BAB II Dualitas
BAB II Dualitas
DASAR TEORI
1
pekerjaan ini akanmenjelaskan dalam urutan kronografis teorema dan penemuan
yang mengarah dari PoincaréPenyebutan dualitas Poincaré yang pertama hingga
1980 dan konsep pemersatu dualitas yang kuat. Tidak lama sesudah program
linear berkembang, baru disadari bahwa setiap kali sebuah persoalan program
linear dirumuskan selalu terdapat sebuah persoalan program linear lainya yang
mempunyai hubungan sangat erat dengan persoalan pertama.
Konsep dualitas adalah ‘permainan’ logika akal (maksudnya konsumsi akal)
sehingga yang bisa menangkap essensinya nya adalah akal bukan dunia indera
semata ,walaupun keberadaan bagan dari dualitas itu sebagian tertangap oleh mata
: adanya terang-gelap,adanya lelaki-wanita,ada siang-ada malam,dlsb. tetapi
konsep dasarnya tetap bersifat abstrak
Konsep dualitas merupakan suatu konsep bagian dari program linear yang
sangat penting dan menarik untuk dibahas. Konsep ini menyatakan dalam setiap
masalah program linear mempunyai dua bentuk yang saling berhubungan dan
keterkaitan. Dapat pula diartikan sebagai “lawan dari”, maksudnya apabila
terdapat persamaan mula-mula dalam bentuk primal maka mempunyai lawan
dalam bentuk dual, jika bentuk dual itu dianggap sebagai primal maka bentuk
dualnya adalah persamaan mula-mula tersebut diatas. Bentuk pertama (asli)
dinamakan primal, sedangkan bentuk kedua adalah dual. Apabila dalam solusi
optimum pada tabel simpleks bentuk asli (primal) telah terpecahkan, maka tabel
simpleks optimum tersebut dapat juga menjawab permasalahan dualnya.
2
3
3. Hubungan persoalan Primal – Dual
Hubungan persoalan Primal dan Dual
1. Koefisien fungsi tujuan primal menjadi konstanta ruas kanan persoalan dual.
Sedangkan konstanta ruas kanan primal menjadi koefisien fungsi tujuan bagi
dual.
2. Untuk setiap pembatas primal ada satu variabel dual. Dan untuk setiap
variabel primal ada satu pembatas dual.
3. Setiap variabel primal berkorespondensi dengan pembatas dual. Dan setiap
pembatas primal berkorespondensi dengan variabel dual.
4. Fungsi tujuan berubah bentuk yaitu maksimasi menjadi minimasi dan
sebaliknya. Sedangkan tanda ketidaksamaan bergantung pada fungsi tujuan
yaitu maksimum dual bertanda ≤, minimum dual bertanda ≥.
5. Dual dari dual adalah primal.
4
Contoh 1:
Primal:
Kendala :
4 X1 + 8 X2 + 5 X3 ≤ 80
9 X1 + 6 X2 + 8 X3 ≤ 108
X1, X2, X3 ≥ 0
Bentuk Standar:
Maksimumkan : Z = 5 X1 + 8 X2 + 6 X3 + 0S1 + 0 S2
Kendala :
4 X1 + 8 X2 + 5 X3 + S1 = 80
9 X1 + 6 X2 + 8 X3 + S2 = 108
X1, X2, X3, S1, S2 ≥ 0
Dual:
Minimumkan : W = 80 Y1 + 108 Y2
Kendala :
4 Y1 + 9 Y2 ≥ 5
8 Y1 + 6 Y2 ≥ 8
5 Y1 + 8 Y2 ≥ 6
Y1 ≥ 0
Y2 ≥ 0
Contoh 2:
Primal:
Maksimumkan : Z = 4 X1 + 6 X2 + 5 X3
Kendala :
2 X1 + 4 X2 + X3 ≤ 40
X1 + X2 + 3 X3 = 48
5
X1, X2, X3 ≥ 0
Bentuk Standar :
Maksimumkan : Z = 4 X1 + 6 X2 + 5 X3 + 0 S1
Kendala :
2 X1 + 4 X2 + X3 + S1 = 40
X1 + X2 + 3 X3 = 48
X1, X2, X3, S1 ≥ 0
Dual:
Minimumkan : W = 40 Y1 + 48 Y2
Kendala :
2 Y1 + Y2 ≥ 4
4 Y1 + Y2 ≥ 6
Y1 + 3 Y2 ≥ 5
Y1 ≥ 0
Y2 tidak terbatas dalam tanda
Sumber :
https://www.kompasiana.com/ujangbandeung/5528134c6ea83474298b4571/d
eskripsi-konsep-dualitas
http://www.fme.upc.edu/ca/arxius/butlleti-
digital/riemann/071218_conferencia_atiyah-d_article.pdf