Anda di halaman 1dari 4

13

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga (3) bulan, dari bulan Oktober

sampai Desember 2019. Lokasi penelitian ini laksanakan di Perusahaan Sumber

Urip Eboni, di Jl. Sisingamaraja No. 27 A/B Kota Palu, Sulawesi Tengah.

3.2 Bahan dan Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat perekam suara (voice

recorder) untuk merekam suara pada saat wawancara dan selama penelitian

berlangsung, kamera sebagai alat untuk mendokumentasikan kegiatan selama

dilapangan, alat tulis untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam proses

penelitian, laptop untuk membuat hasil penelitian dan kalkulator untuk

menganalisis data.

Bahan yang digunakan adalah panduan pertanyaan (kuisioner) untuk

menggali informasi kepada yang terlibat dalam Perusahaan Sumber Urip Eboni,

Kota Palu, Sulawesi Tengah.

3.3 Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung di lapangan melalui

wawancara (kuisioner) yang meliputi: biaya investasi, biaya operasional dan

pendapatan. Sedangkan data sekunder yaitu dokumentasi untuk melengkapi

analisis dan penyusunan disertasi dikumpulkan melalui penelusuran berbagai


14

laporan penelitian, pustaka dan hasil-hasil survei dari berbagai lembaga instansi

terkait.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Analisis Kelayakan Usaha

a. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) atau nilai tunai bersih merupakan metode untuk

menghasilkan keuntungan bersih yang diterima oleh pelaku Sumber Urip Eboni.

NPV dapat dirumuskan sebagai berikut:

t=n
Bt −Ct
NPV =∑ ❑
t=0 ( 1+i)t
Keterangan :
Bt : Benefit pada tahun ke-t
Ct : Biaya pada tahun ke-t
i : Tingkat bunga bank
t : Lamanya periode waktu.

Kriteria ini adalah apabila NPV > 0, berarti usaha tersebut

menguntungkan. Sebaliknya jika NPV < 0, usaha tersebut tidak layak diusahakan,

dan bila NPV = 0, maka terdapat pengimpasan (break event point), artinya tidak

untung dan tidak rugi.

b. Benefit Cost Ratio (BCR)

BCR merupakan metode untuk mengetahui gambaran berapa kali lipat

keuntungan yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Metode ini juga
15

menunjukkan rasio penjumlahan nilai sekarang dari keuntungan dengan jumlah

nilai biaya sekarang, dihitung dengan rumus sebagai berikut :

t =n
t B −C
t
∑ (1+i)t
t =1
Net B/C = t =n Bt – Ct > 0
Bt −C t
∑ Bt – Ct < 0
t =1 (1+i)t

Dengan kriteria jika nilai BCR > 1, maka usaha tersebut dinyatakan layak

untuk diusahakan dan sebaliknya jika net BCR < 1 maka usaha tersebut tidak

layak untuk diusahakan.

c. Internal rate of return (IRR)

IRR menunjukkan tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh

suatu usaha atau dengan kata lain merupakan kemampuan untuk memperoleh

pendapatan dari uang yang diinvestasikan, IRR dihitung dengan formula :

NPV 1
IRR=i₁+ +(i ₂−i₁)
NP V 1−NPV 2

Keterangan :

i1 : Discount Factor (tingkat bunga bank) pertama dimana diperoleh


NPV positif.
i2 : Discount Factor (tingkat bunga bank) ke dua dimana diperoleh
NPV negatif.

3.4.2 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas atau laju kepekaan adalah suatu kegiatan menganalisis

suatu proyek untuk melihat apakah yang akan terjadi pada poyek tersebut bila
16

suatu proyek tidak berjalan sesuai rencana. Analisis sensitifitas dapat dirumuskan

sebagai berikut:

X 1− X 0

Laju Kepekaan =
| X | X 100 %
Y 1−Y 0
| Y |
Keterangan:

X1 = NPV/IRR/BCR setelah perubahan.

X0 = NPV/IRR/ BCR setelah perubahan.

X = Rata-rata perubahan NPV/IRR/ BCR.

Y1 = Harga jual/biaya produksi/jumlah setelah terjadi perubahan

Y0 = Harga jual/biaya produksi/jumlah sebelum terjadi perubahan

Y = Rata-rata perubahan harga jual/biaya produksi/jumlahh produksi.

Kriteria laju kepekaan:

a. Laju kepekaan > 1, maka hasil usaha atau proyek peka/sensitif terhadap

perubahan.

b. Laju kepekaan < 1, maka hasil usaha atau proyek tidak peka/tidak sensitive

terhadap perubahan.

Anda mungkin juga menyukai