Anda di halaman 1dari 9

Anggota Kelompok

Dayman Exlesia
Desy Hernawati
Ernawati
Salwah Putri
Muhammad Irawan
Indah Nurhidayah
Siti Munawaroh
Alfenia Rahmayunita
Abdul Rahman Janggo
Rizky Zulfikri
Siti Homsiyyah
Fridya Maulitha
Shefira Tasha
Riska Nahdatul
Dian Sekarwati
Dian Eka W
M. Dirga
Ine Dwi Oktaviani
Nur Habibah
Yeni Kurniasari
Aulia Oktavia
Surya Septia Ulan
KASUS 1

1. Ny. TM 62 thn, BB 55 kg TB 155 cm, MRS dengan keluhan pusing, pandangan mata kabur, keringat dingin serta gemetaran. Didiagnosa
Hipoglikemia dengan kadar glukosa 60 mg/dL. Riwayat pengunaan obat pasien meminum Amaryl 4 mg 1-0-0, inalcin 50 mg 2 x 1. Pasien pada
beberapa minggu ini mengalami pusing kepala dari leher sampai ke kepala. Pemeriksaan awal BP : 160/80 mmHg, asam urat 6 mg/dL serta total
kolesterol 270 mg/dL. Bagaimana peran farmasis menghadapi kasus ini? 

Database
 Ny. TM
 Berusia 62 tahun
 Wanita
 Didiagnosa hipoglikemia

Subject
 Ny. TM
 Berusia 62 tahun
 Masuk rumah sakit dengan keluhan pusing, pandangan mata kabur, keringat dingin serta gemetaran
 Riwayat penggunaan amaryl 4mg, inalcin 50 mg
 Beberapa minggu ini mengalami pusing kepala dari leher sampai ke kepala

Object
 BB 55 kg
 TB 155 cm
 Kadar glukosa 60 mg/dL
 Tekanan darah 160/80 mmHg
 Asam urat 6 mg/dL
 Total kolesterol 270 mg/dL
Pengobatan
 Amaryl 4 mg 1-0-0
 Inalcin 50 mg 2 x 1

Riwayat Penyakit
Berdasarkan obat yang dikonsumsi, pasien mengalami diabetes melitus tipe 2

Tabel SOAP

PM S O A P M
 Hipoglike  Ny. TM  BB 55 kg  Pasien  Sasaran Terapi  Monitoring objek :
mia  Berusia 62  TB 155 1. Menurunkan efek samping
mengalami 1. Monitoring
 Hiperlipid tahun cm hipoglikemia
emia  Masuk rumah  Kadar hipoglikemi keluhan pusing,
2. Menjaga kadar gula darah tetap
sakit dengan glukosa a level 1 stabil pandangan mata,
keluhan 60 mg/dL karena kadar 3. Menurunkan hiperlipidemia
pusing,  Tekanan keringat dingin
pandangan glukosa <70
darah dan gemeteran
mata kabur, 160/80 mg/dL dan ≥  Terapi Non-Farmakologi
keringat mmHg 1. Untuk mengatasi hipoglikemia pada pasien
54 mg/dL
dingin serta dapat menggunakan larutan
 Asam (American 2. Monitoring efek
gemetaran glukosa 10-15 gram untuk pasien
urat 6
 Beberapa Diabetes yang masih sadar, dekstrosa samping
mg/dL
minggu ini intravena untuk pasien yang tidak
 Total Association, hipoglikemik
mengalami sadar, dan glukagon 1 gram
kolesterol 2020).
pusing kepala intramuskular untuk pasien yang pada pasien
270
dari leher Karena hal tidak sadarkan diri dan ketika
mg/dL 3. Monitoring efek
sampai ke ini maka intravena tidak dapat digunakan.
 Perhitung Pada pasien ini, untuk mengatasi
kepala samping diare,
pasien
an BMI mengalami hipoglikemia akibat efek samping serta mual
= dari obat DM disarankan untuk
keluhan muntah akibat
BB (Kg) mengkonsumsi larutan air gula
TB2 (m) pusing, atau makanan tinggi gula seperti penggunaan
pandangan permen. Larutan air gula dibuat
= 55 dengan cara melarutkan 2 sdm
metformin.
¿¿ mata kabur,
= 22.8 gula pasir kedalam 1 gelas jika 4. Monitoring efek
(masuk keringat setelah 15 menit keluhan
samping vertigo
dalam dingin serta hipoglikemia masih ada, minum
rentang lagi larutan air gula tersebut. Jika dan sakit perut
gemetaran
normal) hasil pemeriksaan darah sudah
(Dipiro, akibat
 Riwayat normal maka segera konsumsi
pengguna 2015) makanan utama. penggunaan
an amaryl  Berdasarkan 2. Menghindari sumber karbohidrat
simvastatin
4 mg 1-0- obat yang tinggi protein seperti dada ayam
0 dan dikonsumsi ataupun telur karena protein yang  Monitoring Subjektif :
inalcin 50 pasien dicerna dapat meningkatkan 1. Monitoring TD
mg 2 x 1 memiliki
respon insulin tanpa
penyakit pada pasien tidak
diabetes meningkatkan konsentrasi
glukosa plasma lebih dari 130/80
melitus tipe
2 3. Memakan sayuran dan buah- mmHg
(Medscape, buahan 2. Monitoring kadar
2020) 4. Pembatasan konsumsi makanan
 Amaryl tinggi kolestrol, lemak jenuh dan glukosa darah
merupakan berada pada
lemak trans seperti daging sapi,
obat
antidiabetes ayam goreng, daging kambing, rentang 70-160
yang ayam, telur ayam, telur bebek,
mg/dL
memiliki margarin, mentega, gorengan, 3. Monitoring kadar
efek santan, coklat batang, dan es total kolestrol
samping krim.
hipoglikemi <200 mg/ dL
5. Melakukan aktivitas fisik yang
a sehingga
menyebabka ringan seminggu 3 kali seperti  Monitoring kadar
n pasien bersepeda, jogging, ataupun jalan glukosa pasien secara
mengalami santai.
berkala
hipoglikemi 6. Hindari konsumsi alkohol
level 1 7. Menjaga berat badan ideal  Monitoring
karena kadar (American Diabetes Association, kepatuhan minum
glukosa 2020; DiPiro, 2017) obat pada pasien
berada
dalam
 Terapi Farmakologi
rentang < 70
1. Pasien disarankan mengkonsumsi
mg/dL dan ≥
obat metformin dan inlacin
54 mg/dL
sebagai pengganti obat
dan Inlacin
antidiabetes sebelumnya.
(terapi
Metformin dapat meningkatkan
kombinasi
sensitivitas insulin jaringan hati
antidiabet)
dan perifer (otot), memungkinkan
merupakan
peningkatan pengambilan glukosa
obat yang
dan Inlacin merupakan terapi
membantu
kombinasi antidiabetes. Pemilihan
menurunkan
metformin karena metformin
glukosa dan
merupakan obat antidiabetes lini
mencegah
pertama yang memiliki efek
komplikasi.
hipoglikemik yang cukup kecil
Individu
sehingga dapat digunakan untuk
lanjut usia
memiliki mencegah terjadinya
beban hipoglikemia berulang pada
komorbidita pasien lanjut usia. Penggunaan
s, gangguan metformin dapat dikombinasikan
kognitif, bersama dengan Inlacin (terapi
disfungsi kombinasi obat oral untuk DM
fisik dan tipe 2) untuk membantu
kelemahan penurunan glukosa dan mencegah
yang lebih komplikasi. Penggunaan
tinggi, yang metformin dengan dosis 500 mg 2
membuat x sehari dan penggunaan Inlacin
mereka lebih dengan dosis 50 mg 2 x sehari
rentan (Dipiro, 2017; Drugbank, 2020;
terhadap Medscape, 2020; Pionas, 2020).
komplikasi Penghentian penggunaan amaryl
hipoglikemi adalah karena berisi glimepiride
a, seperti yang merupakan golongan
jatuh, patah sulfonilurea. Efek samping yang
tulang, paling umum adalah
gangguan hipoglikemia, yang lebih
kognitif dan bermasalah dengan obat waktu
kejadian paruh yang panjang. Individu
kardiovaskul yang berisiko tinggi termasuk
ar, orang tua, mereka dengan
dibandingka insufisiensi ginjal atau penyakit
n pasien hati lanjut, dan mereka yang
yang lebih melewatkan makan, berolahraga
muda. dengan giat, atau kehilangan berat
(Drugbank, badan dalam jumlah besar.
2020; Kenaikan berat badan adalah hal
Medscape, biasa; efek samping yang kurang
2020; umum termasuk ruam kulit,
Pionas, anemia hemolitik, gangguan GI,
2020; Hope dan kolestasis (Dipiro, 2017)
& Strain,
2013) 2. Untuk penanganan
 Isi dari hiperlipidemia, Pasien diberikan
Amaryl obat golongan statin yaitu
adalah simvastatin untuk mengurangi
glimepiride. kadar kolesterol total pada
Glimepiride penderita hiperkolesterolemia
adalah primer maupun sekunder. Alasan
anggota pemilihan obat simvastatin karena
kelas obat golongan statin merupakan lini
sulfonilurea pertama pada pengobatan
(SU) hiperlipidemia dan pasien
generasi termasuk pada lanjut usia
kedua yang sehingga pemberian simvastatin
digunakan lebih direkomendasikan dan lebih
untuk aman. Selain itu, pada pasien
pengelolaan yang menderita diabetes mellitus
diabetes tipe 2 memiliki peningkatan
mellitus tipe prevalensi kelainan lipid,
2 (T2DM) berkontribusi terhadap resiko
untuk tinggi ASCVD (Atherosclerotic
meningkatka Cardiovascular Disease)
n kontrol sehingga lebih disarankan
glikemik. golongan statin. Penggunaan
(Medscape, simvastatin dengan dosis 10 mg 1
x sehari pada malam hari
2020) (Dipiro, 2017; Drugbank, 2020;
 Pada inlacin Medscape, 2020; Pionas, 2020).
mengandung Namun, pada pasien dengan batas
DLBS3233 kolesterol darah tinggi (200-239
fraksi mg/dL; 5,17-6,18 mmol/L),
bioaktif penilaian faktor risiko diperlukan
Lagerstroem untuk lebih jelas mendefinisikan
ia speciosa risiko penyakit. Jadi, penggunaan
(folium) & obat pada pasien dengan batas
Cinnamomu tinggi tergantung pada faktor
m burmannii resikonya dan bisa saja pasien
(korteks) hanya melakukan terapi non
yang farmakologi (Dipiro, 2015).
diindikasika
n sebagai
terapi
kombinasi
untuk
pengobatan
oral untuk
DM tipe 2
(Mims,
2020)
 Total
kolestrol
termasuk
kategori
tinggi karena
≥ 240 mg/dL
(Adnyana
dkk, 2008)

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A. P., Sigit, J. I., Sukandar, E. Y. 2008. ISO Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan: Jakarta.

American Diabetes Association.2020. Standards of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care, 43(1): S152–S162.

DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015. Pharmacotheraphy Handbook, Ninth edition. McGraw-Hill Education
Company, Inggris.

DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2017. Pharmacotheraphy Handbook, Tenth edition. McGraw-Hill Education
Company, Inggris.

Hope, Suzy dan Strain, W. David. 2013. Hypoglycemia Tn The Elderly. Diabetic Hypoglycemia. 6(1): 3-10

https://go.drugbank.com/ (diakses 2021)

https://www.medscape.com/pharmacists (diakses 2021)

https://pionas.pom.go.id / (diakses 2021)

https://www.mims.com/indonesia/ (Diakses 2021)

Anda mungkin juga menyukai