Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN DENGAN

MASALAH KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI DI RUANG POLI


KANDUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NUSA
TENGGARA BARAT

Disusun Oleh :

M. BUSYAIRI PUTRA

060STYJ21

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JENJANG S1 KEPERAWATAN

2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI

A. Definisi
Hipertensi gestasional adalah peningkatan tekanan darah yang terjadi
saat kehamilan dimana tekanan darah mencapai 140/90mmHg atau lebih
untuk pertama kali dalam kehamilan, tetapi belum mengalami proteinuria
(williams,2004). Hipertensi gestasional disebut hipertensi sementara jika
tidak terjadi preeklamsia dan tekanan darah kembali ke normal dalam 12
minggu postpartum. Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan
kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam
kehamilan pada permukaan nifas (sastrawinata 1984 dalam purnawingsih,
2010).
B. Etiologi
Teori yang mengemukakan tentang bagaimana dapat terjadi hipertensi
pada kehamilan cukup banyak sehingga zweifel (1922) menyebut sebagai
“disease of theory”. Namn ada beberapa faktor yang menjadi penyebab
terjadinya hipertensi dalam kehamilan antara lain :
1. Teori genetik
Berdasarkan teori ini komplikasi hipertensi pada kehamilan dapat
diturunkan pada anak perempuan sehingga sering terjadi hipertensi
sebagai komplikasi kehamilan. sifat herediternya adalah resesif sehingga
jarang terjadi.
2. Teori imuniologi
Hasil konsepsi mmerupakan benda asing tidak murni karena sebagian
genetiknya berasal dari sel maternal, sehingga sebagian besar kehamilan
berhasil dengan baik sampai aterm. Pada ibu dengan preeklamsi helper T
cell (Thi) nya rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak preeklamsi.
Dimana ketidakseimbangan (ThI) dipengaruhi oleh adenosin. Menurut
peneliatian yoneyama (2002) kadar adenosin para penderita PE lebih
besar dibandingkan yang nornal. Adenosin yang tinggi membuat Tsel ibu
menjadi rendah dan Tsel menghasilkan sitokinik spesifik yang
memudahkan implantasi. Namun jika sitokinin berkurang terjadinya
gangguan saat implatasi dan disfungsinya menyebabkan PE
3. Invasi tropoblast yang abnormal
Inplantasi plasenta yang normal terjadi penggantian endotel dan dinding
otot dari pembuluh darah serta pembesaran dari pembuluh darah. Tetapi
pada implantasi yang abnormal invasi tropoblast terjadi secara tidak
sempurn. Pembuluh darah desidua terbungkus dengan tropoblas
endovaskuler sehingga pembuluh darah menjadi vasokontriksi
4. Nutrisi
Konsumsi daging yang berlebihan, protein, purine, lemak mengakibatkan
terjadinya artherosklerosis sehingga tekanan darah ibu semakin
meningkat.
C. Manifestasi klinis
Tanda gejala yang timbul pada hipertensi kehamilan dibedakan
berdasarkan klasifikasi. Menurut national high blood pressure education
program tahun 2001, hipertensi dibagi menjadi :
1. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan
tanpa disertai proteinuria dan hipertensi dapat menghilang setelah 3bulan
pasca persalinan atau kehamilannya dengan tanda-tanda preeklamsi tetapi
tanpa protein, gejalanya adalah :
a. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg terjadi pertama kali dalam
kehamilan.
b. Tidak terdapat proteinuria.
c. Tekanan darah kembali normal dalam waktu kurang dari 12 minggu
postpartum
d. Diagnosa akhir hanya dapat ditegakan setelah melahirkan
e. Dapat disertai dengan gejala nyeri epigastrum atau trombositopenia
2. Preeklamsia
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria.
PE dapat terbagi lagi menjadi :
a. Ringan
1) Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu
2) Proteinuria ≥ 30 mg/24 jam atau ≥ 1+ dispstick
b. Berat
1) Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg pada kehamilan > 20 minggu
2) Proteinuria 20 mg/24 jam atau ≥ 2+ dispstick
3) Serum creatinin > 1,2 mg/dl (kecuali sebelumnya sudah
abnormal)
4) Trombosit < 100.000/mm3
5) Peningkatan alanin aminotranferase (ALT)
6) Nyeri kepala berat dan penglihatan kabur
7) Nyeri epigastrum
3. Eklamsia
Apabila ditemukan kejang-kejangpada penderita preeklamsi yang dapat
juga disertai koma.
4. Hipertensi kronik
Hipertensi timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu dan menetap
setelah 12 minggu pasca persalinan, gejalanya :
a. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg sebelum kehamilan 20 minggu dan
tidak terkait dengan penyakit tropoblas gestasional.
b. Lebih atau menetap sampai lebih dari 12 minggu pasca persalinan.
5. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia
Hipertensi kornik yang disertai tanda-tanda preeklamsia atau hipertensi
kronik yang diserta dengan proteinuria.
D. Pemeriksaan penunjang
1. Uji SMAC
Asam urat meningkat pada preeklamsia, tetapi tidak pada hipertensi
kronik. Temuaan bermakna jika > 6, Peningkatan SGOT menandakan
adanya gangguan pada hati.
2. Hitung darah lengkap
a. Peningkatan hematokrit mungkin disebakana oleh hemokonsentrasi
b. Hitung trombosit bila jumlah nya rendah dapat mengidentifikasikan
adanya gangguan vaskuler.
3. Pemeriksaan kadar protein, kreatinin, BUN, ALT, melijat adanya
kerusakan pada ginjal
E. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien (nama, umur, alamat)
b. Keluhan utama
Keluhan yang paling sering adalah sakit kepala. Terutama area
kuduk, mata berkunang-kunang, pandangan kabur, proteinuria, nyeri
ulu hati dan peka terhadap cahaya.
c. Riwayat penyakit sekarang
Adanya riwayat hipertensi saat ini dawali dengan mudah letih, nyeri
kepala, diplobia, nyeri epigastrum dan nokturia.
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, obesitas,
hal ini untuk mengetahui faktor prediposisi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat keluarga yang mengalami hal yang sama, misalnya
orang tua perempuan.
f. Riwayat psikososial
Meliputi bagaimana penerimaan klien tehadap penyakitnya, dan
bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku klien
terhadap dirinya
g. Pengkajian sistem tubuh
1) Breathing
Sesak napas, batuk dengan atau tanpa dahak, riwayat merokok
dan suara napas tambahan
2) Blood
Adanya trombositopenia dan gangguan pembekuan darah lainnya,
tekanan darah meningkat, kadang terdengar bunyi jantung S2, S3
dan S4, takikardi, dstensi vena jugularis, kulit pucat nadi teraba
jelas
3) Brain
Kepala pusing,berdenyut, gangguan penglihatan dan kenaikan
tekanan intrakranial.
4) Bladder
Kaji apakah ada riwayat diabetes mellitus, gangguan pada ginjal
dan konsumsi obat diuretik
5) Bowel
Makanan tinggi garam, protein, lemak kolesterol dan adanya
rangsangan mual muntah dapat mempengaruhi perubahan berat
badan.
6) Bone
Nyeri pada bagian tungkai, nyeri pada sub oksipital berat, nyeri
dada, nyeri ulu hati, dan keamanan meliputi cara berjalan
2. Diagnosa keperawatan
a. Perubahan perpusi jaringan berhubungan dengan hipertensi,
vasospasme siklit, edema serebral
b. Resiko cedera tinggi pada ibu berhubungan dngan iribilitas sistem
saraf pusat.
c. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada ibu sebelum
lahir
d. Resiko tinggi stress pada jani berhubungan dengan masalah
kesehatan ibu, pemajangan pada teratogen, atau adanya infeksi.
3. Intervensi
a. Perubahan perpusi jaringan berhubungan dengan hipertensi,
vasospasme siklit, edema serebral.
Tujuan : tidak terjadi vasospasme dan perpusi jaringan tidak
terjadi
Kriteria hasil : klien mengalami vasodilatasi ditandai dengan
diuresis, mobilisasi cairan ekstraseluler.

No Intervensi Rasional
1. Memantau asupan oral dan MGSO4 adalah obat anti
infus MGSO4 kejang yang bekerja pada
sambungan mioneural dan
merelaksasi vasospasme
sehingga menyebabkan
peningkatan perpusi ginjal,
mobilisasi cairan ekstra
seluler (edema dan diuresis)
2. Memantau urine yang keluar Mengetahui jumlah urine
yang keluar
3. Memantau edema yang terlihat Edema salah satu tanda
preeklamsi
4. Mempertahankan tirah baring Tirah baring menyebabkan
total dengan posisi miring aliran darah uteroplasenta
yang sering kali menurunkan
tekanan darah dan
meningkatkan diuresis

b. Resiko cedera tinggi pada ibu berhubungan dngan iribilitas sistem


saraf pusat.
Tujuan : gangguan sistem saraf pusat aka menurun
mencapai tingkat normal
Kriteria hasil : klien tidak mengalami kejang

No Intervensi Rasional
1. Mendapat data dasar Memantau hasil terapi
2. Memantau pemberian IV MGSO4 adalah obat anti
MGSO4 dan kadar serum kejang namun dapat
MGSO4 mengakibatkan keracunan
pada ibu
3. Mengkaji kemungkinan adanya Dosis yang berlebihan akan
keracunan MGSO4 membuat kerja otot menurun
sehingga dapat menyebabkan
depresi pernapasan berat
4. Mempertahankan lingkungan Rangsangan kuat misalnya
tenang, gelap dan nyaman cahaya dapat memicu kejang
c. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada ibu sebelum
lahir
Tujuan : ansietas dapat diatasi
Kriteria hasil : klien tampak rileks, dapat istrirahat dengan tepat,
menunjukan keterampilan pemecahan masalah

No Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat ansietas klien Membantu menentukan jenis
perhatikan tanda depresi dan intervensi yang diperlukan
pengingkaran
2. Dorong dan berikan Membuat perasaan terbuka
kesempatan untuk pasien dan bekerja sama untuk
mengajukan pertanyaan atau memberikan informasi yang
menyatakan masalah akan mengatasi masalah
3. Dorong orang terdekat Keterlibatan meningkatkan
berpartisipasi dalam asuhan rasa berbagi dan
sesuai indikasi memperkecil rasa takut
karena tidak tahu.

4. WOC

Faktor genetik, imunologi,


abnormal implantasi
plasenta, nutrisi,
atherosklerosisi
Vasokontriksi pembuluh
darah maternal
DAFTAR PUSTAKA

Lippincott, William.(2003). Obsetri dan Ginekologi Panduan Praktis. Jakarta :


EGC
Lippincott, William.(2004). Obsetri Williams : Panduan Ringkas, Edisi 21.
Jakarta : EGC

Manuaba, Ida Bagus.(2007). Pengantar Kuliah Bstertetri. Jakarta : EGC

Purnawaningsih, Wahyu.(2010). Asuhan Keperawatan Meternitas. Jakarta : Nuha


Medika

Anda mungkin juga menyukai