"Dan orang-orang kafir itu tidak datang kepadamu dengan membawa sesuatu yang ganjil, melainkan
Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya." (Al-Furqan: 33).
Maksudnya, setiap kali mereka datang kepadamu dengan pertanyaan-pertanyaan yang aneh-aneh, Kami
datangkan kepadamu jawaban yang benar dan lebih berbobot daripada pertanyaan-pertanyaan yang
merupakan contoh daripada kebatilan.
3. Hikmah ketiga: Memudahkan Hafalan dan Pemahamannnya.
Al-Qur'an Karim turun di tengah-tengah umat yang ummi, yang tidak pandai membaca dan menulis. Yang menjadi
catatan mereka adalah hafalan dan daya ingatnya. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang tatacara penulisan
dan pembukuan yang dapat memungkinkan mereka menuliskan dan membukukannya, kemudian menghafal dan
memahaminya.
"Dialah yang mengutus kepada kaum yang ummi seorang rasul yang berasal dari antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah.
Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (Al-jumu'ah: 2)
Juga firman-Nya,
"(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi..." (Al- A'raf: 157)
Umat yang buta huruf itu tidak akan mudah untuk menghafal seluruh Al-Qur'an, seandainya ia diturunkan sekaligus,
dan tidak mudah pula bagi mereka untuk memahami maknanya, dan merenungkan ayat-ayatnya. Jelasnya bahwa
turunya Al-Qur'an secara berangsur-angsur itu merupakan bantuan terbaik bagi mereka untuk menghafal dan
memahami ayat- ayatnya. Setiap kali turun satu atau beberapa ayat, para sahabat segera. menghafalnya, merenungkan
maknanya dan mempelajari hukum- hukumnya. Tradisi demikian itu menjadi suatu metode pengajaran dalam
kehidupan para tabi'in.
4. Hikmah Keempat: Relevan dengan Peristiwa, dan Pentahapan dalam Penetapan
Hukum.
Manusia tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama. baru ini, jika Al-Qur'an tidak memberikan strategi jitu
yang dalam merekonstruksi kerusakan dan kerendahan martabat mereka. Setiap kali terjadi suatu peristiwa di tengah-
tengah mereka, maka turunlah hukum. mengenai peristiwa itu yang memberikan kejelasan statusnya, membimbing
mereka, dan meletakkan dasar-dasar perundang-undangan bagi mereka, sesuai dengan situasi dan kondisinya.
" Inilah suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi dan dijelaskan secara terperinci, yang
diturunkan dari sisi Allah yang Maha Bijaksana dan Mahatahu ." (Hud: 1)
Faedah turunnya Al-Qur'an Secara Bertahap dalam
Pendidikan dan Pengajaran
Proses belajar mengajar itu berlandaskan dua asas: perhatian terhadap tingkat pemikiran siswa, pengembangan potensi
akal, jiwa dan jasmaniahnya dengan metode yang dapat membawanya ke arah kebaikan. dan keterbimbingan.
Dalam hikmah turunnya Al-Qur'an secara bertahap itu kita melihat adanya suatu metode yang berfaedah bagi kita dalam
mengaplikasikan kedua asas tersebut seperti yang kami sebutkan tadi. Sebab turunnya Al- Qur'an itu telah meningkatkan
pendidikan umat islam secara bertahap dan bersifat alami untuk memperbaiki jiwa manusia, meluruskan perilakunya,
membentuk kepribadian dan menyempurnakan eksistensinya sehingga jiwa itu tumbuh kokoh di atas pilar-pilar yang
kokoh dan mendatangkan buah yang baik bagi kebaikan umat manusia seluruhnyadengan izin Tuhannya.
pentingnya tahapan pendidikan dalam Islam, dengan turunnya ayat-ayat Al-Qur'an secara bertahap untuk mengajarkan
nilai-nilai hukum seperti riba, warisan, dan peperangan. Sistem belajar yang tidak memperhatikan tingkat pemikiran
siswa dianggap gagal, begitu pula guru yang tidak memberikan materi sesuai atau memperhatikan kebutuhan siswa.
Buku pelajaran yang tidak sistematis dan tidak relevan juga dianggap tidak memberikan manfaat. Petunjuk Ilahi dari
Al-Qur'an dianggap sebagai contoh terbaik dalam menyusun kurikulum, metode pengajaran, dan buku pelajaran.