FTIR
FTIR
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan percobaan ini diantaranya dapat diketahui prinsip kerja FTIR dan
dapat ditentukan puncak puncak absorbsi material.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel
sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer
ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. (Basset,1994).
Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR) adalah
sama dengan Spektrofotometer Infra Red dispersi, yang membedakannya adalah
pengembangan pada sistem optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh.
Dasar pemikiran dari Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah dari
persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830)
seorang ahli matematika dari Perancis.
Sistem optik Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red seperti pada gambar
disamping ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam.
Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh
menuju cermin yang bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak
tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi (δ). Hubungan
antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai
interferogram. Sedangkan sistem optik dari Spektrofotometer Infra Red yang didasarkan atas
bekerjanya interferometer disebut sebagai sistem optik Fourier Transform Infra Red (Fitri &
Pratama, 2016).
Gambar 3.Sistem optik spektrofotomter FTIR
Pada sistem optik Fourier Transform Infra Red digunakan radiasi LASER (Light
Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang
diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang diterima
oleh detektor secara utuh dan lebih baik.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah
Tetra Glycerine Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat
MCT). Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik
pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur,
sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra merah(Fitri & Pratama,
2016).
Spektrofotometer IR dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa. Yang
menjadi parameter kualitatif pada spektrofotometer IR adalah bilangan gelombang dimana
muncul akibat adanya serapan oleh gugus fungsi yang khas dari suatu senyawa. Namun jika
hanya daerah gugus fungsi saja tidak dapat digunakan untuk menganalisis identitas senyawa.
Pada umumnya identifikasi suatu senyawa didasarkan oleh vibrasi bengkokan, khususnya
goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000 – 400 cm-1.
Karena di daerah antara 4000 – 2000 cm-1 merupakan daerah yang khusus yang berguna
untuk identifkasi gugus fungsional.
Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi regangan. Sedangkan
daerah antara 2000 – 400 cm-1 seringkali sangat rumit, karena vibrasi regangan maupun
bengkokan mengakibatkan absorbsi pada daerah tersebut. Dalam daerah 2000 – 400 cm-1 tiap
senyawa organik mempunyai absorbsi yang unik, sehingga daerah tersebut sering juga disebut
sebagai daerah sidik jari (fingerprint region). Daerah finger print ini untuk setiap senyawa
tidak akan ada yang sama sehingga merupakan identias dari suatu senyawa. Berikut adalah
contoh serapan yang khas dari beberapa gugus fungsi :
Gugus Jenis Senyawa Daerah Serapan (cm-1)
C-H alkana 2850-2960, 1350-1470
C-H alkena 3020-3080, 675-870
C-H aromatik 3000-3100, 675-870
C-H alkuna 3300
C=C Alkena 1640-1680
C=C aromatik (cincin) 1500-1600
C-O alkohol, eter, asam karboksilat, ester 1080-1300
C=O aldehida, keton, asam karboksilat, ester 1690-1760
O-H alkohol, fenol(monomer) 3610-3640
O-H alkohol, fenol (ikatan H) 2000-3600 (lebar)
O-H asam karboksilat 3000-3600 (lebar)
N-H amina 3310-3500
C-N Amina 1180-1360
-NO2 Nitro 1515-1560, 1345-1385
Senyawa organik mengandung gugus tertentu diberi sinar inframerah. Gugus yang
menerima sinar dengan bilangan gelombang tertentu akan mengalami penyerapan dan
bergetar. Gaya tertentu memilii puncak penyerapan maksimal pada bilangan gelombnag
tertentu. Dengan membandingkan puncak-puncak senyawa dengan standar dapat diketahui
jenis senyawa organik pada sampel dan dapat diketahui pula strukturnya apabila diketahui
masa atom relatifnya (Fitri & Pratama, 2016).
Spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infrared) merupakan spektroskopi inframerah
yang dilengkapidengan transformasi Fourier untuk deteksi dan analisis hasil spektrumnya. Inti
spektroskopi FTIR adalah interferometer Michelson yaitu alat untuk menganalisis frekuensi
dalam sinyal gabungan. Spektrum inframerah tersebut dihasilkan dari pentrasmisian cahaya
yang melewati sampel, pengukuran intensitas cahaya dengan detektor dan dibandingkan
dengan intensitas tanpa sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrum inframerah yang
diperoleh kemudian diplot sebagai intensitas fungsi energi, panjang gelombang (mm) atau
bilangan gelombang (cm-1) . Skema alat spektroskopi FTIR secara sederhana ditunjukan pada
gambar 2.
4.1.2 Data 2
Gugus Fungsi Jenis Senyawa Bilangan Gelombang (cm-1)
O-H 3850,72
O-H Monomer asam karboksilat, ikatan hidrogen 3748,22
asam karboksilat
O-H Fenol, monomer alkohol, alkohol ikatan 3646,87
hidrogen
C=O Aldehid, keton,asam karboksilat, ester 1887,50
C=O Aldehid, keton,asam karboksilat, ester 1866,37
C=O Aldehid, keton,asam karboksilat, ester 1789,91
C=O Aldehid, keton,asam karboksilat, ester 1693,62
C=C Alkena 1681,81
C=C Alkena 1673,97
C=C Alkena 1651,11
C=C Alkena 1644,61
C=C Alkena 1633,16
C=C Alkena 1621,34
C=C Alkena 1614,35
NO2 Senyawa nitro 1557,53
O-H Alkohol, fenol (ikatan H) 1989,89
C=C Cincin Aromatik 1537,98
NO2 Senyawa nitro 1494,74
NO2 Senyawa nitro 1487,77
C-H alkana 1455,59
C-H alkana 1417,00
C-H alkena 998,98
C-H alkena 791,11
C-H alkena 694,80
4.3 Pembahasan
Molekul kimia terutama molekul organik mempunyai ikatan antar atom. Ikatan antar
atom tersebut tidak hanya diam, melainkan bervibrasi (bergetar). Molekul organik dapat
menerima radiasi inframerah. Molekul yang dapat menerima radiasi inframerah disebut
dengan molekul aktif inframerah.
Macam macam vibrasi yang dapat terjadi diantaranya vibrasi ulur, vibrasi ulur
merupakan suatu vibrasi yang mengakibatkan perubahan panjang ikatan suatu molekul,
memanjang atau memendek (tarik ulur) dalam satu bidang datar. Vibrasi ulur dibagi menjadi
dua yaitu simetri dan asimetri. Vibrasi ulur simetri adalah katan antar atom bergerak
bersamaan dalam satu bidang datar. Vibrasi ulur asimetri adalah ikatan antar atom bergerak
tidak bersamaan dalam satu bidang datar.
Vibrasi bengkok merupakan vibrasi dimana selain memanjang dan memendek, ikatan
antar atom dan molekul organik dapat begerak mengayun secara beraturan. Hal ini
mengakibatkan adanya perubahan sudut ikatan, sehingga ikatan menjadi bengkok. Vibrasi
bengkok dibagi menjadi 4 yaitu goyangan (Rocking), Guntingan (scissoring), kibasan
(wagging), dan pelintiran (twisting). Rocking yaitu jika ikatan antar atom mengayun searah
dalam satu bidang datar. Scissoring yaiti jika ikatan antar atom mengayun berlawanan arah
dalam satu bidang datar. Wagging yaitu jika ikatan antar atom mengayun searah tidak dalam
satu bidang datar. Twisting yaitu jika ikatan antar atom mengayun berlawanan arah tidak
dalam satu bidang datar.
Prinsip sumber radiasi IR dipancarkan oleh padatan lembam yang dipanaskan sampai
pijar dengan aliran listrik.
1. Kawat nikhrom yang dipijar dengan aliran listrik sampai temperature 1100 oC akan
memancarkan radiasi IR akan tetapi pancaran radiasi IR dari pijaran kawat nikhrom
ini memberikan bilangan gelombang lebih dari 5000 cm-1 dengan intensitas yang
lemah.
2. Nernst Glower, juga sebagai hasil pijaran Zirkonium oksida yang dijepit kedua
ujungnya dengan keramik pada temperature 1200 K – 2200 K
3. Global, senyawa silicon karbida yang mempunyai kehandalan dapat dipijarkan
langsung sampai temperature 1300 – 1500 K,sumber radiasi sangat banyak dipakai
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa FTIR
merupakan spektroskopi inframerah yang dilengkapidengan transformasi Fourier untuk
deteksi dan analisis hasil spektrumnya. Inti spektroskopi FTIR adalah interferometer
Michelson yaitu alat untuk menganalisis frekuensi dalam sinyal gabungan. digunakan
untuk mengidentifikasi suatu senyawa. Yang menjadi parameter kualitatif pada
spektrofotometer IR adalah bilangan gelombang dimana muncul akibat adanya serapan
oleh gugus fungsi yang khas dari suatu senyawa. Dari spektrum inframerah yang
terbentuk maka dapat diketahui puncak puncak absorbsinya yang menunjukkan gugus
fungsi dari suatu senyawa tertentu.
4.2 Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan disarankan agar praktikan
memahami terlebih dahulu materi yang akan digunakan untuk percobaan.
Daftar Pustaka
Basset ,J . 1994 . Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : EGC