Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MOHAMMAD SHIDQY ARVINO

KELAS : TINGKAT 1/A

PRODI : D-III KEPERAWATAN

TUGAS NARASI KEIMANAN & KETAKWAAN

KEIMANAN

Iman adalah kata yang umum didengar dalam pendidikan agama islam. Bahkan mungkin, pelajaran
pendidikan agama islam yang pertama kali kita dengar adalah tentang keimanan,yaitu dengan
menumbuhkan rasa kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah swt.

Besar kecilnya keimanan seseorang pada dasarnya hanya orang tersebut yang mengetahuinya. Tetapi, ada
beberapa ciri-ciri yang dapat diketahui seberapa besar keimanan seseorang tersebut. Tak hanya itu, proses
terbentuknya iman yang ada pada seseorang juga dapat diamati dan dipelajari sebagai acuan seberapa
besar keiman yang ada pada diri kita sendiri.

Keimanan ibarat akar dari pohon, yang bisa membawa pertumbuhan baik bagi pohon. Semakin iman kuat
terlihat dari perilakunya, implementasi perbuatannya. Ibarat rumah, iman seperti pondasi, pondasi tdk
boleh rapuh. Pembentukan Iman itu butuh proses, agar iman bisa menjadi landasan dan keyakinan
seorang muslim.

Pembentukan iman itu agar tertancap kuat harus melalui proses berpikir, merenungi, mengamati,
mantafakuri, tentang fakta penciptaan langit dan bumi. Muslim dianjurkan untuk merenungi dari mana
kita berasal, ada apa di balik manusia, alam, dan kehidupan, bahwa dibalik semua itu ada penciptanya,
Allah SWT, maka ada keyakinan dalam diri kita kepada Allah SWT. Apakah cukup dengan itu saja?
Tidak.

Pikirkan bagaimana keteraturan alam ini, gunung, air, semua diatur dengan seimbang, dan lain-lain. Alloh
pengatur kita dan seluruh yang ada di jagat raya ini. Apa cukup begitu saja? Belum.
Lihat manusia, ada yang lahir, meninggal, hidup, mati, mengurus jenazah, kita akan meninggalkan dunia
ini, dari ada menjadi tak ada, sehingga yakin kepada Alloh bahwa ada dunia  sebelum, dunia sekarang dan
kehidupan yang akan datang. Renungi kita diciptakan Allah untuk ibadah, nanti mati untuk menghadap
Alloh, menambah lagi iman tertancap di hati kita.

Renungilah kebesaran Alloh setiap saat, saat hendak tidur, duduk, berdiri, kapanpun, sehingga kita yakin
dan paham , kita hidup ada pencipta dan pengatur, sehingga hidup tidak semaunya diri kita tapi selalu
tergantung pada aturan-aturan yang diridhoi Alloh.

Iman tidak cukup dalam lisan tapi juga dibuktikan dengan perbuatan. Bagaimana mendapat iman yg
kokoh , QS  Al Imron 190-191:

ِ ‫ت أِل ُولِي اأْل َ ْلبَا‬


‫ب‬ ِ َ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّه‬
ٍ ‫ار آَل يَا‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِاَل‬ ِ ‫إِ َّن فِي خَ ْل‬ 
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-
tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)

ِ َّ‫اب الن‬
 ‫ار‬ َ َ‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ ٰهَ َذا بَا ِطاًل ُس ْب َحان‬
َ ‫ك فَقِنَا َع َذ‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫الَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي خَ ْل‬ 
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka."
(QS. Ali Imran: 191)

َ ِ‫يل هَّللا ِ ۚ أُو ٰلَئ‬


َ‫ك هُ ُم الصَّا ِدقُون‬ ِ ِ‫إِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُونَ الَّ ِذينَ آ َمنُوا بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه ثُ َّم لَ ْم يَرْ تَابُوا َو َجاهَدُوا بِأ َ ْم َوالِ ِه ْم َوأَ ْنفُ ِس ِه ْم فِي َسب‬

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman)
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan
harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.

Yakini bahwa aturan-aturan Alloh berlaku untuk keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Percayalah
bahwa Islam, Alquran akan menyelamatkan kita. Keyakinan ini harus 100 persen, tidak boleh ragu. Jika
sudah yakin, maka harus ada bukti menyerahkan diri kita, mau diatur dalam semua hal tanpa ada kecuali.

QS Al Imron 83 :
ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
َ‫ض طَوْ عًا َوكَرْ هًا َوإِلَ ْي ِه يُرْ َجعُون‬ ِ ‫ين هَّللا ِ يَ ْب ُغونَ َولَهُ أَ ْسلَ َم َم ْن فِي ال َّس َما َوا‬
ِ ‫أَفَ َغ ْي َر ِد‬ 

Arti: Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah
menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya
kepada Allahlah mereka dikembalikan.

Semua yang ada di alam, langit, bumi, pohon, dan lain-lain, tunduk patuh pada aturan Allah. Walaupun
awalnya terpaksa dan terasa berat mentaati aturan Alloh, yakini itu kebaikan bagi kita, tidak boleh kita
tawar menawar dengan Alloh karena tidak mau diatur Allah.

Bukti keimanan adalah sami’na wa Atho’na, kami mendengar dan kami patuh, tidak perlu menawar,
kenapa ya aturannya harus begini begitu, kenapa harus haram yaa, kenapa riba tidak boleh, kenapa
mendekati zina dilarang, dan lain-lain. Bukti keimanan yang benar adalah tidak ada tawar menawar
dengan Allah SWT.

Surat Al-Jatsiyah Ayat 18

  َ‫َري َع ٍة ِمنَ اأْل َ ْم ِر فَاتَّبِ ْعهَا َواَل تَتَّبِ ْع أَ ْه َوا َء الَّ ِذينَ اَل يَ ْعلَ ُمون‬ َ ‫ثُ َّم َج َع ْلنَا‬ 
ِ ‫ك َعلَ ٰى ش‬

Artinya : Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu),
maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.

Alquran mengatur habluminannas, makan, pakaian, bertetangga, Alquran pun mengandung aturan di
seluruh kehidupan manusia, juga habluminalloh, aturan satu dengan yang lain saling berhubungan.

Dengan iman, kita tidak merasa berat dan mau diatur, patuh, tidak ada tawar menawar, mengikuti
seluruhnya, tidak dipilih-pilih, semua merupakan satu kesatuan sistem, menerima semuanya dengan
ikhlas sepenuh hati. QS AL Baqoroh ayat 2 :

َ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ هُدًى لِ ْل ُمتَّقِين‬ َ ِ‫ ٰ َذل‬ 


َ ‫ك ْال ِكتَابُ اَل َري‬

Artinya : Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

Dalam Alquran ada aturan yang harus dilakukan kita sebagai individu, dilakukan oleh masyarakat, dan
pemimpin negara.
Bukti keimanan tidak boleh pilih-pilih. Jangan sampai Jika ada aturan Alloh yang dirasa berat, tidak mau
melaksanakannya, aturan yang diterimanya hanya yang gampang-gampang saja serta menguntungkan
menurutnya. QS Al ahzab 36 : 

‫ضاَل اًل ُمبِينًا‬


َ ‫ض َّل‬ ِ ‫ضى هَّللا ُ َو َرسُولُهُ أَ ْمرًا أَ ْن يَ ُكونَ لَهُ ُم ْال ِخيَ َرةُ ِم ْن أَ ْم ِر ِه ْم ۗ َو َم ْن يَع‬
َ ‫ْص هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد‬ َ َ‫و َما َكانَ لِ ُم ْؤ ِم ٍن َواَل ُم ْؤ ِمنَ ٍة إِ َذا ق‬ 
َ

Artinya : Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)
tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah
sesat, sesat yang nyata.

Di dalam Islam, ada perbuatan yang dihukumi wajib, sunah, makruh, mubah, haram, semua ini harus
dipahami, jangan sampai kita terjerumus melakukan perbuatan-perbuatan yang haram, malah justru yang
wajib ditinggalkan. Naudzubillah min dzalik. QS Al Baqoroh 208 :

ٌ ِ‫ان ۚ ِإنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬


‫ين‬ ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ا ْد ُخلُوا فِي الس ِّْل ِم كَافَّةً َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬ 
ِ َ‫ت ال َّش ْيط‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Ayat diatas adalah konsekwensi bagi orang yang mengikuti dan patuh akan aturan Alloh. Masuklah kalian
ke dalam Islam secara menyeluruh/ kaffah.

Pendapat imam Athobari mengenai makna kaffah, adalah perintah patuh pada hukum/syariat Alloh, tanpa
mengurangi sedikitpun darinya.

Contoh: wanita itu seluruh tubuhnya aurat kecuali muka dan telapak tangan, kita kurangi sedikit, dg
memperlihatkan kaki, boleh terlihat oleh yang bukan mahromnya, jika kembali pada hukum maka tidak
boleh, kaki harus ditutupi. Contoh yang lain adalah kita mengambil hutang riba karena merasa mampu
dan mudah menyicilnya, secara aturan ini tidak boleh, kategori haram.

Semua aturan Islam harus ditegakkan di seluruh muka bumi ini. Aturan Islam diterapkan sampai ke
tatanan masyarakat dan negara, tidak hanya dilakukan individu kita, tapi oleh pemimpin negara juga.
Harus ada penguasa yang menjalankan aturan secara kaffah, menyeluruh.
Apabila negara, atau kita, berpaling dari aturan Islam, akan terjadi kesempitan kehidupàn, kerusakan
ekonomi, kemiskinan bertambah, hukum buatan manusia yang bersandar pada hawa nafsu malah
diperjuangkan, adanya protes demonstrasi karena ada penyalahgunaan hukum Alloh (contohnya jika
suami memaksa istri untuk melayani dianggap kriminalitas, gelandangan bisa dipenjara, napi pelaku
korupsi bisa jalan-jalan ke mall/liburan, bebas melakukan pembakaran hutan, dan lain-lain),  sumber alam
menjadi rusak. Kalau hukum bukan berasal dari Alloh maka tidak akan membawa keadilan. Surat Thoha 
124 :

‫ض ْن ًكا َونَحْ ُش ُرهُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة أَ ْع َم ٰى‬ َ ‫و َم ْن أَ ْع َر‬ 


َ ً‫ض ع َْن ِذ ْك ِري فَإِ َّن لَهُ َم ِعي َشة‬ َ

Artinya : Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".

Keimanan diproses dalam diri kita sehingga akan melahirkan ketaatan mutlak pada Alloh, artinya tidak
ada lagi pilihan lain, mau tidak mau harus patuh pada hukum Alloh. Hukum yang harus ditaati adalah
hukum dari Alloh. QS. Annisa 65 :

َ َ‫ك فِي َما َش َج َر بَ ْينَهُ ْم ثُ َّم اَل يَ ِجدُوا فِي أَ ْنفُ ِس ِه ْم َح َرجًا ِم َّما ق‬
‫ضيْتَ َويُ َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ ‫فَاَل َو َربِّكَ اَل ي ُْؤ ِمنُونَ َحتَّ ٰى يُ َح ِّك ُمو‬

Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati
mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya.

Belum dikatakan beriman jika kita masih memilih-milih hukum Allah mana yang akan ditaati.

Rasul menangis hingga janggutnya basah ketika turun firman Allah ttg penciptaan langit dan bumi dan
pergantian siang dan malam. Karena pada saat menerima ayat ini, Rasul merasa takut kepada umatnya,
celakalah orang yang membaca ayat ini tapi tidak mentafakurinya, sehingga tidak ada keimanan yang
kokoh dalam diri umatnya kelak.
Rasul takut umat nanti hanya membaca ayat ini dengan perasaan biasa-biasa saja tanpa bersedih
mentafakurinya. Cahaya pelita keimanan adalah tafakur. Kita adalah mahluk, manusia, butuh aturan dari
pencipta kita karena Allah lah yang Maha Tahu tentang semua kebutuhan kita.

Wallohu A’lam bish showab.

KESIMPULAN

Iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan
(perbuatan). sehingga, orang yang percaya atau beriman kepada Allah akan menunjukkan sikap batin

yang sesuai dengan ajaran Allah.Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya,
kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.

Anda mungkin juga menyukai