Anda di halaman 1dari 20

1

MUBTADA’ DAN KHOBAR

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Arab

Oleh :
Makrus 141002116

Abdul Karim 141002118


Riri Nurofi’ah 141002122
Decky R 141002130
Melly Sugi 141002135

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS


AGAMA ISLAM UNIVERSITAS SILIWANGI
2014
2

LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN

Makalah ini telah diterima pada hari…………………


tanggal…………………..
oleh
Dosen Mata Kuliah Bahasa Arab,

Hj. Lina Marlina, S.Ag., M.Ag.


KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya saya telah mampu menyelesikan makalah yang
berjudul “Mubtada dan Khabar”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Bahasa Arab.
Mubtada dan Khabar, Mubtada adalah isim yang dirafa’kan yang Kosong
dari amil-amil sebangsa lafadzh, yang terdapatdiawalkalimat (Subyek). Sedangkan
Khabar adalah isim yang dirafa’akan yang disandarkan kepada mubtada’ atausesuatu
yang dapatmenyempurnakanmaknamubtada (Predikat)
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini, kami banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu saya mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Cucu Hidayat, M. Pd., selaku ketua dekan;
2. Ibu Hj. Lina Marlina, S.Ag., M.Ag., selaku ketua prodi;
3. Bapak Joni Ahmad Mughni, M.Esy., selaku wali dosen;
4. Ibu Hj. Lina Marlina, S.Ag., M.Ag., selaku dosen mata kuliah Bahasa
Arab yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini;

5. Perpustakaan FAI dan Perpustakaan Umum;


6. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi kami untuk
menyelesaikan penyusunan makalah ini;
7. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu;

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki


banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kami dan bagi pembaca. Amin.

1
Tasikmalaya, 5 Desember
2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i


DAFTAR ISI…………..……………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah…………………………………….. 1
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………... 2
1.3 Tujuan
Makalah……………………………………………... 2
1.4 Kegunaan
Makalah………………………………………….. 2
1.5 Prosedur
Makalah…………………………………………… 3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian mubtada dan khabar…………………….
………… 4 Definisi
2.1.1
mubtada……………………………………….. 4
2.1.2 Definisikhabar……………………………….
…………. 4 mubtada dan
2.1.3 Contoh
khabar……………………………. 5

2
2.2 Pembagian mubtada dan khabar…...
………………………….. 5
2.2.1 Mubtada………………………………………………….
5
2.2.2 Khabar……………………………………………………
2.3 7 mubtada dan
Ketentuan
khabar………………………………...10
BAB 3 PENUTUP

3.1 Simpulan……………………………………………………..
... 12
3.2 Saran………………………………………………………….
.. 12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..………....
13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan sejarah lahirnya ilmu nahwu yang kita ketahui masih
diperdebatkan apakah ilmu itu ditulis oleh Sayyidina ali bin Abi Tholib atau Abul
abbas Ad-duali. Akan tetapi dilihat dari cerita dulu Sayyidina Ali bermimpi
ditununjukkan teori-teori. Sehingga setelah beliau bangun, beliau mengirim serat
kepada Abul Abbas Ad-duali. Yang isinya kurang lebih sebagai berikut “
Bismillahirrohmanirrohim. Kalimat itu ada tiga : Fi’il, Isim. Huruf. Isim adalah kata
yang menunjukkan sesuatu, Fi’il adalah kata yang menunjukkanberubahnya musamm

3
(sesuatu), sedang Huruf adalah kata yang menunjukkan makna tapi bukan makna
isim dan fi’il.
Dicermati dan dibaca surat itu oleh Abul Abbas Ad-duali sampai pada kata
“teruskanlah masalah itu” kata Sayyidina Ali. Dalam bahasa arab berbunyi “Inna ‘ala
haadza an-nahwi. Sayyidina Ali juga menambahkan bahwa isim itu ada 3 :Isim
Dhohir, Dlomir, dan bukan Dhohir dan bukan Dlomir. Dan para ulama’ juga sama
mempersoalkan hal itu. Setela beberapa hari Abu Aswad datang pada Sayyidina Ali
dengan jumlah huruf nashob yaitu : inni, anna, la’alla. Sayyidina Ali bertanya “
apakah lakinna tidak termasuk huruf nashod?” abu Aswad menjawab “kami tidak
memasukannya.” Lalu Sayyidina Ali berkata “sesunguhnya lakinna itu termasuk
Huruf nashob.”
Dari kisah diatas bisa kita ketahui ada 2 tokoh pencetus ilmu nahwu. Sebagian
mengatakan penulisnya Sayyidina Ali dan sebagian mengatakan Abul Abbas Ad-
duali. Namun beberapa leterature yang diperoleh pencetus ilmu nahwu adalah
Sayyidina Ali.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang penulis kemukakan

diatas maka penulis mengambil perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan mubtad?

2. Apakah yang dimaksud dengan khobar?

3. Bagaimana cara membedakan macam-macam bentuk mubtada?

4. Bagaimana cara membedakan macam-macam bentuk khobar?

2
5. Bagaimana bentuk hukum-hukum mubtada dan khabar?

1.3. Tujuan Penulisan

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini

disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Pengertian mubtada

2. Pengertian khobar

3. Macam-macam bentuk mubtada

4. Macam-macam bentuk khobar

5. Hukum-hukum mubtada dan khabar

1.4.Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik


secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini
berguna sebagai pengembangan mubtada dan khabar. Secara praktis
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi

1. penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep


keilmuan khususnya tentang mubtada dan khabar
2. pembaca atau dosen, sebagai media informasi tentang mubtada dan

khabar baik secara teoritis maupun secara praktis.

3
1.5 Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif.


Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini
kami akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan
komperhensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik studi pustaka, artinya kami mengambil data
melalui kegiatan membaca berbagai literature yang relevan dengan
tema makalah. Data tersebut kemudian diolah dengan teknik analisis isi
melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data
tersebut dalam konteks tema makalah.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mubtada’ dan Khobar


‫رببخببالوب أبدبتبمببلباباب‬

4
‫ادلبمأبتددأأ ‪ :‬هو ادلسبمأ ادلبمدربفوأعأ ادلبعرادرل ي عدنب ادلبعدوالمدل الدليفب لظيلة وادلبخدبدرأ أهود ادلسبمأ ادلبمدربفوأعأ‬

‫ل‬‫ادلبمأسبنددأ إللديلهب‪ ,‬ندحبود قدوللبكد "زديبد‪ .‬قرالئدمد" ود"الزييبدانل قرالئدمرادنل " ود"الزييبدوأند قرالئدموأند " ‪ .‬والمبتدأ لقسبمرادن‬

‫ظراد لهرد ودمأضبمدرد فرالدظراي لهرأ مراد تدقدديمد لذكبرأهأ والمضمر اثنرا عشر وهى ‪:‬أنرا ونحن وأن دت وأن لت و وأنتمرا‬

‫وأنتمأ وأنتن وهو وهى وهمرا وهم وهن نحو قولك (أنرا قرائم) و(نحن قرائمون) ومرا أشبه ذلك والخبر قسمران ‪ :‬مفرد وغير مفرد‬

‫فرالمفرد نحو زيد قرائم وغير المفرد (اربعة اشيراء )الجرار والمجرور والظرف والفعل مع فراعله والمبتدأ مع خبره نحة قولك ‪:‬‬

‫زيد فى الدار) وزيد عندك وزيد قرام ابوه وزيد جراريته زاهبة‬

‫‪Definisi Mubtada‬‬ ‫‪2.1.1‬‬


‫ادلبمأبتددأأ ‪ :‬هو ادلسبمأ ادلبمدربفوأعأ ادلبعرادرل ي عدنب ادلبعدوالمدل الدليفب لظيلة‬
‫‪: Artinya‬‬

‫“‪Mubtada adalah isim yang dirafa’kan yang Kosong dari amil-amil sebangsa‬‬
‫‪”lafadzh,‬‬ ‫)‪yang terdapat diawal kalimat (Subyek‬‬

‫‪Definisi Khabar‬‬ ‫‪2.1.2‬‬


‫ب‬ ‫ب‬ ‫ب‬
‫‪,‬وادل خدبدرأ أهود ادلسبمأ ادل مدربفوأعأ ادل مأسبنددأ إللديلهب‬

‫‪: Artinya‬‬

‫“‪Khabar adalah isim yang dirafa’akan yang disandarkan kepada mubtada’ atau‬‬
‫‪”sesuatu‬‬ ‫)‪yang dapat menyempurnakan makna mubtada (Predikat‬‬

‫بمببتـدأب بزبيدر بوعـــباأذرر خببـــــبر ‪ ¤‬أإنب بقبلتبـ بزبيدر عباأذرر بمن اعببتذببر‬
‫أ‬

‫‪5‬‬
2.1.3 Contoh Mubtada Dan Khabar

‫د‬ (Zaid itu berdiri)


‫مئالرقزددي‬
‫ب د‬
‫د‬ ‫ي‬ (kedua Zaid bediri)
‫يزال نارمئالر‬
‫قن‬
‫الدب د ل‬
‫د‬ ‫ي‬ (banyak Zaid berdiri)
‫ندومأئالرقندودأيبزال‬
Keterangan :
Untuk lebih mudah memahami apa itu mubtada ? dan apa itu khabar coba anda
perhatikan contoh diatas : Yang pertama Kalimat ( Œ‫)مدئالرقدديييبزد‬artinya “zaid itu
berdiri”. Lafadz (Œ‫ )ديييبزد‬sebagai Mubtada. sedangkan Lafadz ( Œ‫ )مدئالرييقد‬sebagai
khabarnya. Sesuai dengan definisi mubtada, bahwa mubtada adalah isim yang
di rafa'-kan (atau berharkat Dhammah) yang berada diawal kalimat yang
kosong dari amil-amil Lafdzyyang masuk. Sedangkan khabar adalah isim yang
dirafa-kan yang disandarkan kepada mubtada.

Catatan: :
Jika mubtadanya Mufrad (bentuk tunggal), maka khabar mengikutinya. dan jika
Mubtada berbentuk Tatsniyah, maka khabar mengikuti. begitu juga jika
Mubtada berbentuk jamak (mengandung arti banyak), maka khabarnya pun
sama.

2.2 Pembagian Mubtada’ dan Khobar

2.2.1 Mubtada
Œ‫رمدضبمأود ردهل ارظد نلارمدسبقل أدتبمالو‬

Adapun Mubtada ada dua bagian, yaitu :

a. mubtada isim dzahir


b. mubtada isim dhamir

6
a. Mubtada Isim Dzahir
‫هأ‬ ‫ب‬
‫فرالدظراي لهرأ‬
‫لذكرأ‬
Mubtada isim dzahir adalah mubtada yang terdiri dari isim
‫مراد تدقدديمد‬ ‫د‬ )Zaid itu berdiri(
:Contoh "‫"زديد قرالئم‬
‫د‬ ‫ب‬
‫د‬ ‫ي‬
.dzahir
‫ن قرالئمران‬ ‫( ) الزي‬kedua Zaid bediri

‫ل‬ ‫د‬ ‫بدا ل‬


‫ند‬ ‫د‬ ‫ي‬
‫) الزيبدوأند قرالئموأ‬banyak Zaid berdiri(

Mubtada isim dhamir b.


‫أ‬
‫أنرا ونحن وأن دت وأن لت و وأنتمرا وأنتم وأنتن وهو وهى وهمرا وهم وهن نحو قولك (أنرا‬: ‫والمضمر اثنرا عشر وهى‬
‫قرائم) و(نحن قرائمون) ومرا أشبه ذلك‬
.Mubtada isim dhamir adalah mubtada yang terdiri dari isim dhamir

: Contoh

.1 = Dia laki-laki ‫أهو‬

‫د‬
.2 = Mereka berdua laki-laki ‫أهمرا‬
‫د‬
.3 = Mereka semua laki-laki ‫أهم‬
‫ب‬
.4 = Dia perempuan ‫لهي‬
‫د‬
.5 = Mereka berdua perempuan ‫أهمرا‬
‫د‬
.6 = Mereka semua perempuan ‫أهني‬
.7 ‫دب‬

= Kamu laki-laki ‫ان دت‬

7
‫‪.8‬‬ ‫دبأ‬
‫=‬ ‫‪Kamu berdua laki-laki/perempuan‬‬ ‫انتمرا‬
‫د‬
‫‪.9‬‬ ‫دبأ‬
‫=‬ ‫‪Kalian laki-laki‬‬ ‫انتم‬
‫ب‬
‫‪.10‬‬ ‫دب‬
‫‪= Kamu‬‬ ‫ان لت ‪perempuan‬‬
‫‪.11‬‬ ‫دبأ‬
‫=‬ ‫‪Kamu berdua laki-laki/perempuan‬‬ ‫انتمرا‬
‫د‬
‫‪.12‬‬ ‫دبأ‬
‫‪= Kalian‬‬ ‫انتني ‪perempuan‬‬
‫ادنراد ‪.13 = Saya‬‬
‫‪.14 = Kami atau‬‬ ‫ندحبنأ ‪kita‬‬

‫‪: Contoh‬‬ ‫‪Mubtada Isim dhomir‬‬


‫(أنرا قرائم)‬ ‫‪Saya itu berdiri‬‬
‫‪( Kami itu‬نحن قرائمون)‬ ‫‪berdiri‬‬

‫‪2.2.2‬‬ ‫‪rabahK‬‬
‫ذلك والخبر قسمران ‪ :‬مفرد وغير مفرد فرالمفرد نحو زيد قرائم وغير المفرد (اربعة اشيراء )الجرار‬

‫والمجرور والظرف والفعل مع فراعله والمبتدأ مع خبره نحة قولك ‪ :‬زيد فى الدار) وزيد عندك وزيد قرام ابوه وزيد جراريته‬
‫زاهبة‬

‫‪: Adapun‬‬ ‫‪Khabar itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu‬‬

‫‪.a‬‬ ‫‪khabar mufrad‬‬


‫‪.b khabar ghair mufrad‬‬

‫‪a. Khabar Mufrod‬‬

‫مرا ليس جملة و ل شبههرا‬

‫‪8‬‬
.dalah yang terdiri dari satu kalimat saja

‫مئارق ديز‬: eperti contoh


Contoh diatas ialah contoh dari
.khabar Mufrad, karena isimnya adalah isim Mufrad

Khabar ‫ابههبش و ا ةلمج ن ابك ابم وه‬


ghoir mufrod adalah khabar yang terdiri dari jumlah atau yang
menyerupai jumlah.
:Catatan
Yang termasuk jumlah adalah; fi’il dan fa’il yang biasa disebut jumlah
fi’liyyah atau Mubtada Khabar yang biasa disebut jumlah ismiyyah.
Yang termasuk menyerupai jumlah ialah; jar dan majrur atau zharaf

Khabar Mufrod adalah yang bukan berupa jumlah (isim dan fi’il) dan
bukan pula shibhu jumlah (dharaf dan jar majrur). Melainkan khabar

b. Khabar ghoir Mufrod

(keterangan tempat), seperti lafazh; ‫( كم ابم أ‬di depanmu), ‫( كفلخ‬di


belakangmu)
Khabar ghair mufrad itu ada empat bagian :

1. Jar dan majrur

Contoh:

‫تيبال يف ذ اتس ال‬ “Ustadz itu dirumah”

‫اتسال ذ‬: Mubtada


‫يف‬ : Jar

‫تيبال‬ :Majrur

‫“اتسبال يف يلع ن‬Ali ada di kebun”

9
‫علي‬ Mubtada :

‫في‬ Jar :

‫البستا ن‬ Majrur :

.2 farazD

‫ا لسبورة ا ممباـ الول د‬ ”Papan tulis itu ada di depan anak-anak“

‫ا لسبورة‬ mubtada :

‫ا ممبا‬ Dharaf (keterangan tempat) :

‫الول د‬ Mudhaf ilaih :

‫ ا ممباـ الول د‬Jumlah dharaf dan mudhaf ilaihnya adalah khabar dari :

‫ا لسبورة‬

Dharaf tidak bisa berdiri sendiri dan senantiasa bersambung dangan (papan
mudhaf ilaihnya. Tidak bisa ‫ ا لسبورة ا ممبا‬tulis di depan), tetapi
.harus disertai dengan mudhaf ilaihnya

:Yang termasuk dzaraf diantaranya


‫ا ممبا‬ Di depan : ‫خلف‬ Di :

‫فوق‬ Di atas : belakang

‫يمين‬ Di kanan : ‫تحت‬ Di bawah :

‫ شمبا ل‬Dikiri :

10
Catatan:

Jika Khabar terdiri dari jar majrur atau dzaraf, maka khabar sering di
dahulukan dan disebut khabar Muqaddam, Mubtada sering diakhirkan dan
disebut Mubtada Muakhor.

Contoh: ‫دمحال هللو‬

3. Jumlah fi’liah (fi’il beserta faa’ilnya)

contoh: ‫هندب فعضي ضيرمال‬


‫ضيرمال‬ : Mubtada
‫فعضي‬ : Fi’il
‫هندب‬ : Fa’il dari ‫فعضي‬
‫هندب فعضي‬ : jumlah fi’il dan fa’ilnya adalah khabar dari ‫ضيرمال‬

4. Jumlah Ismiah

contoh: ‫ينغ هوبا يلع‬

‫يلع‬ : Mubtada ke I

‫هوبا‬ : Mubtada ke II

‫ينغ‬ : Khabar Mubtada II

‫ينغ هوبا‬ : Jumlah Mubtada II dan Khabarnya adalah Khabar Mubtada I

2.3 Ketentuan Mubtada dan Khabar

Terdapat beberapa ketentuan Mubtada dan Khabar, diantaranya :

11
1. Mubtada dan Khabar selamanya harus marfu’

2. Susunan Mubtada dan Khabar adalah jumlah yang di mulai dengan


isim dan disebut Jumlah Ismiyyah. Sedangkan susunan fi’il dan fa’il
disebut Jumlah Fi’liyyah, yaitu jumlah yang dimulai dengan fi’il.

3. Jika isim marfu’ didahului oleh fi’il, maka isim tersebut adalah fa’il
atau naib fa’il. Dan jika isim marfu’ mendahului fi’il, maka isim
tersbut adalah Mubtada.

4. Susunan Mubtada dan Khabar harus selamanya sesuai, yaitu :

a. Jika Mubtadanya mufrad, maka Khabarnya pun harus mufrad .

b. Jika mubtadanya mutsana atau jama’, maka Kahabrnya pun harus


pula mutsana atau jama’

c. Jika Mubtadanya muannats, maka khabarnya pun harus muannats.


Demikian juga bila Mubtadanya mudzkar.

CATATAN :

12
1. Isim marfu’ yang didahului oleh fi’il ma’lum, maka isim tersebut
adalah fi’il.

2. Isim marfu’ yang didahului oleh fi’il majhul, maka isim tersebut
adalah naib fa’il.

3. Isim marfu’ yang sebelumnya tidak ada fi’il ma’lum ataupun majhul,
maka isim tersebut adalah mubtada.

BAB 3

SIMPULAN DAN SARAN

3.1. Simpulan

1. Mubtada adalah isim yang dirafa’kan yang Kosong dari amil-amil sebangsa
lafadzh, yang terdapat diawal kalimat (Subyek).
2. Khabar adalah isim yang dirafa’akan yang disandarkan kepada mubtada’
atau sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada (Predikat).
3. Mubtada ada dua bagian yaitu, mubtada isim dzahir dan mubtada isim
dhamir.
4. Khabar itu terbagi menjadi dua bagian yaitu, khabar mufrad dan khabar
ghair mufrad.

3.2. Saran

1. Dalam karya tulis ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan, maka
penulis banyak mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada

13
penulis demi sempurnnya makalah ini dan juga dalam penulisan makalah
agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang sama pada kesempatan-
kesempatan berikutnya.

2. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan


umumnya untuk kita semua

14
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Muhammad. Ilmu Nahwu Terjemahan MATAN AL-JURUMIYYAH DAN


‘IMRITHY. Sinar Baru algensindo Bandung.
Affandi, Khoer. Terjemahan Matan Al-Jurumiyyah. Pps Miftahul
Huda Manonjaya.

Anda mungkin juga menyukai