Anda di halaman 1dari 6

BAB II

DASAR TEORI

1. Pengertian Teori Dualitas


Dualitas dalam perjalanan umum urusan manusia tampaknya menjadi
penjajaran dari kepatuhankonsep mental atau berlawanan. Ini sering mengarah
pada penggunaan bahasa yang terdengar puitis,baik dalam bahasa umum dan
dalam ketepatan teorema matematika. Demikianlah dualitas Projective Geometry:
Dua poin menentukan garis; dua garis menentukan titik.Gergonne pertama kali
memperkenalkan kata dualitas dalam matematika pada tahun 1826. Ia
mendefinisikannya untuk Pro-Geometri jektif. Pada saat catatan Poincaré dalam
Comptes Rendus tahun 1893, dualitas sangat populer.Ada banyak dualitas dalam
topologi aljabar.
Survei informal dari beberapa ahli topologitelah mengungkapkan nama
dualitas berikut yang digunakan saat ini. Ada Poincaré, Alexan-der, Lefschetz,
Pontrjagin, Spanier – Whitehead, Hodge, Vogell, Ranici, Whitney,
Serre,Eckmann – Hilton, Atiyah, Brown – Comenetz: Ini adalah beberapa yang
namanya mencerminkan hal itu penemu mereka. Ada dua kategori, dualisme
antara homologi dankohomologi dan antara homotopy dan cohomotopy. Ada
dualitas antara pialaproduk dan produk penutup, dan antara suspensi dan
perulangan.Hal-hal yang luar biasa adalah: Pertama, banyak sekali dualitas yang
tampaknya terpisah initerkait erat; dan Kedua, para pekerja yang mencoba
memperluas atau menggeneralisasi berbagaidari dualitas ini dituntun untuk
menciptakan gagasan yang sangat penting seperti kesederhanaan tak terbatas
kompleks atau spektrum; atau mereka menemukan hubungan baru yang luar biasa
di antara yang pentingkonsep klasik.
Kisah seperti itu menuntut sudut pandang. Untungnya, sudah adadisediakan
oleh A. Dold dan D. Puppe dengan konsep dualitas yang kuat. Jadi kita akan
lompatmaju ke 1980 dan jelaskan pekerjaan mereka di §2. Maka sisa dari

1
pekerjaan ini akanmenjelaskan dalam urutan kronografis teorema dan penemuan
yang mengarah dari PoincaréPenyebutan dualitas Poincaré yang pertama hingga
1980 dan konsep pemersatu dualitas yang kuat. Tidak lama sesudah program
linear berkembang, baru disadari bahwa setiap kali sebuah persoalan program
linear dirumuskan selalu terdapat sebuah persoalan program linear lainya yang
mempunyai hubungan sangat erat dengan persoalan pertama.
Konsep dualitas adalah ‘permainan’ logika akal (maksudnya konsumsi akal)
sehingga yang bisa menangkap essensinya nya adalah akal bukan dunia indera
semata ,walaupun keberadaan bagan dari dualitas itu sebagian tertangap oleh mata
: adanya terang-gelap,adanya lelaki-wanita,ada siang-ada malam,dlsb. tetapi
konsep dasarnya tetap bersifat abstrak
Konsep dualitas merupakan suatu konsep bagian dari program linear yang
sangat penting dan menarik untuk dibahas. Konsep ini menyatakan dalam setiap
masalah program linear mempunyai dua bentuk yang saling berhubungan dan
keterkaitan. Dapat pula diartikan sebagai “lawan dari”, maksudnya apabila
terdapat persamaan mula-mula dalam bentuk primal maka mempunyai lawan
dalam bentuk dual, jika bentuk dual itu dianggap sebagai primal maka bentuk
dualnya adalah persamaan mula-mula tersebut diatas. Bentuk pertama (asli)
dinamakan primal, sedangkan bentuk kedua adalah dual. Apabila dalam solusi
optimum pada tabel simpleks bentuk asli (primal) telah terpecahkan, maka tabel
simpleks optimum tersebut dapat juga menjawab permasalahan dualnya.

2. Ketentuan bentuk Primal-Dual


Terdapat beberapa ketentuan awal yang harus dipahami sebelum masuk dalam
konsep primal-dual untuk kasus program linear maksimasi dan minimasi. Adapun
ketentuan primal dan dualnya sebagai berikut:

2
3
3. Hubungan persoalan Primal – Dual
Hubungan persoalan Primal dan Dual
1. Koefisien fungsi tujuan primal menjadi konstanta ruas kanan persoalan dual.
Sedangkan konstanta ruas kanan primal menjadi koefisien fungsi tujuan bagi
dual.
2. Untuk setiap pembatas primal ada satu variabel dual. Dan untuk setiap
variabel primal ada satu pembatas dual.
3. Setiap variabel primal berkorespondensi dengan pembatas dual. Dan setiap
pembatas primal berkorespondensi dengan variabel dual.
4. Fungsi tujuan berubah bentuk yaitu maksimasi menjadi minimasi dan
sebaliknya. Sedangkan tanda ketidaksamaan bergantung pada fungsi tujuan
yaitu maksimum dual bertanda ≤, minimum dual bertanda ≥.
5. Dual dari dual adalah primal.

4
Contoh 1:
Primal:
Kendala :
4 X1 + 8 X2 + 5 X3 ≤ 80
9 X1 + 6 X2 + 8 X3 ≤ 108
X1, X2, X3 ≥ 0

Bentuk Standar:
Maksimumkan : Z = 5 X1 + 8 X2 + 6 X3 + 0S1 + 0 S2
Kendala :
4 X1 + 8 X2 + 5 X3 + S1 = 80
9 X1 + 6 X2 + 8 X3 + S2 = 108
X1, X2, X3, S1, S2 ≥ 0

Dual:
Minimumkan : W = 80 Y1 + 108 Y2
Kendala :
4 Y1 + 9 Y2 ≥ 5
8 Y1 + 6 Y2 ≥ 8
5 Y1 + 8 Y2 ≥ 6
Y1 ≥ 0
Y2 ≥ 0

Contoh 2:
Primal:
Maksimumkan : Z = 4 X1 + 6 X2 + 5 X3
Kendala :
2 X1 + 4 X2 + X3 ≤ 40
X1 + X2 + 3 X3 = 48

5
X1, X2, X3 ≥ 0

Bentuk Standar :
Maksimumkan : Z = 4 X1 + 6 X2 + 5 X3 + 0 S1
Kendala :
2 X1 + 4 X2 + X3 + S1 = 40
X1 + X2 + 3 X3 = 48
X1, X2, X3, S1 ≥ 0

Dual:
Minimumkan : W = 40 Y1 + 48 Y2
Kendala :
2 Y1 + Y2 ≥ 4
4 Y1 + Y2 ≥ 6
Y1 + 3 Y2 ≥ 5
Y1 ≥ 0
Y2 tidak terbatas dalam tanda

Sumber :
https://www.kompasiana.com/ujangbandeung/5528134c6ea83474298b4571/d
eskripsi-konsep-dualitas
http://www.fme.upc.edu/ca/arxius/butlleti-
digital/riemann/071218_conferencia_atiyah-d_article.pdf

Anda mungkin juga menyukai