Materi Ikatan Pada Senyawa Kompleks
Materi Ikatan Pada Senyawa Kompleks
BAB 6
IKATAN PADA SENYAWA
KOMPLEKS
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Ikatan Kimia 2
6.1 Penemuan Senyawa Kompleks
Ikatan Kimia 3
Co(NO2)3 + KNO2 + 2NH3 → Co(NO2)3.KNO2.2NH3
Reaksi Pengendapan
Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 6.1 tampak
bahwa berdasarkan reaksi pengendapan maka dapat
ditentukan rumus kimia senyawa kompleks dengan ion logam
pusat Kobalt.
Ikatan Kimia 4
listriknya maka dapat ditentukan Jumlah ion yang terbentuk
pada masing-masing senyawa kompleks yang uji sehingga
dapat diperkirakan reaksi ionisasinya.
Adapun jumlah ion dapat ditentukan berdasarkan
perbandingan daya hantar listrik senyawa kompleks yang diuji
dengan daya hantar listrik larutan standar yang mengandung
senyawa yang dapat terionisasi dengan jumlah ion 2, 3, 4
dan 5 seperti berturut-turut larutan senyawa di bawah ini :
NaCl yang memiliki 2 ion yaitu 1 ion Na+ dan 1 ion Cl-
BaCl2 yang memiliki 3 ion yaitu 1 ion Ba2+ dan 2 ion Cl-
AlCl3 yang memiliki 4 ion yaitu 1 ion Al3+ dan 3 ion Cl-
PbCl4 yang memiliki 5 ion yaitu 1 ion Pb4+ dan 4 ion Cl-
Ikatan Kimia 5
6.3 Ikatan Kimia dalam Senyawa Kompleks
Ikatan yang terjadi antara ion kompleks dengan ion
penyeimbang muatan merupakan : IKATAN ION. Sedangkan
ikatan antara ion logam pusat dengan molekul atau ion lain
selain ion penyeimbang muatan adalah :
IKATAN KOVALEN KOORDINASI.
Oleh karena itu Senyawa kompleks dikenal sebagai
Senyawa Kovalen Koordinasi. Banyaknya ikatan kovalen
koordinasi dinyatakan sebagai : BILANGAN KOORDINASI.
Ion atau molekul yang memiliki pasangan elektron
bebas yang dapat digunakan untuk berikatan kovalen
koordinasi dinamakan: LIGAN. Sedangkan atom dalam ligan
yang dapat menyumbangkan pasangan electron bebas
disebut : ATOM DONOR.
Ikatan Kimia 6
Ligan Anorganik : H2O, -CN, -CN , SCN-, NCS-
Sementara itu berdasarkan kekuatan atau kemudahan atom
donor menyumbangkan pasangan elektron bebas maka ligan
dapat diurutkan berdasarkan kekuatannya dari ligan paling
kuat menuju ligan paling lemah sebagai berikut :
-
CN CO > NO2- > C10H8N2 > (CH2)2(NH3)2 > NH3 >
C5H5N > NCS- >
Ikatan Kimia 7
Sedangkan untuk kompleks anion seperti :
K4[Fe(CN)4(NO2)2] maka urutan pemberian namanya adalah :
Nama kation penyeimbang muatan diikuti nama ion kompleks.
Ikatan Kimia 8
6.6 Struktur dan Sifat Senyawa Kompleks
Ikatan Kimia 9
sedangkan Valensi Sekunder dijenuhkan melalui
pembentukan IKATAN KOVALEN KOORDINASI.
Ikatan Kimia 10
d. Bilangan Koordinasi = 6 maka orientasi ruangnya adalah
OKTAHEDRAL.
Ikatan Kimia 11
(2). Struktur Senyawa Kompleks [Co(NH3)5Cl]Cl2
Ikatan Kimia 12
1) Ion logam pusat membentuk ikatan koordinasi
menggunakan orbital
kosong hasil hibridisasi yang disebut sebagai : Orbital
Hibrid.
2) Bentuk geometri senyawa kompleks bergantung pada
Orbital Hibrid
Ikatan Kimia 13
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa senyawa
Kompleks K4[Fe(CN)6] bersifat DIAMAGNETIK yang
menunjukkan bahwa Semua elektron valensi ion logam pusat
BERPASANGAN.
Konfigurasi elektron :
Atom 26Fe : [Ar] 3d6 4s2
atau
Untuk mengikat 6 ligan –CN, maka ion logam pusat Fe2+ harus
menyediakan 6 orbital kosong. Karena ligan –CN merupakan
ligan kuat maka pasangan elektron yang berasal dari ligan
dapat mendorong elektron dalam orbital d ion logam pusat
Fe2+ sehingga terjadi TRANSISI INTRAKONFIGURASIONAL,
yaitu transisi elektron dalam orbital dengan tingkat energi
yang sama disertai perubahan arah spin elektron.
Sebagaimana ditunjukkan berikut ini :
Ikatan Kimia 14
Ion Fe2+ :
Ikatan Kimia 15
Sedangkan hasil eksperimen pada senyawa kompleks
K4[Fe(F)6] menunjukkan bahwa senyawa Kompleks bersifat
tersebut bersifat PARAMAGNETIK yang menunjukkan bahwa
ada elektron yang tidak berpasangan dalam konfigurasi
elektron ion logam pusat senyawa kompleks K4[Fe(F)6 .
Konfigurasi elektron :
Atom 26Fe : [Ar] 3d6 4s2
atau
Untuk mengikat 6 ligan –F, maka ion logam pusat Fe2+ harus
menyediakan 6 orbital kosong. Karena ligan –F merupakan
ligan lemah maka pasangan elektron yang berasal dari
ligan tidak dapat mendorong elektron dalam orbital d ion
logam pusat Fe2+ sehingga TIDAK terjadi TRANSISI
INTRAKONFIGURASIONAL. Oleh karena itu konfigurasi
elektron dalam ion logam pusat dapat dituliskan sebagai
berikut :
Ion Fe2+ :
Ikatan Kimia 16
Karena diperlukan 6 orbital kosong maka, sebanyak 2 orbital
lagi diambil dari sub kulit 4d.
Ikatan Kimia 17
µS = Momen magnetik spin dalam satuan BM (Bohr
Magneton)
n = Jumlah elektron tunggal
S = Jumlah nilai spin elektron tunggal
TUGAS RUTIN 8
Ikatan Kimia 18
TUGAS RUTIN 8
Ikatan Kimia 19
DAFTAR PUSTAKA
1) Banerjea, D., 1993, Coordination Chemistry, New Delhi:
Tata McGraw-Publishing Company Ltd.
2) Boillot, M.L., Boukheddaden, K., Bravic, G. at al., 2004,
Spin Croosover in Transition Metal Compounds II,
Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
3) Boukheddaden, K., Bousseksou, A., Brady, C., et al.,
2004, Spin Crossover in Transition Metal Compounds III ,
Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
4) Chang, Raymond, 2005, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti
Edisi Ketiga Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
5) Companion, A. L., 2000, Chemical Bonding, 2nd , Mc Graw
– Hill Publishing Company Ltd. New Delhi.
6) Effendy, (2004), Ikatan Ionik, Penerbit Bayumedia
Publishing, Malang .
7) Furió, C., Catalayud, L.M., 1996, Difficulties with The
Geometry and Polarity of Molecules, J. Chem. Edu., 73, 1,
36 – 41.
8) Garcia, Y., Gaspar A..B., Gütlich, P., et al. , 2004, Spin
Crossover in Transition Metal Compounds I, Germany:
Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
9) Gillespie, J.R., 1998, Covalent and Ionic Molecules : Why
are BeF2 and AlF3 High Melting Point Solids whereas BF3
and SiF4 Are Gases?, J. Chem. Edu., 75, 7, 923 – 925.
10) Guerrero, H.A., Fasoli, J.H., and Costa, J. L., 1999, Why
Gold and Copper Are Colored but Silver is Not, J. Chem.
Edu., 76, 2, 200.
11) Hawkes, J. S., 1996, All Positive Ions Give Acid Solutions
in Water, J. Chem. Edu., 73, 6, 516 – 517.
Ikatan Kimia 20
12) Iis Siti Jahro, 2010, Ikatan Kimia, Medan: Jurusan Kimia
FMIPA UNIMED.
13) Lakilo, A., (2018), Kimia Anorganik Struktur dan
Kereaktifan, UNG press, Gorontalo.
14) Melrose, M. P., 1996, Why the 4s Orbital is Occupaied
before the 3d, J. Chem. Edu., 73, 6, 498 – 503.
15) Nakamoto, K, 1997, Infrared and Raman Spectra of
Inorganic and Coordination Compounds Part B:
Applications in Coordination, Organometallic and
Bioinorganic Chemistry, New York: John Willey & Sons,
Inc.
16) Purser, H. G., 1999, Lewis Structure Are Models for
Predicting Molecular Struktur, Not Electronic Structure, J.
Chem. Edu., 76, 7, 1013 – 1017.
17) Samosin, V.V., 1998, Orbital Models Made of Plastic Soda
Bottles, J. Chem. Edu., 75, 8, 985.
18) Surdia, N.M., 1993, Ikatan Kimia dan Struktur Molekul,
Jakarta: Depdikbud.
23) https://www.adriandingleschemistrypages.com/ap/periodi
city-a-couple-more-things/ tanggal akses 27 Oktober
2019.
Ikatan Kimia 21
24) https://www.emedicalprep.com/studymaterial/chemistry/s
tates-of-matter/intermolecularforces/ tanggal akses 27
Oktober 2019.
26) https://www.differencebetween.com/difference-between-
dipole-dipole-and-vs-london-dispersion-forces/ tanggal
akses 28 Oktober 2019
27) https://ib.bioninja.com.au/standard-level/topic2molecular-
biology/22-water/hydrogen-bonding.html tanggal akses
28 Oktober 2019
28) https://www.britannica.com/science/carboxylicacid/Proper
ties-of-carboxylic-acids) tanggal akses 28 Oktober 2019
Ikatan Kimia 22