1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan tugas
dari mata kuliah Tamadun dan Tunjuk Ajar Melayu.
Dalam penyelesaian makalah ini yang berjudul “Khataman Al-Qur’an dan Khitanan”. Tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Khatam Al-Qur’an..................................................................................6
B. Pelaksanaan dan perlengkapan Khatam Al-Quram……………………………….6
C. Manfaat Khatam Qur’an...........................................................................................7
D. Pengertian Khitanan.................................................................................................8
E. Metode khitanan………...........................................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................10
B. Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………11
3
BAB I
(PENDAHULUAN)
A. Latar belakang
Al Qur’an adalah kalam Allah yang berupa mukjizat yang diturunkan oleh-
Nya kepada manusia, melalui Jibril, dengan perantara Rasul terakhir, Muhammad,
berfungsi utama sebagai petunjuk manusia sebagai mahluk psikofisik yang bernilai
ibadah. Diantara keistimewaan Al Qur’an adalah ia merupakan kitab yang dijelaskan
dan dimudahkan untuk di hafal2 . Al Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam dan
merupakan pedoman hidup bagi setiap muslim. Al Qur’an bukan sekedar memuat
petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur
hubungan manusia dengan sesamanya (hablum min Allah wa hablum min an-nas),
bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam
secara sempurna maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami
kandungan isi Al Qur‟an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara
sungguh sungguh dan konsisten.
Khatam berarti tamat. Kata ini pinjaman dari bahasa Arab. Khatam biasanya
mengacu pada sudah habis mengaji Al-Qur'an oleh seseorang anak-anak. Anak-anak
seharusnya khatam al-Quran sebelum berumur 13 tahun, tetapi bukanlah wajib.
Mereka belajar dari guru agama desa yang dahulunya disebut mu`allim.
Khitanan adalah tradisi yang dilakukan saat anak laki-laki menginjak umur 6-
12 tahun. Khitanan ini merupakan tanda bahwa anak laki-laki tersebut telah akil balik.
Dengan ditandai anak laki-laki tersebut harus dikhitan atau masyarakat Riau sering
menyebutnya dengan nama sunat atau sunatan.
Penyelenggaraan sunat rasul/khitan dilakukan oleh seorang dukun/tabib yang
telah biasa melakukan sunat kepada anak-anak yang akan berkhitan. Adapun
persiapan peralatan yang akan di perlukan dalam upacara sunatl, antara lain : Sebelum
disunat, anak-anak diarak terlebih dahulu, direndam dalam sungai lalu di dudukkan
diatas kursi ini.
Sampai pada waktu petang atau malamnya mulailah anak laki-laki yang
hendak di sunat itu dimandikan, kemudian dipakaikan pakaian yang indah-indah
seperti pakaian pengantin dan di dudukkan di tempat yang khusus untuk anak itu
4
seperti kursi pelaminan. Sebelum anak itu di dudukkan di kursi pelaminan, si anak di
arak sebagaimana mengarak pengantin.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan Khatam Qur’an
Untuk menjelaskan kapan dan apa saja perlengkapan untuk melaksanakan
Khatam Qur’an
Untuk menjelaskan apa saja manfaat dari Khatam Qur’an
Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan Khitanan
Untuk menjelaskan apa saja metode yang digunakan untuk Khitanan
5
BAB II
(PEMBAHASAN)
6
(nasi besar) serta alat-alat pendukung, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan guru
ngaji minta dibacakan beberapa ayat dirumahnya. Guru ngaji dijemput/dibawa
kerumah mempelai perempuan dimana dilaksanakan berkhatam Al-Quran hingga
selesai.
Perlengkapan pendukung :
7
Ini menjadi bukti bahwa keajaiban yang dibawa Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam akan membawa kebaikan yang tiada akhir bagi umatnya.
3. Diberikan ketenangan
"Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk
melantunkan ayat-ayat suci Alquran dan mempelajarinya, melainkan akan turun
kepada mereka ketenangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan
dilingkari oleh para malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di
hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya." (HR. Muslim).
D. Pengertian Khitanan
Khitanan adalah tradisi yang dilakukan saat anak laki-laki menginjak umur 6-
12 tahun. Khitanan ini merupakan tanda bahwa anak laki-laki tersebut telah akhil
balik. Dengan ditandai anak laki-laki tersebut harus dikhitan atau masyarakat Riau
sering menyebutnya dengan nama sunat atau sunatan.
Sampai pada waktu petang atau malamnya mulailah anak laki-laki yang
hendak di sunat itu dimandikan, kemudian dipakaikan pakaian yang indah-indah
seperti pakaian pengantin dan di dudukkan di tempat yang khusus untuk anak itu
seperti kursi pelaminan. Sebelum anak itu di dudukkan di kursi pelaminan, si anak di
arak sebagaimana mengarak pengantin.
E. Metode Khitanan
Khitanan memiliki beberapa metode, yaitu :
a. Sirkumsisi/Konvensional
Potong langsung kulup dengan alat potong,seperti gunting atau pisau bedah.
Metode ini memiliki kelebihan yaitu Minim Resiko dan kekurangannya adalah
waktu penyembuhan membutuhkan waku yang cukup lama.
b. Laser (Electrical Cauter)
Metode ini menggunakan pemanasan elektrik yang ditembakkan ke ujung
objek untuk memotong kulup. Metode ini memiliki kelebihan yaitu minim jahitan
8
pendarahan, dan cepat sembuhnya, serta memiliki kekurangan yaitu kepala objek
terpotong.
c. Klem
Memasang alat klem di batang objek sesuai dengan ukuran dan kemudian
kulup dipotong dengan pisau bedah. Kelm akan terpasang pada objek hingga luka
mengering. Metode ini memiliki kelebihan yaitu tanpa jahitan dan minim
pendarahan, cepat sembuh dan minim rasa sakit, serta memiliki kekurangan yaitu
klem menggantung di objek, dan mahal.
d. Stapler
Metode ini merupakan metode sunat dewasa atau remaja puber,
menggabungkan potong dan jahit dengan alat stapler berbentuk lonceng di bagian
dalam untuk melindungi kepala objek, lonceng lain di luar yang punya pisau
bundar untuk memotong kulup. Metode ini memiliki Kelebihan Jahitn lebih kuat
dan minim pendarahan, serta kekurangannya adalah stapler menggantung di
kepala objek dan mahal.
9
BAB III
(PENUTUP)
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai generasi millennial yang tinggal di Indonesia dengan negara yang beragama
kita tidak hanya mengejar kehidupan di dunia tetapi akhirat juga khususnya di bidang
keagamaan. Teruntuk yang beragama islam setidaknya sudah katam Al-Quran walaupun
hanya sekali dan untuk pria wajib khitan jika sudah cukup umur karena ini merupakan sunnah
rasul.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://disbud.kepriprov.go.id/berkhatam-al-quran/
https://steemit.com/indonesia/@berkat/sebelum-di-khitan-terlebih-dahulu-khatam-al-qur-an
https://kumparan.com/selasarriau/inilah-tradisi-melayu-saat-anak-anak-mau-disunat-
1sWJiD0rZ5M
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4596664/ada-berbagai-metode-sunat-mana-sih-
yang-paling-aman
11