Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KHATAMAN AL-QUR’AN DAN KHITANAN

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
KELAS A

MATA KULIAH : TAMADUN DAN TUNJUK AJAR MELAYU


DOSEN PENGAMPU : BAPAK ATMADINATA

AURELLIA TIFFANI PUTRI (2105010016)


KINANTI ANJANI PUTRI (2105010051)
MAHARANI AZZAHRA (2105010055)
MARLINA (2105010023)
STEFANI (2105010004)
SURYANA MANURUNG (2105010076)
TYA EFRINAMASYA SENDHE SIREGAR (2105010074)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan tugas
dari mata kuliah Tamadun dan Tunjuk Ajar Melayu.

Dalam penyelesaian makalah ini yang berjudul “Khataman Al-Qur’an dan Khitanan”. Tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Tanjungpinang, 14 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Khatam Al-Qur’an..................................................................................6
B. Pelaksanaan dan perlengkapan Khatam Al-Quram……………………………….6
C. Manfaat Khatam Qur’an...........................................................................................7
D. Pengertian Khitanan.................................................................................................8
E. Metode khitanan………...........................................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................10
B. Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………11

3
BAB I
(PENDAHULUAN)

A. Latar belakang
Al Qur’an adalah kalam Allah yang berupa mukjizat yang diturunkan oleh-
Nya kepada manusia, melalui Jibril, dengan perantara Rasul terakhir, Muhammad,
berfungsi utama sebagai petunjuk manusia sebagai mahluk psikofisik yang bernilai
ibadah. Diantara keistimewaan Al Qur’an adalah ia merupakan kitab yang dijelaskan
dan dimudahkan untuk di hafal2 . Al Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam dan
merupakan pedoman hidup bagi setiap muslim. Al Qur’an bukan sekedar memuat
petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur
hubungan manusia dengan sesamanya (hablum min Allah wa hablum min an-nas),
bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam
secara sempurna maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami
kandungan isi Al Qur‟an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara
sungguh sungguh dan konsisten.
Khatam berarti tamat. Kata ini pinjaman dari bahasa Arab. Khatam biasanya
mengacu pada sudah habis mengaji Al-Qur'an oleh seseorang anak-anak. Anak-anak
seharusnya khatam al-Quran sebelum berumur 13 tahun, tetapi bukanlah wajib.
Mereka belajar dari guru agama desa yang dahulunya disebut mu`allim.
Khitanan adalah tradisi yang dilakukan saat anak laki-laki menginjak umur 6-
12 tahun. Khitanan ini merupakan tanda bahwa anak laki-laki tersebut telah akil balik.
Dengan ditandai anak laki-laki tersebut harus dikhitan atau masyarakat Riau sering
menyebutnya dengan nama sunat atau sunatan.
Penyelenggaraan sunat rasul/khitan dilakukan oleh seorang dukun/tabib yang
telah biasa melakukan sunat kepada anak-anak yang akan berkhitan. Adapun
persiapan peralatan yang akan di perlukan dalam upacara sunatl, antara lain : Sebelum
disunat, anak-anak diarak terlebih dahulu, direndam dalam sungai lalu di dudukkan
diatas kursi ini.
Sampai pada waktu petang atau malamnya mulailah anak laki-laki yang
hendak di sunat itu dimandikan, kemudian dipakaikan pakaian yang indah-indah
seperti pakaian pengantin dan di dudukkan di tempat yang khusus untuk anak itu

4
seperti kursi pelaminan. Sebelum anak itu di dudukkan di kursi pelaminan, si anak di
arak sebagaimana mengarak pengantin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan


masalah pada materi ini, yaitu:

 Apa yang dimaksud dengan Khatam Qur’an?


 Kapan dan apa saja perlengkapan untuk melaksanakan Khatam Qur’an?
 Apa manfaat dari Khatam Qur’an?
 Apa yang dimaksud dengan Khitanan?
 Apa saja metode Khitanan?

C. Tujuan Pembahasan
 Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan Khatam Qur’an
 Untuk menjelaskan kapan dan apa saja perlengkapan untuk melaksanakan
Khatam Qur’an
 Untuk menjelaskan apa saja manfaat dari Khatam Qur’an
 Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan Khitanan
 Untuk menjelaskan apa saja metode yang digunakan untuk Khitanan

5
BAB II

(PEMBAHASAN)

A. Pengertian Khatam Qur’an

Khatam membaca Quran artinya seseorang telah telah menyelesaikan bacaan


surat Al-Fatihah (surat pembuka Al-Quran) sampai surat An-Naas (surat penutup Al-
Quran). Al-Quran sebagai kitab suci dan pedoman umat Muslim memiliki berbagai
manfaat jika rutin dibaca.

Khatmil Quran adalah upacara menamatkan Al-Quran. An-Nawawi


berpendapat bahwa cara membaca Al-Quran yang utama ialah membacanya sesuai
dengan urutan mushaf yang ada saat ini. Dimulai dari surat al-Fatihah (surah
pertama), kemudian al-Baqarah (surah kedua), kemudian ali-Imran (surah ketiga), dan
seterusnya hingga surah terakhir, yaitu an-Nas yang merupakan surah ke 114.
Membaca Al-Quran dilkukan secara rutin dan tekun, halaman demi halaman, surah
demi surah, dan juz demi juz, hingga akhirnya khatam (tamat).

B. Pelaksanaan Khatam Qur’an


Pelaksanaan Khatam Al-Quran sebagai berikut : Khataman Al-Quran
dilaksanakan setelah berzanji. Setelah selesai berzanji anak yang berkhatam
didudukkan didepan antara pelaminan dan peterakne yang disaksikan oleh beberapa
orang saksi. Lalu dilanjutkan membaca ayat-ayat pendek sampai selesai.
Berkhatam Al – Quran biasanya dilaksanakan secara khusus dan ada pula
disejalankan dengan acara lain seperti upacara sunatan, acara pernikahan. Pakaian
yang dipakai disaat berkhatam adalah : bagi laki – laki memakai jubbah, surban dan
pakaian Melayu sedangkan perempuan memakai baju kurung Melayu labuh dan
bertutup kepala. Jemputan yang menghadiri acara tersebut memakai baju kurung
Melayu.
Tempat pelaksanaan berkhatam Al-Quran umumnya dilaksanakan didepan
antara pelaminan dan peterakne di rumah mempelai perempuan. Selesai berkhatam
dilanjutkan dengan kegiatan berarak ke rumah guru ngaji, dengan cara diusung,
dijulang ataupun berjalan kaki bersamaan diiringi pula dengan bebunyian gendang
pengantin, kompang,rodat ataupun rebana. Seandainya yang berkhatam ingin
mengelilingi masjid (surau) maka dikelilinglah sebanyak 3x, disesuaikan dengan
hajatnya. Kemudian diteruskan kerumah guru ngaji untuk menyerahkan nasi sekone

6
(nasi besar) serta alat-alat pendukung, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan guru
ngaji minta dibacakan beberapa ayat dirumahnya. Guru ngaji dijemput/dibawa
kerumah mempelai perempuan dimana dilaksanakan berkhatam Al-Quran hingga
selesai.

Beberapa perlengkapan inti yang di perlukan pada acara Berkhatam Al-Quran:

 Seperangkat nasi sekone/nasi besar, berbunga besar diletakkan dibagian


tengah atas nasi pulut kuning dan dikelilingi dengan bunga telur (tajuk) yang
bermakna kemegahan.
 Dua atau beberapa orang saksi, bermakna kesaksian.
 Al-Quran dan Rehal, bermakna pedoman berkehidupan, iman dan takwa.
 Dikiri kanan yang berkhatam diletakkan kaki dian (wadah tempat meletakkan
lilin) yang telah dinyalakan, bermakna penerangan hati, jiwa dan raga.

Perlengkapan pendukung :

Cerek, payung, sejadah, telekong (mukena), kain dan lain-lain yang


diletakkn diatas paha, sesuai dengan kemampuan sebagai ucapan terima kasih
pada guru ngaji.

C. Manfaat Khatam Qur’an


Di dalam Alquran banyak sekali petunjuk, yang bisa menjadi obat bagi banyak
penyakit. Maka kita sebagai umat islam diharuskan mengkhatamkan Alquran
sebanyak mungkin selama kita hidup.
1. Malaikat meminta ampun
"Ketika seorang hamba mengkhatamkan Alquran, maka di penghujung
khatamnya, sebanyak 60 ribu malaikat akan memohonkan ampun untuknya" (HR.
ad-Dailami).
2. Diberikan syafaat pada hari kiamat
"Siapa saja yang disibukkan oleh membaca Alquran, hingga tak sempat dzikir
yang lain kepada-Ku dan meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya
balasan terbaik orang-orang yang meminta. Ingatlah, keutamaan Alquran atas
kalimat-kalimat yang lain seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya," (HR. Al-
Baihaqi).

7
Ini menjadi bukti bahwa keajaiban yang dibawa Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam akan membawa kebaikan yang tiada akhir bagi umatnya.
3. Diberikan ketenangan
"Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk
melantunkan ayat-ayat suci Alquran dan mempelajarinya, melainkan akan turun
kepada mereka ketenangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan
dilingkari oleh para malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di
hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya." (HR. Muslim).
D. Pengertian Khitanan

Khitanan adalah tradisi yang dilakukan saat anak laki-laki menginjak umur 6-
12 tahun. Khitanan ini merupakan tanda bahwa anak laki-laki tersebut telah akhil
balik. Dengan ditandai anak laki-laki tersebut harus dikhitan atau masyarakat Riau
sering menyebutnya dengan nama sunat atau sunatan.

Penyelenggaraan sunat rasul/khitan dilakukan oleh seorang dukun/tabib yang


telah biasa melakukan sunat kepada anak-anak yang akan berkhitan. Adapun
persiapan peralatan yang akan di perlukan dalam upacara sunat, antara lain : Sebelum
disunat, anak-anak diarak terlebih dahulu, direndam dalam sungai lalu di dudukkan
diatas kursi ini.

Sampai pada waktu petang atau malamnya mulailah anak laki-laki yang
hendak di sunat itu dimandikan, kemudian dipakaikan pakaian yang indah-indah
seperti pakaian pengantin dan di dudukkan di tempat yang khusus untuk anak itu
seperti kursi pelaminan. Sebelum anak itu di dudukkan di kursi pelaminan, si anak di
arak sebagaimana mengarak pengantin.

E. Metode Khitanan
Khitanan memiliki beberapa metode, yaitu :
a. Sirkumsisi/Konvensional
Potong langsung kulup dengan alat potong,seperti gunting atau pisau bedah.
Metode ini memiliki kelebihan yaitu Minim Resiko dan kekurangannya adalah
waktu penyembuhan membutuhkan waku yang cukup lama.
b. Laser (Electrical Cauter)
Metode ini menggunakan pemanasan elektrik yang ditembakkan ke ujung
objek untuk memotong kulup. Metode ini memiliki kelebihan yaitu minim jahitan

8
pendarahan, dan cepat sembuhnya, serta memiliki kekurangan yaitu kepala objek
terpotong.
c. Klem
Memasang alat klem di batang objek sesuai dengan ukuran dan kemudian
kulup dipotong dengan pisau bedah. Kelm akan terpasang pada objek hingga luka
mengering. Metode ini memiliki kelebihan yaitu tanpa jahitan dan minim
pendarahan, cepat sembuh dan minim rasa sakit, serta memiliki kekurangan yaitu
klem menggantung di objek, dan mahal.
d. Stapler
Metode ini merupakan metode sunat dewasa atau remaja puber,
menggabungkan potong dan jahit dengan alat stapler berbentuk lonceng di bagian
dalam untuk melindungi kepala objek, lonceng lain di luar yang punya pisau
bundar untuk memotong kulup. Metode ini memiliki Kelebihan Jahitn lebih kuat
dan minim pendarahan, serta kekurangannya adalah stapler menggantung di
kepala objek dan mahal.

9
BAB III
(PENUTUP)

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa khataman Al-Quran adalah seseorang yang telah


menyelesaikan bacaannya di Al-Quran dari surah Al-Fatihah sampai surah An-Naas
dilaksanakan setelah berzanji. Adapun manfaat khatam Al-Quran, yaitu malaikat meminta
ampun, diberikan syafaat pada hari kiamat, mendapatkan ketenangan, dll.
Khitanan adalah tradisi yang dilakukan saat anak laki-laki menginjak umur 6-12 tahun
yang merupakan tanda bahwa anak laki-laki tersebut telah akhil balik. Masyarakat Riau
sering menyebutnya dengan nama sunat atau sunatan. Penyelenggaraan sunat rasul/khitan
dilakukan oleh seorang dukun/tabib.

B. Saran
Sebagai generasi millennial yang tinggal di Indonesia dengan negara yang beragama
kita tidak hanya mengejar kehidupan di dunia tetapi akhirat juga khususnya di bidang
keagamaan. Teruntuk yang beragama islam setidaknya sudah katam Al-Quran walaupun
hanya sekali dan untuk pria wajib khitan jika sudah cukup umur karena ini merupakan sunnah
rasul.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://disbud.kepriprov.go.id/berkhatam-al-quran/

https://steemit.com/indonesia/@berkat/sebelum-di-khitan-terlebih-dahulu-khatam-al-qur-an

https://kumparan.com/selasarriau/inilah-tradisi-melayu-saat-anak-anak-mau-disunat-
1sWJiD0rZ5M

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4596664/ada-berbagai-metode-sunat-mana-sih-
yang-paling-aman

11

Anda mungkin juga menyukai