Anda di halaman 1dari 24

“ Kepemimpinan yang Efektif ”

CRITICAL BOOK REVIEW


(Prof.Dr.H.Hadari Nawawi
MK. KEPEMIMPINAN
dan

Dra.HJ.M.Martini,2012) SKOR NILAI :

NAMA : Hera Febrian Syafitri

NIM : (3172131002)

Dosen Pengampu : Dr. Restu, M.Si dan

Drs. Ali Nurman, M.Si

Mata Kuliah : Kepemimpinan

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas matakuliah Kepemimpinan yaitu
Critical Book Review. Tugas ini adalah tugas individu yang mengkaji sebuah
buku kepemimpinan yang bertujuan meringkas isi dan membandingkan dengan
dua atau lebih buku lainnya dengan relevan.

Saya berharap semoga tugas Critical Book Review ini dapat bermanfaat
dan memberikan inspirasi untuk senantiasa membaca. Saya menyadari bahwa
tugas ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu saya mohon maaf apabila terdapat
kata-kata yang kurang tepat dalam pembahasan.

Medan, 2 Desember 2017

Hera Febrian Syafitri

Kepemimpinan yang Efektif


Page i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................1
C. Manfaat...................................................................................1
D. Identitas Buku.........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Indeks Buku............................................................................3
2. Kilasan Tentang Buku Pembanding ....................................16

BAB III PENUTUP

A. Kelebihan Dan Kekurangan..................................................18


B. Kesimpulan...........................................................................19
C. Saran.....................................................................................20
D. DAFTAR RUJUKAN...........................................................21

Kepemimpinan yang Efektif


Page ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adapun latar belakang penulis dalam mengkritik buku Kepemimpinan
yang Efektif ini ialah untuk pemenuhan tugas dari mata kuliah
Kepemimpinan, serta sebagai acuan penambah wawasan tentang bagaimana
mengulas sebuah buku.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan pengkritikan buku ini adalah untuk mengetahui dimana kelebihan
dan kekurangan dari buku ini demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Tujuan lain yaitu memberikan masukan kepada penulis berupa kritik dan
saran terhadap isi, substansi, dan penulisan buku, serta menguji kualitas buku
yang akan dibandingkan dengan buku lain.

C. Manfaat pengkritikan buku


Kritikan buku ini bermanfaat untuk membangun jiwa yang kritis bagi
penulis dan pembaca. Serta untuk menjadikan buku ini akan semakin mudah
untuk dipelajari oleh semua khalayak

Kepemimpinan yang Efektif


Page 1
D. IDENTITAS BUKU
a.1. Buku Utama
1. Judul Buku : Kepemimpinan yang Efektif

2. Keterangan Buku : 230 hlm


3. Pengarang : Prof.Dr.H.Hadari Nawawi dan
Dra.HJ.M.Martini
4. Penerbit : Gajah Mada University Press
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Tahun Terbit : 2012
7. ISBN : 979-420-271-1

1.2 Buku Pembanding

a. Judul buku : Pemimpin dan Kepemimpinan


b. Keterangan Buku : Edisi Baru, 312 hlm; 21 cm
c. Pengarang : Dr.Kartini Kartono
d. Penerbit : PT. Rajagrafindo Persada
e. Kota Terbit : Jakarta
f. Tahun Terbit : 2010
g. ISBN : 978-320-432-7

Kepemimpinan yang Efektif


Page 2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 KILASAN TENTANG BUKU UTAMA


Dalam buku utama yang ditulis oleh Prof.Dr.H.Hadari Nawawi dan
Dra.H.M.Martini Hadari terdapat 10 Bab sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini penulis masih memanjatkan syukur kepada Tuhan yang
Maha Esa serta menerangkan latar belakang mengapa penulis membahas suatu
topik tertentu yaitu Kepemimpinan yang Efektif. Manusia pada dasarnya
memiliki hakikat sosial yang tidak bisa hidup sendiri karena setiap individu
memerlukan individu lain. Untuk itu setiap individu memerlukan bantuan/
kerja sama dari individu lain, maka terbentuklah suatu kelompok. Setiap
individu memiliki karakter/sifat serta kelebihan dan kelemahan yang berbeda
dalam kepribadian, latar belakangkecerdasan, bakat dan sebagainya.
Hal itu lah yang dapat menimbulkan munculnya seorang Pemimpin
yang Efektif. Pemimpin sebagai suatu kepribadian memiliki motivasi yang
tidak sama dengan anggotanya, baik dalam mewujudkan tujuan/cita-cita,
maupun dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kemampuan
melaksanakan kepemimpinan sesuai dengan batasan yang berlaku dalam
berorganisasi/berkelompok yang kooperatif dan bernilai administratif, akan
menjadi faktor yang menunjang berlangsungnya proses Kepemimpinan yang
Efektif.

2. BAB II PENGERTIAN KEPEMIMPINAN


Seseorang yang menduduki posisi pemimpin di dalam suatu organisasi
mengemban tugas melaksanakan kepemimpinan. Dengan kata lain pemimpin
(leader) adalah orangnya dan kepemimpinan (leadership) adalah kegiatannya.
Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai kemampuan/kecerkasan

Kepemimpinan yang Efektif


Page 3
mendorong sejuml;ah orang agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
A. Kepemimpinan dalam Konteks Struktural, adalah kepemimpinan yang
memiliki struktur yang relatif permanen dan mekanisme serta prosedur kerja
yang statis, pasti, dan teratur yang biasanya ditetapkan secara resmi oleh pihak
yang berwenang. Misalnya organisasi sebuah Departemen di lingkungan
pemerintahan yang ditetapkan strukturnya oleh Presiden dari unit kerja paling
tinggi, sampai yang terendah. Suatu total sistem memiliki pimpinan tertinggi
yaitu Presiden dengan dibantu oleh sub-sistem di lingkungan maupun unit kerja
masing-masing. Dalam konteks ini pimpinan maupun pemimpin pembantu
adalah orang-orang yang diangkat oleh suatu kekuasaan yang memiliki
wewenang untuk itu.
B. Kepemimpinan dalam Konteks Non-Struktural, adalah kepemimpinan
yang organisasinya non-formal yang semi permanen. Sehubungan dengan itu
organisasi non-formal memakai sistem kesepakatan anggotanya, dalam
menetapkan struktur organisasi, unit kerja, maupun kewenangannya. Misalnya
organisasi dalam sekolah, luar sekolah, dan lain sebagainya. Dalam konteks ini
pimpinan tertinggi maupun pemimpin lain diangkat oleh anggotanya karena
alasan tertentu seperi dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan sebagainya.

Bertolak dari kedua konteks kepemimpinan tersebut. Adapun unsur-unsur


kepemimpinan antara lain :

1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin (Leader)


2. Adanya orang lain yang dipimpin
3. Adanya kegiatan menggerakkan menggerakkan orang lain yang
dilakukan dengan mempengaruhi dan mengarahkan perasaan, pikiran,
dan tingkah lakunya.
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai, baik secara sistematis maupun
seketika.
5. Berlangsung berupa proses di dalam kelompok/organisasi, baik besar
dengan banyak maupun kesil dengan sedikit orang/kelompok.

Kepemimpinan yang Efektif


Page 4
Dari uraian diatas maka diketahui bahwa kepemimpinan adalah kegiatan,
setiap ada kegiatan pasti ada proses pengendalian kerja sama atau disebut
Manajemen dan Administrasi. Kegiatan, proses, dan mekanisme manajemen
yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organization), Pelaksanaan
(Actuating), Pengendalian (Controlling), dan Pembiayaan (Budgeting).
Sedangkan kegiatan Administrasi pada dasarnya perwujudan kepemimpinan
dan manajemen, yang ruang lingkupnya luas meliputi Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organization), Pelaksanaan (Actuating),
Pengendalian (Controlling), Koordinasi, dan Komunikasi.

3. BAB III DINAMIKA KEPEMIMPINAN


Perkembangan dan pergerakan dari pengertian Kepemimpinan
sangatlah banyak bahkan sampai sekarang ini. Oleh karena itu dapat
diungkapkan, dianalisa, diuraikan, dan dilaksanakan secara ilmiah bahwa
pendapat-pendapat tersebut sejalan dengan teori-teori yang objektif, baik
sebagai hasil berpikir rasional maupun berdasarkan pengalaman dan hasil
penelitian. Dari uraian tersebut secara tidak langsung dinyatakan bahwa
kepemimpinan berkenaan dengan masalah-masalah sebagai berikut :
a. Hubungan manusiawi dalam kepemimpinan, terdiri atas :
1. Hubungan manusiawi efektif (positif), yaitu komunikasi dan
perlakuan yang menimbulkan rasa senang dan puas antar kedua belah
pihak
2. Hubungan manusiawi tidak efektif (negatif), yaitu komunikasi dan
perlakuan yang menimbulkan perasaan tidak senang, tidak puas,
saling bertolak belakang.
b. Proses pengambilan keputusan dalam kegiatan berkelompok secara
bersama untuk mencapai tujuan yang dirumuskan secara jelas, tegas, dan
terperinci haruslah bijaksana dan penuh tanggung jawab
Adapun proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Menghimpun data melalui pencatatan dan berupa pengamatan.
2. Menganalisis data secara kritis, diskusi (sharing),bahkan perhitungan-
perhitungan matematik dan statistik.

Kepemimpinan yang Efektif


Page 5
3. Menetapkan keputusan yang terbaik untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
4. Mengoperasikan keputusan menjadi tindakan secara optimal.
5. Mengevaluasi keputusan yang berlangsung dengan melakukan
perbaikan, pergantian, bahkan perubahan dari keputusan sebelumnya
ke keputusan yang baru.
c. Pengendalian dalam kepemimpinan setiap kelompok pada dasarnya
memerluakn penyusunan rencana dalam bentuk “Program Kerja”, yang
kemudian membentuk pengorganisasian setiap unit kerja, lalu
melaksanakan kegiatan pengorganisasian tersebut yang kemudian
muncullah konsekuensi lain yang mengharuskan pemimpin melaksanakan
kegiatan menggerakkan, mengarahkan, mengkoordinasikan,
mengkomunikasikan, dan mengontrol, baik input maupun output.
Pemimpin hanya mungkin melakukan pengendalian apabila berusaha
menjalin hubungan kerja yang efektif melalui kerja sama dengan orang-
orang yang dipimpinnya. Dalam kerja sama itu pemimpin selalu
mempunyai kesempatan untuk membimbing dan mengarahkan kegiatan
anggotanya tanpa paksaan atau tekanan.

4. BAB IV KEPRIBADIAN PEMIMPIN


Pemimpin dengan sifat-sifat kepribadiannya harus menyesuaikan
diri dengan kepribadian anggota kelompoknya. Dalam penyesuaian antar
pemimpin dan orang yang dipimpin atau sesama pemimpin, bukan berarti
seorang individu menjadikan kepribadiannya menjadi sama dengan
individu lain melainkan menyesuaikan dengan aspek yang baik sehingga
menjadi pengendali dalam mewujudkan kepemimpinan.

Berikut hubungan kepribadian dengan motivasi.

a. Hubungan kepribadian dengan motivasi terbentuk karena


keterpaduan jiwa dan tubuh yang dipengaruhi oleh kondisi tubuh (jasmani).
Untuk itu timbul rasa dorongan (motivasi) yang dapat menjadi acuan kegiatan

Kepemimpinan yang Efektif


Page 6
(usaha) dalam menempuh/mencapai tujuan yang diinginkan. Secara umum
motivasi terbagi 2 yaitu :
 Motivasi Intrinsik adalah kondisi yang mendorong terjadinya
perbuatan/kegiatan yang berada di dalam kegiatan itu sendiri. Motivasi
ini lebih kepada tanggung jawab karena keinginan.
 Motivasi ekstrinsik adalah kondisi yang mendorong terjadinya suatu
perbuatan/kegiatan yang berada di luar kegiatan itu sendiri. Kondisi ini
timbul karena keinginan yang disengaja.
b. Aspek-aspek kepribadian pemimpin sebagai berikut :
1. Mencintai kebenaran dan beriman pada Tuhan yang Maha Esa.
2. Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain
3. Mampu bekerja sama dengan orang lain
4. Ahli di bidangnya dan berpandangan luas didasari oleh kecerdasan
(intelegensi) yang memadai
5. Senang bergaul, ramah tamah, suka menolong, dan memberikan
petunjuk serta terbuka pada kritik orang lain.
6. Memiliki semangat untuk maju, pengabdian dan kesetiaan yang tinggi,
serta kreatif, dan penuh inisiatif.
7. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen,
berdisiplin, dan bijaksana.
8. Aktif memelihara kesehatan jasmani dan rohani

5. BAB V FUNGSI DAN TIPE KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud apabila dijalankan
sesuai dengan fungsinya.
Selanjutnya secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan
sebagai berikut :
a) Fungsi Instruktif yaitu pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi
memerintahkan pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpin,
b) Fungsi Konstituatif yaitu pemimpin yang menetapkan keputusan dan
memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi
dengan orang-orang yang dipimpinnya.

Kepemimpinan yang Efektif


Page 7
c) Fungsi Partisipasi yaitu antar pemimpin dan sesama orang yang dipimpin
harus ikut serta dalam mengambil keputusan secara aktif dalam
melaksanakan hasil keputusan tersebut.
d) Fungsi Delegasi yaitu pemimpin memberikan pembagian
tugas/wewenang dalam membuat/menetapkan keputusan, baik melalui
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan.
e) Fungsi Pengendalian yaitu kepemimpinan yang sukses/efektif mampu
mengatur kegiatan anggotanya secara terarah dan terkendali sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

1. Tipe Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu :
 Gaya Kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan tugas
secara efektif dan efisien, agar mampu mewujudkan tujuan secara
maksimal
 Gaya Kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan
hubungan kerja sama
 Gaya Kepemimpinan yang berpola mementingkan hasil yang dapat
dicapai dalam rangka mewujudkan tujuan kelompok.

Tipe Kepemimpinan terbagi 9 yaitu :


 Tipe Kepemimpinan Otoriter, tipe ini menunjukkan perilaku yang
dominan berupa perilaku kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan
ditangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka
tetap ada seseorang yang paling berkuasa.
 Tipe Kepemimpinan Bebas, tipe ini kebalikan dari tipe kepemimpinan
otoriter yaitu sebagai rangkaian kegiatan menggerakkan dan
memotivasi anggota kelompok/organisasi dengan cara apapun juga
serta memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam
melakukan segala sesuatu.
 Tipe Kepemimpinan Demokratis, tipe ini diwarnai dengan usaha
mewujudkan dan mengembangkan hubungan manusiawi yang efektif,
berdasarkan prinsip saling menghormati dan menghargai antara satu

Kepemimpinan yang Efektif


Page 8
dengan yang lain. Kemauan, kehendak, kemampuan, ide, pendapat,
kreativitas, inisiatif dan hal lain dapat disalurkan secara bebas. Tipe
inilah yang sangat diharapkan setiap kelompok/organisasi.
 Tipe Kepemimpinan Kharismatik, yaitu tipe yang digerakkan seseorang
sebagai kemampuan untuk mendayagunakan keistimewaan atau
kelebihan dalam sifat/aspek kepribadian yang dimiliki pemimpin,
sehingga menimbulkan rasa hormat, segan, dan kepatuhan pada orang-
orang yang dipimpinnya.
 Tipe Kepemimpinan Simbol, tipe ini hanya menempatkan seorang
pemimpin sebagai simbol atau lambang, tanpa menjalankan kegiatan
kepemimpinan yang sebenarnya. Kedudukan pemimpin tidak boleh
digantikan orang lain walaupun pemimpin sebagai simbol pada dasrnya
tidak menjalankan fungsi kepemimpinan.
 Tipe Pengayom (Headmanship), tipe ini menempatkan seseorang
sebagai Kepala yang berfungsi sebagaimana layaknya seorang Kepala
Keluarga.
 Tipe Pemimpin Ahli (Expert), yaitu tipe pemimpin yang memiliki
keahlian atau keterampilan dalam bidang tertentu.
Dengan kata lain pemimpin itu harus Profesional untuk mengelola
kelompok/organisasinya.
 Tipe Kepemimpinan Organisatoris dan Administrator, tipe ini
dijalankan oleh para pemimpin yang senang dan memiliki kemampuan
mewujudkan dan membina kerjasama, yang pelaksanaannya
berlangsung secara sistematis dan terarah pada tujuan yang jelas.
 Tipe Kepemimpinan Agitator, tipe ini diwarnai dengan kegiatan
memimpin dalam bentuk tekanan, adu domba, atau hal negatif lain demi
memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri. Dapat dikatakan sebagai
tipe kepemimpinan yang tidak sehat.

6. BAB VI PROSES KADERISASI


Proses kaderisasi adalah proses yang meberikan kesempatan kepada
orang-orang untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin di masa depan.

Kepemimpinan yang Efektif


Page 9
Kaderisasi diperlukan karena untuk melanjutkan generasi penerus dari seorang
pemimpin yang sudah maupun akan menempuh batas kepemimpinanya, yang
berkemampuan memimpin suatu kelompok/organisasi.

Adapun kaderisasi Formal dan Informal,


a. Kaderisasi Formal ialah mempersiapkan seorang calon pemimpin secara
berencana, teratur, tertib, dan resmi. Kaderisasi Formal ini juga memiliki
cara-cara tertentu agar pengkaderan dapat berjalan sesuai rencana dan
aturan.
b. Kaderisasi Informal ialah proses pengakderan yang berlangsung berupa
upaya membentuk pribadi, agar memiliki keunggulan dalam aspek-aspek
yang dibutuhkan seorang pemimpin.

7. BAB VII KETERBATASAN KEPEMIMPINAN


Setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu
juga dengan keterbatasan kepemimpinan yang bersifat manusiawi, yang dalam
aspeknya mungkin saja untuk dikurangi, namun sulit bahkan tidak boleh
dihilangkan.

Adapun keterbatasannya antara lain :


a) Keterbatasan Manusiawi, terbagi 3 yaitu :
1. Keterbatasan normatif/spiritual, adalah keterbatasan atas perilaku
pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinanya yang berdasarkan
norma-norma yang bersifat spiritual/agama yang melarang berbuat
kekufuran dan keburukan dalam melaksanakan tugas kepemimpinan.
Setiap perilakunya dalam menjalankan kepemimpinan dituntut agar
tidak menyimpang atau bertentangan dengan semua norma yang
berlaku.
2. Keterbatasan Fisik (Jasmani), adalah keterbatasan atas kondisi tubuh
seorang pemimpin yang bisa saja menghalangi atau mengurangi
pelaksanaan kepemimpinan yang efektif.

Kepemimpinan yang Efektif


Page 10
3. Keterbatasan Psikis (Rohani), adalah keterbatasan terhadap jiwa dan
mental seorang pemimpin yang berupa kemampuan berpikir,
mengingat, menghayal, emosi, dan lain sebagainya yang dapat
mempengaruhi suatu keputusan yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu pemimpin harus bisa mengendalikan emosi dan
bijaksana dalam mengambil tindakan agar mampu mewujudkan
kepemimpinan yang efektif.

b) Keterbatasan Administratif
Keterbatasan ini adalah kepemimpinan yang dibatasi oleh berbagai
kondisi yang terdapat di dalam pengendalian proses kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.
Beberapa dari keterbatasan administratif yakni keterbatasan karena misi,
berupa kepentingan bersama dari orang-orang yang berhimpun di dalamnya.
Kerja sama yang terjadi di luar misi organisasi tidak sepatutnya dibina dan
dikembangkan, baik dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, maupun
pengawasannya. Para pemimpin akan dibatasi juga oleh posisinya yang
tidak sama peran dan fungsinya dalam mewujudkan misi dan tujuan
organisasinya.

8. BAB VIII HAK-HAK ASASI MANUSIA DALAM KEPEMIMPINAN


Masalah hak asasi manusia sering muncul di berbagai negara. Setiap
masalah hak asasi manusi timbul, selalu terlihat hubungannya dengan
pemerintah/penguasa di negara masing-masing yang sangat berhubungan erat
dengan kepemimpinan yang juga merupakan sebab adanya permasalahan
tersebut. Sehubungan dengan itu masalah pokoknya selalu berkisar pada
dimensi sebagai berikut :
1. Dimensi yang berkenaan dengan kemampuan para pemimpin menghormati
hak asasi orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam perlakuan formal
maupun informal.

Kepemimpinan yang Efektif


Page 11
2. Dimensi yang berkenaan dengan kematangan dan kemampuan orang-
orang yang dipimpin dalam mempergunakan hak asasinya sebagai manusia
bertanggung jawab.

Hal inilah yang menjadi masalah bahwa para pemimpin tidak mampu
melindungi hak asasi orang-orang yang dipimpinnya, baik sebagai individu
maupun kelompok. Untuk itu dibawah ini mengenai hak-hak asasi manusia
yang sepatutnya mendapat perhatian para pemimpin agar kepemimpinan
berlangsung secara efektif.

A. Harkat Individu Sebagai Pribadi


Setiap individu berbeda dengan individu lain, karena masing-masing
mempunyai jati diri (identitas) yang tidak sama. Setiap individu sebagai
makhluk hidup yang aktif secara terus-menerus melakukan aktualisasi, baik
untuk menemukan dan mengembangkan identitas dirinya. Dalam usaha
merealisasikan dan mengaktualisasikan diri inilah setiap manusia memiliki
hak-hak asasi yang harus dihormati dan dilindungi oleh pihak berwajib. Untuk
itu pemerintah sebagai para pemimpin berkewajiban mencegah dan
menghukum tindakan yang melanggar hak asasi manusia.

B. Harkat Manusia Sebagai Makhluk Sosial


Makhluk sosial adalah makhluk Tuhan yang tidak bisa hidup sendiri tetapi
saling membutuhkan satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan dan
menyelesaikan masalah kehidupan bermasyarakat. untuk itu perlunya menjalin
hubungan baik antar sesama mahkluk hidup tetapi sering kali hal ini menjadi
pertentangan seperti permusuhan, penekanan, pembunuhan, penganiayaan,
penghinaan, dan lain sebagainya. Setiap negara mempunyai sistem
pemerintahan dan kebebasan dalam beragama. Para pemimpin sangat berperan
penting dalam menjaga keutuhan dan keharmonisan suatu negara demi
mewujudkan negara yang adil dan makmur serta mencapai tingkat
kepemimpinan yang efektif.

Kepemimpinan yang Efektif


Page 12
C. Harkat Sebagai Makhluk Tuhan yang Maha Esa
Kehidupan manusia ada karena berkat Tuhan yang Maha Esa yang
menciptakan kita semua dengan sempurna. Manusia patut menyadari bahwa
segala sesuatu yang melekat pada dirinya dan semua kondisinya adalah milik
Tuhan yang Maha Esa yang telah dipinjamkan sementara pada manusia. Dari
segi kepemimpinan, yang penting diwujudkan adalah usaha menciptakan dan
membina kerja sama, agar setiap anggota organisasi terpenuhi hak asasinya
sebagai manusia yang memiliki harkat mulia dengan menyesuaikan norma dan
aturan yang berlaku.

9. BAB IX PENINGKATAN KUALITAS KEPEMIMPINAN


Berkembangnya zaman modern yang semakin canggih oleh tekhnologi
serta kondisi dan proses globalisasi membuat kualitas hidup negara semakin
meningkat pula, begitu juga dengan kepemimpinannya. Setiap aspek dan
bidang akan mengalami peningkatan, baik dari segi ilmu maupun
pengetahuan. Untuk itu perlunya sikap yang tepat untuk menghadapi
perkembangan berikut ini :
 Berpikir Efektif dalam Menetapkan Keputusan, sikap inilah yang paling
penting dalam menjalani kehidupan agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Seorang pemimpin harus bijaksana dalam mengambil setiap
keputusan, tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri tetapi juga
kepentingan bersama.
 Mengkomunikasikan Hasil Berpikir, artinya setiap pemimpin harus
bertukar pikiran kepada sesama pemimpin maupun bawahannya agar
terjalin kerja sama yang kompleks. Hasil berpikir tersebut akan
menciptakan keputusan yang efektif karena terdapat komentar, saran,
kritik, solusi, ide, perintah, dan sebagainya
 Meningkatkan Partisipasi dalam Pemecahan Masalah, dalam hal ini
kemampuan mewujudkan dan membina kerja sama itu pada dasarnya
sangat mendorong dan memanfaatkan partisipasi anggota
kelompok/organisasi secara efektif dan efisien. Untuk itu setiap

Kepemimpinan yang Efektif


Page 13
pemimpin dan anggotanya harus saling ikut serta dalam menyelesaikan
segala permasalahan atas resiko dan solusinya.
 Menggali dan Meningkatkan Kreativitas, para pemimpin harus bisa
mendorong anggotanya dalam menumbuhkan keberanian untuk
menyatakan kreativitasnya serta menciptakan dan mengembangkan rasa
ikut bertanggung jawab dalam memajukan organisasinya. Proses
menggali dan meningkatkan kreativitas anggota dapat dilakukan dengan
membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi dan berbagi serta menilai
kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan dengan waktu tertentu juga.

10. BAB X MENGENDALIKAN KONFLIK DALAM


KEPEMIMPINAN
Setiap pemimpin mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda-
beda maka setiap pemimpin dan anggotanya harus dapat menyesuaikan diri
satu sama lain. Hal inilah yang terkadang menjadi kendala untuk tidak
saling mementingkan diri sendiri karena harus menghormati kepentinganh
orang lain juga.. Kejadian ini yang menyebabkan persaingan menjadi
runcing dan terjadilah konflik antar individu dalam organisasi. Konflik ini
juga akan menimbulkan ketegangan yakni tidak tenang, gelisah, khawatir,
takut, dan lain sebagainya.

A. Pengertian Ketegangan dan Konflik


Ketegangan dan Konflik adalah kondisi batin yang dapat dipengaruhi oleh
emosi dan proses berpikir. Apabila kondisi batin seperti ini terjadi maka
perasaan akan merasa tidak tenang dan bahkan akan sulit menyelesaikan dan
memecahkan suatu konflik/masalah.
Adapun jenis ketegangan, yaitu :
1. Ketegangan yang bersumber dari kondisi organisasi, dalam kegiatan
sehari-hari kondisi organisasi dapat menjadi penyebab terjadinya
ketegangan diantaranya adalah sikap menekan dan pilih kasih, perbedaan

Kepemimpinan yang Efektif


Page 14
garis politik, prosedur kerja, persaingan dan perebutan wewenang, gaya
kepemimpinan, beban pekerjaan, dan lain sebagainya.
2. Ketegangan yang bersumber dari kondisi individu, veverapa diantaranya
adalah harapan yang tidak terpenuhi, cita-cita yang terlalu tinggi, cara
berpikir yang merusak diri, kebiasaan buruk, dan lain sebagainya.
Kondisi pribadi ini merupakan pupuk menyuburkan ketegangan dalam
diri sindividu yang terjadi karena individu tidak mampu menguasai dan
mengendalikan dirinya, sehingga selalu memberikan reaksi yang
berlebihan.

B. Bentuk-bentuk Ketegangan Batin


1. Kegelisahan
2. Kecemasan
3. Perasaan Bersalah
4. Konflik
5. Perasaan Takut
6. Stress
7. Frustasi

C. Konflik dan Pertikaian


Konflik dan Pertikaian adalah hal yang sama, yaitu sama-sama kondisi
yang dipertentangkan atau dipermasalahkan yang dapat menimbilkan
dampak negatif. Dilingkungan suatu organisasi dalam menyelesaikan
konflik dan pertikaian ada 4 cara yaitu :
1. Paksaan, dengan memaksakan salah satu atau kedua belah pihak
mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku (patuh)
2. Kekuasaan, dengan menekan salah satu atau kedua belah pihak agar
mengikuti kehendak/kemuan pemimpin sebagai pihak berkuasa
(menurut)
3. Acuh dan dibiarkan, dengan tidak mencampuri kedua belah pihak
yang sedang bermasalah, otomatis kedua belah pihak tersebut akan
sadar dengan kesalahan masing-masing.

Kepemimpinan yang Efektif


Page 15
BAB III

PEMBAHASAN

A.PEMBAHASAN ISI BUKU

 BAB 1 dalam buku utama membahas tentang Pendahuluan. Merupakan


puji syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menerangkan latar
belakang suatu topik mengenai kepemimpinan yang efektif. Manusia yang
pada dasarnya memiliki hakikat sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa
bantuan oranglain dan membentuk suatu kelompok. Setiap individu
memiliki karakter yang berbeda dalam kepribadian. Hal itulah yang
menimbulkan munculnya seorang pemimpin yang efektif. Sedangkan BAB
I dalam buku pembanding membahas tentang Tata Tertib dan Keteraturan
Pemimpin Formal dan Informal. Menjelaska bahwa tanpa adanya tata
tertib, keteraturan, dan kerjasama kooperatif usaha mempertahankan
hidup bersama, dunia hanya khaos massa dan menjadi musibah bagi
manusia. Adapun cara memelihara dunia sekitar yaitu dengan administrasi
yang harus dikendalikan oleh seseorang pemimpin dengan
kepemimpinannya.
 BAB II dalam buku utama membahas tentang Pengertian Kepemimpinan.
Menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan/kecerdasan
mendorong sejumlah orang agar bekerjasama dalam melaksanakan
kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Sedangkan BAB II dalam
buku pembanding membahas tentang Arti Kerja bagi Manusia dan
Kaitannya dengan Kepemimpinan. Menjelaskan bahwa kerja memberikan
status sosial kepada individu dan untuk memenuhi kebutuhan hidup
dengan menghasilkan pendapatan. Perlunya pemimpin dengan
kepemimpinannya demi efektivitas dan standar kerja.
 BAB III dalam buku utama membahas tentang Dinamika Kepemimpinan.
Menjelaskan bahwa dari perkembangan dan pergerakan pengertian

Kepemimpinan yang Efektif


Page 16
kepemimpinan dapat diuraikan sejalan denganteori-teori yang objektif
baik sebagai hasil berpikir rasional maupun berdasarkan pengalaman atau
hasil penelitian. Sedangkan BAB III dalam buku pembanding membahas
tetang Konsep dan Teori mengenai Pemimpin dan Kepemimpinan.
Menjelaskan tentang teori kepemimpinan adalah penggenerelisasian satu
seri perilaku pemimpin beserta konsep kepemimpinannya dengan
menampilkan latar belakang munculnya pemimpin dan kepemimpinan
 BAB IV dalam buku utama membahas tentang Kepribadian Pemimpin.
Menjelaskan bahwa pemimpin dengan sifat-sifat kepribadiannya harus
Menjelaskan seorang pemimpin mempunyai metode kepemimpinan
tersendiri yang tidak sama dengan pemimpin lain dalam mewujudkan dan
menyesuaikan kelompok/organisasi. Adapun pemimpin yang tidak efisien
merupakan pemimpin yang tidak mahir dalam suatu keterampilan dan
tidak perduli dengan kepentingan bersama. Sedangkan BAB IV dalam
buku pembanding membahas tentang Kepemimpinan Metode dan Tipe
Kepemimpinan. Menjelaskan bahwa pemimpin mempunyai metode
kepemimpinan tersendiri yang tak sama dengan pemimpin lain dalam
menyesuaikan kelompok/organisasi. Adapun pemimpin yang tak efisien
adalah pemimpin yang tidak mahir dalam suatu keterampilan dan tidak
perduli dengan kepentingan bersama.
 BAB V dalam buku utama membahas tentang Fungsi dan Tipe
Kepemimpinan. Menjelaskan bahwa kepemimpinan yang efektif hanya
akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sedangkan
BAB V dalam buku pembanding membahas tentang Asas dan Fungsi
Kepemimpinan Tugas-tugas Pemimpin. Menjelaskan bahwa asas-asas
kepemimpinan yang baik yang berlandaskan kemanusiaan,efisien teknis,
dan kesejahteraan.

Kepemimpinan yang Efektif


Page 17
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

No Buku Pembanding Buku Utama


1. Lebih menarik pembaca karena Kurang menarik pembaca kerena
terlihat seorang pemimpin sampul yang digunakan bisa
memimpin anggotanya dikatakan polos
2. Dalam penyusunan simbol Cara tulis buku utama sangat baik
kurang rapi. termasuk dalam ukuran huruf
buku dan penggunaan simbol
3 Pemaparan yang sederhana dan Memaparkan secara jelas serta
kurang dimengerti menyediakan salah satu kasus
4 Berbelit- belit Mudah dimengerti

BAB IV

Kepemimpinan yang Efektif


Page 18
PENUTUP

A.Kesimpulan

Pemimpin (leader) adalah orangnya dan kepemimpinan


(leadership) adalah kegiatannya. Kepemimpinan juga dapat diartikan
sebagai kemampuan/kecerkasan mendorong sejumlah orang agar bekerja
sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan
bersama. Kepemimpinan itu merupakan fungsi kolektif yaitu penampilan
yang integrative dari daya-upaya kelompok itu akan selalu dikaitkan
dengan masalah kelompok dan tujuan kelompok.
Sehubungan dengan sulitnya upaya memilih tokoh pemimpin yang
baik bagi semua sector kehidupan, perlu adanya latihan kepemimpinan
bagi para calon pemimpin. Setiap pemimpin kemungkinan secara sadar
maupun tidak sadar melakukan kesalahan,berkata kasar/menyinggung,
egois, tidak sabar, acuh tak acuh, dan lain sebagainya.
Maka dari itu para pemimpin harus introspeksi untuk menemukan
kelemahan kelemahan sendiri dengan melakukan perbaikan pada diri
sendiri,sesama pemimpin maupun para anggota.
Jika pemimpinnya baik maka kepemimpinannya akan efektif dan sesuatu
yang dijalankan akan lancer dengan kerja sama yang kooperatif untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama. Etika pemmpin yang
harus dijalankan ialah : memimpin,mengatur, mengambil
keputusan,dengan penuh rasa tanggung jawab kemudian mengarahkan
kelompok/organisasi menuju kepada tujuan ekonomis dan tujuan social
tertentu. Untuk menjadi seorang pemimpin dengan kepemimpinan yang
efektif harus memiliki tipe, metode, sifat, karakter, kepribadian yang dapat
menuntun anggota untuk mencapai tujuan bersama. Setiap pemimpin
harus memiliki pendamping yaitu manajer dalam melaksanakan
pengelolaan suatu organisasi atau kelompok.

B. Saran

Kepemimpinan yang Efektif


Page 19
Untuk buku utama saya menyarankan sebaiknya kertas bukunya tidak
gelap dan sebaiknya menggunakan bahasa yang tidak bertele-tele agar
mudah di mengerti. Oleh karena itu saya lebih memiih buku pembanding.

DAFTAR PUSTAKA

Kepemimpinan yang Efektif


Page 20
Kartono, Kartini.1992.PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN.Edisi
Revisi.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Kartono, Kartini.1992.PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN.Edisi


Revisi.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Kepemimpinan yang Efektif


Page 21

Anda mungkin juga menyukai