Oleh :
Nama Mahasiswa : Clinton Sihombing
NIM : 14412009
Program Studi : Teknik Produksi Migas
Konsentrasi : Panas Bumi
Diploma : II (Dua)
Menyetujui,
Pembimbing Kertas Kerja Wajib
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Produksi Migas
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya, karena KKW yang berjudul Penentuan Tekanan Kepala Sumur
Pada Sumur HCE-28A telah dapat penulis selesaikan dengan baik.
Kertas Kerja Wajib ini diajukan sebagai salah satu syarat ujian akhir
Diploma II pada program studi Teknik Produksi Migas konsentrasi Panas Bumi
STEM Akamigas Cepu.
Kertas Kerja Wajib ini dapat diselesaikan juga berkat dorongan, saran serta
bantuan pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Perry Burhan. M.Sc., selaku Ketua STEM Akamigas
2. Bapak Ir. Bambang Yudho Suranta, M.T., selaku Ka. Program Studi Teknik
Produksi Migas
3. Bapak Dr., Ir., A. Djumarma W. Dipl. Seis., selaku dosen pembimbing KKW
4. Bapak dan Ibu Dosen STEM Akamigas
5. Bapak Ermawan Isyahtoro selaku General Manager PT GEO DIPA Dieng
6. Bapak Trisunu Ristianto selaku Koordinator pembimbing, Bapak Guruh Satya
Rajasa dan Bapak R. Julianto K selaku pembimbing harian
7. Karyawan dan karyawati PT GEO DIPA Dieng yang tidak bisa disebutkan
satu persatu
8. Rekan-rekan Program Studi Teknik Produksi Migas dan khususnya
konsentrasi Panas Bumi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis,
Clinton Sihombing
NIM : 14412009
i
INTISARI
Lapangan panas bumi Dieng memiliki sistem panas bumi dominasi air dengan
komposisi 60 % air dan 40 % uap. Air terproduksi mengandung SiO2 yang mana
kandungan SiO2 ini akan terlarut pada temperatur yang tinggi di reservoir
sedangkan kelarutannya akan turun seiring dengan turunnya tekanan dan
temperatur sehingga dapat mengendap di dalam sumur maupun pada peralatan di
permukaan.
Mencegah atau menghambat pembentukan scale pada casing di dalam sumur
dapat dilakukan dengan cara mengatur besar tekanan kepala sumur di permukaan
dan diatur berdasarkan pada syarat pengoperasian yaitu pada SSI < 1 (silica
saturation index di bawah 1).
Besar tekanan kepala sumur juga akan berpengaruh pada besarnya laju
produksi dari sumur. Yang mana semakin besar tekanan kepala sumur maka
produksi dari sumur akan semakin menurun. Produksi yang diinginkan adalah
produksi yang optimum yaitu produksi steam yang diinginkan harus tetap sesuai
dengan kebutuhan pada power plant dan produksi brine harus bisa ditampung di
dalam pond dan mampu diinjeksikan ke sumur-sumur injeksi.
Uap yang telah dipisahkan pada separator akan mengalir menuju ke power
plant yang mengalir melalui pipa harus memenuhi syarat yaitu dengan kecepatan
alir uap 30-50 m/s. Hal ini diharapkan untuk mengurangi kebisingan dan
mengurangi pengikisan di dalam pipa alir uap. Oleh karena itu tekanan kepala
sumur optimum perlu ditentukan agar dapat beroperasi dengan baik sesuai dengan
yang diinginkan. Maka tekanan kepala sumur optimum yang ditentukan
berdasarkan pada nilai silica saturation index (SSI), produksi dan kecepatan alir
uap adalah pada tekanan 270-600 psig.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
INTISARI ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah .................................................................................. 3
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................... 3
iii
4.1.2 Berdasarkan Produksi .................................................................. 31
4.1.3 Berdasarkan Kecepatan Alir Uap ................................................. 37
4.2 Pengoperasian Sumur HCE-28A .......................................................... 41
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 44
5.2 Saran .................................................................................................... 44
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. GEO DIPA Energi Dieng ........................ 9
Gambar 2.2 Peta Geologi Regional Dieng dan Sekitarnya ................................ 13
Gambar 3.1 Rangkain Valve Pada Kepala Sumur ............................................ 15
Gambar 4.1 Grafik Tekanan Kepala Sumur VS SSI ......................................... 30
Gambar 4.2 Grafik Tekanan Kepala Sumur VS Mass Flow .............................. 36
Gambar 4.3 Grafik Tekanan Kepala Sumur VS Steam Velocity ........................ 40
Gambar 4.4 Kepala Sumur HCE-28A .............................................................. 43
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Perhitungan Silica Saturation Index .............................................. 29
Tabel 4.2 Perhitungan Produksi Sumur HCE-28A ......................................... 35
Tabel 4.3 Perhitungan Steam Velocityi dalam Pipa ........................................ 39
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi Steam Field PT GEO DIPA Energi Dieng. ... 47
Lampiran 2. Flow Diagram Produkis di Lapangan Dieng ................................ 48
Lampiran 3. Well Schematic HCE-28A ........................................................... 49
Lampiran 4. Steam Table ................................................................................ 50
vii
I. PENDAHULUAN
Potensi energi panas bumi di Indonesia mencakup sekitar 40% potensi panas
bumi di dunia. Namun sampai saat ini baru 4% dari potensi yang ada yang telah
tidak langsung yaitu memanfaatkan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik.
Saat ini beberapa lapangan telah dikembangkan dalam skala besar yang mana
sumber energi lain yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik selain
energi panas bumi seperti air, batubara, minyak dan gas bumi. Energi panas bumi
yang relatif tidak menimbulkan polusi dan terdapat menyebar hampir di seluruh
Setiap lapangan panas bumi memiliki jenis fluida produksi yang berbeda
tergantung pada reservoirnya, yaitu fluida satu fasa dan fluida dua fasa. Apabila
fluida panas bumi yang keluar ke permukaan berupa fluida satu fasa yaitu uap,
maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan energi
listrik. Tetapi bila Fluida panas bumi berupa fluida dua fasa yaitu campuran uap
dan air, maka terlebih dahulu harus dilakukan proses pemisahan fluida
1
menggunakan separator. Uap dari hasil pemisahan ini mengandung energi panas
yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Turbin akan mengubah
energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga
dihasilkan energi listrik. Oleh karena itu semakin banyak jumlah uap yang
diproduksikan maka akan semakin besar juga energi listrik yang bisa dihasilkan.
Biasanya jumlah energi listrik yang dihasilkan dinyatakan dalam ukuran Mega
Watt (MW).
Jumlah produksi (mass flow) dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan
dengan cara mengatur besar pembukaan dari throttle valve ataupun choke.
Pengaturan throttle atau choke ini juga akan berpengaruh terhadap besar tekanan
dari kepala sumur tersebut. Sehingga tekanan kepala sumur berpengaruh terhadap
jumlah produksi dari sumur tersebut. Namun tekanan kepala sumur yang dipilih
tidak bisa hanya berdasarkan pada produksi maksimum sumur yang diinginkan
karena tekanan kepala sumur juga dapat berpengaruh pada masalah yang lain
selain terhadap jumlah produksinya. Oleh karena itu sumur perlu dioperasikan
pada tekanan kepala sumur optimum agar tidak menimbulkan masalah produksi
dan perlu diketahui bagaimana cara menentukan besar tekanan kepala sumur
tersebut. Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk dapat membahas
2
1.2 Tujuan
Sesuai dengan Program Studi Diploma II, maka permasalahan dalam studi ini
dibatasi yaitu pada berapa besar tekanan kepala sumur yang optimum pada sumur
Penyusunan kertas kerja wajib ini mengacu pada pedoman penyusunan Kertas
Kerja Wajib Perguruan Tinggi Kedinasan Sekolah Tinggi Energi dan Mineral
penulisan.
2. BAB II, Orientasi Umum membahas tentang sejarah singkat lapangan, letak
geografi, struktur geologi dan stratigrafi, tugas dan fungsi bagian produksi,
3
3. BAB III, Tinjauan Pustaka yaitu membahas mengenai rangkaian kepala
sumur, pengaruh dari well head pressure dan alasan mengapa sumur perlu
4. BAB IV, Pembahasan berisi tentang cara menentukan besar tekanan kepala
5. BAB V, Penutup berisi tentang simpulan dan saran dari pokok pembahasan.
4
II. ORIENTASI UMUM
PT. Geo Dipa Energi merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
satunya terletak di Dieng, Jawa Tengah. Pada saat ini PT. Geo Dipa Energi Unit
Secara garis besar perkembangan PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng telah melewati
Hindia Belanda pada tahun 1918 dengan memulai penyelidikan potensi panas
bumi Dieng. Pada tahun 1964 hingga 1965 UNESCO mengidentifikasikan dan
menetapkan bahwa Dieng sebagai salah satu prospek panas bumi yang sangat
bagus di Indonesia. Hal ini ditindak lanjuti oleh USGS, pada tahun 1970 USGS
dangkal (kedalaman maksimal 150 meter) dengan temperature 92o 175o Celcius.
5
2.1.2 Pertamina
wilayah kerja VI panas bumi bagi Pertamina, meliputi area seluas 107.361.995
suhu berhasil diselesaikan Pertamina pada tahun 1976. Hingga tahun 1994
California Energy Ltd (CE) dengan Himpurna Erasindo Abadi (HEA). Akibat
adanya sengketa antara HCE dan PT. PLN (Persero) serta dikeluarkannya Surat
Keputusan Presiden RI No.39 tahun 1997 dan Surat Keputusan Presiden No. 5
tahun 1998, maka pada tahun 1998 California Energi Ltd menggugat PT. PLN
Setelah sengketa HCE selesai, untuk sementara kalim California Energy Ltd
6
meminta agar Pemerintah Republik Indonesia mengganti klaim tersebut. Pada
bulan September tahun 2000 sampai bulan Agustus tahun 2002, OPIC dan
pemeliharaan fasilitas asset yang ditinggalkan oleh HCE, pada tanggal 27 Agustus
tanggal 4 September 2001 menunjuk PT. PLN (Persero) untuk menerima dan
Melalui surat perjanjian kerjasama antara Direksi PT. PLN (Persero) dengan
2001 membentuk Badan Pengelola Dieng Patuha (BPDP) yang bertugas untuk
2002 BPDP dibantu existing Employet, HCE, serta mitra usaha lainnya
rock muffler dan mengamati steam purifier sehingga proyek Dieng yang selama
ini terbengkalai mampu beroperasi kembali dan menghasilkan listrik dari sumber
7
2.1.6 PT. Geo Dipa Energi
Sejak tanggal 4 September 2002 PT. Geo Dipa Energi mulai berperan dalam
pengelolaan asset Dieng Patuha. PT. Geo Dipa Energi dan PT. PLN (Persero)
dengan saham sebesar 33% yang didirikan pada tanggal 5 Juli 2002, lokasi kantor
pusat berada di Jl. Karawitan no. 32 Bandung, Jawa Barat, yang kegiatannya
melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber panas bumi. Pada Februari 2011,
susunan pemegang saham Perseroan telah berubah, dimana saham PT. Pertamina
diambil alih langsung oleh Pemerintah Indonesia. Sebagai konsekuensi dari aksi
korporasi itu, pada Desember 2011 Geo Dipa Energi telah mentransformasikan
PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng merupakan perusahaan yang memilki
beberapa tempat atau lokasi di dataran tinggi Dieng, sehingga perusahaan ini tidak
memiliki luas area yang sesungguhnya, antara lokasi satu ke lokasi lainnya yang
8
2.3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi di PT. Geo Dipa Energi Dieng dibagi menjadi 6 (enam)
bagian, yaitu : General Manager, Engineering, Steam Field, Power Plant, Human
Direktur Utama
BOD
General Manager
Ermawan Isyahtoro
Secretary
Yuni Arofah
HSE Procurement
Superintendent Superintendent
P. Agus Saptono Syamsumin
2.4.1 Geologi
Kegiatan gunung api pada komplek G. Dieng dari yang tua hingga yang
termuda dapat dibagi dalam tiga episode yang didasarkan pada umur relative, sisa
9
a. Formasi pra Kaldera, diindikasikan oleh kegiatan vulkanik dari Rogo
piroklastik daerah Dieng yang tak terpisahkan. Kegiatan saat ini ditandai oleh
Kawah Tlerep yang terdapat pada batas timur terbuka kearah selatan membentuk
Krater vulkanik Prau terletak kearah utara dari Tlerep. Setengah dari kawah
Episode kedua
G. Bisma, yaitu kawah tua yang terpotong membuka kearah barat, dengan
10
G. Seroja memperlihatkan umur lebih muda dengan tingkat erosi selope yang
G. Palangonan dan Mardada memiliki kawah yang berlokasi kearah timur dari
G. Pager Kandang (Sipandu) memiliki kawah pada bagian utara. Solfatara dan
fumarola tersebar sepanjang bagian dalam dan luar kawah dengan suhu 74oC,
berupa air panas dan fumarola. Kawah ini telah aktif sejak dua ratus tahun
G. Igir Binem, adalah gunung api strato yang memiliki dua kawah, disebut
Episode ketiga
Aktivitas gunung api pada episode ini, menghasilkan lava andesit biotit,
11
Lava andesit biotit
Ada Sembilan titik erupsi pada bagian tenggara dari Dieng kaldera telah
menghasilkan lava dome dan lava flow biotit andesit. Secara fisik produk tersebut
segar, nlocky, dan tajam. Produk tersebut secara tidak selaras ditutupi oleh
3. Dome Perambanan
5. Dome kunir
6. Dome Kendil
8. Kawah sikunang
piroklastik yang menutupi secara tidak selaras formasi lava andesit biotit.
Endapan jatuhan tersebut berasal dari erupsi freatik dan freatomagmatik yang
berkomposisi andesitic.
Pengulangan erupsi pernah terjadi dari berbagai kawah, diantaranya erupsi pada
kawah Sileri (1994); kawah Sinila dan Timbang (1979). Endapannya berupa
12
Lumpur dan komponen shale yang tererupsikan melalui vent, mengindikasikan
Gambar 2.2 Peta Geologi Regional Dieng dan Sekitarnya (Bemmelen, 1949)
2.4.2 Geofisika
Seismik
oleh gempa tektonik jauh gempa Vulkanik Dalam (VA) masih sering terekam
meski dalam jumlah kecil. Hal ini menunjukkan bahwa gunung api di Dieng
13
Geomagnet
kawah serta daerah bahaya gas CO2. Harga medan magnetic regional (TIGRF/F) di
G.Dieng berada pada harga 45033.7 nT. Nilai Deklinasi (D) pada daerah tersebut
relatif barat laut-tenggara dan arah barat daya- timur laut. Harga anomaly magnet
pada daerah penyelidikan berkisar antara -1614 s.d. 1997.9 nT. Hal ini
berarah Barat Laut-Tenggara dan sebagian kecil kea rah Barat Daya-Timur Laut
(Gambar 2.2).
14
III. TINJAUAN PUSTAKA
Seperti halnya sumur-sumur minyak dan gas, pada sumur panas bumi juga
dipasang beberapa valve untuk mengatur aliran fluida. Valve-valve tersebut ada
yang dipasang di atas atau di dalam sebuah lubang yang dibeton (concrete cellar).
Umumnya pada sebuah kepala sumur ada empat buah valve, yaitu master valve,
service valve, by pass valve dan bleed valve, yang diperlihatkan pada Gambar 3.1.
Valve A adalah valve utama, atau lebih dikenal sebagai Master Valve atau Shut
off Valve, valve B adalah service valve, valve C adalah bypass valve dan valve D
15
a. Master Valve atau Shut Off Valve
Master valve berfungsi untuk membuka dan menutup secara penuh (full
open/close) dan mengisolasi fluida dari dalam sumur untuk keperluan perawatan.
Karena ini merupakan valve utama, maka dihindari efek kebocoran. Valve utama
Biasanya berukuran 10 inch untuk sumur standar atau 14 inch untuk sumur big
hole.
vertikal. Valve ini terletak paling atas, umumnya berada di atas tee/cross.
Adalah valve yang digunakan untuk untuk mengatur aliran fluida ke silencer
d. Bleed Valve
dengan laju alir sangat kecil (bleeding) pada saat fluida sumur tidak
diproduksikan. Fluida perlu dikeluarkan dengan laju alir sangat kecil agar sumur
16
3.2 Pengaruh Tekanan Kepala Sumur
Fluida panas bumi berupa fluida dua fasa terlebih dahulu harus dilakukan
proses pemisahan menggunakan separator. Steam dari hasil pemisahan ini akan
menuju power plant dan brine menuju silencer dan kemudian brine akan
oleh beberapa hal. Salah satu parameter yang akan mempengaruhi produksi adalah
tekanan kepala sumur. Tekanan kepala sumur akan diukur menggunakan alat ukur
tekanan yaitu pressure gauge yang terpasang pada well head. Untuk mengatur
produksi dapat dilakukan dengan mengatur besar dari tekanan kepala sumur.
Tekanan kepala sumur ini tidak hanya berdampak terhadap total produksi tetapi
berpengaruh juga pada beberapa hal lain sehingga besar tekanan kepala sumur
perlu ditentukan.
Salah satu masalah yang biasa ditemui pada lapangan geothermal yaitu
pembentukan scale yang umum ditemui dalam lapangan panas bumi adalah
endapan silika (SiO2) dan endapan kalsium karbonat (CaCO3). Jenis mineral
silika yang mengendap terdiri dari berbagai bentuk seperti quartz, chalcedony,
kelarutan yang berbeda. Perilaku dari silika quartz dan silika amorf perlu
17
produksi harus diperhitungkan untuk mencegah terjadinya silica scaling pada
reservoir dengan suhu lebih dari 1800C dan bahkan di atas 900C, konsentrasi silika
Quartz adalah bentuk dominan dari silika yang memiliki bentuk paling stabil
dan mempunyai kelarutan yang paling rendah. Batuan sekitar dari reservoir panas
bumi mengandung kuarsa yang larut di dalam air panas.di atas sekitar 230C
kesetimbangan antara jenis yang solid dan terlarut. Kelarutan mineral silika di
dalam air dipengaruhi oleh temperatur dan dapat dihitung dari persamaan
kesetimbangan dengan silika quartz. Ketika di permuaan bentuk silika yang biasa
diendapkan adalah silika amorf. Silika amorf tidak memiliki struktur kristal dan
lebih larut dari kuarsa. Oleh karena itu ketika air panas naik ke permukaan,
yang cukup besar dalam temperatur sebelum larutan menjadi jenuh terhadap silika
= 10[.{/()}].... (3.2)
18
Terjadinya pengendapan pada pipa mengakibatkan berkurangnya diameter pipa
bahkan terjadinya penyumbatan pada pipa jika scaling terjadi dalam intensitas
Untuk itu perlu dilakukan suatu tindakan pencegahan untuk mengantisipasi atau
= [{( )/
}]
. (3.3)
=
()
()
.. (3.4)
o Bila SSI > 1, maka fluida dalam kondisi supersaturated dan pengendapan
silica dimungkinkan.
o Bila SSI < 1, maka fluida dalam kondisi tidak jenuh (undersaturated) sehingga
dan di pipa alir apabila sumur dioperasikan pada tekanan kepala sumur tersebut.
Tekanan kepala sumur (TKS) akan berpengaruh terhadap besar dari SSI di dalam
sumur. Semakin besar tekanan kepala sumur maka nilai SSI yang diperoleh akan
19
semakin kecil. Tekanan kepala sumur berpengaruh pada nilai SSI yang dihasilkan
karena dipengaruhi oleh temperatur pada tekanan kepala sumur yang dipilih.
Pengukuran dan pengujian sumur dapat dilakukan baik pada waktu pemboran
sumur dalam jangka waktu tertentu untuk mengindikasi perubahan dalam kualitas
Hasil dari uji produksi adalah suatu output curve atau deliverability curve yaitu
kurva yang menggambarkan hubungan antara laju alir massa pada berbagai
kemampuan dari sumur panas bumi, di mana aliran massa diplot dengan tekanan
kepala sumur. Persamaan dari Kjaran dan Eliasson (1983) merupakan fungsi pada
aliran dari kepala sumur, tekanan di dasar sumur dan tekanan kepala sumur.
Persamaan ini juga memiliki konstanta yang harus ditentukan agar sesuai dengan
kurva output. Dari deliverability curve ini dapat diperoleh suatu persamaan yang
digunakan untuk menentukan besar laju alir massa pada suatu tekanan kepala
sumur. Untuk menghitung mass flow dua fasa, sebuah persamaan telah dinyatakan
20
.
= 1.656 (3.5)
.
Yang mana W (mass flow, kg/s), Po (tekanan kepala sumur, bar), ho (enthalpy
Pada fluida satu fasa metoda pengukuran yang dipakai sederhana karena tidak
separator untuk memisahkan uap dan air. Sangatlah penting untuk menggunakan
metoda yang tepat pada pengukuran laju aliran massa agar dapat menentukan
produksi sumur pada berbagai tekanan kepala sumur, enthalpy dan heat flow,
komposisi kimia fluida dan bahkan lebih lanjut dapat membantu menentukan
production forecast dan useful life time sumur. Pengujian dilakukan pada
beberapa tekanan kepala sumur yang berbeda, yang dapat diatur mulai dari
Ada beberapa metoda yang digunakan untuk pengukuran produksi pada sumur-
sumur dua fasa antara lain metoda calorimeter, metoda lip pressure dan metoda
separator. Pengukuran steam flow rate biasanya menggunakan alat ukur orifice
meter dan untuk mengukur brine flow rate dengan menggunakan suatu weirbox.
Pegukuran pada orifice didasari pada beda tekanan upsteam dan downstream,
sedangkan pengkuran pada weirbox berdasarkan pada level air di dalam weirbox.
Oleh karena itu, laju alir massa total adalah jumlah dari steam flow dan brine flow
pada separator. Laju alir massa yang diperoleh dari pengukuran perlu dikoreksi
dengan faktor koreksi, yaitu faktor koreksi uap (y) dan faktor koreksi air (x).
21
faktor koreksi ini bisa dicari pada tekanan kepala sumur, tekanan separator dan
= dan + = 1 (3.6)
Yang mana H adalah enthalpy reservoir (kJ/kg), Hf dan Hfg adalah enthalpy
(kJ/kg) pada tekanan separator, yang mana nilai enthalpy ini dapat dicari dari data
steam table sehingga persamaan pada laju alir massa uap dan air menjadi:
= = ... (3.7)
F adalah laju alir massa uap (ton/jam), B adalah laju alir air (ton/jam), M adalah
laju alir massa total dan x,y adalah faktor koreksi pada persamaan 3.6
diameter dari throttle valve atau choke. Mengatur throttle valve juga akan
throttle valve maka akan mengubah jumlah produksi dan mengubah besar tekanan
kepala sumur tersebut. Oleh karena itu, tekanan kepala sumur adalah salah satu
komponen dari sistem produksi yang berpengaruh terhadap laju produksi yang
kepala sumur pada kondisi reservoir yang sama. Tekanan kepala sumur
berbanding terbalik dengan jumlah produksinya (mass flow). Oleh karena itu,
semakin kecil tekanan kepala sumur maka akan semakin bertambah jumlah
22
3.2.3 Terhadap Kecepatan Alir Uap di dalam Pipa 6:127)
Uap dari separator dikirim menuju pembangkit dengan menggunakan pipa alir.
dipasang beberapa steam trap untuk menghilangkan air yang terbentuk oleh akibat
dari kondensasi uap. Air ini harus dibuang dari uap karena uap yang masuk ke
Suatu turbin memiliki tekanan masuk yang telah ditetapkan dan harus
terpenuhi. Oleh karena itu, penurunan tekanan yang terjadi disepanjang pipa alir
menuju turbin harus dikurangi agar tekanan dari uap yang masuk tetap memenuhi
Penurunan tekanan ini akan berbanding terbalik dengan jari-jari dari pipa alir
dan berbanding lurus dengan kecepatan alir uap yang melalui pipa tersebut.
mengatur besar dari ukuran diameter pipa dan kecepatan alir uapnya. Kecepatan
fluida (V) didefinisikan sebagai besarnya debit aliran yang mengalir persatuan
g
= ...................................................................................................... (3.8)
A : area, m2
23
Besarnya kecepatan akan dipengaruhi besarnya fluida yang diperbolehkan
mengalir dalam suatu pipa. Jumlah fluida atau laju aliran massa yang mengalir
diatur berdasarkan tekanan kepala sumurnya Kecepatan aliran ini perlu dibatasi
dengan memperhatikan:
Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa tekanan kepala sumur yang
dipilih harus berada pada tekanan yang optimum. Alasan-alasan ini ditentukan
Cara yang paling efektif untuk menangani masalah silica scaling adalah
dengan mencegah terjadinya silica scaling tersebut. Olek karena itu kajian tentang
potensi silica scaling sangat diperlukan pada operasi lapangan panasbumi. Suatu
evaluasi telah dilakukan untuk memperkirakan potensi silica scaling pada pipa
index (SSI) yang dihitung berdasarkan data komposisi kimia fluida produksi.
Pengaturan tekanan kepala sumur akan berpengaruh terhadap besarnya nilai SSI
di dalam sumur tersebut. Tekanan kepala sumur harus selalu dioperasikan di atas
24
Hal ini perlu diperhatikan karena jika terjadi scaling pada casing di dalam
dengan perawatan pada fasilitas produksi di permukaan. Oleh karena itu perlu
Di dalam suatu proses produksi panas bumi, laju alir massa (produksi) dapat
ukuran bulan atau tahun. Tergantung pada keadaan internal dan eksternal yang
yang optimum. Laju produksi optimum adalah laju produksi optimal yang
produksi optimum dalam proses produksi panas bumi artinya produksi yang
menghasilkan uap yang sesuai dengan kebutuhan pembangkit listrik tenaga panas
bumi dan air yang terproduksi masih dapat ditampung di dalam brine pond dan
25
Oleh karena itu untuk menghasilkan laju produksi sumur yang optimum maka
perlu ditentukan berapa tekanan kepala sumur yang optimal untuk dioperasikan.
Hal ini dapat dilakukan dengan memvariasikan tekanan kepala sumur dengan
mengatur besar pembukaan pada throttle atau choke sehingga tekanan kepala
sumur akan berubah dan akan diperoleh produksi optimum yang diinginkan pada
Batas kecepatan dalam pipa aliran dua fasa dan aliran satu fasa perlu
ditetapkan. Batas kecepatan pada pipa aliran satu fasa yaitu uap adalah minimal
Semakin besar diameter pipa alir maka akan semakin kecil kecepatan alir uap
di dalam pipa. Faktor yang mempengaruhi kecepatan alir tersebut adalah laju alir
massa uap dan luas penampang dari pipa alir. Oleh karena itu untuk menjaga
kecepatan alir uap agar berada pada batasannya, dapat dilakukan dengan mengatur
ukuran diameter pipa alir dan mengatur besar laju alir massa uapnya. Laju alir
massa uap ini dapat disesuaikan dengan yang diinginkan dengan mengatur besar
26
IV. PENENTUAN TEKANAN KEPALA SUMUR
tekanan kepala sumur. Tekanan kepala sumur yang dipilih harus berada pada
tekanan optimum. Penentuan tersebut didasari oleh berapa alasan dan ada
beberapa cara yang digunakan dalam menentukan besar tekanan kepala sumur
Sumur produksi HCE- 28A harus dioperasikan pada tekanan kepala sumur
yang optimum agar sumur bisa berproduksi dengan baik sesuai dengan syarat
sumur optimum berdasarkan alasan-alasan yang telah dibahas dalam bab III.
Berikut adalah mekanisme atau langkah dan perhitungan yang mendasari dalam
menentukan berapa tekanan kepala sumur yang optimum pada sumur HCE- 28A.
scale yaitu di atas dari tekanan minimum SSI. Oleh karena itu, nilai SSI perlu
dicari untuk mengetahui batas tekanan kepala sumur yang aman untuk
27
1. Mencari nilai temperatur reservoir (Tres) berdasarkan dari data H (enthalpy
reservoir) dengan mencari nilai temperatur pada steam table (tabel uap).
= 10[.{/( )}]
= 10[.{/()}]
= 1002.4
tersebut dengan mencari nilai temperatur pada steam table (tabel uap) dan
= 10[.{/()}]
= 10[.{/(.)}]
= 957.97
=
()
()
= .
.
= 1.05
28
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh bahwa pada tekanan kepala
sumur 240 psig tidak aman untuk dioperasikan karena memiliki nilai SSI > 1.
Berikut hasil perhitungan SSI pada berbagai tekanan kepala sumur yang
WHP T SiO2
SSI
Psig Bara (0C) Amorf
550 38.71 248.4 1282.35 0.78
540 38.02 247.3 1273.62 0.79
520 36.64 245.2 1257.04 0.80
500 35.26 243 1239.75 0.81
480 33.88 240.7 1221.77 0.82
460 32.50 238.3 1203.13 0.83
440 31.12 235.8 1183.82 0.85
420 29.75 233.3 1164.64 0.86
400 28.37 230.7 1144.83 0.88
380 26.99 228 1124.39 0.89
360 25.61 225.2 1103.36 0.91
340 24.23 222.3 1081.75 0.93
320 22.85 219.2 1058.84 0.95
300 21.47 215.9 1034.68 0.97
280 20.09 212.6 1010.75 0.99
270 19.40 210.8 997.80 1.00
260 18.71 209 984.92 1.02
240 17.33 205.2 957.97 1.05
220 15.95 201.2 929.94 1.08
200 14.57 196.9 900.22 1.11
180 13.19 192.2 868.23 1.15
160 11.81 187.3 835.42 1.20
150 11.12 184.6 817.59 1.23
Dari hasil perhitungan tersebut maka dapat dibuat grafik yang menunjukkan
hubungan tekanan kepala sumur dengan besarnya nilai SSI pada sumur HCE-28A
29
TKS VS SSI
1.30
1.20
SSI = 1
1.10
1.00
SSI
0.90
SSI < 1
0.80 SSI > 1
0.70
0.60
0.50
10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
WHP, bara
Berdasarkan grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa semakin besar tekanan
kepala sumur maka akan semakin kecil nilai SSI. Selain itu dari grafik tersebut
mencegah terjadinya scaling pada sumur produksi. Pada sumur HCE- 28A yang
index yaitu pada tekanan 270 psig atau 19.40 bara. Sehingga apabila sumur
dioperasikan dengan tekanan lebih kecil dari 270 psig maka kemungkinan sumur
akan mengalami scaling pada casing di dalam sumur. Sehingga berdasarkan nilai
SSI maka diperoleh tekanan kepala sumur minimum pada 270 psig.
30
4.1.2 Berdasarkan Produksi
mengetahui terlebih dahulu berapa produksi yang dihasilkan dari sumur HCE-28A
pada berbagai tekanan kepala sumur. Setelah itu barulah dapat diketahui berapa
produksi optimum pada tekanan kepala sumur tersebut. Pada lapangan panas bumi
Dieng laju alir massa (mass flow) dari tiap sumur dapat dihitung menggunakan
persamaan deliverability yang telah ada. Persamaan tersebut diperoleh dari hasil
Keterangan :
persamaan maka akan diperoleh besar mass flow pada tekanan kepala sumur
tersebut. Berikut langkah-langkah perhitungan mass flow, steam flow dan brine
flow pada tekanan kepala sumur 240 psig atau 17.33 bar absolute (bara).
31
1. Menghitung mass flow pada tekanan 240 psig (17.33 bara) dengan
= 187.62 /
2. Mencari nilai enthalpy fluida (Hf) dan enthalpy uap (Hg) pada tekanan
separator 11.5 barg (12.28 bara) dari steam table seperti dapat dilihat pada
lampiran 4.
P Hf Hg
(bara) (kJ/kg) (kJ/kg)
Separator 12.28 802.8 2784.8
3. Mencari nilai faktor koreksi uap (y) dan faktor koreksi air (x) pada tekanan
separator dan pada enthalpy reservoir (H) sumur HCE-28A 1889 kJ/kg
( = . )+ (. )
= 0.55
o Sehingga = 1
= 1 0.55
= 0.45
32
4. Menghitung steam flow (F) dan brine flow (B) di separator dengan
= =
= 103.19 / = 84.43 /
5. Mencari nilai enthalpy fluida (Hf) dan enthalpy uap (Hg) pada tekanan
atmospheric flashing tank (AFT) 0.78 bara dari steam table seperti dapat
P Hf Hg
(bara) (kJ/kg) (kj/kg)
AFT 0.78 388.8 2663.8
6. Mencari nilai faktor koreksi uap (y) dan faktor koreksi air (x) pada tekanan
AFT dan pada enthalpy fluida dari separator sebesar 802.8 kj/kg.dengan
( = . )+ (. )
= 0.18
o Sehingga = 1
= 1 0.18
= 0.82
33
7. Menghitung steam flow (F) dan brine flow (B) dari AFT dengan menggunakan
persamaan 3.7
= =
= 15.20 / = 69.23 /
= 69.23 4.4 /
= 304.62 /
8. Menghitung besar potensi sumur dalam satuan Mega Watt (MW) berdasarkan
jumlah uap yang dihasilkan pada separator dengan nilai specific steam
=
103.19
=
7.2
= 14.33
Dengan memperoleh besar produksi uap dalam ton per jam (t/h) pada berbagai
tekanan kepala sumur, maka dapat dipilih berapa jumlah uap yang diinginkan
gallon per menit (gpm) pada berbagai tekanan kepala sumur ditentukan dengan
memperhatikan apakah air masih dapat ditampung pada pond dan dapat
34
Table 4.2 Perhitungan Produksi Sumur HCE-28A
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat grafik dengan plot antara tekanan
kepala sumur dalam bar absolute (bara) dengan laju alir massa dalam ton/jam.
35
TKS VS MASS FLOW
200.00
180.00
160.00
140.00
Flow, t/h
120.00
MASS FLOW
100.00
STEAM
80.00
BRINE
60.00
40.00
20.00
0.00
- 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
WHP, bara
maksimum pada sumur HCE-28A dihasilkan pada tekanan sebesar 220 psig atau
15.95 bara dengan jumlah produksi 187.71 ton/jam. Namun tekanan 220 psig ini
berada di bawah tekanan kepala sumur minimum berdasarkan SSI yaitu 270 psig,
Oleh karena itu, sumur tidak dapat dioperasikan pada tekanan 220 psig yang
menghasilkan produksi maksimum karena tekanan tersebut memiliki nilai SSI > 1
(lebih dari satu). Sehingga pemilihan tekanan kepala sumur bukanlah pada
36
4.1.3 Berdasarkan Kecepatan Alir Uap
Untuk menjaga agar kecepatan alir uap (steam velocity) dalam pipa horizontal
penentu kecepatan alir uap seperti luas penampang pipa dan laju alir massa uap.
Pipa alir uap yang digunakan dari sumur HCE-28A menuju gathering memiliki
ukuran diameter pipa yang tetap yaitu 16 inch atau 0.4064 meter. Laju alir massa
uap (kg/s) dari sumur HCE-28A dapat berubah-ubah dan dapat diatur besarnya
sesuai dengan kondisi di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjaga kecepatan
alir uap ini hanya dapat dilakukan dengan mengatur besar dari laju alir massa uap
sumur karena laju alir massa ini dapat diatur menurut keinginan, sedangkan faktor
luas penampang pipa tidak dapat diatur menurut keinginan karena telah memiliki
besaran yang tetap. Untuk mengatur besar laju alir masssa uap dari sumur HCE-
28A dapat dilakukan dengan mengatur besar tekanan kepala sumur tersebut. Uap
mengalir pada pipa horizontal dengan ukuran pipa yang sama dan dengan jumlah
velocity pada tekanan kepala sumur 240 psig atau 17.33 bar absolute (bara).
= 0.4064 meter
=
= 3.14 0.4064
= 0.1296
37
2. Mencari nilai specific volume gas (g) pada tekanan separator 12.28 bara dari
3. Menghitung steam flow (F) dalam kg/s pada tekanan kepala sumur 17.3 bara
dan tekanan separator 12.28 bara. Berdasarkan pada tabel 4.2 diperoleh nilai
= 103.19
= 28.66 /
penampang 0.1296 m2, specific volume gas 0.1598 m3/kg dan steam flow rate
28.66 kg/s.
=
..
= .
= 35.33 /
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh besar steam velocity 35.33 m/s
dan kecepatan ini berada dalam batasan yang diperbolehkan. Dengan mencari
besar kecepatan uap (m/s) pada berbagai tekanan kepala sumur, maka dapat
dipilih berapa tekanan kepala sumur dengan besar kecepatan alir uap yang
38
Table 4.3 Perhitungan Steam Velocity dalam Pipa
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dibuat grafik dengan plot antara tekanan
kepala sumur dalam bar absolute (bara) dengan kecepatan alir uap (m/s) seperti
39
TKS VS VELOCITY
37.00
35.00
V = 30.28 m/s
Velocity, m/s
33.00
31.00
29.00
27.00
25.00
10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00
WHP, bara
maka akan semakin kecil kecepatan alir uap di dalam pipa alir uap. Hal tersebut
dikarenakan semakin besar tekanan kepala sumur maka produksi uap yang
dihasilkan akan semakin kecil sehingga kecepatan alir uapnya juga akan semakin
kecil, yang mana tekanan kepala sumur berbanding terbalik dengan kecepatan alir
uap. Uap yang mengalir melalui pipa dibatasi pada kecepatan antara 30 dan 50
yang diperoleh tekanan kepala sumur yang memenuhi adalah pada tekanan 600
psig atau 42.16 bara yaitu dengan kecepatan sebesar 30.28 m/s. Hal ini
menunjukkan bahwa bila tekanan kepala sumur lebih dari 600 psig maka
kecepatan alir uap akan berada dibawah 30 m/s. Sehingga berdasarkan kecepatan
alir uap diperoleh tekanan kepala sumur maksimum pada 600 psig.
40
Oleh karena itu, sangat perlu untuk menentukan kondisi operasi tekanan kepala
sumur yang sesuai agar diperoleh optimasi antara kapabilitas output sumur dengan
nilai SSI untuk meminimalkan potensi scaling dalam sumur dan steam velocity
tekanan kepala sumur optimum berdasarkan parameter SSI, produksi dan velocity
maka diperoleh besar tekanan optimum pada range tekanan 270-600 psig. Yang
berdasarkan nilai SSI pada sumur dan tekanan maksimum 600 psig menunjukkan
tekanan yang memenuhi berdasarkan steam velocity pada pipa alir sedangkan
untuk produksi optimum yang dihasilkan sumur berada pada tekanan antara 270
Pada wellpad 28 terdapat tiga sumur yaitu sumur HCE 28, HCE-28A dan
HCE-28B. Tetapi saat ini sumur yang aktif berproduksi adalah sumur HCE-28A
sedangkan sumur HCE-28 dan HCE-28B saat ini tidak diproduksikan. Berbeda
dengan sumur-sumur minyak, sumur panas bumi tidak menggunakan tubing tetapi
berukuran 30, 20, 13 3/8 dan 9 5/8. Sumur HCE-28A memiliki kedalaman
sumur 2554 meter dan temperatur reservoir 300.640C. Secara rinci well schematic
Sumur HCE-28A memproduksi fluida dua fasa uap dan air. Fluida dari sumur
ini terlebih dahulu mengalir menuju separator V-159 untuk memisahkan antara
brine (air terproduksi) dan steam (uap terproduksi). Steam dari separator ini
41
menuju ke pembangkit sedangkan brine mengalir ke silencer dan menuju ke
rectangular weirbox. Level air pada weirbox akan selalu diukur untuk menghitung
jumlah laju alir massa air dari sumur. Brine dari keluaran weirbox akan mengalir
menuju open canal dan pond dengan tujuan untuk menurunkan temperatur air dan
untuk mengendapkan silika pada pond dan dapat dilihat pada lampiran 2.
Pengukuran pada tekanan kepala sumur dilakukan setiap tiga jam sekali dalam
satu hari yang dilakukan dalam kegiatan monitoring sumur. Hal ini dilakukan
untuk memonitor besar perubahan tekanan kepala sumur apakah tetap aman untuk
dioperasikan karena besar tekanan kepala sumur selalu berubah-ubah tidak tetap.
Besar tekanan kepala sumur dapat diatur di permukaan dengan mengganti besar
pembukaan dari throttle valve pada pipa. Semakin besar diameter pembukaan
throttle maka akan semakin kecil tekanan kepala sumur tersebut dan produksinya
minimum SSI untuk mencegah scaling di dalam sumur dan pada tekanan kepala
dengan kebutuhan dari pembangkit. Pada saat ini sumur HCE-28A dioperasikan
pada tekanan kepala sumur 340-640 psig. Hal ini menunjukkan bahwa sumur
dioperasikan pada tekanan yang melebihi dari hasil perhitungan yang telah
didapat yaitu 270-600 psig. Tekanan yang dioperasikan tersebut bisa melebihi 600
psig dikarenakan pada sumur penentuan tekanan hanya didasarkan pada dua
parameter yaitu berdasarkan tekanan SSI dan tekanan pada produksi optimumnya.
42
Akan tetapi bila dilihat dari kedua faktor penentu tersebut, maka sumur HCE-28A
masih berada pada batasan tekanan SSI dan tekanan pada produksi optimum yang
43
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pada kepala sumur. Tekanan kepala sumur dipantau setiap 3 jam sekali
3. Tekanan kepala sumur optimum sumur HCE-28A berada pada range 270-600
psig dan saat ini sumur HCE-28A berproduksi pada tekanan kepala sumur
5.2 Saran
Sesuai pengamatan penulis di lapangan panas bumi Dieng, maka saran yang
ketinggian air pada weirbox , sehingga hasil pengukuran yang didapat akan
lebih akurat.
2. Perlu penambahan alat pengukuran produksi yaitu orifice meter sehingga besar
44
3. Sebaiknya penentuan tekanan kepala sumur juga memperhatikan besar
kecepatan alir uap di pipa sehingga sumur bisa dioperasikan pada tekanan
yang optimum.
45
DAFTAR PUSTAKA
1. Christopher, H., 1978, Geothermal Energy, E . & F.N. Spon Ltd, London.
Problems, Iceland. of
5. Jonsson, Einar, J., 2012, Simulation of output curves and wellhead pressure
from high enthalpy wells in the Svartsengi geothermal field, Faculty of Earth
46
LAMPIRAN
47
Lampiran 2. Flow Diagram Produkis di Lapangan Dieng
Separator
steam
Ke Pembangkit
Outlet
Valve
Throttle Inlet
Valve Valve AFT
LCV brine
Well Pond
Production
Well
Injection
48
Lampiran 3. Well Schematic HCE-28A
49
Lampiran 4. Steam Table
p T vf vg hf hfg hg
bara oC m3/kg kJ/kg
0.010 6.98 0.0010001 129.205 29.34 2,484.3 2,513.6
0.050 32.90 0.0010053 28.196 137.78 2,423.1 2,560.9
0.10 45.83 0.0010103 14.673 191.84 2,392.2 2,584.1
0.20 60.09 0.0010171 7.6484 251.46 2,357.7 2,609.1
0.31 69.88 0.0010227 5.0698 292.47 2,333.6 2,626.0
0.42 77.06 0.0010271 3.814 322.59 2,315.7 2,638.2
0.50 81.35 0.0010299 3.2394 340.56 2,304.9 2,645.4
0.60 85.95 0.0010331 2.7312 359.92 2,293.2 2,653.1
0.78 92.8 0.0010382 2.1390 388.80 2,275.0 2,663.8
1.00 99.63 0.0010432 1.6937 417.51 2,257.7 2,675.2
2.00 120.23 0.0010605 0.88559 504.7 2,201.9 2,706.6
2.50 127.43 0.0010672 0.71859 535.4 2,181.6 2,716.9
3.0 133.54 0.0010732 0.60572 561.4 2,163.9 2,725.4
3.5 138.88 0.0010786 0.52414 584.3 2,148.2 2,732.5
4.0 143.63 0.0010836 0.46235 604.7 2,133.9 2,738.6
5.0 151.85 0.0010926 0.37477 640.1 2,108.6 2,748.7
6.0 158.84 0.0011007 0.31556 670.4 2,086.4 2,756.8
7.0 164.96 0.001108 0.27276 697.1 2,066.4 2,763.5
8.0 170.41 0.0011149 0.24032 720.9 2,048.2 2,769.1
9.0 175.36 0.0011213 0.21487 742.6 2,031.2 2,773.8
10.0 179.88 0.0011273 0.19435 762.6 2,015.3 2,777.9
11.0 184.06 0.0011331 0.17744 781.1 2,000.4 2,781.5
12.0 187.96 0.0011386 0.16325 798.4 1,986.2 2,784.6
12.28 189.00 0.0011406 0.1598 802.8 1,982.1 2,784.8
13.0 191.60 0.0011438 0.15117 814.7 1,972.6 2,787.3
14.2 195.70 0.00115 0.13886 833.0 1,957.1 2,790.2
15.0 198.28 0.0011539 0.1317 844.6 1,947.1 2,791.8
16.0 201.37 0.0011586 0.12373 858.5 1,935.1 2,793.6
17.0 204.30 0.0011633 0.11666 871.8 1,923.4 2,795.2
17.33 205.2 0.0011653 0.1146 876.3 1,919.4 2,795.7
18.0 207.10 0.0011678 0.11036 884.5 1,912.1 2,796.6
19.0 209.79 0.0011722 0.10469 896.8 1,901.1 2,797.8
20.0 212.37 0.0011766 0.09957 908.6 1,890.4 2,798.9
50
51