REPUBLIK INDONESIA
REFORMASI
PERPAJAKAN
UU HPP
1 Perubahan UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
berlaku mulai tanggal diundangkan
Penggunaan NIK sebagai NPWP tidak serta merta menyebabkan setiap orang pribadi
membayar pajak. Pembayaran pajak dilakukan apabila:
a. Penghasilan setahun di atas batasan PTKP; atau
b. Peredaran bruto di atas Rp 500juta/tahun bagi
pengusaha yang membayar PPh Final 0,5% (PP-23/2018).
Besaran sanksi pada Saat Pemeriksaan dan
2 Sanksi dalam Upaya Hukum
Sanksi Pemeriksaan dan WP Tidak Menyampaikan SPT atau
Untuk keadilan dan Membuat Pembukuan
kepastian hukum, Uraian UU KUP UU HPP
dilakukan penurunan PPh kurang 50% bunga per bulan sebesar suku bunga
sanksi pada saat dibayar acuan + uplift factor 20% (max. 24 bulan)
pemeriksaan dan
PPh kurang 100% bunga per bulan sebesar suku bunga
sanksi dalam upaya dipotong acuan + uplift factor 20% (max. 24 bulan)
hukum.
PPh dipotong 100% 75%
tetapi tidak
Hal ini juga sejalan disetor
dengan semangat PPN & PPnBM 100% 75%
pengaturan dalam kurang dibayar
Undang-Undang Cipta
Kerja.
Besaran sanksi pada Saat Pemeriksaan
2 dan Sanksi dalam Upaya Hukum
Demi keadilan dan kepastian hukum, hingga tahap persidangan, Wajib Pajak
diberikan kesempatan untuk mengembalikan kerugian pada pendapatan negara
dengan membayar pokok pajak dan sanksi, sebagai pertimbangan untuk dituntut tanpa
penjatuhan pidana penjara.
Perubahan sanksi yang harus dibayar:
Perbuatan UU KUP UU HPP
Pidana pajak kealpaan Membayar pokok pajak + sanksi Membayar pokok pajak +
3x pajak kurang dibayar sanksi 1x pajak kurang dibayar
Pidana pajak kesengajaan Membayar pokok pajak + sanksi Membayar pokok pajak +
3x pajak kurang dibayar sanksi 3x pajak kurang dibayar
Pidana pajak pembuatan faktur Membayar pokok pajak + sanksi Membayar pokok pajak +
pajak/bukti potong PPh fiktif 3x pajak kurang dibayar sanksi 4x pajak kurang dibayar
Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Perubahan tarif dan lapisan Pajak Penghasilan Orang Pribadi untuk dapat menerapkan asas keadilan
UU PPh UU HPP
Lapisan Tarif Rentang Penghasilan Tarif Rentang Penghasilan Tarif
I 0 - Rp 50 juta 5% 0 - Rp 60 juta 5%
Perubahan tidak mencakup perubahan PTKP, yaitu bagi Orang Pribadi yang tidak menikah sebesar Rp
54.000.000
Ilustrasi Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Penghasilan/
5 Juta 9 Juta 10 Juta 15 Juta
Bulan
Penghasilan/
60 Juta 108 Juta 120 Juta 180 Juta
tahun
5% x 6 Juta = 5% x 6 Juta = 5% x 50 Juta = 2,5 5% x 54 Juta = 2,7 5% x 50 Juta = 2,5 5% x 60 Juta = 5% x 50 Juta = 2,5 5% x 60 Juta =
Perhitungan 300 ribu 300 ribu Juta Juta Juta 3 Juta Juta 3 Juta
PPh Terutang
15% x 4 Juta = 15% x 16 Juta = 15% x 6 Juta = 15% x 76 Juta = 15% x 66 Juta =
-- -- --
600 ribu 2,4 Juta 900 ribu 11,4 Juta 9,9 Juta
Total PPh
300 ribu 300 ribu 3,1 Juta 2,7 Juta 4,9 Juta 3,9 Juta 13,9 Juta 12,9 Juta
Terutang
12%
No Bulan Usaha Kumulatif
Kena Pajak Revenue Of Investment
Pajak (juta Setelah UU Sebelum UU
(juta Rp) (juta Rp)
(juta Rp) Rp) HPP (Rp) HPP (Rp)
Tarif UU Tarif UU Rata-Rata Amerika (%) 28,29 28,11 27,36 27,33 27,16
Tahun Pajak
PPh HPP
Rata-Rata G-20 25,92 25,29 24,90 24,60 24,17
Tahun 2020 - 2021 22%
Tahun 2022 dst. 20% 22% Rata-Rata ASEAN 22,67 22,67 22,67 22,17 22,17
Tarif PPh Badan ditetapkan tetap menjadi 22%, yang berlaku untuk tahun pajak 2022 dan seterusnya.
Tarif PPN s erta Kemudahan & Kes ederhanaan PPN
Tarif Umum
UU PPN UU HPP
Tarif Berlaku Tarif Berlaku
10% s.d. Maret 2022 11% Mulai 1 April 2022
12% Paling lambat diberlakukan 1 Januari 2025
Tarif Khus us
Untuk kemudahan dalam pemungutan P P N, atas jenis barang/jasa tertentu
atau sektor usaha tertentu diterapkan tarif P P N ‘final’ misalnya 1%, 2% atau
3% dari peredaran usaha, yang diatur dengan P MK.
Pengecualian objek PPN dan fasilitas PPN
Fasilitas pembebasan PPN diberikan terhadap barang kebutuhan pokok, jasa
kesehatan, jasa pendidikan, jasa pelayanan sosial, dan beberapa jenis jasa lainnya.
Masyarakat berpenghasilan menengah dan kecil tetap tidak perlu membayar PPN atas
konsumsi kebutuhan pokok, jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan layanan sosial.
Pengurangan atas pengecualian dan fasilitas PPN diberikan agar lebih mencerminkan
keadilan dan tepat sasaran, serta dengan tetap menjaga kepentingan masyarakat dan
dunia usaha
Pengaturan ini dimaksudkan untuk perluasan basis PPN dengan tetap
mempertimbangkan asas keadilan, asas kemanfaatan, khususnya dalam memajukan
kesejahteraan umum, dan asas kepetingan nasional. Tujuan kebijakan ini yaitu
optimalisasi penerimaan negara dengan tetap mewujudkan sistem perpajakan yang
berkeadilan dan berkepastian hukum.
01
UU HPP
(Harmonisasi Peraturan Perpajakan)
PROGRAM
SELASA, 02 NOVEMBER
PENGUNGKAPAN
SUKARELA(PPS)
(Voluntary Disclosure Program)
2021
Presented by
PENDAHULUAN TA X A M N E S T Y 1 2 0 1 6 - 2 0 1 7
02
40
30
20
10
0
Item 2 Item 3 Item 4
Peserta TA = 956.793 WP
Nilai Harta yang Diungkap = Rp4854,63 Triliun
Repatriasi Aset = Rp147 Triliun
Uang Tebusan yang diterima = Rp114,02 Triliun
.
Pasca Tax Amnesty
03
WP Tertentu
12,5%
PAS FINAL
(Pengungkapan Aset Sukarela)
25% WP Badan
30% WP
OP
Keuntungannya =
Tidak ada pengenaan Sanksi Pasal 18 UU Pengampunan Pajak
Sanksi 200% bagi Wajib Pajak yang ikut Amnesti Pajak atau
PENGUNGKAPA
N PERIODE
1 Januari 2022 – 30 Juni 2022 (6
SUKARELA Bulan)
WAJIB PAJAK I M P L E M E N TA S I
PPS jauh lebih sederhana dibanding dengan TA
2016.
Dilakukan menggunakan saluran elektronik,
secara Online dan dengan metode Pembetulan
SPT.
UU HP P
05
SASARAN PPS
KEBIJAKAN 1
Peserta TA yang belum mengungkapkan
seluruh aset saat TA, diberi kesempatan
mengungkapkan aset dengan membayar PPh
Final.
KEBIJAKAN 2
WP Orang Pribadi yang belum melaporkan
seluruh aset dalam SPT 2020, tahun
perolehan 2016 – 2020, diberi kesempatan
mengungkapkan aset dengan membayar PPh
Final .
Skema PPS Wajib Pajak 06
TARIF PPh FINAL 07
Kebijakan 1 Kebijakan 2
IMPLEMEN TA S I
1 April 2022 pada sektor PLTU Batubara
dengan skema cap dan tax yang searah
dengan implementasi pasar karbon yang
sudah mulai berjalan di sektor PLTU
Batubara.
LATAR BELAKANG 09
Perlu pengendalian peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer yang menyebabkan
kenaikan suhu permukaan bumi sehingga akan menurunkan risiko perubahan iklim dan
bencana di Indonesia.
Komitmen Pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebanyak 29%
(dengan usaha sendiri) atau 41% (dengan dukungan internasional) pada tahun 2030 sesuai
dengan konvensi perubahan iklim yang sudah disepakati.
Mengubah perilaku pelaku aktivitas ekonomi yang berpotensi menghasilkan emisi gas rumah
kaca.
a. Pajak Karbon akan dilakukan secara 10
bertahap sesuai dengan roadmap yang akan
memperhatikan perkembangan Pasar Karbon,
pencapaian target NDC, kesiapan sektor, dan
kondisi Ekonomi.
b. Penerapan Pajak Karbon akan
mengedepankan prinsip keadilan (just) dan
keterjangkauan (affordable) dengan
memperhatikan iklim berusaha, dan masyarakat
kecil.
c. Tarif Pajak Karbon ditetapkan lebih tinggi atau
Pengaturan
sama dengan harga karbon di Pasar Karbon Pajak
dengan minimal tarif Rp30,00 per kilogram
karbon dioksida ekuivalen (CO2e).
Karbon
• Pembahasan dan penetapan UU HPP dengan salah satu klausulnya adalah 11
pajak karbon
• Finalisasi Perpres Nilai Ekonomi Karbon
• Pengembangan mekanisme teknis Pajak Karbon dan Bursa Karbon 2021
• Piloting perdagangankarbon di sektorpembangkit oleh Kementerian ESDM dengan
harga rata-rata Rp30.000/tCO2e