84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
suatu forum atau diskausi secara fisik, ekonomi maupun sosial, seperti
bebas tanpa tekanan. memiliki kepercaayan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
4) Lembaga-lembaga, kemampuan
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan
menjangkau, menggunakan da
sosial, dan mandiri dalam melaksanakan
mempegaruhi pranata-pranata
tugas-tugas kehidupannya. Pengertian
masyarakat, seperti lembaga-
pemberdayaan sebagai tujuan seringkali
lembaga sosial, pendidikan dan
digunakan sebagai indikator keberhasilan
kesehatan.
pemberdayaan sebagai sebuah proses.
5) Sumber-sumber; kemampuan
memobilisasi sumber-sumber 2. Konteks Masyarakat Nelayan
formal, informal dan
Secara geografis, masyarakat
kemasyarakatan.
nelayan adalah masyarakat yang hidup,
6) Aktivitas ekonomi, kemampuan
tumbuh, dan berkembang di kawasan
memanfaatkan dan mengelola
pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara
mekanisme prodiuksi, distribusi,
wilayah darat dan wilayah laut. Sebagai
dan pertukaran barang serta jasa.
suatu sistem, masyarakat nelayan terdiri
7) Reproduksi, kemampuan dalam
atas kategori-kategori sosial yang
kaitannya dengan proses kelahiran,
membentuk kekuatan sosial. Mereka juga
perawatan anak, pendidikan dan
memiliki sistem nilai dan simbol-simbol
sosialisasi, dan tujan (Ife, 1995).
kebudayaan sebagai referensi perilaku
Sebagai proses, pemberdayaan mereka sehari-hari. Faktor budaya ini
adalah serangkaian kegiatan untuk menjadi pembeda masyarakat nelayan dari
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok masyarakat lainnya. Sebagian
kelompok lemah dalam masyarakat, besar masyarakat pesisir, baik langsung
termasuk individu-individu yang maupun tidak langsung, menggantungkan
mengalami masalah kemiskinan. Sebagai kelangsungan hidupnya dari mengelola
tujuan, maka pemberdayaan menunjuk potensi sumberdaya perikanan. Mereka
pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai menjadi komponen utama konstruksi
oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat maritim Indonesia (Kusnadi,
masyarakat yang berdaya, memiliki 2009)
kekuasaan atau mempunyai kemampuan
Menurut Kusnadi, ada dua sebab
dan pengetahuan dalam memenuhi
yang menyebabkan kemiskinan nelayan,
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat
89
90
yaitu sebab yang bersifat internal dan (4) penggunaan peralatan tangkap yang
bersifat eksternal. Kedua sebab tersebut tidak ramah lingkungan, (5) penegakan
saling berinteraksi dan melengkapi. Sebab hukum yang lemah terhadap perusak
kemiskinan yang bersifat internal berkaitan lingkungan, (6) terbatasnya teknologi
erat dengan kondisi internal sumber daya pengolahan hasil tangkapan pascapanen,
manusia nelayan dan aktivitas kerja (7) terbatasnya peluang-peluang kerja di
mereka. Sebab-sebab internal ini sektor non perikanan yang tersedia di desa-
mencakup masalah : (1) keterbatasan desa nelayan, (8) kondisi alam dan
kualitas sumber daya manusia nelayan, (2) fluktuasi musim yang tidak
keterbatasan kemampuan modal usaha dan memungkinkan nelayan melaut sepanjang
teknologi penangkapan, (3) hubungan tahun, dan (9) isolasi geografis desa
kerja (pemilik perahunelayan buruh) dalam nelayan yang mengganggu mobilitas
organisasi penangkapan yang dianggap barang, jasa, modal dan manusia (Kusnadi,
kurang menguntungkan nelayan buruh, (4) 2003).
kesulitan melakukan diversifikasi usaha
Selanjutnya Mulyadi, mengatakan
penangkapan, (5) ketergantungan yang
bahwa sesungguhnya, ada dua hal utama
tinggi terhadap okupasi melaut, dan (6)
yang terkandung dalam kemiskinan, yaitu
gaya hidup yang dipandang boros sehingga
kerentanan dan ketidakberdayaan
kurang berorientasi ke masa depan. Sebab
(Mulyadi, 2007). Dengan kerentanan yang
kemiskinan yang bersifat eksternal
dialami, orang miskin akan mengalami
berkaitan dengan kondisi di luar diri dan
kesulitan untuk menghadapi situasi
aktivitas kerja nelayan. Sebab-sebab
darurat. Ini dapat dilihat pada nelayan
eksternal ini mencakup masalah : (1)
perorangan misalnya, mengalami kesulitan
kebijakan pembangunan perikanan yang
untuk membeli bahan bakar untuk
lebih berorientasi pada produktivitas untuk
keperluan melaut. Hal ini disebabkan
menunjang pertumbuhan ekonomi nasional
sebelumnya tidak ada hasil tangkapan
dan parsial, (2) sistim pemasaran hasil
yang bisa dijual, dan tidak ada dana
perikanan yang lebih menguntungkan
cadangan yang dapat digunakan untuk
pedagang perantara, (3) kerusakan
keperluan yang mendesak. Hal yang sama
ekosistem pesisir dan laut karena
juga dialami oleh nelayan buruh, mereka
pencemaran dari wilayah darat, praktik
merasa tidak berdaya dihadapan para
penangkapan dengan bahan kimia,
juragan yang telah mempekerjakannya,
pengrusakan terumbu karang, dan
konservasi hutan bakau di kawasan pesisir,
90
91
meskipun bagi hasil yang diterimanya masalah politik, sosial dan ekonomi yang
dirasakan tidak adil. kompleks. Masalah-masalah tersebut
diantaranya adalah sebagai beikut: (1)
Keterbatasan kepemilikan aset
kemiskinan, kesenjangan sosial, dan
adalah ciri umum masyarakat nlayan yang
tekanan-tekanan ekonomi yang datang
miskin, hal ini tergambar dari kondisi setiap saat, (2) keterbatasan akses modal,
rumah. Rumah nelayan terletak di pantai, teknologi dan pasar, sehingga
di pinggir jalan kampung umumnya mempengaruhi dinamika usaha, (3)
merupakan bangunan non parmenen atau kelemahan fungsi kelembagaan sosial
semi parmenen, berdinding bambu, ekonomi yang ada, (4) kualitas SDM yang
berlantai tanah, ventilasi rumah kurang rendah sebagai akibat keterbatasan akses
baik sehingga sehari-hari bau anyir ikan pendidikan, kesehatan,dan pelayanan
menyengat dan meskipun siang hari, di publik, (5) degradasi sumberdaya
dalam rumah cukup gelap, sementara juru lingkungan, baik di kawasan pesisir, laut
mudi atau juragan jauh lebih baik maupun pulau-pulau kecil, dan (6) belum
berbentuk parmenen (Siswanto, 2008). kuatnya kebijakan yang berorientasi pada
kemaritiman sebagai pilar utama
Sebagai suatu masyarakat yang
pembangunan nasional (Kusnadi, 2009).
tinggal di kawasan pesisir, masyarakat
nelayan mempunyai karakteristik sosial Masalah-masalah di atas tidak
tersendiri yang berbeda dengan masyarakat berdiri sendiri, tetapi saling terkait satu
yang tinggal di daratan. Di beberapa sama lain. Misalnya, masalah kemiskinan.
kawasan pesisir yang relatif berkembang Masalah ini disebabkan oleh
pesat, struktur masyarakatnya bersifat hubunganhubungan korelatif antara
heterogen, memiliki etos kerja tinggi, keterbatasan akses, lembaga ekonomi
solidaritas sosial yang kuat, serta terbuka belum berfungsi, kualitas SDM rendah,
terhadap perubahan dan interaksi sosial. degradasi sumber daya lingkungan. Karena
Sekalipun demikian, masalah kemiskinan itu persoalan penyelesaian kemiskinan
masih mendera sebagaian masyarakat dalam masyarakat pesisir harus bersifat
pesisir, sehingga fakta sosial ini terkesan integralistik. Kalaupun harus memilih
ironi di tengah-tengah kekayaan sumber salah satu faktor sebagai basis
daya pesisir dan lautan (Kusnadi,2009). penyelesaian persoalan kemiskinan,
pilihan ini benar-benar menjangkau faktor-
Seperti juga masyarakat yang lain,
faktor yang lain atau menjadi motor untuk
masyarakat nelayan menghadapi sejumlah
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
sampel yang dilakukan secara purposive ketua BPD), 15 Orang nelayan yang
sampling. Artinya, informan yang akan diambil dari jumlah keseluruhan anggota
dijadikan sampel tergantung pada tujuan nelayan 120 orang (KUD Mina Fajar
penelitian, adapun unit analisis atau Sidik Blanakan, 2013), yang mana 20
informan dalam kajian atau penelitian ini orang terasuk kedalam nelayan pemilik
terdiri dari: perahu dan sisanya nelayan buruh dan
yang dijadikan sebagai calon informan
1. Elemen Pemerintahan Desa, yang
dalam penelitian ini adalah 3 orang
dalam hal ini adalah Lembaga
nelayan pemilik perahu dan 12 orang
Pemberdayaan Msayarakat Desa
nelayan buruh. 5 orang yang bergerak
Blanakan.
dibidang kelautan (pengurus Koperasi dan
2. Elemen Masyarakat, yang para tokoh masyarakat). Namun dari
meliputi Nelayan, Tokoh jumlah informan yang akan dijadikan
Masyarakat, Tokoh Agama, sebagai objek penelitian ini tidak menutup
Tokoh Pemuda, dan berbagai kemungkinan akan bertambah, hal ini lebih
organisasi yang bergerak di dikarenakan untuk menyempurnakan data-
bidang Perikanan, dll). data yang ingin di cari dalam hal proses
pemberdayaan yang dilakukan oleh
Penentuan informan atau
pemerintah (BPD) didalam proses
responden dari kedua elemen tersebut
peningkatan tarap perekonomian
tidak ditentukan secara spesifik, melainkan
masyarakat pesisir, dalam hal ini
dilakukan Snowbowling, sehingga
masyarakat nelayan. Adapun untuk
diharapkan diperoleh data seakurat
pedoman wawancara tercantum dalam
mungkin. Namun didalam proses
lampiran 2.
pencarian data melalui wawancara ini akan
ditentuka jumlah inforam, diantaranya
adalah Pemerintah desa (Kepala desa dan
100
101
1. Hasil Penelitian
1.1. Gambaran umum Desa Blanakan
1.1.1. Keadaan Geografis
Desa Blanakan adalah satu dari 9
desa yang terletak di kecamatan balanakan
kabupaten Subang, dimana desa ini
memiliki potensi kelautan dan perikanan
yang sangat baik dibandingkan dengan 8
desa lainnya. Dimana di desa ini terdapat
101
102
sebuah pemukiman nelayan dan lahan 3,564 Ha dan Luas Tanah Tambak sekitar
pertambakan yang sangat luas. Tidak 331 Ha.
semua masyarakat di desa ini berprofesi 1.1.2. Keadaan Demografi
sebagai nelayan, karena didaerah ini selain Jumlah penduduk desa Blanakan
lahan tambah yang luas desa ini juga berdasarkan data desa Blanakan tahun
memiliki lahan pertanian yang juga sangat 2014 adalah 12.054 Orang (Pendataan
luas. Desa Blanakan secara administrative Profil Desa/Kelurahan Desa
berbatasan memiliki perbatasan sebagai Blanakan,2014). Terdiri dari jenis kelamin
berikut : laki-laki 6.584 orang dan perempuan 5.470
Sebelah Utara : Laut Jawa orang. Kemudian untuk jumlah kepala
Sebelah Selatan : Desa keluarga di desa blanakan adalah sebanyak
Ciasem Baru ( Kec. Ciasem) 3.600 kepala keluarga. Kepadatan
Sebelah Timur : Desa penduduk di desa blanakan rata-rata 9.00/
Langgensari (Kec. Blanakan) Km. dari total jumlah penduduk yang
Sebelah Barat : Desa 11.300 orang sekitar 3,176 (KUD Mina
Jayamukti (Kec. Blanakan) Fajar Sidik Blanakan, 2013) adalah
Letak wilayah yang berbatasan keluarga nelayan dan 315 penduduk
langsung dengan laut jawa memberikan berprofesi sebagai nelayan (Anggota Aktif
sebuah keuntungan bagi penduduk desa KUD Mina Fajar Sidik Blanakan, 2014).
blanakan untuk dapat memanfaatkan Berdasarkan data yang telah di
potensi kelautan didalam membantu peroleh dari hasil laporan pendataan profil
meningkatakan kehidupan khususnya desa blanakan tahun 2014 untuk jumlah
dalam bidang perekonomian, dimana penduduk berdasarkan usia dan
wilayah indonesia yang merupakan negara kesejahteraan dapat dijelaskan pada uraian
kedua yang memiliki garis pantai berikuit ini :
terpanjang didunia setelah kanada yaitu 1.1.2.1. Penduduk berdasarkan
81.000 Km memiliki potensi kelautan Usia dan kesejahteraan
yang dapat dimanfaatkan bagi penduduk Data tentang penduduk
yang berada di wilayah pantai tersebut. berdasarkan usia dan kesejahteraan ini erat
Luas wilayah desa Blanakan yaitu sekitar : hubungannya dengan tenaga kerja
980,460 Ha, dimana secara produktif. komposisi penduduk
penggunaannya dibagi kedalam : luas berdasarkan usia merupakan komponen
tanah pemukiman 156,329 Ha, luas tanah penting karena dapat mengetahui
persawahan 424,065 Ha, luas perkantoran karakteristik penduduk dan angka beban
102
103
kerja, selain itu data komposisi penduduk 1.1.3 Keadaan Sosial Ekonomi
berdasarkan usia dapat pula dimanfaatkan Desa Blanakan
untuk analisis jumlah angkatan kerja pada Keadaan sosial ekonomi desa
daerah tertentu atau dapat juga diketahui blanakan dapat dilihat dari jumlah
fasilitas kesehatan dan pendidikan yang penduduk menurut mata pencaharian
diperlukan di suatu daerah. penduduk, dimana ini sangat erat
Penduduk daerah penelitian di desa hubungannya dengan lingkungan dimana
blanakan berdasarkan usia dan dia tinggal. Lingkungan sangat
kesejahteraan dapat dilihat dari table di mempengaruhi tingkat mata pencahariandi
bawah ini : suatu tempat, dimana jika lingkungan
pedesaan maka mata pencaharian yang
akan dominan di wilayah ini adalah
pertanian dan perikanan (jika wilayah
pedesaan pesisir). Komposisi penduduk
berdasarkan mata pencaharian di desa
Blanakan dapat dilihat pada table berikut
ini
103
104
104
105
1. Menemukan Masalah
2 Pembahasan a. Masalah Individu, kelompok,
dan masyarakat yang dihadapi,
Dalam sub bab ini peneliti akan
b. Klasifikasi kesejahteraan
mengemukakan hasil penelitian yang
masyarakat setelah pelaksanaan
dilakukan dengan tema Pemberdayaan
pemberdayaan
masyarakat pesisir (nelayan) desa
2. Menemukan dan mengenali
blanakan, kecamatan blanakan, kabupaten
potensi-potensi yang dimiliki
subang jawa barat. Berdasarkan
a. Adanya sarana dan prasarana
permasalahan yang telah dikemukakan
b. Adanya pelayanan yang baik
dalam bab 1 dimana peneliti ingin
dari pemerintah swasta
mengetahui sejauh mana peranan lembaga
maupun lsm dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat desa, desa
pemberdayaan usaha.
blanakan didalam memberdayakan
3. Mengenali masalahan dan potensi
masyarakatnya (khususnya Nelayan).
a. Mencari penyebab timbulnya
Dalam hal ini peneliti membagi masalah dalam pemberdayaan,
dua informan, dimana informan dari pihak b. Mencari faktor pendukung dan
desa (LPMDes ataupun pihak desa) faktor penghambat dalam
dengan masyarakat nelayan. Hal ini kegiatan pemberdayaan.
dilakukan agar penelitian ini dapat 4. Memiliki solusi pemecahan
berkembang dengan baik dan dapat masalah
memaksimalkan data-data yang dihasilkan. a. Memberikan pelatihan
Sehingga diharapkan mendapatkan hasil b. Memberikan program
penelitian yang lebih maksimal. Adapun kemitraan
dinemsi dan indikator yang digunakan c. Memberikan pembinaan
peneliti sebagai tolak ukur dalam d. Memberikan pengawasan
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
desa. Karena yang saya perhatikan (nelayan pemilik perahu). hal ini juga
koperasi adalah unit usaha yang yang membuat pemerintah desa tidak
mensejahterakan anggotanya, sedangkan melalukan pemberdayaan, karena
kategori anggota menurut koperasi adalah menganggap semuanya sudah
orang-orang yang memiliki perahu atau dilakukan oleh koperasi sebagai
perperan aktif didalam penjualan ikan di lembaga induk dari masyarakat
koperasi, bagaimana dengan para nelayan nelayan. Tidak adanya singkronisasi
buruh yang notabene mereka hanya antara pemerintahan desa (LPMDes)
sebagai pelaksana lapangan (buruh). dengan koperasi juga menjadi salah
Menjadi pekerjaan rumah bersama untuk satu permasalahan tidak adanya
mensingkronkan kembali bagaimana proses pemberdayaan masyarakat
proses kemitraan ini dapat berjalan dengan nelayan. Peneliti melihat adanya
baik sehingga kesejahteraan di masyarakat 2. Potensi besar yang dimiliki tidak
nelayan bisa dirasakan bersama. dimanfaatkan dengan baik didalam
melakukan pemberdayaan, sarana dan
KESIMPULAN DAN SARAN
prasarana yang ada di tempat ini
1. Kesimpulan sudah sangat memadai untuk
melakukan sebuah peningkatan
Berdasarkan hasil penelitian dan
sumberdaya, namun tidak
pembahasa mengenai pemberdayaan
dimanfaatkan dengan baik. Sehingga
masyarakat pesisir (nelayan) desa
masyarakat nelayan masih tidak dapat
Blanakan, kecamatan Blanakan,
disandingkan dengan sektor ekonomi
Kabupaten Subang jawa barat. Penelit i
lain. Sarana dan prasarana mulai dari
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
tempat penjualan ikan yang sangat
1. Pemberdayaan masyarakat nelayan besar dan tertata rapih, tempat
oleh LPMDes desa Blanakan pengisian solar, tempat bersandar
Kabupaten Subang tidak berjalan kapal yang sangat baik, mobil
dengan baik, hal ini dikarenakan tidak ambulance, kepemilikan pabrik es
adanya kegiatan pemberdayaan yang (untuk mengawetkan hasil
dilakukan oleh LPMDes. tangkapan), semuanya terdapat di
Pemberdayaan cenderung lebih wilayah ini. Dimana tidak semua
banyak dilakukan oleh Koperasi unit wilayah nelayan memiliki fasilitas
desa, walaupun pemberdayaan ini sarana dan prasarana yang baik.
masih di lingkup yang sangat kecil Namun semua sarana dan prasarana
119
120
120
121
121
122
122