Oleh:
Rikha Liemiyah
Pembimbing:
Dr. Farokah, Sp.THT-KL (K), MSi.Med
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
a) b) c)
A BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Definisi
Benda Asing (BA) berasal dari bahasa Latin corpus alienum. BA
mengacu pada benda apapun yang berasal dari luar tubuh. Sebagian besar
referensi BA melibatkan masuknya mereka melalui lubang alami ke organ
berongga, sehingga salah satu lokasi paling umum untuk BA adalah saluran
pencernaan.5
3.2. Anatomi
Esofagus adalah saluran antara faring dan lambung berukuran panjang
sekitar 23-25 cm dimulai dari terbukanya faring pada tingkat Vertebra
Servikalis (VS) ke enam, melewati diafragma pada tingkat Vertebra
Thorakalis (VT) ke sepuluh, dan membuka ke perut. Esofagus berdasarkan
lokasinya dibagi menjadi tiga segmen, serviks, toraks, dan perut. Bagian
serviks memanjang dari cricopharyngeus ke penonjolan suprasternal, bagian
toraks memanjang dari penonjolan suprasternal ke diafragma, dan bagian
perut berlanjut ke kardia lambung. Saat istirahat diameternya kira-kira 2 cm,
dan bila digembungkan dengan bolus makanan bisa mencapai 3 cm ke
samping.6
Esofagus pada anak setinggi VS IV-V sampai VT IX. Panjang
bervariasi antara 8-10 cm. Pertumbuhan panjang esofagus umur 1 tahun 12
cm, umur 5 tahun sepanjang 16 cm dan setelah itu pertumbuhannya melambat,
pada umur 15 tahun hanya mencapai 19 cm. Ukuran panjang esofagus diukur
dari gigi seri atas bayi sepanjang 18 cm, anak (1 tahun) sepanjang 18 cm, anak
3 tahun sepanjang 22 cm, 6 tahun sepanjang 25 cm, 10 tahun sepanjang 27
cm, 14 tahun sepanjang 34 cm, dewasa sepanjang 40 cm.7
Pada kasus ini, pemeriksaan rontgen servikothorakal tampak opasitas
berbentuk bulat superposisi VT VIII-IX (cenderung pada esofagus),
13
3.3. Epidemiologi
Kejadian BA pada esofagus 16 per 100.000 orang/tahun. Mayoritas
kasus 75% terjadi sebelum usia 4 tahun. Setiap tahun diperkirakan 1.500
15
3.4. Patofiosiologi
Batu baterai memiliki terminal negatif dan terminal positif. Terminal
negatif terbuat dari seng dan litium dan terminal positif terbuat dari litium,
mangan, mangan dioksida, oksigen, oksida perak, atau oksida merkuri.
Mukosa menjembatani ujung positif dan negatif, sehingga melengkapi sirkuit
yang memungkinkan arus lstrik mengalir dan menghasilkan generasi radikal
hidroksida. Batu baterai lithium memberikan tegangan yang lebih tinggi dan
memiliki daya yang lebih lama daripada baterai lainnya. Oleh karena itu,
mereka lebih umum digunakan pada banyak alat rumah tangga. Batu baterai
memiliki diameter 6-25 mm. Batu baterai yang lebih besar dari 12 mm lebih
mungkin tersangkut di kerongkongan anak kecil.2,3
Mekanisme BA batu baterai meliputi: 1) Pembangkitan arus elektrolit
eksternal yang menghidrolisis cairan jaringan dan menghasilkan hidroksida
pada kutub negatif baterai, 2) Kebocoran isi baterai, terutama elektrolit
alkalin, dan 3) Tekanan fisik pada jaringan yang berdekatan. 3 Mukosa menjadi
edema dan batu baterai dapat menyatu dengan mukosa menyebabkan ulserasi
dan perforasi. Batu baterai yang kosong juga berpotensi menyebabkan
kerusakan jaringan, karena baterai tersebut memiliki tegangan yang cukup
untuk menghasilkan arus listrik eksternal.2
Dalam studi eksperimental pada anjing, dilakukan pembedahan pada
kerongkongan atas, dan kemudian diperiksa patologi jaringan. Kerusakan
16
jaringan dimulai dalam waktu 2 jam dan ulserasi terlihat dalam 4 jam, tetapi
tidak ada bukti bahwa baterai lisis sampai di kerongkongan selama lebih dari
48 jam (satu baterai akan mengalami kebocoran setelah 72 jam).3
3.5. Diagnosis
3.5.1. Anamnesis
Pada orang dewasa yang komunikatif, riwayat menelan BA dapat
memberikan detail yang lebih akurat mengenai waktu dan jenis BA. Tetapi
berbeda dengan anak-anak, biasanya bermain tanpa didampingi orang
yang lebih dewasa. Gejala obstruksi esofagus parsial atau total tergantung
pada lokasi BA. Banyak pasien tanpa gejala, tetapi mungkin terdapat
gejala batuk, muntah, air liur (drolling), demam, nyeri dada, diare, nyeri
epigastrium, atau sakit perut setelah menelan batu baterai. Jika terjadi
perforasi esofagus atau fistula trakeo-esofagus, gejalanya adalah sesak
nafas, muntah setelah makan/ minum, drolling, hematemesis, dan
gangguan pernapasan.2
Pada kasus ini pasien mengeluh jika minum beberapa saat
dimuntahkan. Keluhan lain terdapat droling. Tidak terdapat demam, nyeri
dada, sesak nafas, diare, maupun sakit perut.
3.6. Stadium
Stadium kerusakan mukosa berdasarkan klasifikasi Zargar (Tabel 1).
Stadium 1 jika pada pemeriksaan endoskopi mukosa edema dan hiperemis,
stadium 2a terdapat ulkus superfisial, stadium 2b ulkus sirkuler dan dalam,
18
III b Nekrosis
IV Perforasi
3.8. Penatalaksanaan
Operasi pengangkatan BA merupakan pengobatan pilihan utama. Batu
baterai yang terisi penuh di kerongkongan dapat menyebabkan luka bakar
mukosa dimulai dalam waktu 15 menit setelah kontak batu baterai. Pelepasan
segera BA batu baterai sangat penting karena dapat hancur sendiri dalam 6-7
jam dan dapat menyebabkan komplikasi yang berpotensi fatal. Intervensi
endoskopik dianggap perlu dalam BA pada esofagus. Secara umum, semua
dampak BA dan makanan memerlukan intervensi darurat segera.1,3,5
Pengambilan BA batu baterai berdasaran ukuran dan untuk evaluasi
kondisi mukosa GI harus dilakukan di bawah visualisasi langsung terutama
dengan endoskopi rigid.3
National Capital Poison Center (NCPC) merekomendasikan
penggunaan madu (dosis 10 mL setiap 10 menit) tatalaksana segera sebelum
dibawa ke rumah sakit dapat diberikan madu atau sukralfat (dosis 10 mL
setiap 10 menit) dalam tatalaksana sebelum di Rumah Sakit, telah disarankan
untuk melapisi baterai dan menunda pembentukan dan paparan hidroksida.
Namun perlu diperhatikan, madu tidak boleh diberikan kepada anak di bawah
usia 1 tahun karena risiko botulisme infantil.10
Pada pasien ini dilakukan ekstraksi BA sesuai dengan literatur yaitu
esofagoskopi rigid.
3.9. Komplikasi
Anak-anak dengan kelainan GI yang sudah ada sebelumnya (misalnya,
fistula trakeoesofageal, lesi stenosis, operasi GI sebelumnya) mempunyai
resiko yang lebih tinggi.3 Komplikasi yang dapat terjadi setelah BA batu
baterai dapat diambil adalah fistula trakeoesofageal, perforasi esofagus,
stenosis esofagus, parese plika vokalis, pneumotoraks, pneumonia aspirasi,
spondilositis, fistula esofagus-aorta, dan kegagalan pernapasan. Komplikasi
jangka menengah seperti perdarahan, dan komplikasi sisa jangka panjang
seperti pembentukan striktur, bahkan kematian. Dengan demikian, perawatan
lanjutan untuk pasien setelah batu baterai dapat dievakuasi dianggap penting
21
3.10. Prognosis
BA batu baterai adalah kondisi serius dengan risiko tinggi komplikasi
yang mengancam jiwa di masa kanak-kanak. Diagnosis dini dan pengangkatan
dengan endoskopi segera dapat mencegah komplikasi. Riwayat konsumsi
tidak selalu dilaporkan, oleh karena itu klinisi harus meningkatkan kecurigaan
BA batu baterai pada pasien dengan gejala pernapasan atau GI yang persisten,
dan rontgen thoraks harus diperoleh jika gejala tetap ada meskipun ada terapi
medis. Pencegahan BA batu baterai tentu saja merupakan manajemen terbaik,
orang tua dan pengasuh harus menyadari bahaya menelan batu baterai dan
pentingnya tatalaksana segera. Batu baterai harus dijauhkan dari jangkauan
anak-anak dan kompartemen baterai pada produk rumah tangga harus
dirancang dengan lebih aman. Segera setelah BA tertelan tatalaksana
endoskopi adalah pengobatan terbaik untuk mengurangi risiko morbiditas dan
mortalitas. Tatalaksana yang cepat dan tepat berbanding lurus dengan
prognosis.9
22
BAB IV
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
16. Riva CG, Toti FAT, Siboni S, Bonavina L. Unusual foreign body impacted in the upper
oesophagus: Original technique for transoral extraction. BMJ Case Reports. 2018;2018.