Tambahan Pangan:
Pendahuluan, Jenis, Manfaat dan
Risiko
Achmad Poernomo
Sekolah Tinggi Perikanan
2021
PENDAHULUAN (1)
• Sifat pangan:
– musiman
– mudah rusak/perishable, ikan highly perishable
– selain telur, tidak ada yang nilai gisinya sempurna
– adakalanya tidak menarik meskipun nilai gizinya tinggi.
• Diperlukan tindakan penanganan dan pengolahan untuk:
– menyelamatkan panen yang berlimpah,
– untuk memperpanjang daya awet,
– cadangan pangan,
– memperluas cakupan pemanfaatan, dan
– alternatif produk dan penyajian
PENDAHULUAN (2)
• Teknik penanganan dan pengolahan pangan telah
dikenal bahkan sejak jaman pra sejarah
(pengeringan, pembekuan), termasuk penggunaan
bahan pengawet yang kemudian disebut BAHAN
TAMBAHAN PANGAN
Proses
Processing Aids (Bahan Bantu)
• Bahan yang digunakan untuk membantu
proses produksi tapi tidak berpengaruh secara
teknis terhadap produk akhir.
• Berpotensi tertinggal di produk dalam jumlah
kecil.
• BTP dapat mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang sengaja
ditambahkan ke dalam pangan untuk tujuan teknologis pada
pembuatan, pengolahan, perlakuan, pengepakan, pengemasan,
penyimpanan dan/atau pengangkutan pangan untuk menghasilkan atau
diharapkan menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat
pangan tersebut, baik secara langsung atau tidak langsung.
• Mudah didapat
• Relatif kurang stabil
• Perlu jumlah banyak
• Lebih aman
Contoh: Karotenoid, Kurkumin, Antosianin
BTP berdasar asal (2)
2. Bahan tambahan makanan buatan (sintetis):
• Hasil sintetis secara kimia
• Lebih stabil, lebih pekat
• Jumlah penggunaan sedikit
• Menimbulkan efek samping
Contoh: BHA, BHT (bersifat karsinogenik),formalin, boraks
(pengawet /pengenyal), Rhodamin B (pewarna), Sakarin (efek
karsinogenik), maksimal 300 mg/kg, Siklamat (efek karsinogenik)
maksimal 1 g/kg, asam askorbat, asam asetat glasial.
BTP berdasar fungsi
Agensia
Nutrisi
Agensia
Sensoris BTP Agensia
Pengolahan
Agensia
Pengawet
ü Pewarna
ü Perisa
ü Penahan warna