Anda di halaman 1dari 41

Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & 

Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

MODUL 2
ANATOMI DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME (BAKTERI, JAMUR,
PROTOZOA & VIRUS)
Oleh
Dr. Ir. Arnold E. Manu, MP
PENDAHULUAN

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel
tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara
lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus
mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi
dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena
ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah
dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk
persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan
diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan
tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative
cepat. Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam
kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik (makhluk halus).
Kebanyakan bersel satu atau uniseluler. Ciri utama yang membedakan kelompok organisme
tertentu dari mikroba yang lain adalah organisasi bahan selulernya. Dunia mikroba terdiri dari
Monera (Virus dan sianobakteri), Protista, dan Fungi. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah
bakteri, jamur, dan virus. Secara umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan
struktur anatomi yang berbeda. Di dalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri,
jamur, dan virus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan hidupnya
mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat
serta bersifat sementara waktu dan dapat pula perubahan itu bersifat permanen sehingga
mempengaruhi bentuk morfologi serta struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan virus.

23
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

Di dalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus selalu
dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan hidupnya mikroorganisme melakukan
adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara
waktu dan dapat pula perubahan itu bersifat permanent sehingga mempengaruhi bentuk morfologi
serta struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan virus. Untuk mengidentifikasikan suatu
mikroorganime dapat dilakukan dengan mengetahui morfologi dan struktur anatominya. Oleh
karena itu kita perlu mengetahui bentuk morfologi dan struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan
virus.
Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel (uniseluler) seperti umum didapatkan
pada bacteria, ragi dan mikroalgae. Dapat pula berbentuk filamen atau serat, yaitu rangkaian terdiri
atas 2 sel atau lebih yang berbentuk rantai, seperti yang umum didapatkan pada fungi dan
mikroalgae.bentuk filament pada kenyataannya dapat berupa filament semu kalau hubungan antara
satu sel dengan yang lainnya tidak nyata atau tidak ada. Filament benar apabila hubungan satu sel
dengan lainnya terdapat hubungan jelas, baik hubungan secara morfologis maupun secara
fisiologis. Bentuk lainnya adalah koloni, yaitu gabungan dua sel atau lebih di dalam satu ruangan.
Bentuk jaringan semu, yaitu susunan serat membentuk jaringan seperti yang didapatkan pada fungi
atau jamur, tetapi jaringan tersebut tidak berfungsi seperti layaknya jaringan yang dimiliki oleh
tumbuhan ataupun hewan.
Untuk mengidentifikasikan suatu mikroorganime dapat dilakukan dengan mengetahui
morfologi dan struktur anatominya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bentuk morfologi dan
struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan virus.

PENYAJIAN

Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel (uniseluler), seperti yang umum
didapatkan pada bakteri, ragi, dan mikroalga. Bentuk mikroorganisme dapat juga berbentuk
filamen atau serat, yakni rangkaian sel yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang berbentuk rantai,
seperti yang umum didapatkan pada fungi. Bentuk filamen pada kenyataannya dapat berupa
filamen semu bila hubungan antara sel satu dengan lainnya tidak nyata atau tidak ada. Sedangkan
bentuk filament benar, kalau hubungan antara satu sel dengan lainnya terdapat hubungan yang
jelas, baik hubungan secara morfologis (bentuk) maupun secara fisiologi (fungsi sel).

24
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

BAKTERI
Morfologi  bakteri
Bentuk tubuh bakteri terpengaruh oleh keadaan medium dan oleh usia. Maka untuk
membandingkan bentuk serta ukuran bakteri perlu diperhatikan bahwa kondisi bakteri itu harus
sama, temperature dimana piaraan itu disimpan harus sama, penyinaran oleh sumber cahaya
apapun harus sama, dan usia piaraan pun harus sama. Bakteri merupakan salah satu jenis
mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-
macam yaitu, bulat, batang dan spiral (kokus, basil, dan spiral).
A. Kokus
Kokus berasal dari kata coccus yang berarti bola, jadi kokus adalah bakteri yang bentuknya
serupa bola-bola kecil. Beberapa kokus secara khas ada yang hidupnya sendiri-sendiri, ada
yang berpasangan, atau rantai panjang bergantung. Caranya membelah diri dan kemudian
melekat satu sama lain setelah pembelahan. Golongan kokus tidak sebanyak golongan basil.
Kokus ada yang berdiameter 0,5 μm adapula yang diameternya sampai 2,5 μm. Pada bentuk
kokus ada beberapa tipe morfologi diantaranya adalah:
1. Streptococcus
Kokus yang bergandeng-gandeng panjang serupa tali leher. Streptococcus dicirikan dengan
sel-sel yang membelah menjadi dua kokus, yang pada pembelahan berikutnya tidak
memisahkan diri, biasanya dengan meninggalkan dua kokkus yang melekat satu sama lain.
Kokus yang senantiasa membelah dalam satu bidang namun tidak memisahkan diri
membentuk rantai kokkus. Berdiameter 0,5 – 1,2 mikron
2. Sarcina
Kokus yang mengelompok serupa kubus,yaitu kokus membelah ke dalam tiga bidang yang
tegak lurus satu sama lain membentuk paket kubus Berdiameter 4,0 – 4,5 mikron.
3. Staphylococcus
Kokus yang mengelompok merupakan suatu untaian yaitu kokus yang membelah dalam
dua bidang yang membentuk dua gugusan yang tidak teratur bagaikan buah anggur.
Berdimeter 0,8 – 1,0 mikron
4. Diplococcus
Kokus yang bergandengan dua-dua.
5. Tetracoccus

25
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

Kokus yang mengelompokkan berempat.


6. Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya Neisseria gonorrhoeae,
penyebab penyakit kencing nanah.

B. Basil
Basil berasal dari kata bacillus yang artinya tongkat pendek atau batang kecil silindris. Bakteri
yang berbentuk basil adalah bakteri yang bentuknya menyerupai tongkat pendek atau batang
kecil silindris. Basil mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka ragam. Ujung beberapa
basillus di antaranya ada yang berupa batang rokok dan ada yang berbentuk seperti cerutu.
Basil juga sama seperti kokkus ada yang bergandeng-gandengan panjang yang disebut
Streptobasil, ada yang bergandengan dua-dua yang disebut diplobasil dan ada yang terlepas
satu sama lain. Ujung-ujung basil yang terlepasa satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung
yang masih bergandengan itu tajam. Akan tetapi bila ditinjau dari segi pembelahan basil
membelah hanya dalam satu bidang sehingga disebut sebagai sel tunggal. Beberapa basil ada
yang bentuknya hampir sama dengan kokkus yaitu lebar dan panjangnya sama serta bentuknya
lonjong sehingga disebut koko basil. Basil ada yang lebarnya antara 0,2 sampai 2,0 μ, sedang
panjangnya ada yang satu sampai 15 μ.
Bentuk basil dapat pula dibedakan atas:
1. Basil tunggal yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal, misalnya Salmonella
typhi, penyebab penyakit tipus.
2. Diplobasil yaitu bakteri berbentuk batang yag bergandengan dua-dua.
3. Streptobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang membentuk
rantai misalnya Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks.

26
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

C. Bakteri bentuk spiral

Spiral adalah bakteri yang bengkok atau tidak lurus atau berbentuk silinder. Bakteri yang
berbentuk spiral itu tidak banyak terdapat. Spiral terbagi menjadi tiga bentuk diantaranya :
1. Vibrio atau bakteri koma
Batang melengkung seperti koma dan kadang membelit seperti huruf S. Mempunyai spiral
yang pendek, sehingga dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna, misalnya Vibrio
cholera penyebab penyakit kolera.
2. Spiral
Bentuknya seperti spiral atau seperti lilitan yang bersifat lentur. Pada saat bergerak,
tubuhnya dapat memanjang dan mengerut. Individu-individu sel yang tidak saling melekat,
misalnya Spirillum
3. Spirocheta
Bentuknya seperti spiral tetapi pergerakannya sangat aktif yang dimungkinkan karena
adanya flagela yang membelit diketahui bentuk aslinya.

27
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

Anatomi bakteri

Gambar 2.1. Anatomi Sel Bakteri


Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat selubung atau
kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel
bermembran seperti kloroplas dan mitokondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga
bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik,
sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora. Struktur di luar dinding sel yang dapat dilihat
pada mikroskop kekuatan tinggi dengan memfokuskan satu sel bakteri tunggal maka struktur yang
dapat dilihat adalah:
A. Struktur luar sel
a. Flagela
Flagela terdapat pada salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada permukaan sel. Fungsinya
untuk bergerak. Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin. Flagella berbentuk seperti
pembuka sumbat botol. Fungsinya adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling
untuk menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada membrane sel. Falgella merupakan bentuk
seperti rambut dan teramat tipis mencuat menembus dinding sel dan bermula dari tubuh dasar
suatu struktur granular tepat di bawah membran sel dalam sitoplasma, disebut flagellum
(jamak,flagella). Flagellum terdiri dari tiga bagian: tubuh dasar, struktur seperti kait, dan sehelai

28
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

filamen panjang di luar dinding sel. Panjang flagellum biasanya beberapa kali lebih panjang dari
selnya, namun diameternya jauh lebih kecil daripada diameter selnya, misalnya 10 sampai 20 nm.
Flagel merupakan benang-benang protoplasma yang berpangkal pada titik tepat dibawah membran
sel. Flagellum di buat dari subunit-subunit protein yang disebut untuk pergerakan (motilitas).
Tidak semua bakteri punya flagellum, banyak spesies basillus dan spirilum memilikinya tapi
flagellum jarang dijumpai pada kokus. Dari golongan kokus tidaklah banyak yang dapat bergerak
(motil) karena sebagian golongan kokkus adalah bakteri non motil (tidak bergerak), kalaupun
bakteri kokkus dapat bergerak biasanya hanya mempunyai satu sampai lima flagel saja. Sedangkan
dari golongan spiril banyak dapat bergerak karena mempunyai flagel pada salah satu atau kedua
ujung sel. Golongan basil yang dapat bergerak mempunyai flagel yang tersebar baik pada ujung-
ujung maupun pada sisi.
Berdasarkan tempat kedudukan flagel tersebut bakteri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Jika flagel hanya satu dan flagel itu melekat pada ujung sel maka bakteri tersebut monotrik
2. Jika flagel yang melekat pada salah satu ujung itu banyak maka bakteri tersebut disebut
lofotrik
3. Jika banyak flagel yang melekat pada kedua ujung sel maka bakteri tersebut disebut amfitrik.
4. Jika flagel tersebar dari ujung sampai pada semua sisi bakteri maka bakteri tersebut disebut
peritrik.
5. Jika bakteri tersebut tidak memiliki flagel sama sekali maka bakteri tersebut disebut atrik
Akan tetapi flagela bukanlah satu-satunya sarana untuk bergerak bagi bakteri. Beberapa tipe
memperlihatkan gerakan melata. Bakteri-bakteri ini melata di atas permukaan dengan gelombang-
gelombang yang dihasilkan di dalam protoplasma. Banyak bakteri yang dapat berenang dalam
cairan dengan kecepatan yang mengagumkan mengingat ukurannya yang sangat kecil.

29
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

b. Pili atau Pilus dan Fimbria atau Fimbriae


Pili atau pilus ini banyak dimiliki oleh bakteri gram negatif. Apendiks ini yang disebut pilus
(jamak, pili) merupakan organ tambahan berbentuk benang yang berukuran lebih pendek, lebih
lurus, dan jauh lebih kecil daripada flagela. Pilus berfungsi dalam pemindahan DNA pada
konjugasi bakteri atau sebagai pintu gerbang bagi masuknya bahan genetik, selama
berlangsungnya perkawinan antar bakteri. Susunan kimia phili terdiri sari protein yang dinamakan
pilia, yaitu heteropolimer dari 18 asam amino yang bersifat antigenic. Beberapa pili berfungsi
sebagai alat untuk melekat pada permukaan yaitu pada jaringan-jaringan hewan atau tumbuhan
yang merupakan sumber nutriennya, fimbria ini termasuk golongan yang disebut lektin.
c. Kapsul (lapisan lendir)
Kebanyakan bakteri mempunyai lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel seluruhnya. Jika
lendir ini cukup tebal maka bungkus itu disebut kapsul atau lapisan lendir terdiri atas hasil
metabolisme yang disekresikan misalnya : karbohidrat dan pada species tertentu mengandung
unsur N atau P. Jadi kapsul bakteri tersusun atas persenyawaan antara protein dan glikogen yaitu
glikoprotein. Lendir ini bukan suatu bagian integral dari sel melainkan suatu hasil pertukaran zat.
Kapsul bakteri sangat penting artinya baik bagi bakterinya maupun bagi organisme lain. Bagi
bakteri, kapsul merupakan penutup lindung dan juga berfungsi sebagai gudang cadangan makanan.
Hanya bakteri patogen yang berkapsul, kapsul bakteri-bakteri penyebab penyakit tertentu
menambah kemampuan bakteri tersebut untuk menginfeksi. Bakteri yang mempunyai kapsul itu
termasuk bakteri ganas (virulent). Bila bakteri itu kehilangan kapsulnya sama sekali, maka ia dapat
kehilangan virulensinya dan dengan demikian kehilangan kemampuannya menyebabkan infeksi.
Selain berfungsi sebagai penutup lindung atau melindungi sel dan lingkungan dan sebagai gudang
cadangan makanan, kapsul juga berfungsi sebagai antigen membantu mencegah fagositosis dari
antibodi yang dihasilkan sel inang dan untuk melindungi sel dari kekeringan. Kapsul adalah
sebagai hasil pembuangan dari sel, tidak semua sel bakteri memiliki kapsul.
d. Selongsong
Beberapa spesies bakteri, terutama dari lingkungan air tawar dan marin atau tempat yang kotor
atau tempat pembuangan limbah terbungkus di dalam selongsong atau tubul. Selongsong tersebut
terdiri dari senyawa-senyawa logam tidak larut, seperti feri dan mangan okside yang mengendap di
sekeliling sel sebagai produk dari kegiatan metaboliknya. Senyawa-senyawa logam ini dibentuk
oleh sel dari senyawa-senyawa besi dan mangan terlarut yang ada di lingkungan tersebut.

30
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

Selongsong itu dapat meluas di sekitar banyak sel yang berjajar dari ujung ke ujung, sehingga
memberikan kesan pertumbuhan seperti filamen. Sesungguhnya sel-sel yang terbungkus
selongsong itu terdapat tunggal secara berkala mereka menyembul dari suatu ujung terbuka
selongsongnya. Dan mengawali lagi proses baru pembentukan selongsong. Selongsong bukanlah
suatu bagian yang amat diperlukan sel. Bakteri berselongsong membentuk suatu kelompok utama
mikroorganisme. Mereka banyak dijumpai di dalam habitat air tawar yang kaya akan bahan
organic, juga di aliran air kotor dan di tempat-tempat pembuangan limbah.
e. Tangkai
Spesies-spesies bakteri tertentu dicirikan oleh pembentukan suatu embel-embel setengah kaku
yang memanjang dari sel yang disebut tangkai. Diameter dari apendiks itu lebih kecil daripada
diameter sel yang menghasilkannya. Tangkai ini berfungsi untuk melekat pada permukaan padat,
karena memiliki suatu substansi yang lengket pada ujung yang jauh dari sel. Bakteri bertangkai
banyak di jumpai di lingkungan air tawar dan marin. Di lingkungan semacam itu kemampuan
untuk melekat pada permukaan padat amatlah penting bagi pertumbuhan dan ketahanan hidupnya.
f. Dinding sel
Dinding sel terletak dibawah substansi ekstraseluler seperti kapsul atau lendir dan diluar membran
sitoplasma terletak di dinding sel adalah suatu struktur yang amat kaku yang memberikan bentuk
pada sel. Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi dari
dinding sel adalah:
1. menyediakan komponen struktural yang kaku dan kuat yang dapat menahan tekanan
osmosis yang tinggi disebabkan kimia tinggi ion organik dalam sel, sehingga dapat
melindungi sel,
2. memberi perlindungan pada lapisan protoplasma, berperan dalam reproduksi sel, turut
mengatur pertukaran zat dari dalam dan luar sel, mempengaruhi kegiatan metabolisme.
Tanpa adanya dinding sel, dalam kondisi normal bakteri akan menyerap air dan pecah. Dinding sel
tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang berikatan dengan protein. Semua dinding sel,
peptidoglikan atau meruein komponen ini memberi kekakuan yang diperlukan untuk
mempertahankan keutuhan sel. Peptidoglikan adalah molekul yang sangat besar terbuat dari N-
asetil muramat dikaitkan tetrapeptida yang terdiri atas empat asam amino,yaitu : L-alanin, D-
alanin, asam D-glutamat, dan lisin atau asam diaminopimelat, untuk menyediakan tambahan yang
diperlukan bagi jembatan molekul asam amino yang dihubungkan secara menyilang tetrapeptida

31
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

yang terkait pada asam N-asitil muramat. Sebagian besar komponen struktur dinding sel berkaitan
silang oleh ikatan kovalen, dan setiap substansi yang menghalangi pembentukan atau
pengangkutan masing-masing komponen ke dinding sel akan melemahkan struktur dan mematikan
sel. Berdasarkan struktur protein dan polisakarida yang terkandung di dalam dinding sel ini,
bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif. Jika bakteri diwarnai
dengan tinta Cina kemudian timbul warna pada dinding selnya, maka bakteri itu tergolong bakteri
gram positif. Sebaliknya, jika diberi warna dengan tinta Cina namun tidak menunjukkan perubahan
warna pada dinding selnya, maka bakteri itu digolongkan ke dalam bakteri gram negatif.
1. Bakteri gram positif mempunyai peptidoglikan di luar membran plasma. Pada bakteri gram
negatif, peptidoglikan terletak di antara membran plasma dan membran luar dan jumlahnya
lebih sedikit. Umumnya bakteri gram negatif lebih patogen. Bakteri gram-positif dinding
selnya terdiri atas 60-100 persen peptodoglikan dan semua bakteri gram-positif memiliki
polimer iurus asam N-asetil muramat dan N-asetil glukosamin. Dinding sel beberapa
bakteri gram positif mengandung substansi asam teikoat yang dikaitkan  pada asam
muramat dari lapisan peptidoglikan. Asam teikoat ini berwujud dalam dua bentuk utama
yaitu asam teikoat ribitoi dan asam teiokat gliserol. Fungsi dari asam teiokat adalah
mengatur pembelahan sel normal. Apabila diberi pewarna gram menghasilkan warna ungu.
2. Bakteri gram-negatif dinding sel gram negatif mengandung 10-20 % peptidoglikan, diluar
lapisan peptidoglikan ada struktur membran yang tersusun dari protein fostolipida dan
lipopolisakarida. Apabila diberi pewarna gram menghasilkan warna merah.

32
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CIRI                          Perbedaan Relatif
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gram Positif             Gram Negatif
----------------------------------------------------------------------------------------
Struktur dinding sel         Tebal (15-80 nm)         Tipis (10-15 nm)
Berlapis tunggal          Berlapis tiga (multi)
Komposisi dinding sel     Kandungan lipid rendah     Kandungan lipid tinggi
(1-4 %)              (11-22 %)
Peptidoglikan ada          Peptigodoglikan ada di
sebagai lapisan tunggal;      dalam lapisan kokus
komponen utama          sebelah dalam jumlahnya
merupakan lebih dari 50 %      sedikit merupakan sekitar
berat kering pada         10 % berat kering.
Beberapa sel bakteri Ada asam tekoat          Tidak ada asam tekoat
Kerentanan terhadap         Lebih rentan             Kurang rentan
Penisilin
Pertumbuhan dihambat      Pertumbuhan dihambat     Pertumbuhan tidak
oleh zat-zat warna dasar     dengan nyata             begitu dihambat
misalnya unggu kristal
Persyaratan nutrisi          Relatif rumit pada banyak     Relatif sederhana
spesies
Resistensi terhadap         Lebih resisten            Kurang resisten
gangguan fisik

Bakteri dapat kehilangan dinding sel akibat pengaruh antibiotik, misalnya penisilin. Sel bakteri
tersebut disebut protoplas. Pada sebagian besar bakteri Gram positif, dinding selnya mengandung
banyak lapisan peptidoglikan sehingga membentuk suatu struktur yang tebal. Sebaliknya Gram
negatif hanya mengandung beberapa lapisan peptidoglikan. Tambahan lagi, dinding sel Gram

33
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

positif juga mengandung asam teichoic, yang mengandung terutama suatu alkohol (seperti gliserol
dan ribitol). Salah satu fungsi asam teichoic ini adalah sebagai antigen, karenanya dapat
digunakan untuk mengidentifikasi bakteri Gram positif secara serologis.
Dinding sel Streptococci (Gram positif) terlapisi oleh beragam polisakarida yang membuatnya
dapat dikelompokkan ke dalam tipe-tipe tertentu secara signifikan. Dinding sel bakteri tahan asam
seperti Mycobacterium mengandung 60% asam mikoloik, suatu senyawa lemak seperti lilin,
sedangkan sisanya adalah peptidoglikan. Bakteri ini dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram dan
bersifat Gram positif.

Gambar 2.2. Struktur dan Komposisi Dinding Sel Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif

Dinding sel bakteri Gram negatif tersusun atas satu atau beberapa lapisan peptidoglikan dan
sebuah membran luar (outer membrane). Peptidoglikan ditautkan pada lipoprotein dari membran
luar dan terbenam di dalam suatu material halus, disebut sebagai gel periplasmik, yang
mengandung banyak enzim-enzim degradatif dan protein-protein transpor. Gram negatif tidak
mengandung asam teikoik. Oleh karena dinding selnya mengandung lapisan peptidoglikan yang
tipis maka bakteri Gram negatif lebih peka terhadap kerusakan mekanis.

34
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

Membran luar (OM) dari Gram negatif tersusun atas lipoprotein, lipopolisakarida (LPS), dan
fosfolipida. Lipoprotein tersusun atas protein yang terikat secara kovalen kepada lemak (lipida).
Lipoprotein tersebut bertaut secara kuat pada membran luar di bagian bawah dari lapisan
peptidoglikan melalui ikatan kovalen. Membran luar memiliki beberapa fungsi. Dengan muatan
listrik negatifnya yang kuat merupakan faktor penting bagi bakteri untuk menghindari fagositosis
dan aksi komplemen.
OM juga bertindak sebagai barrier terhadap antibiotika (misanya penisilin), lisosome (suatu ensim
yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri Gram Positif dan beberapa Gram negatif)),
detergen, logam-logam berat, garam-garam empedu, enzim-enzim pencernaan, dan beberapa zat
warna). Komponen lipopolisakarida (LPS) dari OM memberikan dua karakteristik penting bagi
bakteri Gram negatif. Unsur polisakarida dari LPS mengandung gula, disebut polisakarida O, yang
berfuungsi sebagai antigen dan karenanya berguna dalam identifikasi species-species bakteri Gram
negatif (sebagai contoh, lebih dari 1400 Salmonella dibedakan secara serologis). Peranan ini
paralel dengan fungsi asam teikoik pada bakteri Gram positif. Unsur lipida dari LPS, dikenal
sebagai Lipida A, merupakan endotoksin karenanya merupakan toksin (racun), bila zat ini masuk
ke dalam aliran darah ataupun saluran gastrointestinal. Toksin tersebut menyebabkan demam dan
shock.
g. Benang aksial
Benang aksial terdiri dari fibril yang dililitkan secara spiral disekelilingi organisme dan menempel
pada kedua kutub sel. Benang aksial terletak di luar dinding sel yang tersusun atas fibril yang
saling bertumpukan. Benang akasial berfungsi sebagai alat untuk menggerakan (motilitas)
spirochaeta karena benang akasial ini hanya terdapat pada spirochaeta.
B. Struktur di sebelah dalam dinding sel
a. Membrane sel
Membrane sel tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti halnya membran sel organisme
yang lain. Membrane sel bersifat semipermeable dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat
keluar atau ke dalam sel. Membran sitoplasma terletak didalam sitoplasma yang merupakan
pembungkus dari protoplasma dan membran ini ikut menyusut bersama-sama dengan
menyusutnya protoplasma pada waktu mengalami plasmalisis. Membran sitoplasma terdiri atas
fospolifida (yang mengandung gliserol,asam lemak dan fosfat) dan protein terpadu didalamnya.
Membrane sitoplasma memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah :

35
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

1. Pada organisme aerob membran ini mengangkut elektron dan proton yang dibebaskan
pada waktu oksidasi dan mengubah energi yang dihasilkan dari oksidasi menjadi energi
kimia yang dapat digunakan oleh sel.
2. Membran sitoplasma mengandung enzim yang diperlukan untuk sintesis dan
pengangkutan peptidoglikan, asam teikoat dan komponen membran luar sel
3. Mengeluarkan enzim hidrolistis luar sel
4. Menjamin pemisahan material nukleus (DNA) ke sel anak pada waktu pembelahan sel.
5. Mengatur pengangkutan sebagian besar senyawa yang memasuki dan meninggalkan sel.

b. Mesosom
Invaginasi (lekukan atau melipat kearah dalam membran sitoplasma akan biasanya menghasilkan
suatu struktur, biasanya bentuknya tak menentu yang disebut mesosom. Mesosom selalu
sinambung dengan membran sitoplasma, mereka sering dijumpai bermula pada titik tempat
membran memulai invaginasi sebelum terjadinya pembelahan sel dan mereka jadi lekat pada
daerah nukleus. Fungsi dari mesosom adalah dalam replikasi sel dengan bertindak sebagai organ
pelekatan kromosom bakteri, juga berfungsi dalam sintesis dinding sel dan pembelahan nukleus.
Pada tempat tertentu terjadi penonjolan membran sel kearah dalam atau ke sitoplasma. Tonjolan
membrane ini berguna untuk menyediakan energi atau pabrik energi bakteri. Organ sel (organel)
ini disebut mesosom. Selain itu mesosom berfungsi juga sebagai pusat pembentukan dinding sel
baru diantara kedua sel anak pada proses pembelahan.

36
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

c. Lembar fotosintetik/Kromatofor
Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane sel kearah sitoplasma. Membran
yang berlipat-lipat tersebut berisi klorofil,dikenal sebagai lembar fotosintetik (tilakoid). Lembar
fotosintetik berfungsi untuk fotosintesis contohnya pada bakteri ungu. Bakteri lain yang tidak
berfotosintesis tidak memiliki lipatan demikian.
Karena sel-sel prokariotik tidak mempunyai kloroplas maka pada bakteri terdapat kromatofor yang
mewakili sistem membran khusus dalam berfotosintesis kromatofor terbentuk gelembung yang
terdapat diseluruh sitoplasma. Kromaton tersebut berisi pigmen-pigmen yang berhubungan dengan
fotosintesis.
d. Cairan sel atau sitoplasma
Cairan sel atau sitoplasma atau disebut juga protoplasma. Protoplasma 80 % terdiri atas air, selain
itu protoplasama juga mengandung asam nukleat, protein, karbohidrat, lipida, ion organik,
belerang, kalsium karbohidrat dan volutin yaitu suatu zat yang banyak mengandung asam
ribonukleat (ARN) dan yang mudah menyerap zat warna tertentu.
Sitoplasma adalah  cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel, plasma= cairan). Sitoplasma
tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul organik seperti karbohidrat, lemak,
protein, mineral, ribosom, DNA, dan enzim-enzim. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungya
reaksi-reaksi metabolisme.

37
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

e. DNA
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) atau asam inti, merupakan materi
genetic bakteri yang terdapat di dalam sitoplasma. Bentuk DNA bakteri seperti kalung yang tidak
berujung pangkal. Bentuk demikian dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun atas dua utas
polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat pengontrol sintesis protein bakteri, dan merupakan
zat pembawa sifat atau gen. DNA ini dikenal pula sebagai kromosom bakteri. DNA bakteri tidak
tersebar di dalam sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah tertentu yang disebut daerah inti.
Materi genetik inilah yang dikenal sebagai inti bakteri. Walaupun sel prokariot tidak memiliki
pembungkus nukleus, kromosomnya terbuat dari asam deoksiribonukleat yang secara kimia sama
dengan yang terdapat dalam sel berbagai molekul tunggal. Dalam sel juga terdapat potongan-
potongan DNA yang disebut plasmid. Akan tetapi, karena sifat basofil sitoplasma, tidaklah mudah
untuk melihat DNA yang sudah di warnai, kecuali jika sel sebelumnya dihidrolisis dengan asam
lemak untuk menghilangkan asam ribonukleat sitoplasma.

38
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

f. Plasmid
Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA nonkromosom. DNA nonkromosom
bentuknya juga sirkuler dan terletak di luar DNA kromosom. DNA nonkromosom sirkuler ini
dikenal sebagai plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali DNA kromosom. Plasmid
mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik, gen patogen. Seperti halnya DNA
yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi dan membentuk kopi dirinya dalam jumlah
banyak. Dalam sel bakteri dapat terbentuk 10-20 plasmid.

g. Ribosom
Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein atau sebagai pabrik protein.
Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas protein
dan RNA. Di dalam sel bakteri Escherichia coli terkandung 15.000 ribosom, atau kira-kira ¼ masa
sel bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom memiliki fungsi yang penting bagi bakteri.
Sitoplasma bakteri dipenuhi oleh ribosom-ribosom dalam jumlah yang besar ini menyebabkan
tingginya laju aktivitas metabolisme bakteri. Fungsi dari ribosom adalah dalam sintesis protein,
komposisi kimia dari ribosom adalah 40 % protein dan 60% RNA.

39
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

h. Spora
Pada beberapa spesies bakteri memiliki spora yang letaknya berbeda-beda, misalnya
1. Bakteri Bacillus cereus letak spora eliptikal (letaknya di bagian sentral).
2. Pada bakteri clostridium tetani memiliki spora berbentuk bola yang letaknya di ujung
terminal, dan
3. Pada spora ovoid yang letaknya dekat ujung atau subterminal, seperti yang tertera digambar
dibawah ini:

Pada spesies-spesies tertentu bakteri menghasilkan spora. Spora bakteri ialah bentuk bakteri yang
sedang dalam usaha mengamankan diri dari pengaruh buruk dari luar. Spora bakteri mempunyai

40
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

fungsi yang sama seperti kista pada amoeba. Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan maka
bakteri akan membentuk spora, jika keadaan lingkungan membaik maka spora akan pecah.
i. Eksospora
Tidak semua bakteri memiliki eksospora. Salah satu bakteri yang memiliki eksospora yakni
Streptomyces, eksospora menghasilkan serantaian spora (disebut konidia), yang disangga di ujung
hifa, suatu filamen vegetatif. Eksospora ini serupa dengan pembentukan spora pada beberapa
cendawan.
j. Endospora
Endospora hanya terdapat pada bakteri. Merupakan tubuh berdinding tebal dan sangat resisten,
dihasilkan oleh semua spesies Bacillus, clostridium, dan Sporosarcina. Salah satu ciri unik
endospora bakteri ialah susunan kimiawinya. Semua endospora bakteri mengandung sejumlah
besar asam dipikolinat, yaitu suatu substansi yang tidak terdeteksi pada sel-sel vegetatif. Letak
endospora di dalam sel serta ukurannya selama pembentukannya tidaklah sama bagi semua
spesies. Sebagai contoh, beberapa spora adalah sentral, yaitu dibentuk ditengah-tengah sel; yang
lain terminal, yaitu yang dibentuk di ujung; dan yang lain lagi subterminal yaitu dibentuk di dekat
ujung. Diameter spora dapat lebih besar atau lebih kecil dari diameter sel vegetatifnya. Karena itu,
adanya letak serta ukuran endospora sangat bermanfaat di dalam pencirian dan identifikasi bakteri.
Marga yang mempunyai kemampuan membentuk endospora hanya marga bacillus, clostridium,
sporosarium, sporolactobacillus dan deslfotomaculum.. Endospora adalah tubuh kecil yang tahan
lama yang terbentuk di dalam sel dan mampu tumbuh menjadi organisme vegetative yang baru.
Apabila sel vegetatif membentuk endospora, sel ini membentuk enzim baru, memproduksi dinding
sel yang sama sekali baru dan berubah bentuk, dengan kata lain sporulasi adalah bentuk sederhana
diferensiasi sel. Bakteri yang mampu membentuk endospara dapat tumbuh dan bereproduksi
selama banyak generasi sebagai sel vegetatif, namun pada beberapa tahapan didalam
pertumbuhannya terjadi sintesis protoplasma baru didalam sitoplasma vegetatifnya yang
dimaksudkan untuk menjadi spora.
Langkah-langkah utama didalam proses tersebut adalah sebagai berikut :
a) Penjajaran kembali bahan DNA menjadi filamen dan invaginasi membawa sel ke dekat
satu ujung sel membentuk suatu struktur yang disebut bakal spora.
b) Pembentukan sederetan lapisan yang menutupi bakal spora, yaitu korteks spora diikuti
dengan selubung spora berlapis banyak.

41
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

c) Pelepasan spora bebas seraya sel mengalami irsis.


Salah satu ciri unik endospora bakteri ialah susunan kimiawinya. Semua endospora bakteri
mengandung sejumlah besar asam dipikolinat (subtansi yang tidak terdeteksi pada sel vegetatif).
Pembentukan endospora merupakan cara bakteri mengatasi kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Endospora tahan terhadap panas sehingga tidak mati oleh proses memasak biasa.
Spora mati di atas suhu 120 C. jika kondisi telah membaik, endospora dapat tumbuh menjadi
bakteri seperti sedia kala.

Gambar 2.3. Proses Pembentukan Spora (Sporogenesis)

JAMUR
Penampilan fungi atau cendawan tidak asing lagi bagi kita semua. Kita telah melihat
pertumbuhan berwarna biru dan hijau pada buah jeruk dan keju jadi cendawan mempunyai
berbagai macam penampilan, tergantung pada spesiesnya. Telaah mengenai cendawan disebut
mikologi. Cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Kapang bersifat filamentus sedangkan khamir
biasanya uniseluler. Jamur atau cendawan merupakan organisme yang heterotrofik. Mereka
memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang
terlarut, maka mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan
yang kompleks. Menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian
dikembalikan ke dalam tanah dan akan meningkatkan kesuburan tanah. Jadi mereka bisa sangat
menguntungkan manusia. Sebaliknya mereka juga dapat merugikan kita bilamana mereka
membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan lain. cendawan saprofitik juga penting
dalam fermentasi industri misalkan pembuatan bir, minuman anggur dan produksi antibiotik
seperti penisilin. Peragian adonan dan pemasakan beberapa keju juga tergantung kepada kegiatan

42
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

cendawan.
A. Morfologi Jamur
Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan kapang (Mold).
a. Khamir.
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir
mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil
tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm
lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih.Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada
yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun
sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel
individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi
flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.
1). Khamir Murni
Adalah khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan pembentukan askospora
khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces
carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia sp).
2).Khamir Liar
Adalah khamir murni yang biasanya terdapat pada kulit anggur. Khamir ini mungkin digunakan
dalam proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki telah dikembangkan yang menghasilkan
anggur dengan rasa yang lebih enak dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada
dikulit anggur dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada buah anggur yang telah
dihancurkan. Inokulum galur khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian untuk
memfermentasi air perasan anggur.
3). Khamir Atas
Adalah khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu fermentasi,sehingga
khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas mencakup khamir yang digunakan dalam pembuatan
roti,untuk kebanyakan anggur minuman dan bir inggris (Saccharomyces cereviceae).
4). Khamir Dasar
Adalah khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian awal fermentasi.
Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur terpilih digunakan dalam industri bir
lager (Saccharomyces carlsbergensis).

43
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

5). Khamir Palsu atau Torulae


Adalah khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan spora seksual.
Banyak diantaranya yang penting dari segi medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale,
Candida albicans).
b. Kapang.
Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel
resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan
hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1
μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama.
Ada 3 macam morfologi hifa:
1.   Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.
2.    Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel
berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan
perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang lain.setiap ruang suatu hifa
yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas,
setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
3.     Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih
dari satu nukleus dalam setiap ruang.
Kapang lendir merupakan sekumpulan mikroorganisme yang heterogen. Pada kapang lendir
terdapar ciri-ciri hewan dan tumbuhan. Fase vegetatif atau somatic yang aselular dan merayap jelas
mempunyai struktur dan fisiologi seperti binatang, struktur reproduktifnya seperti tumbuhan,yaitu
menghasilkan spora yang terbungkus dinding yang nyata.gabungan fase seperti binatang dan
seperti tumbuhan dalam satu daur hidup merupakan ciri pembeda kapang lendir. Ada 4 tipe kapang
lendir yang berbeda dalam struktur dan fisiologi serta masing-masing mempunyai daur hidup yang
khas yaitu kapang lendir sejati (Myxomycetes), kapang lendir endoparasit
(Plasmodiophoromycetes), kapang lendir jaring (Labyrinthulales), kapang lendir selular
(Acraciales).
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrof, mereka memerlukan senyawa organik
untuk nutrisinya.Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit.
Saprofit menghancurkan sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-
zat kimia yang lebih sederhana, kemudian dikembalikan kedalam tanah, dan selanjutnya

44
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka sangat menguntungkan bagi manusia.sebaliknya mereka


juga dapat merugikan kita bilamana mereka membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-
bahan yang lain. Cendawan saprofitik juga penting dalam fermentasi industri, misalnya 
pembuatan bir, minuman anggur dan produksi antibiotic seperti penisilin, peragian adonan dan
pemasakan beberapa keju juga tergantung kepada kegiatan cendawan.
B. Anatomi Jamur
Jamur tersusun dari benang-benang yang panjang yang dihubungkan bersama dari ujung
keujung.Benang-benang itu disebut hifa.Banyak jamur mempunyai dinding sekat (septat) dalam
hifanya yang membagi masingmasing hifa menjadi banyak sel dengan nucleus pada masing-
masing sel, susunan semacam ini disebut sebagai hifa bersekat.Dalam beberapa klas fungi, benang-
benang itu tidak mempunyai septat jadi kelihatan sebagai satu sel panjang yang mengandung
banyak nucleus.hifa semacam ini disebut hifa senosit. Ukuran sel yang menyusun hifa berbeda dari
satu jamur satu dengan yang lain.yang besar dapat memiliki garis tengah 10-20 μm (berbeda sekali
dengan sel bakteri ,yang bergaris tengah reta-rata (mikrometer). Panjang benang dapat berbeda
tergatung pada sejumlah faktor tergantung pada sejumlah faktor seperti bagaimana jamur itu
ditumbuhkan. Jamur juga memiliki hifa yang saling mmbelit untuk membentuk masa benang
( masa ini disebut miselium ) yang cukup besar untuk dilihat dengan mata telanjang. Miselium
yang berbulu inilah yang memungkinkan jamur dikenal dengan mudah. Berbagai pigmen yang
teramati pada jamur terdapat hanya setelah sporaspora dibentuk.
Pada suatu koloni jamur dibedakan atas adanya hifa yang menjalar dan hifa yang tidak
menjalar. Hifa yang tegak menghasilkan alat-alat pembiak yang disebut spora. Jamur yang
sederhana yang terdiri dari anyaman hifa yang disebut prolenkim atau pseudoprolenkim.
Prolenkim adalah jaringan hifa yang kendor. Pseudoprolenkim adalah jaringan hifa yang lebih
padat dan seragam. Seringkali ada anyaman hifa yang padat sekali dan berguna untuk mengatasi
keadaan yang buruk disebut rizomorf. Stroma adalah jaringan hifa yang cukup kuat atau padat dan
berfungsi sebagai bantalan tempat tumbuhnya bermacam-macam bagian lainnya. Anyaman hifa
sepadat rizomorf yang berguna untuk mengatasi keadaan buruk disebut sklerotin. Pada jamur yang
terdiri atas hifa yang tidak bersekat-sekat, inti tersebar dan tidak terikat pada suatu tempat tertentu.
Hifa yang berinti banyak disebut senisit ( coenocyte ). Pada jamur yang bersifat parasit, zat makan
dari inang dapat terserap oleh sel-sel jamur dengan jalan osmosis lewat dinding inang dan inti
jamur. Tetapi ada juga parasit-parasit yang membentuk semacam akar ( haustoria ) yang masuk ke

45
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

dalam sel inang untuk mengambil makanannya. Bentuk haustoria ada yang berupa suatu
gelembung bertangkai, tidak bertangkai dan atau berupa suatu hifa yang bercabang-cabang.
C. Reproduksi Jamur
Spora aseksual,yang berfungsi untuk penyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar.
Ada banyak spora aseksual :
a. Konidiospora atau konidium.
Konidium yang kecil dan bersel satu disebut mikrokonidium. Konidium yang besar lagi bersel
banyak dinamakan makrokonidium. Konidium dibentuk diujung atau disisi suatu hifa.
b. Sporangiospora.
Spora bersel ini terbentuk di dalam kantung yang disebut sporangium diujung hifa khusus
(sporangiosfor). Aplanospora ialah sporangiospora nonmotil. Zoospora ialah sporangiospora
yang motil,motilitasnya disebabkan oleh adanya flagelum.
c. Oidium atau artrospora.
Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
d. Klamidospora.
Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten terhadap keadaan buruk,terbentuk
dari sel-sel hifa somatik.
e. Blastospora.
Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora. Spora seksual, yang dihasilkan dari
peleburan 2 nukleus. Terbentuk lebih jarang, lebih kemudian dan dalam jumlah yang lebih
sedikit dibandingkan dengan spora aseksual. Juga,hanya terbentuk dalam keadaan tertentu.
Ada beberapa tipe spora seksual :
a. Askospora.
Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan askus.
Biasanya terdapat 8 askospora didalam setiap askus.
b. Basidiospora.
Spora bersel satu ini terbentuk diantara struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
c. Zigospora.
Zigospora adalah spora besar berdinding besar yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa
yang secara seksual serasi,disebut juga gametangia,pada beberapa cendawan melebur.
d. Oospora.

46
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

Spora ini terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut ooginium. Pembuahan
telur,atau oosfer,oleh gamet jantan yang terbentuk didalam anteredium menghasilkan
oospora. Dalam setiap oogonium dapat ada satu atau beberapa oosfer.
Spora aseksual dan seksual dapat dikitari oleh struktur pelundung yang sangat terorganisasi
yang disebut tubuh buah. Tubuh buah aseksual diantaranya ialah aservulus dan piknidium.
Tubuh buah seksual yang umum disebut peritesium dan apotesium.

VIRUS

Virus adalah parasit intraselular obligat. Virus memberikan perhatian pada satuan biologi
yang dalam keadaan sendiri tidak memiliki kehidupan, sebab virus memanifestasikan kehidupan
sendiri yang diukur oleh reproduksi hanya setelah berhasil memasuki sel inang yang rentan. Jadi
virus berada dalam daerah somatik samar-samar antara hidup dan tidak hidup. Statusnya
bergantung kepada apakah virus berkembang biak didalam sel yang rentan atau apakah virus
berada dalam ekstraselular. Pemilahan viru dapat dilakukan berdasarkan ukuran, bentuk, susunan
kimiawi, kisaran organisme yang diserang kerusakan ditimbulkan pada sel dan mengubah sifat
genetik.
Virus mempunyai ukuran dan bentuk yang beraneka ragam, tetapi pada umumnya jelas dibawah
batas penglihatan mikroskop cahaya. Ukuran virus dapat ditentukan dengan beberapa teknik, virus
menduduki kisaran 20 hingga 250 nm (satu nanometer adalah sepermilyar meter). Jadi bakteri
yang panjangnya 1 nm sama dengan 1000 nm. Tiga teknik dasar yang digunakan untuk
menentukan ukuran virus adalah :
1. Filtrasi melalui membran yang degradasi yang ukuran pori membrannya diketahui.
2. Sentrifugasi kecepatan tinggi (100.000 kali lebih besar dari gravitasi)
3. Pengamatan langsung dengan mikroskop electron
Virus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Virus Bakterial
Bakteriofage (atau sederhananya fage) yaitu virus yang menginfeksi bakteri dan hanya dapat
bereproduksi didalam sel bakteri, ditemukan secara terpisah oleh Frederick W. T di Inggris pada
tahun 1915 dan oleh Felix d’Herelle di institut Pasteur di Paris pada tahun 1917.
• Ciri-ciri umum

47
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

Virus bacterial tersebar luas di alam. Bagi kebanyakan (tidak semua) bakteri, ada fage.
Dengan teknik yang sesuai, fage-fage ini dapat diisolasi dengan mudah di laboraturium.
Bakteriofage seperti halnya semua virus, terdiri dari sebuah inti asam nukleat yang
dikelilingi selubung protein. Virus bacterial terdapat dalam bentuk yang berbedabeda,
meskipun banyak yang mempunyai ekor yang digunakannya untuk melewatkan asam
nukleatnya ketika menginokulasi sel inang. Ada dua tipe utama virus bacterial yaitu litik
atau virulen dan tenang (lisogenik) atau avirulen. Bila fage litik dan menginfeksi sel, sel
tersebut memberikan tanggapan dengan cara menghasilkan virus-virus baru dalam jumlah
besar, yaitu pada akhir masa inkubasi, sel inang itu pecah atau mengalami lisis, melepaskan
fage-fage baru untuk menginfeksi sel-sel inang yang lain. Hal ini disebut daur litik. Pada
infeksi tipe tenang, akibatnya tidak sedemikian jelas. Asam nukleat virus itu dibawa dan
direplikasikan didalam sel-sel bakteri dari satu generasi ke generasi yang lain tanpa terjadi
lisis pada sel-selnya. Namun fage tenang dapat secara mendadak menjadi virulen pada
suatu generasi berikutnya dan menyebabkan lisis pada sel inangnya. Disamping itu, ada
pula beberapa fage berbentuk filament yang hanya sekedar keluar dari sel tanpa
mematikannya.
• Morfologi dan struktur
a. Morfologi
Mikroskop elektron telah memungkinkan ditentukannya ciri-ciri struktural virus
bakterial. Semua fage mempunyai inti asam nukleat yang ditutupi oleh selubung protein
atau kapsid. Kapsid ini tersusun dari sub unit – sub unit morfologis (seperti tampak
pada mikroskop elektron) yang disebut kapsomer. Kapsomer terdiri dari sejumlah sub
unit atau molekul protein yang disebut protomer. Struktur halus dan anatomis suatu
bentuk morfologis umum bakteriofage yaitu satu kepala dan satu ekor.
Virus bakteri dapat dikelompokkan kedalam enam tipe morfologis, yaitu :
1. Tipe yang paling rumit mempunyai kepala heksagonal, ekor yang kaku dengan
seludang kontraktil dan serabut ekor.
2. Serupa dengan yang pertama, tipe ini mempunyai kepala heksagonal tetapi tidak
mempunyai seludang kontraktil, ekornya kaku dan mengenai serabut ekor ada
yang mempunyai dan ada yang tidak.

48
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

3. Tipe ini dicirikan oleh sebuah kepala heksagonal dan sebuah ekor yang lebih
pendek daripada kepalanya. Ekornya itu tidak mempunyai seludang kontraktil dan
mengenai serabut ekor ada yang mempunyai dan ada yang tidak.
4. Tipe ini mempunyai sebuah kepala tanpa ekor dan kepalanya tersusun dari
kapsomer besar.
5. Tipe ini mempunyai sebuah kepala tanpa ekor, dan kepalanya tersusun dari
kapsomer kecil.
6. Tipe ini berbentuk filamen.
Tipe-tipe 1, 2 dan 3 menunjukkan morfologi yang unik bagi bakteriofage. Tipe-tipe
morfologis dalam kelompok 4 dan 5 dijumpai pula pada virus tumbuhan dan hewan (termasuk
serangga). Bentuk yang seperti filamen pada kelompok 6 dijumpai pada beberapa virus tumbuhan.
Bentuk virus pada umumnya mengingatkan kita pada bentuk hablur, ada yang serupa kotak,
berbidang banyak (polihedron), ada yang serupa bola dan ada yang serupa batang jarum. Tubuh
virus terdiri atas kulit yang berupa protein sematamata dan isi tubuh ada yang berupa ADN saja
atau ARN saja. Virus tanaman berisi ARN atau ADN, virus hewan dapat mengandung ARN atau
ADN sedang fage berisi AND
Bentuk dan isi berbagai virus dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
VIRUS         UKURAN         BENTUK     ASAM NUKLEAT
Mosaik tembakau     180 X 300 Å         Jarum              ARN
Kerdil tomat         300 Å             Bola             ARN
Poliomielytis          270 Å             Bola             ARN
Influenza          800 Å              Bola              ARN
cacar              280 X 220 X 220 Å     Kotak             AND
b. Struktur fage
Fage seperti halnya semua virus, dijumpai dalam dua bentuk struktural yang
mempunyai simetri kubus atau helikal. Pada penampilan keseluruhan, fage kubus
adalah bentuk pada teratur,atau lebih spesifiknya polihedra (tunggal, polyhedron)
sedangkanfage helikal berbentuk batang. Virus T (fage T) terdiri atas kepala, ekor, dan
benang-benang ekor. Diameter kepala 50 – 65 mμ, sedang panjangnya sampai 100 mμ.
panjang ekor kira-kira 100 mμ juga ukuran ini berbeda bagi masingmasingT.
Beberapa Bakteriofage Escherichia coli Kelompok bakteriofage yang diteliti paling

49
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

ekstensif adalah fagekoli, dinamakan demikian karena menginfeksi Escherichia coli


galur B yang non motil.
• Isolasi dan kultivasi virus bacterial
Virus bacterial mudah diisolasi dan dikultivasi pada biakan bakteri yang mudah dan
sedang tumbuh aktif dalam kaldu atau cawan agar. Pada biakan cair, melisisnya bakteri
dapat menyebabkan suatu biakan yang keruh menjadi jernih. Sedangkan pada biakan
cawan agar, akan tampak oleh mata biasa daerah-daerah yang jernih atau plak (plaque).
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage ialah harus adanya kondisi optimum
untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan
paling umum ialah habitat inang. Sebagai contoh, fagekoli atau fage-fage lain yang
patogenik bagi bakteri lain yang dijumpai didalam saluran pencernaan dapat diisolasi
dengan paling baik dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan
sentrifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk
membunuh sel-sel bakterinya.
• Reproduksi virus bacterial
Banyak dari apa yang diketahui mengenai reproduksi bakteriofage telah diperoleh dari
penelitian mengenai fage-fage T yang bernomor genap yang virulen pada E. coli (T2,
T3, T6). Kita akan menggunakan fage-fage ini sebagai suatu model untuk membahas
reproduksi fage.
Adsorpsi dan penetrasi
Langkah pertama pada reproduksi suatu bakteriofage ialah adsorpsi. Disini ujung ekor
virus menjadi melekat pada dinding sel. Pelekatan itu khusus bagi virus-virus tertentu
tersebut dan bakteri yang rentan mempunyai konfigurasi molekular yang komplementer
pada situs-situs penerimanya yang berlawanan.
Bila terlampau banyak fage melekat pada bakteri itu dan menembusnya, maka mungkin
terjadi lisis prematur, yang tidak di sertai pembentukan virus-virus baru. Penetrasi yang
sesungguhnya oleh fage ke dalam sel inang bersifat mekanis, tetapi mungkin
dipermudah oleh suatu enzim, lisozim, yang dibawa pada ekor fage yang mencernakan
dinding sel. Penetrasi tercapai bila :

50
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

1.    Serabut ekor virus melekat pada sel dan ekor terikat erat pada diding sel.
2.    Seludang sel berkontraksi, mendorong inti ekor kedalam sel melalui dinding sel
dan membran sel.
3.    Virus itu menginfeksikan DNAnya seperti sebuah alat suntik menyuntikkan vaksin.
Seludang proteinnya yang berbentuk kepala fage dan struktur ekor virus tetap tertinggal
diluar sel. Setelah melakukan penetrasi virus berikutnya melakukan replikasi yang
diikuti dengan siklus yang dimilliki (lisogenik atau litik).
• Lisogeni
Tidak semua infeksi pada sel bakteri fage berlangsung sebagaimana diuraikan diatas
untuk menghasilkan lebih banyak partikel virus dan berakhiran dengan lisis. Suatu
hubungan yang sama sekali berbeda dikenal sebagai lisogeni, dapat berkembang antara
virus dan bakteri inangnya. Pada lisogeni DNA virus fage tenang itu tidak mengambil
alih fungsi gen-gen sel tetapi menjadi tergabung ke dalam DNA inang dan menjadi
profage pada kromosom bakteri, berlaku seperti gen. Pada keadaan ini bakteri itu
bermetabolisme dan berbiak secara normal, dengan DNA virusnya diteruskan kepada
setiap sel anak semua generasi berikutnya. Tetapi, kadang-kadang karena alasan-alasan
yang belum diketahui, DNA virus itu terlepas dari kromosom inang dan terjadilah daur
litik. Proses ini disebut induksi spontan.
c. Virus Hewan dan Tumbuhan
Seperti halnya bakteriofage, virion hewan dan tumbuhan tersusun dari suatu inti asam
nukleat yang terletak di tengah dikelilingi oleh suatu kapsid yang terbuat dari
kapsomer-kapsomer. Semua virion memiliki struktur simetri sejati. Namun pada
beberapa virus hewan, nukleokapsid (asam nukleat dan kapsid) dibungkus oleh suatu
membran luar yang disebut sampul, yang terbuat dari lipoprotein dan menyembuntikan
simetri ini. Virion yang mempunyai sampul peka terhadap pelarut lemak seperti eter
dan kloroform. Kemampuan menginfeksinya dilumpuhkan oleh pelarut semacam ini.
Virus yang tidak bercampur disebut virion bugil. Virus-virus ini tidak terpengaruh oleh
pelarut lemak.
Virus-virus hewan dan tumbuhan sangat beragam ukuran serta bentuknya. tetapi tidak
mempunyai morfologi berudu yang khas seperti pada beberapa

51
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

bakteriofage. Ukuran dan bentuk merupakan ciri khas bagi setiap tipe virus. Ukuran
virion berkisar dari 10 sampai 300 nm.
1. Morfologi
Virus hewan dan tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok,
berdasarkan pada morfologi keseluruhan sebagai berikut :
a). Ikosahedral
Contoh-contohnya ialah poliovirus dan adenovirus masing-masing merupakan
penyebab penyakit polio dan infeksi saluran pernafasan.
b). Helikal
Virus rabies merupakan salah satu contohnya, banyak virus tumbuhan yang
berbentuk heliks.
c). Bersampul
Nukleokapsid bagian dalam virus ini yang dapat berbentuk ikosahedral ataupun
helikal dikelilingi oleh sampul seperti membrane. Beberapa sampul mempunyai
proyeksi permukaan yang disebut duri yang terbuat dari glikoprotein (protein
dengan gugusan-gugusan karbohidrat). Kehadirannya biasanya dihubungkan
dengan kemampuan virion beraglutinasi (menggumpal) dengan eritrosit atau sel-sel
darah merah. Virion bersampul bersifat pleomorfik (terbentuk beragam) karena
sampul itu tidak kaku. Didalam suatu virus bersampul seperti virus influenza,
nukleokapsidnya bergelung didalam sampul.
d). Kompleks
Beberapa virus mempunyai struktur yang rumit sebagai contoh virus stomatitis
vesiculer (patogen pada ternak) berbentuk peluru dan bagian luar virion mempunyai
duri-duri seperti yang dijumpai pada sampul. Virus cacar (seperti virus vaksinia,
virus yang avirulen atau tidak infektif yang digunakan untuk vaksinasi
terhadap penyakit cacar) tidak memiliki kapsid yang dapat dikenali dengan jelas.
Tetapi mempunyai beberapa selubung yang mengelilingi asam nukleat.
2. Stuktur dan Komposisi
Seperti halnya bakteriofage virion hewan dan tumbuhan tersusun dari suatu inti
asam nukleat yang terletak ditengah dikelilingi oleh kapsid, yang terbuat dari
kapsomer-kapsomer. Semua virion mempunyai struktur simetri sejati, namun pada

52
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

beberapa virus hewan nukleokapsid (asam nukleat dan kapsid) dibungkus oleh
suatu membrane luar yang disebut sampul, yang terbuat dari lipoprotein dan
menyembunyikan simetri ini. Virion yang mempunyai sampul peka terhadap
pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Kemampuan menginfeksinya
dilumpuhkan oleh pelarut semacam ini. Virus yang tidak bersampul disebut virion
bugil. Virus-virus ini tidak terpengaruh oleh pelarut lemak.
a. Asam nukleat
Seperti halnya bakteriofage virus-virus ini hewan dan tumbuhan mengandung
DNA atau RNA. Tetapi virion yang sama tidak dapat mengandung kedua-
duanya. Hal ini tentunya berbeda dengan semua bentuk kehidupan selular yang
tanpa perkecualian, mengandung kedua tipe asam nukleat dalam setiap sel. Ada
empat jenis asam nukleat yang mungkin yaitu :
- DNA berutasan tunggal
- RNA berutasan tunggal
- DNA berutasan ganda
- RNA berutasan ganda
Keempat tipe itu telah dijumpai pada virus hewan. Pada virus tumbuhan telah
dijumpai RNA berutasan tunggal dan ganda dan juga DNA berutasan tunggal.
Disamping itu, struktur asam nukleat di dalam virion dapat lurus atau bundar.
Sebagai contoh virus simian pembentuk vakuola 40 (sv 40) yang di jumpai pada
sel-sel ginjal kera, mempunyai DNA bundar berutasan ganda. Sedangkan virus
herpes,mempunyai DNA lurus berutasan ganda.
b. Protein
Merupakan komponen kimiawi utama yang lain pada virus, dan merupakan
bagian yang terbesar dari kapsid. Banyak virus yang kini telah diketahui
mengandung suatu enzim atau enzim-enzim yang berfungsi dalam replikasi
komponen-komponen asam nukleatnya. Beberapa virion dapat mengandung
suatu enzim khusus yang menggunakan RNA virus sebagai model untuk
mensintesis utasan RNA kedua yang dapat mengarahkan sel-sel inang untuk
membuat virus. Virus tumor RNA mengandung suatu enzim yang mensintesis
utasan DNA dengan menggunakan genom RNA virus sebagai acuan.

53
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

c. Lipid
Berbagai ragam senyawa lipid (lemak) telah ditemukan pada virus. Senyawa-
senyawa ini meliputi fosfolipid, glikolipid, lemak-lemak alamiah, asam lemak
aldehide lemak dan kolesterol, fosfolipid adalah substansi lipid yang
predominan dan dijumpai pada sampul virus.
d. Karbohidrat
Semua virus mengandung karbohidrat karena asam nukleatnya itu sendiri
mengandung ribose dan deoksiribose. Beberapa virus hewan bersampul, seperti
virus influenza dan miksovirus yang lain, pada umumnya terdapat duri-duri
yang terbuat dari glikoprotein.

PROTOZOA
Morfologi Protozoa
1. Protozoa parasitik
Protozoa terdiri dari genera dan spesies yang banyak sekali jumlahnya. Protozoa parasitik telah
mengalami modifikasi sedemikian rupa sehingga tidak dapat hidup di luar tubuh hospes. Protozoa
parasitik diduga umumnya telah mengalami degenerasi dan kehilangan banyak organ-organ yang
dimiliki oleh Protozoa yang hidup bebas. Walau Protozoa parasitik telah kehilangan struktur
tertentu yang tidak lagi diperlukan, tetapi fungsi-fungsi penting kehidupan seperti mencerna
makanan, bertumbuh dan reproduksi tetap berjalan dengan baik.
2. Stadium Protozoa
Pada umumnya Protozoa mempunyai dua stadium, yaitu:
Stadium vegetatif/trofozoit/proliferatif
Merupakam bentuk yang aktif.
1. Stadium Kista
Merupakan bentuk yang tidak aktif dan berfungsi sebagai alat pertahanan dan reproduksi.
i. Ukuran
Ukuran Protozoa berkisar dari submikroskopik sampai mikroskopik. Umumnya bentuk parasitik
mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan Protozoa yang hidup bebas.
ii. Bentuk

54
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

Protozoa mempunyai bentuk yang beragam, dan bentuk tubuhnya yang disesuaikan dengan cara
kehidupan dan lingkungan tempat tinggalnya.
iii. Komponen Protozoa
Komponen dasar tubuh Protozoa adalah protoplasma yang terdiri dari nukleus dan sitoplasma.
iv. Inti
Inti Protozoa terdiri dari berbagai bentuk, ukuran dan struktur. Komponen penting inti Protozoa
adalah:
- Membran inti
- Kromatin
- Kariosom (karyosoma, endosoma, nucleolus)
- Nukleoplasma
Berdasarkan jumlahnya, inti terbagi menjadi:
- Inti satu
- Inti dua: terbagi menjadi makronukleus yang mengendalikan aktifitas trofik dan
mikronuleus yang mengendalikan aktivitas reproduksi.
- Inti banyak
Berdasarkan strukturnya, inti dibedakan menjadi:
- Inti vesikular
Butir-butir kromatin berkumpul membentuk satu massa dengan jumlah nukleoplasma
yang banyak.
- Inti granular/inti kompak
Butir-butir kromatin tersebar merata dengan jumlah nukleoplasma yang sedikit, karena
itu bersifat padat.
Struktur inti, terutama susunan kromatin dan kariosom penting untuk membedakan spesies,
misalnya amuba usus dibedakan menjadi 4 macam inti, yaitu: entamuba, endolimaks, iodamuba
dan dientamuba.
v. Sitoplasma
Sitoplasma Protozoa tidak berbeda kepentingannya dari sel hewan multiseluler. Sitoplasma pada
dasarnya adalah emulsi yang terdiri dari paling sedikit 2 substansi.
Sitoplasma pada Protozoa dibedakan menjadi:
1. Endoplasma

55
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

Mengandung inti dan berfungsi dalam reproduksi serta pengaturan gizi sel. Dalam endoplasma
terdapat vakuola makanan, makanan cadangan, vakuola kontraktil dan benda kromatoid.
2. Ektoplasma
Merupakan daerah bagian luar dan mempunyai konsistensi yang lebih pekat dibanding
endoplasma. Ektoplasma berfungsi sebagai alat pergerakan (organel lokomotor),
pengambilan makanan, ekskresi, respirasi dan pertahanan diri.
Organel Lokomotor
1. Pseudopodia (kaki palsu), dibedakan menjadi:
a. Lobopodium
Dibentuk dari perpanjangan ektoplasma yang diikuti oleh aliran endoplasma (misalnya: pada
Amoeba proteus). Lobopodium berbentuk seperti jari-jari atau lidah, kadang-kadang bercabang,
dan ujung distalnya bulat. Lobopodium dibentuk secara cepat dan cepat juga ditarik kembali.
b. Filopodium
Hanya merupakan penjuluran ektoplasma. Kadang-kadang bercabang, tetapi cabang-cabang ini
tidak beranastomose.
c. Rhizopodium
Bersifat filamen sama seperti filopodium, tetapi bercabang dan beranastomose.
d. Aksopodium
Tidak menyerupai ketiga tipe yang lainnya, merupakan struktur semipermanen dan tersusun dari
batang aksial dan pembungkus sitoplasmik. Batang-batang aksial timbul dari pusat tubuh atau inti
dari masing-masing inti yang banyak atau dari daerah antara endoplasma dan ektoplasma.
2. Flagela
Flagela adalah organel yang menyerupai cambuk dan merupakan perpanjangan bersifat filamen
dari sitoplasma dan biasanya sangat halus dan mempunyai daya getar sangat tinggi. Flagela
berasal dari blefaroplas. Blefaroplas adalah granula kompak yang kecil, tetapi pada flagela
parasitik tertentu blefaroplas berukuran lebih besar dan berbentuk ovoid atau batang pendek. Pada
beberapa Mastigophora parasitik (misalnya: Trypanosoma) terdapat membrana yang halus meluas
keluar dari sisi tubuh. Apabila membrana ini bergetar, ia menunjukkan pergerakan undulasi
(bergelombang) yang khas dan disebut membrana undulan.

56
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

3. Silia
Silia merupakan organel lokomotor yang ditemukan pada Ciliata dan merupakan penjuluran
ektoplasma dengan panjang yang seragam atau berbeda. Silia membantu dalam menelan makanan
dan sering berfungsi sebagai organ peraba.
Pengambilan Makanan Oleh Protozoa
Makanan penting yang diperlukan oleh Protozoa adalah semua bahan makanan untuk hidup.
Karena pengeluaran energi yang tetap, perlu persedian kontinyu termasuk oksigen, senyawa kimia
sederhana, bahan organik yang lebih kompleks atau bahan protein yang lebih sempurna.
Keperluan oksigen adalah penting seperti halnya pada semua makhluk hidup, tetapi cara
memperolehnya beragam seperti yang dilakukan diantara tanaman dan bangsa hewan. Tidak ada
organ khusus untuk pernapasan sehingga penyerapan oksigen dan pembuangan karbondioksida
berlangsung dengan proses difusi melalui permukaan tubuh.
Protozoa mendapatkan makanan dalam berbagai cara, antara lain:
1. Holozoik (zootrofik, heterotrofik): menyerupai hewan.
Protozoa menangkap makanan dan menelan, mencerna dan asimilasi dan pengeluaran bagian yang
tidak dicerna. Makanan masuk melalui peristom, langsung ke dalam sitostom (mulut rudimeter),
kemudian melalui sitofaring dan masuk ke dalam vakuola makanan.
2. Holofitik (autotrofik, fitotrofik): menyerupai tanaman
Protozoa yang mendapatkan makanan seperti tumbuhan karena memiliki klorofil yang
mengandung kromatofora. Dengan bantuan cahaya matahari, Protozoa dapat melakukan
fotosintesa dan menghasilkan oksigen dari karbondioksida yang melarut dalam cairan tempat
organisme tersebut hidup.
3. Saprozoik (saprofitik)
Protozoa memperoleh makanan dengan difusi melalui permukaan tubuh. Protozoa yang hidup
dalam tubuh orgnisme lain mendapatkan makanan dengan cara menyerap substansi yang telah
dicerna atau substansi yang membusuk dari hospes sehingga digunakan juga istilah parasitik.
Sekresi
Sekresi Protozoa berupa enzim digestif, pigmen, enzim proteolitik, hemolisin, sitolisin, dinding
kista serta zat-zat toksik dan antigenik.
Ekskresi

57
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

Materi sampah katabolik terdiri dari air, karbondioksida dan senyawa nitrogen, semuanya melarut
dan dikeluarkan dari tubuh dengan cara:
Difusi dan tekanan osmosis
Makanan yang terdapat dalam vakuola makanan diubah bentuknya oleh enzim. Hasil pencernaan
secara perlahan-lahan diserap ke dalam sitoplasma, bahan yang tidak dicerna dikeluarkan ke
permukaan tubuh dengan cara difusi atau dikeluarkan melalui lubang khusus (sitopig) dengan
tekanan osmosis.
Vakuola kontraktil
Setelah bahan-bahan yang telah dicerna diserap ke dalam sitoplasma, bahan-bahan yang tidak
terpakai di bawa oleh vakuola kontraktil yang bergerak mendekati permukaan tubuh dan
membuang isinya ke dalam media dimana organisme tersebut hidup.
Reproduksi
Reproduksi Protozoa terdiri dari:
1. Reproduksi Aseksual:
a. Binary Fission (Pembelahan Menjadi Dua)
Proses pembelahan menjadi dua dan menghasilkan dua individu anak yang mempunyai ukuran
hampir sama.
b. Budding
Perbanyakan dengan pertunasan yang terjadi pada Protozoa adalah pembentukan satu atau lebih
individu yang lebih kecil dari organisme induk.
c. Skizogoni
Inti membelah menjadi banyak dan masing-masing inti diliputi oleh protoplasma sehingga
terbentuk banyak merozoit.
d. Pembentukan Kista
Protozoa membentuk kista pada berbagai kondisi yang menguntungkan seperti: suhu yang rendah,
penguapan tinggi, perubahan pH yang ekstrim, kandungan oksigen yang rendah, akumulasi produk
metabolik dan populasi yang berlebihan pada tempat hidup Protozoa.
2. Reproduksi Seksual
Penggabungan seksual dua sel gamet disebut: Syngami.
Syngami terdiri dari:
a. Kopulasi

58
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

Pada reproduksi seksual dibentuk sel gamet (sel kelamin). Sel gamet terdiri dari isogamet (gamet-
gamet yang serupa) dan anisogamet (gamet yang tidak serupa). Anisogamet terdiri dari
mikrogamet dan makrogamet. Pada kopulasi terjadi persatuan sempurna dari 2 gamet. Gamet
bersatu dengan didahului peleburan sitoplasma dan diikuti persatuan inti. Setelah pembuahan
terbentuk zigot. Inti zigot membelah menjadi banyak dan menjadi sporozoit.
b. Konjugasi
Proses penyatuan dua sel gamet yang tidak permanen atau temporer yang bertujuan untuk
pertukaran bagian dari bahan inti.
Kerusakan akibat Protozoa Parasit
Kerusakan yang ditimbulkan Protozoa parasit pada hospes tergantung dari spesies, keganasan
infeksi dan lokasi parasit. Parasit yang berbeda menimbulkan kerusakan yang berbeda pada
hospes. Kerugian parasit yang ditimbulkan pada hospes, antara lain:
1. Penggunaan makanan dan bahan lain yang penting bagi hospes.
2. Penyumbatan secara mekanis dengan bertumpuknya parasit yang banyak (penyumbatan
pada saluran pencernaan, saluran empedu atau pembuluh limfe).
3. Kehilangan darah atau cairan limfe pada hospes.
4. Kerusakan jaringan.
5. Sekresi toksin oleh parasit seperti hemolisin, histolisin dan antikoagulan menyebabkan
gangguan pada hospes.
6. Pembentukan bungkul-bungkul dan lubang-lubang pada berbagai organ.
7. Gangguan metabolisme kalsium dan fosfor.
8. Pecahnya pembuluh darah kapiler yang menimbulkan perdarahan.
9. Gambaran darah tidak normal (anemia, leukositosis, limfositosis, eosinofilia).
Klasifikasi
Filum Protozoa yang merupakan parasit pada manusia dibagi dalam 4 kelas, yaitu:
1. Rhizopoda/Sarcodina
- Alat gerak : pseudopodia
- Reproduksi : binary fission dan pembentukan kista
2. Mastigophora/Flagellata
- Alat gerak : flagella
- Reproduksi : binary fission

59
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

3. Cilliata
- Alat gerak : silia
- Reproduksi : binary fission dan konjugasi
4. Sporozoa
- Tidak mempunyai alat gerak
- Reproduksi : Skizogoni dan gametogoni

PENUTUP
Rangkuman
Sel bakteri (prokariota) berbeda dari sel eukariota (makhluk hidup tingkat tinggi), antara
lain melalui karakteristik-karakteristik khusus seperti: Materi genetik-nya (DNA) tidak diselubungi
oleh sebuah membran; Tidak memiliki organella bermembran, kecuali ribosom; DNA-nya tidak
memiliki protein-protein histon (protein kromosomal khusus yang ditemukan pada sel eukariota);
Dinding selnya hampir selalu mengandung kompleks polisakarida peptidoglikan; Pembelahan sel
dilakukan secara ganda atau biner (binary fission). Komponen seluler yang terdapat di sebelah luar
dinding sel bakteri meliputi glikokaliks, falgella, fili dan fimbria. Glikokaliks bisa berbentuk
kapsula dan lapisan lendir. Kapsula sangat menentukan virulensi dari suatu bakteri.
Dinding sel bakteri baik Gram negatif maupun Gram positif tersusun atas peptidoglikan.
Namun, dinding sel bakteri Gram negaif hanya tersusun oleh beberapa lapis peptidoglikan, dan
suatu lapisan luar (outer membrane). Lapisan luar ini tersusun atas Lipopolisakarida (LPS) yang
berhubungan dengan sifat antigenik dan endotoksik dari bakteri bersangkutan. Komponen internal
dari dinding sel meliputi membran plasma, sitoplasma, nukleoid, plasmid, ribosom, dan benda-
benda inklusi (volutin, glikogen, dan amilum). Beberapa bahan kimia dan obat-obatan memiliki
target kerja pada masing-masing struktur dari sep bakteri tersebut. Meskipun demikian, bahan-
bahan tersebut tidak memiliki efek yang signifikan pada sel prokariota karena adanya perbedaan
struktur maupun komposisi dengan sel prokariota.
Mikologi ialah ilmu yang mempelajari seluk-beluk organisme golongan mycetes. Kata
mycetes berasal dari bahasa Yunani mykes, artinya fungi atau cendawan atau jamur. Fungi atau
cendawan terdiri atas makrofungi atau makromycetes (mushroom = jamur berdaging) dan
mikrofungi atau mikromycetes (mold = kapang dan yeast = khamir). Makrofungi dan mikrofungi
dapat menjadi penyebab keracunan makanan pada manusia dan hewan. Mikrofungi bahkan dapat

60
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

tumbuh dan berkembang biak pada kulit, selaput lendir, dan jaringan organ tubuh hewan maupun
manusia, serta dapat bertindak sebagai agen penyebab penyakit infeksi (mycosis). Selain itu,
mikrofungi memproduksi zat metabolit yang bersifat toksis, disebut mikotoksin, yang
mengakibatkan mikotoksikosis.
Klasifikasi fungi terutama didasarkan pada bentuk spora dan miselianya/hifanya, yang
dibagi menjadi dua sub grup, yaitu Pseudomycetes (false fungi) terdiri atas Kelas Schizomycetes
(slime molds). Eumycetes (true fungi) terdiri atas empat kelas, dan berdasarkan bentuk miselium
dan sporanya dibagi lagi menjadi dua grup yaitu fungi yang mempunyai hifa tidak bersepta (Kelas
Phycomycetes) dan fungi yang mempunyai hifa bersepta (Kelas Basidiomycetes, Ascomycetes,
dan Deuteromycetes/Fungi imperfecti).
Fungi bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan secara seksual (generatif). Secara
vegetatif ialah dengan cara pembelahan sel (fission), pertunasan/penguncupan (budding), dan
sporulasi dengan membentuk spora aseksual. Secara generatif ialah dengan cara pembentukan
spora seksual, yaitu dengan peleburan nukleus dari dua sel induk.
Protozoa adalah hewan bersel satu (proto: pertama, zoon: hewan). Walaupun bersifat
uniseluler, Protozoa dapat hidup secara soliter karena setiap individu Protozoa merupakan suatu
kesatuan lengkap yang sanggup melakukan semua fungsi kehidupan. Protozoa terdiri dari genera
dan spesies yang banyak sekali jumlahnya. Protozoa parasitik telah mengalami modifikasi
sedemikian rupa sehingga tidak dapat hidup di luar tubuh hospes. Protozoa parasitik umumnya
diduga telah mengalami degenerasi dan kehilangan banyak organ-organ yang dimiliki oleh
Protozoa yang hidup bebas.

Tugas/Soal Latihan
1. Jelaskan perbedaan prinsip dinding sel gram positif dan negatif
2. Sebutkan dan gambar skematis tiga bentuk dasar dari morfologi sel bakteri
3. Apakah perbedaan mendasar antara kapsula dan lapisan lendir
4. Gambarkan secara skematis dan jelaskan struktur, kimia, dan fungsi dari membran plasma sel
bakteri.
5. Jelaskan proses sporogenesis
6. Sebutkan dan uraikan 4 (empat) kelas dari filum protozoa
7. Sebutkan dan jelaskan 2 cara utama protozoa mengambil makanannya dari lingkungan

61
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

8. Sebutkan 9 dampak neagtif protoa bagi hospesnya


9. Sebutkan dan jelaskan 2 cara reproduksi dari protozoa
10. Sebutkan dan uraikan organela-organela lokomotor dari protozoa
11. Jelaskan perbedaan antara spora aseksual dan spora seksual khususnya mengenai
pembentukannya!
12. Jelaskan jenis-jenis spora seksual pada fungi!
13. Apa yang dimaksudkan dengan fungi xerofil, mesofil, dan hygrofil?

Pedoman Jawaban Latihan


Kalau Anda telah menyelesaikan latihan di atas, cocokkanlah dengan pedoman jawaban berikut.
11. Spora aseksual dibentuk dengan cara pembelahan sederhana dari pertumbuhan thallus dan
dihasilkan dalam jumlah yang sangat besar dan berfungsi untuk menyebarkan spesies. Spora
seksual dibentuk dari perpaduan dua sel gamet (sel kelamin). Hasil perpaduan sel-sel gamet ini
pada kapang akan tumbuh menjadi individu baru, pada khamir akan terjadi sporulasi dan spora
yang terbentuk masing-masing dapat tumbuh menjadi individu baru.
12. Jenis-jenis spora seksual fungi adalah:
a. Askospora adalah spora yang terbentuk di dalam struktur seperti kantong yang disebut
askus.
a. Basidiospora adalah spora yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.
b. Zigospora adalah spora yang terbentuk dari fusi dua sel yang secara morfologi sama.
c. Oospora adalah spora yang terbentuk di dalam struktur betina khusus (oogonium).

13. Kelompok fungi xerofil adalah kelompok fungi yang menghendaki kelembaban udara relatif
80% dan kelembaban substrat 13%, kelompok mesofil memerlukan kelembaban udara relatif
80-90% dan kelembaban substrat 18%, sedangkan kelompok hygrofil memerlukan
kelembaban udara relatif 90% dan kelembaban substrat 22-25%.

Umpan Balik

62
Anatomi Dan Morfologi Mikroorganisme (Bakteri, Jamur & Virus) 2011
Mata Kuliah Mikrobiologi, Fapet Undana Kupang

Cocokkan jawaban anda dengan Kunci Jawaban Test Formatif yang terdapat pada bagian akhir
bahan ajar ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar untuk setiap point pada butir soal. Kemudian
gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi modul.
Rumus:

Tingkat Penguasaan :
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 80 - 100% = Baik Sekali
70 - 79% = Baik
60 - 69% = Cukup
< 60% = Kurang

Tindak Lanjut
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 60% atau lebih, Anda dapat meneruskan materi
selanjutnya. Bagus ! Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih dibawah 60% Anda harus
mengulangi materi ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

DAFTAR PUSTAKA
Admin., 2008, http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Sejarah- Perkembangan-
Mikrobiologi. Diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.

Dwidjoseputro, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Irianto, K. 2007. Mikrobiologi, Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama Widya, Bandung.

Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Pelczar, Michael, J., 1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Sanam, M.U. 2001. Bahan Ajar Mikrobiologi. Fapet Undana, Kupang

63

Anda mungkin juga menyukai