Anda di halaman 1dari 5

NAMA : INTAN SURAYA

NIM : 2100024251
KELAS :E
FAKULTAS: HUKUM

AL - FURQAN AYAT 31-33

Ayat 31

َ ‫ك َج َع ْلنَا لِ ُك ِّل نَبِ ٍّى َع ُد ًّوا ِّم َن ْٱل ُمجْ ِر ِم‬


‫ين ۗ َو َكفَ ٰى بِ َرب َِّك هَا ِديًا‬ َ ِ‫َو َك ٰ َذل‬
‫صيرًا‬ِ َ‫َون‬
Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-
orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan
Penolong.

TAFSIRAN

‫«وكذلك» كما جعلنا لك عد ّوا من مشركي قومك «جعلنا لكل نبي» قبلك «عدوا من المجرمين» المشركين فاصبر كما صبروا‬
.‫«وكفى بربك هاديا» لك «ونصيرا» ناصرا لك على أعدائك‬

Allah telah menjadikan bagi setiap nabi musuh dari setan dan orang-orang
jahat yang selalu mencemoohkan kesucian agama dan meremehkan petunjuk
yang dibawa oleh para rasul kepada mereka. Oleh karena itu, Allah berpesan
agar Nabi tidak berputus asa ataupun merasa sendirian menghadapi
tantangan-tantangan seperti itu, karena cukuplah Allah yang menjadi pemberi
petunjuk dan penolong. Sesuai dengan firman Allah:

Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari
setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian
yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. (al-An'am/6: 112)

KESIMPULAN/KANDUNGAN

Surat ini terdiri atas 77 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah.

Dinamai "Al-Furqaan" yang artinya "pembeda",


diambil dari kata "Al Furqaan" yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Yang dimaksud dengan Al Furqaan dalam ayat ini ialah Alquran.
Alquran dinamakan Al Furqaan karena dia membedakan antara yang haq
dengan yang batil.
Maka pada surat ini pun terdapat ayat-ayat yang membedakan antara
kebenaran ke-Esaan Allah subhanahu wa ta’ala dengan kebatilan
kepercayaan syirik.

Keimanan:

▪ Allah Maha Besar berkah dan kebaikan-Nya.


▪ Hanya Allah saja yang menguasai langit dan bumi.
▪ Allah tidak punya anak dan sekutu.
▪ Alquran benar-benar diturunkan dari Allah.
▪ Ilmu Allah meliputi segala sesuatu.
▪ Allah bersemayam di atas Arsy.
▪ Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ adalah hamba Allah yang diutus ke seluruh alam.
▪ Rasul–rasul itu adalah manusia biasa yang mendapat wahyu dari Allah.
▪ Pada hari kiamat akan terjadi peristiwa-peristiwa luar biasa seperti belahnya
langit, turunnya Malaikat ke bumi.
▪ Orang-orang berdosa dihalau ke neraka dengan berjalan atas muka mereka.

Hukum:

▪ Tidak boleh mengabaikan Alquran.


▪ Larangan menafkahkan harta secara boros atau kikir.
▪ Larangan membunuh atau berzina.
▪ Kewajiban memberantas kekafiran dengan mempergunakan alasan Alquran.
▪ Larangan memberikan persaksian palsu.

Kisah:

▪ Kisah-kisah Musa `alaihis salam Nuh `alaihis salam.


▪ Kaum Tsamud dan kaum Syu ‘aib.

Lain-lain:

▪ Celaan-celaan orang-orang kafir terhadap Alquran.
▪ Kejadian-kejadian alamiyah sebagai bukti ke-Esaan dan kekuasaan Allah.
▪ Hikmah Alquran diturunkan secara berangsur-angsur.
▪ Sifat-sifat orang musyrik antara lain mempertuhankan hawa nafsu, tidak
mempergunakan akal.
▪ Sifat-sifat hamba Allah yang sebenarnya.
Ayat 32

َ ِ‫ان ُج ْملَةً ٰ َو ِح َدةً ۚ َك ٰ َذل‬


Gَ ‫ك لِنُثَب‬
‫ِّت‬ Gُ ‫لَ ْواَل نُ ِّز َل َعلَ ْي ِه ْٱلقُرْ َء‬ ۟ ‫ين َكفَر‬
‫ُوا‬ َ ‫ال ٱلَّ ِذ‬
َ َ‫َوق‬
‫تَرْ تِياًل‬ ُ‫ك ۖ َو َرتَّ ْل ٰنَه‬
َ ‫بِ ِهۦ فُ َؤا َد‬
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu
dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).

TAFSIRAN

‫ «كذلك» متفرّقا‬،‫ نزلناه‬:‫ قال تعالى‬،‫«وقال الذين كفروا لوال» هال «نزل عليه القرآن جملة واحدة» كالتوراة واإلنجيل وال َّزبور‬
.‫«لنثبَّت به فؤادك» نقوي قلبك «ورتلناه ترتيال» أي أتينا به شيئا بعد شيء بتمهل وتؤدة لتيسر فهمه وحفظه‬

(Berkatalah orang-orang yang kafir, "Mengapa tidak) (diturunkan kepadanya


Alquran sekali turun saja?") sebagaimana kitab Taurat, kitab Injil dan kitab
Zabur. Allah menjawab melalui firman-Nya, "Kami sengaja menurunkannya
(demikian) secara terpisah-pisah (supaya Kami perkuat hatimu dengannya)
Kami menguatkan kalbumu dengan Alquran (dan Kami membacakannya
kelompok demi kelompok") Kami menurunkannya tahap demi tahap secara
perlahan dan tidak tergesa-gesa, supaya mudah dipahami dan dihafal.

Allah berfirman dan Al-Qur'an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar


engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan
Kami menurunkannya secara bertahap. (al-Isra'/17: 106).Turunnya Al-Qur'an
secara berangsur-angsur memang mengandung banyak hikmah, di antaranya:

1. Nabi Muhammad sering berjumpa dengan malaikat Jibril sehingga banyak


menerima nasihat guna menambah semangat, kesabaran, dan ketabahan
dalam menunaikan risalah-Nya.

2. Karena Nabi Muhammad tidak dapat membaca dan menulis (ummi) maka
seandainya Al-Qur'an itu diturunkan sekaligus, tentu ia akan kesulitan untuk
menghafalnya.

3. Supaya hafalannya lebih mantap, sempurna, dan terhindar dari segala


kealpaan.

4. Seandainya Al-Qur'an itu diturunkan sekaligus, tentu syariat-syariatnya


pun diturunkan sekaligus. Hal yang demikian itu pasti mengakibatkan banyak
kesulitan. Akan tetapi, karena turunnya berangsur-angsur maka syariat pun
diberlakukan secara berangsur-angsur sehingga mudah dilaksanakan, baik
oleh Rasul maupun umatnya.
5. Karena turunnya Al-Qur'an banyak berkaitan dengan sebab-sebab turunnya
seperti adanya berbagai pertanyaan, peristiwa, atau kejadian, maka turunnya
secara bertahap lebih berkesan dalam hati para sahabat karena mereka bisa
menghayatinya peristiwa demi peristiwa.

6. Kalau dengan turunnya Al-Qur'an secara berangsur-angsur saja, mereka


tidak mampu meniru Al-Qur'an walaupun satu ayat, apalagi jika diturunkan
sekaligus.

7. Sebagian hukum syariat Islam turun sesuai dengan perkembangan kaum


Muslimin pada waktu itu. Kemudian setelah mereka bertambah cerdas dan
mantap keimanannya, barulah diterapkan syariat Islam yang lebih sempurna
dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang turun kemudian. Seandainya Al-Qur'an
diturunkan sekaligus tentu hal demikian itu tidak mungkin terjadi.

KANDUNGAN/KESIMPULAN

Dalam ayat ini diceritakan, orang kafir menanyakan tentang cara turunnya Al


Qur’an, "Mengapa Al Qur’an tidak diturunkan kepada Muhammad dengan
sekali turun saja ("jumlahtan waahida") seperti Taurat, Zabur dan Injil?"

Imam Al Isfahani mengertikan jumlahtan waahida pada ayat ini dengan


turun secara terkumpul menjadi satu dan tidak terpisah-pisah dan tidak pula
sedikit demi sedikit.
Ada perbedaan pendapat mengenai siapakah yang mengajukan pertanyaan
ini, ada yang mengatakan mereka adalah orang kafir Quraisy dan ada juga
yang mengatakan mereka adalah orang Yahudi.

Namun, Allah menegaskan dia akan memberikan jawaban yang benar dan
tepat atas setiap pertanyaan dan tuduhan yang ditujukan kepada Nabi
Muhammad.
Al Quran tidak diturunkan sekaligus tetapi diturunkan secara berangsur-
angsur dalam 23 tahun adalah disesuaikan dengan kejadian, permasalahan
dan keperluan-keperluan hukum.
Dengan demikian, hati Nabi Muhammad (dan juga hati kaum beriman)
menjadi mantap dengan ajaran Al Qur’an itu, mereka lebih mudah memahami
dan menghayati maknanya serta mudah menghafalnya dengan baik.
Ayat 33

G‫ن تَ ْف ِسي ًرا‬Gَ ‫ق َوأَحْ َس‬


ِّ ‫ك بِ ْٱل َح‬ َ َ‫َواَل يَأْتُون‬
َ َ‫ك بِ َمثَ ٍل إِاَّل ِج ْئ ٰن‬
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang
ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang
paling baik penjelasannya.

TAFSIRAN

.‫«وال يأتونك بمثل» في إبطال أمرك «إال جئناك بالحق» الدافع له «وأحسن تفسيرا» بيانا‬

(Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa sesuatu yang


ganjil) untuk membatalkan perkaramu (melainkan Kami datangkan
kepadamu suatu yang benar) yang menolak dan membantahnya (dan yang
paling baik penjelasannya) untuk menjelaskan perkara yang sebenarnya
kepada mereka.

Dalam ayat ini, Allah mengatakan kepada Nabi Muhammad bahwa Dia tidak
akan membiarkan orang-orang kafir itu datang kepada Nabi membawa
sesuatu yang batil yang mereka ada-adakan untuk menodai kerasulannya.
Allah hanya akan mendatangkan kepada Nabi suatu yang benar untuk
menolak tuduhan mereka dan memberikan penjelasan yang paling baik. Hal
seperti ini tersebut pula dalam firman Allah:

Sebenarnya Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil


(tidak benar) lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang
batil) lenyap. (al-Anbiya'/21: 18)

KANDUNGAN/KESIMPULAN

Di sini ditegaskan orang-orang kafir itu tidak bakal memberi pengaruh


apapun pada Nabi Muhammad SAW lantaran sesuatu yang benar dan baik
datangnya dari Allah SWT.

SUMBER: 
Kamus Al Qur’an, PTS Islamika SDN BHD, Hal:166-167,
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia,

Anda mungkin juga menyukai