Anda di halaman 1dari 6

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya
Jurnal Widya Katambung Volume 7, Nomor 1, 2016

MANFAAT ILMU PENGETAHUAN


DALAM PERSEPEKTIF HINDU

Oleh: Kuri*

Abstract

Bangsa Indonesia pada umumnya di era globalisasi memerlukan Ilmu Pengetahuan dan
teknologi untuk menunjang kehidupan berbangsa dan negara demi tercapainya kesejahteraan
lahir dan batin. Begitu juga umat Hindu khususnya sangat memerlukan ilmu pengetahuan untuk
menunjang hidup dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Titib,(1996:248), yang menyatakan bahwa: seseorang dengan memiliki Ilmu
Pengetahuan (jnana) akan memperoleh kesejahteraan, ketenangan dan kebahagian. Ilmu
pengetahuan memberikan bimbingan, pertimbangan terhadap yang baik dan buruk. Sesuai
dengan pendapat tersebut maka sangat jelas bagi kita bahwa ilmu pengetahuan sangat
bermanfaat bagi kehidupan kita serta bagi umat Hindu pada umumnya. Adapun manfaat ilmu
pengetahuan bagi kita sebagai umat Hindu, adalah (1) Melenyapkan
ketidaktahuan/kegelapandan kebodohan (Awidya). Ketidahtahuan kita akan lenyap dengan kita
belajar dan berguru atau dengan mengikuti pendidikan baik formal dan nonformal khususnya
pendidikan agama Hindu. Agar kebdodohan (Awidya) lenyap, sehingga kita mampu
memperoleh kesejahteraan lahir dan batin. (2) Mampu membedakan benar dan salah, baik dan
buruk. Setiap manusia pasti mempunyai hati nurani, oleh sebab itu manusia dalam ajaran Hindu
mampu mempertimbangkan apa yang akan diperbuatnya sebelum melakukan pekerjaan.
Selain mempunyai hati nurani agama Hindu mempunyai norma atau aturan yang mengikat
(Etika)sebagai rambu-rambu atau batasan-batasan seseorang untuk melaksanakan kehidupan
sosial dimasyarakatsehingga mengetahui dan mampu memilah-milah mana perbuatan yang
baik dan mana perbuatan yang buruk. (3) Mampu melaksanakan ajaran agama dimasyarakat.
Menganut agama tertentu secara tradisional tidak berubah-ubah sepanjang hidup seseorang.
Relevan dengan Teori Durkheim mengatakan bahwa agama memperkuat ikatan atau solidaritas
sosial (Agus,2006:208-209). Menurut Scharf ( 2004: 11), Manusia akan bersama-sama
melaksanakan suatu ibadat, dan merasa pelaksanaan ibadat itu sebagai suatu yang amat
penting. Sesuai dengan pendapat tersebut, maka dengan kita menguasi ilmu pengetahuan kita
juga sebagai umat Hindu diharapkan mampu melaksanakan kehidupan sosial dimasyarakat
dengan beribadah dan melaksanakan ajaran agama (melaksnakan yajna, ritual agama dan
melakukan tirtha yatra).

Kata Kunci: Ilmu, Pengetahuan, dan Perspektif Hindu


pandangan Hindu jelas sangat bermanfaat
I. PENDAHULUAN untuk kemajuan bangsa umumnya dan
Bangsa Indonesia pada era globalisasi untuk kemajuan umat Hindu khususnya.
memang membutuhkan IPTEK (Ilmu Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Pengetahuan dan Teknoligi), hal tersebut Titib,(1996:248), yang menyatakan bahwa:
dapat kita lihat dengan berkembangnya seseorang dengan memiliki Ilmu
dunia pendidikan diberbagai bidang. Hal ini Pengetahuan (jnana) akan memperoleh
menunjang kemajuan pendidikan dalam kesejahteraan, ketenangan dan kebahagian.
berbagai ilmu pengetahuan, semakin Ilmu pengetahuan memberikan bimbingan,
banyak munculnya berbagai bidang ilmu pertimbangan terhadap yang baik dan
pengetahuan maka semakin mudah bagi buruk. Sesuai dengan pendapat tersebut
kita untuk menguasai bidang ilmu yang kita maka sangat jelas bagi kita bahwa ilmu
tekuni, sesuai dengan propesi dan pengetahuan sangat bermanfaat bagi
kemampuan pada ilmu yang kita tekuni.
Begitu pula ilmu pengetahuan dalam

ISSN : 2089-6662 Kuri


Jurnal Widya Katambung Volume 7, Nomor 1, 2016

kehidupan kita serta bagi umat Hindu pada bergiliran sambil menghitung tiap gelas
umumnya. yang berisi air jernih yang di tumpahkan,
Kitab Slokantara menyebutkan ternyata setelah cukup banyak air jernih
mereka yang lahir kembali karena phala yang ditumpahkan ke dalam baskom
baiknya dahulu disebut penjelmaan dari tersebut, baru air itu kembali jernih.
sorga (suargacyuta), sedangkan mereka Mengapa, karena air yang keruh
yang lahir kembali sebagai phala dari dipengaruhi oleh air yang jernih yang
perbuatan buruknya mereka disebut jumlahnya sangat banyak. Demikian pula,
penjelmaan dari nereka (narakacyuta). karma-karma buiruk hanya dapat diperbaiki
Selanjutnya bila penjelmaan kita dengan cara sebanyak-banyaknya berbuat
diibaratkan dunia pendidikan atau sekolah, baik. Tidak ada jalan lain untuk
maka yang mencapai sorga ibarat baru naik mengentaskan karma buruk tersebut.
kelas, karena tujuan adalah moksa (bebas) Berdasarakan urian tersebut di atas, msks
atau tamat dari sekolah itu, sedangkan yang maka penjelmaan adalah sebagai proses
neraka adalah ibarat seorang siswa yang pendidikan, tidak hanya nai kelas atau
tidak naik kelas, harus mengulang kembali tingkat ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi
di kelas (sangat minder dengan teman- tujuan utama adalah tamat, mendapatkan
temannya yang baru lebih pintar) dan harus STTB atau sertifikat/ijazah tanda
bekerja keras lagi belajar, yang dalam menamatkan pendidikan. Sorga bukan
kehidupan ini harus bekerja keras lagi tujuan akhir menurut ajaran agama Hindu,
sebanyak-banyaknya berbuat baik. karena tujuan akhir adalah ‘moksa’
Mengapa berbuat baik ? Jawabannya sudah bersatunya Sang Diri (atma) dengan
tegas, yakni untuk melenyapkan pahala dari Brahma (paramatman) yang merupakan
karma-karma buruk (asubhakarma) dimasa kebahagian yang sejati dan abadi, ‘sukha
lalu, sebab hanya dengan berbuat baik tanpawali dhukha’ (Titib, 2004:18-19).
pahala karma-karma buruk itu dapat itu Sesuai dengan penjelasan tersebut maka,
dapat dientaskan. Untuk menyederhanakan dalam proses untuk memperoleh ilmu
jawaban ini dapat diketengahkan sebuah pengetahuan memang melalui proses
contok. Misalnya seorang anak ditugaskan pembelajaran atau pendidikan. Bila kita
oleh gurunya mengambil segelas air jernih perhatikan ilmu pengetahuan sangat
yang ditaruhnya diatas meja. Siswa yang penting dan bermanfaat bagi umat Hindu,
lain disuruh oleh gurunya meneteskan karena dengan ilmu pengetahuan niscaya
tintah dari pulpen bertintah cair yang semua ketidak tahuan (awidya) akan lenyap
mereka bawa. Semua siswa disuruh dengan lenyapnya kegelapan maka kita bisa
mengamati keruhnya air yang jernih mencapai kesempurnaaan hidup baik
menjadi hitam atau hijau sesuai warna didunia dan diakhirat.
tintah yang diteteskan oleh siswa tersebut.
Guru menjelaskan air yang jernih sangat II. PEMBAHASAN
dipengaruhi oleh warna tintah. Sekarang
2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan
guru tersebut mengajak bagaimana caranya Perspektip Hindu
menjernikan kembali air yang keruh di Ilmu diambil dari Kamus besar
dalam gelas tadi. Guru tersebut meminta bahasa Indonesia pusat Bahasa yang
salah seorang muridnya mengambil artinya: pengetahuan tt suatu bidang yang
baskom dan menuangkan air yang keruh disusun secara bersistem menurut metode
tersebut ke dalamnya. Selanjutnya semua tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu dibidang
siswanya diperintahkan masing-masing
(pengetahuan) itu: dia memperoleh gelar
membawa segelas air jernih dan secara doktor di pendidikan (DPN, 2008: 524).

ISSN : 2089-6662 Kuri


Jurnal Widya Katambung Volume 7, Nomor 1, 2016

Pengetahuan berasal dari kata Jnana sendiri. Pengetahuan dan pengamatan


yang artinya: pengetahuan, Jnana Marga langsug dengan pengamatan Indrya.
artinya jalan pengetahuan, demikian pula Bila ada sebuah ob yek misalnya meja
Jnana Yoga artinya usaha untuk pada wilayah pandangan mata, itu
menghubungkan diri dengan Tuhan Yang berarti ada hubungan antara meja
Maha Esa melalui pengetahuan. Jnana dengan Indrya mata. Meja itu
Marga Yoga adalah jalan dan usaha untuk menghasilkan sesuatu kesan yang
menghubungkan diri dengan Tuhan Yang kemudian dianalisis oleh pikiran.
Maha Esa untuk mencapai kebahagiaan Melalui kegiatan Indrya, pikiran dan
sejati melalui pengetahuan (Tim, 1997: Buddhi menjadi kesan itu sebagai kesan
88). meja. Ada dua macam pengamatan
Perspektif menurut Kamus Besar Nirwikalpa dan wikalpa. Pengamatan
Bahasa IndonesiaPusat Bahasa adalah: Nirwikalpa adalah pengamatan yang
penulis ambil dari perjemahan yang ke (2) tidak menentu. Ia timbul sebagai
sudut pandang; pandangan (DPN, 2008: peristiwa pertama pada hubugan antara
1062). Sedangkan Kata Hindu berasal dari Indrya dengan obyek dan mendahului
bahasa Yunani, Hydros atau Hidos dan semua analisis mental. Pada tahap yang
sebagainama untuk menyebutkan demikian hanya ada pengenalan obyek
kebudayaan atau agama yang berkembang sebagai sesuatu bukan sebagai benda ini
di Lembah Sungai Sindhu. (Awanita , atau benda itu. Pengamatan yang
2003: 5). Wikalpa adalah pengamatan yang
Bila ditarik kesimpulan dari menentukan. Ia merupakan hasil
beberapa pendapat tersebut diatas, maka: analisis, sintesa dan interpreta si alam
Ilmu adalah: pengetahuan, yang disusun pikiran. Ia adalah pengenalan obyek
secara bersistem, untuk menerangkan atau yang pasti sebagai suatu benda tertentu
menjelaskan tentang pengetahuan tersebut yang memiliki kualitas tertentu dengan
yang mana pengetahuan yang penulis benda-benda yang lain(Tim Penyusun,
terangkan disini adalah pengatahuan yang 1997:122-1213).
berlandasan agama untuk mencapai 2. Anumana Pramana
kesucian lahir dan batin. Sesuai dengan Pengetahuan yang didapat
sudut pandang agama Hindu. dengan Anumana Pramana adalah
pengetahuan yang didapat atas dasar
2.2 Manfat Ilmu Pengetahuan dalam kesimpulan. Dalam hal ini apa yang
perspektip Hindu diamati akan mengantar seseorang pada
Sebelum lebih lanjut membahas pengetahuan yang tidak diamati
tentang manfaat ilmu pengetahuan, maka langsung melalui hubungan universal,
terlebih dahulu akan penulis jabarkan untuk kedua pengetahuan itu yaitu:
menurut pendapat Samkya, ada tiga sumber pengetahuan yang didapat atas dasar
untuk mendapatkan pengetahuan yang pengamatan langsung dan yang tidak
benar, yaitu: Pratyaksa Pramana, langsung. Bila seseorang melihat ada
Anumana Pramana dan Sabda Pramana. asap maka dapat disimpulkan di sana
Adapun penjelasan dari ketiga bagian ada api. Seseorang mengetahui adanya
tersebut adalah : api karena adanya hubungan asap
1. Pratyaksa Pramana (pengetahuan dengan api (Tim Penyusun, 1997: 123).
melalui pengamatan). Pengetahuan ini 3. Sabda Pramana
dipandang benar bila pengenalan Sabda Pramana adalah
terhadap obyek itu pasti dan benar pernyataan dari yang kuasa
melalui penentuan Buddhi. Sang diri danmemberikan pengetahuan terhadap
akan mengetahui sesuatu obyek melalui suatu obyek yang tidak dapat diketahu
Buddhi, Manas dan Indrya. Dalam atas dasar pengetahuan pengamatan dan
pengetahuan yang benar ada tiga anasir, penarikan kesimpulan. Suatu
yaitu: subyek, obyek dan sumber pernyataan adalah kalimat yang
poengetahuan itu. Subyek adalah asas dibangun dari beberapa kata dalam
kesadaran yang tidak lain adalah roh itu susunan tertentu. Sebuah kata adalah

ISSN : 2089-6662 Kuri


Jurnal Widya Katambung Volume 7, Nomor 1, 2016

tanda yang menyatakan sesuatu dan lapisan salju sehingga akan tampak
artinya adalah benda yang dinyatakan. wujud karang yang sebenarnya,
Demikianlah sepatah kata adalah begitulah sinar ilmu yang diajarkan
simbul dari suatu obyek. Untuk akan mengikis ketidaktahuan
pengertian suatu kalimat, memerlukan (Cudamani, 1990: 90-92).
pengertian dari kata yang menyusunnya Kitab suci Bhagawad Gita
(Tim , 1997:123-124). Adyaya IV Sloka 39 menjelaskan
Sesuai dengan pendapat tersebut tentang tentang keistimewaan ilmu
diatas, maka ketiga cara untuk mendapat pengetahuan kepada kita, sebagai
pengetahuan yang benar (tri Pramana) berikut:
adalah dasar bagi kita untuk menarik sraddhaval labhate jnanam
kesimpulan bahwa pengetahuan itu sangat tatparah samyatendriyah
bermanfaat bagi kehidupan kita. jnanam labdhava param santim
Adapaun manfaat ilmu pengetahuan achirena dhigachchati.
menurut sudut pandang Hindu adalah:
1. Melenyapkan Artinya:
ketidaktahuan/kegelapandan Ia yang memiliki kepercayaan dan
kebodohan (Awidya) menguasai Pancaindrianya, mencapai ilmu
Pada hakekatnya manusia pengetahuan; Setelah memiliki ilmu
adalah atman dan atman adalah pengetahuan Dengan segera ia menemui
Brahman. Ketidak tahuan manusia kedamaian abadi (Pendit, 1996: 138).
absence of knowledge) telah Sesuai dengan pendapat diatas, sangat
menyebabkan manusia tidur jelas bahwa dengan belajari dan berguru
dipangkuan maya, dibuai dengan atau dengan pendidikan maka
adegan suka duka. Jnana marga ketidaktahuan atau kebodohan
mengajarkan “ siapa saya” dan (Awidya) kita akan lenyap dengan
“bagaimana saya mengenali diri sendirinya, oleh sebab itu ilmu
saya.”jnana marga menyerukan pengetahuan mempunyai peran penting
“bangunlah dan sadarlah, sudah lama dalam kehidupan manusia umumnya
kita tertidur lelap” “hapuslah belenggu dan umat Hindu khususnya.
maya ini dengan sinar ilmu 2. Mampu membedakan benar dan salah,
pengetahuan seperti sinar matahari baik dan buruk.
yang mengusir kegelapan.” Setiap manusia pasti
Kemelekatan terhadap benda-benda mempunyai hati nurani, oleh sebab itu
duniawi telah mengotori pikiran manusia dalam ajaran Hindu mampu
manusia, sehingga tidak mengenal diri mempertimbangkan apa yang akan
sendiri. Seperti kaca yang ditutupi debu, diperbuatnya sebelum melakukan
berapa kalipun kita berkaca tidak akan pekerjaan. Dengan kita mampu berpikir
melihat muka kita sebenarnya. untuk memepertimbangkan hasil yang
Gosoklah dengan ilmu pengetahuan dan akan kita perbuat (berwiweka).
bersihkan dengan kesucian maka kita Sesuai dengan bunyi sloka Kitab
akan tahu bahwa kita adalah atman Sarasamuscaya 4:
yang abadi dan maha tahu. Pengetahuan Iyam hi yonih prathama yam prapya
adalah sifat atman, pendidikan dan jagatpate, Atmanam cakyate tratum
pengajaran yang diberikan oleh guru karmabhih cubhalaksanaih.
hanya sekedar pancingan agar
pengetahuan yang ada dalam atma itu Artinya:
bangkit dan bangun. Demikianlah Menjelma menjadi manusia itu adalah
pengetahuan memang sudah ada dalam sungguh-sungguh utama; sebabnya
diri manusia. Pendidikan hanya demikian, karena ia dapat menolong
menggosok kotoran yang dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan
menutupi,sehingga pengetahuan itu mati berulang-ulang) dengan jalan
muncul seperti karang yang ditutupi berbuat baik; demikianlah keuntungan
salju. Sinar matahari akan melelhkan

ISSN : 2089-6662 Kuri


Jurnal Widya Katambung Volume 7, Nomor 1, 2016

dapat menjelma menjadi manusia. Menurut sloka Bhagawadgita XIV-13


(Sarasamuscaya, 1979: 9). ada yang disebutkan bahwa
Agama Hindu juga mengenal kata “Tamasa”yang berarti:
Ethika yang artinya adalah pengetahuan
tentang kesusilaan. Kesusilaan “Bila seseorang pikirann ya gelap,
berbentuk kaidah-kaidah yang berisis perasaannya mati (awidya), maka ia
larangan-larangan atau suruhan-suruhan tidak dapat lagi membedakan antara
untuk berbuat sesuatu. Dengan demikian baik dan buruk, antar kebijakan dan
dalam ethika kita akan dapati ajaran kebatilan.”
tentang perbuatan yang baik dan (Mertha, 2009:89)
perbuatan yang buruk. Perbuatan yang Sangat jelas bagi kita bahwa pendapat
baik itulah supaya dilaksanakan dan diatas tentang kebaikan dan keburukan
perbuatan yang buruk itu dihindari. selalu ada pada setiap manusia, tetapi kedua
Tiap-tiap perbuatan itu berdasarkan atas hal tersebut unsur mana yang lebih
kehendak atau buddhi. Jadi apa yang menonjol. Apakah baik atau sifat buruk,
diperbuat orang itu bermula dari semua itu kembali pada diri masing-masing
kehendak. Oleh karena manusia (individu) seseorang.
dihadapkan kepada dua pilihan yaitu 3. Mampu melaksanakan ajaran agama
pada yang baik dan buruk maka ia harus dimasyarakat.
mempunyai kehendak bebasnya Menganut agama tertentu secara
memilih menurut kehendaknya? Dalam tradisional tidak berubah-ubah sepanjang
hubungan ini manusia mempunyai hidup seseorang. Teori Durkheim
kebebsan yang terbatas juga. Yangt mengatakan bahwa agama memperkuat
membatasinya itu adalah norma-norma ikatan atau solidaritas sosial (Agus, 2006:
yang berlaku. Dengan demikian norma 208-209). Menurut Scharf, (2004: 11),
berarti sebuah ukuran yang kemudian Manusia akan bersama-sama melaksanakan
dalam hubungan dengan etika berarti suatu ibadat, dan merasa pelaksanaan ibadat
pedoman, ukuran atau haluan bersama itu sebagai suatu yang amat penting.
orang lain dan lingkungan hidup alam. Kemudian menurut pendapat
`dalam Kitab suci Bhagawadgita Wiana,(2000:1), sembahyang berasal dari
kecenderungan-kecenderungan sifat bahasa Jawa Kuno terdiri dari kata
manusia dibedakan atas dua bagian “sembah” artinya menghormat, Takluk,
yaitu: menghamba, permohonan. Kata Hyang
1) Daiwi Sampat, yaitu kecenderungan artinya Deva, Devi, Suci. Jadi kata
kedewataan. Kecenderungan “sembahyang” artinya menghormat atau,
kedewataan adalah kecenderungan- takluk serta memohon kepada Deva atau
kecenderungan yang mulia yang kepada yang “suci.” Jadi sembahyang disini
menyebabkan manusia berbudi luhur mengandung pengertian yang cukup luas.
yang mengantarkan orang untuk Melakukan pernghormatan kepada Deva
mendapatkan kerahayuan. atau, Tuhan yang Maha Esa atau kepada
2) Asuri Sampat, yaitu kecenderungan sesuatu yang suci.
keraksasaan. Kecenderungan ini adalah Melaksanakan ibadah atau
kecenderungan yang rendah yang sembahyangdirumah atau ditempat ibadah
menyebabkan manusia berbudi rendah (Pura/Balai) ini merupakan kegiatan umat
yang menyebabkan manusia dapat jatuh Hindu khususnya dalam memuja atau
kejuruang neraka. Kedua kecenderungan menyembah Tuhan. Dari ketiga pendapat
itu ada pada diri semua orang hanya tersebut diatas sangat jelas bahwa kegiatan
dalam ukuran yang berbeda-beda. Ini keagamaan atau dengan sebutan beribadah
berarti bahwa dalam diri orang terdapat ini adalah kewajiban bagi umat-Nya. Baik
sifat baik dan sifat buruk atau subha itu sembahyang, beryajna, atau
karma dan asubha karma (Tim, melaksanakan berbagai ritual keagaman ini
1997:140-141). merupakan ibadah kepada Tuhan.

ISSN : 2089-6662 Kuri


Jurnal Widya Katambung Volume 7, Nomor 1, 2016

III. KESIMPULAN Mertha, I Nengah. 2009.Menggantang


Hidup Di Jaman
Berdasarkan uraian dari pendahuluan Kaliyuga.Denpasar: Widya
sampai pada pembahasan, maka dapat Dharma.
penulis simpulkan ada Tiga hal penting Pendit, Nyoman S. 1996. Bhagavadgita.
yang terkait dengan Manfaat Ilmu Jakarta: Hanuman Sakti.
Pengetahuan dalam sudut pandang Hindu. Puja, Gede MA, SH. 1979.
3.1 Menlenyapkan ketidaktahuan/ Sarasamuscaya. Jakarta: Proyek
kegelapan dan kebodohan (Awidya) Pembinaan Sarana Keagamaan
Melaksanakan atau mengikuti Hindu.
pendidikan umumnya dan pendidikan Scharf, Betty R. 2004. Sosiologi Agama.
agama khususnya dengan cara berguru, Jakarta: Prenada Media.
baik secara formal maupun nonformal akan Tim Penyusun, 1997. Buku Pendidikan
menghilangkan ketidaktahuan kita Agama Hindu Untuk Perguruan
(Awidya). Khususnya menyangkut ajaran Tinggi. Jakarta: Hanuman Sakti.
suci agama Hindu. Titib, I Made. 1996. Veda Sabda Suci
3.2 Mampu membedakan benar dan Pedoman Praktis Kehidupan.
salah, baik dan buruk Surabaya: Paramita.
Kebaikan (subha karma) dan _______, dan Sapariani Ni Ketut, 2004.
keburukan (asubha karma) kedua hal Keutamaan Manusia dan
tersebut selalu beriringan kemanapun Pendidikan Budhi Pekerti.
seseorang bepergian tidak pernah lepas dari Surabaya: Paramita.
kedua hal tersebut. Jika kita menginginkan Wiana, I Ketut. 2000. Arti dan Fungsi
kesucian lahir dan batin maka kebaikanlah Sarana Persembahyangan.
yang kita tonjolkan dan jalankan. Tetapi Surabaya: Paramita
jika kita menjalankan kejahatan niscaya
kita akan terjerumus ke dalam dosa.
3.3 Mampu melaksanakan ajaran agama
di masyarakat.
Berbagai kegiatan keagamaan baik
sembahyang, beryajna,melaksnakan ritual
agama, berpuasa dan mengunjungi tempat
suci (Tirthayatra), ini merupakan kegiatan
keagamaan khususnya bagi umat Hindu,
sangat dibenarkan dan dianjurkan. Mampu
melaksanakan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari baik dirumah dan
dimasyarakat sangat bermanfat untuk
mensucikan diri kita baik lahir dan batin.

IV. Daftar Pustaka

Agus, Bustanudin. 2006. Agama Dalam


Kehidupan Manusia “Pengantar
Antropologi Agama.”Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Cudamani, 1990 Pengantar Agama Hindu
Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Yayasan Dharma Sarathi.
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
ISSN : 2089-6662 Kuri

Anda mungkin juga menyukai