanan kecil dan minyak dapat diangkat ke atas.
Ditinjau dari cara penginjeksian gas, gas lift dapat dibagi dalam :
Continuous gas lift
Intermittent gas lift
Beberapa kelebihan gas lift dibandingkan dengan metode pengangkatan
buatan lain, yaitu :
Biaya peralatan awal biasanya lebih tinggi karena harus pakai kompresor
Pasir yang ikut terproduksi tidak merusak kebanyakan instalasi gas lift.
Sifat pasir abrasive.
Gas lift tidak tergantung/ dipengaruhi oleh design sumur. Mau vertical
atau directional well bisa dipakai.
Umur peralatan lebih lama.
Biaya operasi biasanya lebih kecil.
Ideal untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi.
Secara keseluruhan proses gas lift dapat dibagi dalam 2 (dua) tahap :
Tahap Un loading
Yaitu : proses pengosongan sumur dari fluida workover (fluida yang
digunakan untuk mematikan sumur)
Tahap pengangkatan fluida
Pada tahap unloading, valve yang bekerja lebih dari satu valve yaitu valve-
valve diatas operating valve, sedang pada proses pengangkatan valve yang
bekerja hanya satu valve yaitu operating valve yang merupakan valve
terbawah.
HYDRAULIC PUMP UNIT
Laporan Tetap
Aditya Eka Karya Mahardhika
1803049
TEPM 4B
Hydraulic Pump Unit (HPU)
IV. Tujuan :
Mengetahui bentuk, fungsi, tekanan kerja, dan aplikasi HPU
Mengetahui komponen-komponen HPU
Mengetahui prinsip kerja dan faktor yang mempengaruhi separasi HPU
V. Dasar Teori
Prinsip kerja dari instalasi HPU (Hydraulic Pumping Unit) adalah sebagai
berikut :
Kerusakan pada sucker rod pump disebabkan oleh adanya problem pasir,
karat, dan gas. Adapun bagian-bagian yang mengalami kerusakan antara lain
adalah :
Peralatan HPU terdiri dari power pack, hydraulic jack dan peralatan
dibawah permukaan.
1. Power pack
2. Hydraulic jack
Berfungsi untuk mentransmisikan pressure dari hydraulic fluid untuk
mengangkat rangkaian SRP. Yang terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut:
Sensor pengatur panjang stroke (S)
Berfungsi untuk mengubah pengaturan panjang stroke sesuai desain yang
diinginkan.
Tangga
Berfungsi untuk memudahkan pada saat mengatur komponen yang berada
diatas hydraulic jack atau untuk memeriksa kerusakan-kerusakan kecil
pada hydraulic jack.
Menara
Sebagai pondasi untuk polished rod saat beroperasi agar kuat dan lebih
sentral sehingga kebocoran pada stuffing box dapat dihindari.
Stroke
Berfungsi sebagai penerima hasil transmisi hydraulic fluid bertekanan
tinggi dari power pack menjadi gerakan naik turun untuk mengangkat
rangkaian sucker rod pump dibawah permukaan.
Hydraulic hose
Berfungsi mengalirkan fluida bertekanan tinggi dari power pack ke
hydraulic jack unit. Ada dua jenis yang berukuran besar dan kecil. Hose
berukuran besar berfungsi untuk mengalirkan fluida bertekanan tinggi dari
power pack sehingga akan menaikkan stroke pada hydraulic jack (up-
stroke). Hose yang kecil berfungsi mengalirkan hydraulic fluid bertekanan
tinggi dari hydraulic jack kembali ke power pack. Proses ini terus berulang
kali sehingga fluida pada sumur tersebut bisa diproduksi.
Pompa
merupakan alat utama pada sucker rod pump, pompa dipasang diujung
sucker rod, yang terletak di dalam tubing.
Pompa yang ada di dalam sumur terdiri beberapa komponen, antara lain yaitu :
Working barel
Merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun sesuai
dengan langkah pemompaan dan menampung fluida sebelum diangkat
oleh plunger pada saat up-stroke
Plunger
Merupakan torak atau tangkai pompa yang terletak di dalam working
barrel, apabila plunger ditarik ke atas (up-stroke) maka fluida akan masuk
ke dalam working barrel melalui standing valve, sedangkan sewaktu
plunger diturunkan (down-stroke) fluida akan keluar ke atas melalui
travelling valve. Pada plunger ini terdapat ball dan seat, yang berfungsi
sebagai katup.
Standing valve
Merupakan katup yang terdapat di bagian bawah working barel yang
berfungsi memberi jalan masuk bagi fluida dari dalam sumur masuk ke
working barel (pada saat up-stroke, standing valve terbuka) dan untuk
menahan fluida agar tidak keluar dari working barel pada saat plunger
bergerak ke bawah (pada saat down-stroke, standing valve tertutup).
Standing valve terdiri dari sebuah bola besi dan tempat dudukan (ball dan
seat).
Travelling valve
Merupakan ball and seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger dan
akan ikut bergerak ke atas dan ke bawah menurut gerakan plunger.
Fungsinya :Mengalirkan atau memindahkan fluida dari working barrel
masuk ke plunger, hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah.
Menahan fluida pada saat plunger bergerak ke atas sehingga fluida
tersebut dapat dipindahkan ke tubing untuk selanjutnya dialirkan ke
permukaan.
Anchor
Merupakan komponen yang dipasang dibagian bawah pompa, yang
berfungsi : Untuk memisahkan gas dari minyak agar gas tersebut tidak ikut
masuk ke dalam pompa bersama - sama dengan minyak, karena adanya
gas akan mengurangi efisiensi pompa digunakan gas anchor. Dan untuk
menghindarkan masuknya pasir atau padatan ke dalam pompa digunakan
mud anchor.Mengurangi atau menghindari terjadinya tubing stretch
digunakan tubing anchor.
Sucker rod string
Energi ditransfer dari alat-alat permukaan ke plunger melalui sucker rod
string. Rod dibuat dari 90% lebih besi dengan campuran Carbon (supaya
lebih kuat), Mangan dan Silikat (mencegah Fe-Oksida), Nikel (anti karat),
Molibdenum (lebih kuat), Cuprum (anti karat). Ukuran yang umum adalah
5/8”, 3/4”, 7/8”, 1” dan 1-1/8”. Rod memberikan efek terbesar dari seluruh
gerakan dan kinerja seluruh instalasi HPU.
Sucker rod
Merupakan batang/rod penghubung antara plunger dengan peralatan
dipermukaan. Fungsi utamanya adalah melanjutkan gerak naik turun.
Umumnya panjang satu single dari sucker rod yang sering digunakan
berkisar 25 ft.
Pony rod.
Merupakan rod yang mempunyai panjang yang lebih pendek dari panjang
rod umumnya (<25ft. Fungsinya untuk melengkapi panjang dari sucker
rod, apabila tidak mencapai kepanjangan yang dibutuhkan ukurannya
adalah: 2, 4, 6, 8, 12 ft.
Polished rod
Merupakan tangkai rod yang berada diluar sumur yang menghubungkan
sucker rod string dengan carier bar dan dapat naik turun di dalam stuffing
box. Diameter stuffing box lebih besar dari diameter polished rod. Panjang
polished rod adalah 8, 11, 16, dan 22 ft.
VI. Pembahasan
Hydraulic Pumping Unit (HPU) merupakan salah satu jenis dari sucker rod
pump. Sucker rod pump digunakan sebagai salah satu alternatif sistem artificial
lift. Penggunaan pompa ini dilakukan jika tidak tersedianya gas yang cukup di
lapangan, sehingga sistem gas lift tidak dapat diterapkan. Keuntungan
menggunakan HPU adalah sebagai berikut:
HPU lebih mudah untuk dipindahkan dan dipasang dari satu sumur ke
sumur lain karena tidak memerlukan pondasi, dan teknis penyetelannya
sederhana.
Perubahan SPM (Stroke per Minute) dan panjang langkah (Stroke Length)
lebih mudah. Dalam mengubah SPM tidak perlu mengganti pulley dan
dalam penentuan stroke length tidak menggunakan alat berat untuk
menggeser crank pin seperti pada pompa angguk.
Optimasi sumur dengan alat HPU dapat dilakukan secara tepat dan mudah
dengan mengubah parameter kecepatan dan langkah pompa yang dapat
dilakukan setiap saat dengan waktu yang lebih cepat, sehingga kehilangan
produksi dapat diminimalkan.
Pengaturan langkah HPU lebih mudah karena tinggal mengubah setting
hidrolik.
Pemakaian energi listrik lebih hemat dibandingkan pompa angguk.
Kehilangan produksi akan lebih dapat diminimalkan apabila pemasangan,
pemindahan, dan pengaturan dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Mengurangi resiko kebocoran stuffing box karena penempatan hydraulic
jack lebih center.
Biaya sewa lebih murah dibandingkan pompa angguk.
Prinsip kerja dari instalasi HPU (Hydraulic Pumping Unit) adalah sebagai
berikut :
Kerusakan pada sucker rod pump disebabkan oleh adanya problem pasir,
karat, dan gas. Adapun bagian-bagian yang mengalami kerusakan antara lain
adalah :
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
a) Hoisting System :
Tenaga untuk fungsi angkat harus mampu melayani pemboran sampai
kedalaman limit pada kondisi ekonomis, yaitu kondisi yang
memungkinkan pekerjaan round trip dengan kecepatan 1000 m/jam
yang terdiri dari waktu aktif pengangkatan dan waktu mati dari
pekerjaan oleh manusia misalnya buka / pasang sambungan dan lain-
lain.
Jenis menara tipe standart (Derrick) tidak dapat didirikan dalam satu
unit, tetapi system pendiriannya disambung satu-persatu (bagian-
bagian). Demikian jika dipindah harus melepas dan memasang bagian-
bagian tersebut, kecuali untuk jarak yang tidak terlalu jauh dapat
digeserkan.
b) Gathering Station
Gathering system adalah pola atau sistem jaringan alat transportasi,
fasilitas peralatan pemisah fluida produksi dan fasilitas peralatan
penampung fluida hasil pemisahan.
Stasiun pengumpul sebagai tempat dilakukannya pemrosesan fluida
produksi mempunyai beberapa fungsi, yaitu : mengatur aliran fluida
sumur yang masuk ke stasiun pengumpul, memisahkan fluida sumur
menjadi komponen minyak,gas dan air, menampung sementara dan
mengalirkan hasil produksi ke proses lebih lanjut, menguji kapasitas
produksi tiap sumur, mengetahui produksi harian yang masuk ke
stasiun pengumpul. mengeringkan gas
c) Wellhead
Wellhead ini dipasang pada setiap akhir dari casing dan tubing string
di permukaan sumur.
d) Manifold
Manifold adalah suatu kumpulan rangkaian peralatan yang terdiri dari
Pipa Utama (Header), Kerangan-Kerangan (Valve), Kerangan Balik
(Check Valve), Sambungan Dan Turunan (Fitting), Fasilitas Pengukur
Tekanan (Pressure Gauge).
Fungsi Manifold adalah : Sebagai sarana untuk mengatur flow line dari
sumur-sumur produksi yang di gabungkan menjadi satu aliran masuk
ke sarana pengolahan lanjut (separator atau tanki). Dan menyekat dan
mengatur aliran dari satu sumur terhadap aliran sumur-sumur lainnya
untuk dilakukan Test.
Bagian-bagian dari flow line yang berada di Manifold,terdiri dari
bagian yang mempunyai penghubung dengan Flensa (flange). Katup-
katup yang di pakai untuk Manifold juga terdiri atas katup-katup yang
mempunyai hubungan flange.
e) Separator Horizontal
Separator Horizontal didalamnya memiliki ukuran luas antara
permukaan gas dan cairan yang lebih besar. Setiap permukaan
memiliki sekat-sekat sepanjang area pemisah gasnya. Separator jenis
ini biasanya lebih sering digunakan terhadap aliran yang memiliki
rasio gas terhadap cairan yang lebih tinggi untuk arus yang berbuih.
f) Separator Vertikal
separator adalah tabung bertekanan tinggi yang digunakan untuk
memisahkan liquid dan gas (dua fasa) atau gas, minyak, dan air (tiga
fasa). Separator merupakan salah satu alat yang terdapat pada stasiun
pengumpul.
Selain berfungsi untuk memisahkan fasa (oil, water dan gas), separator
vertical juga berfungsi menghandle padatan yang dihasilkan, seperti
pasir atau lumpur. Ia digunakan pula jika ruang terbatas untuk GOR
yang rendah dan level control yang mudah
Prinsip kerja pemisahan separator ada 4 yaitu: Prinsip penurunan
tekanan, Gravity settling, Turbulensi aliran atau perubahan aliran,
Pemecahan atau tumbukan fluida pada bidang datar
i) Gas Lift
Gas lift didefinisikan sebagai suatu proses/ metode pengangkatan fluida
dari lubang sumur dengan cara menambahkan gas/ menginjeksikan gas
yang relative bertekanan tinggi ke dalam kolom fluida.
Pada proses gas lift, pengangkatan fluida didasarkan pada salah satu cara
yaitu Pengurangan gradient fluida, Pengembangan dari pada gas yang
diinjeksikan, Pendorongan fluida oleh gas
Beberapa kelebihan gas lift dibandingkan dengan metode pengangkatan
buatan lain, yaitu Biaya peralatan awal biasanya lebih tinggi karena harus
pakai kompresor, Pasir yang ikut terproduksi tidak merusak kebanyakan
instalasi gas lift. Sifat pasir abrasive, Gas lift tidak tergantung/ dipengaruhi
oleh design sumur., Mau vertical atau directional well bisa dipakai, Umur
peralatan lebih lama, Biaya operasi biasanya lebih kecil, Ideal untuk
sumur-sumur dengan GOR tinggi.
Fahrul Ahmad. 2019. “Laporan Kerja Praktik : Hoisting Sistem Pada RIG
Pertamina Drilling Services Indonesia #38.2/D1000-E di Lokasi ABG-B3
Sumur ABG-007.
https://library.universitaspertamina.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2
96/Ahmad%20Fahru%20Rizaldi_104116079_Teknik%20Sipil_Hoisting
%20System.pdf?sequence=1. Jakarta : Universitas Pertamina