LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia
Dosen pengampu:
Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd.,
Drs. Suhara, M.Pd., dan
Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc.
oleh:
Pendidikan Biologi A/2019
Kelompok 2
C. TUJUAN
1. Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui keberadaan gula pereduksi
dalam suatu sampel serta untuk membuktikan gula pereduksi, berupa
monosakarida dan disakarida.
2. Uji Molisch bertujuan untuk mengetahui adanya karbohidrat secara
kualitatif.
3. Uji Barfoed bertujuan untuk mengetahui zat yang mengandung
monosakarida.
4. Uji Bial bertujuan untuk mengetahui adanya gugus gula pentosa.
D. DASAR TEORI
Karbohidrat terdiri dari unsur C, H, dan O. Jumlah atom hydrogen dan
oksigen merupakan perbandingan 2:1.1 Karbohidrat dapat dibedakan menjadi:
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida ialah
karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat lain. Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena
terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Menurut Sunita Almatsier, ada tiga jenis
heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang
sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hydrogen dan
oksigen di sekitar atom-atom karbon.
Uji benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula
pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi
sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau
bereaksi secara langsung dengan benedict. Misalnya semua golongan
monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik
yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam
kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip
berdasarkan reduksi Cu 2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu 2O
berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO 3 pada larutan
natrium karbonat (reagen benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan
tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung
aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan benedict.
(Windaaryanir, 2015).
Uji molisch merupakan uji kimia yang digunakan untuk menunjukkan
adanya karbohidrat. Semua jenis karbohidrat mulai dari monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida menunjukkan reaksi positif dengan
uji ini. Senyawa-senyawa seperti asam nukleat dan glikoprotein juga positif
dengan uji molisch karena mengandung karbohidrat . Asam sulfat akan
mendehidrasi karbohidarat membentuk furfural, alfa-naftol bereaksi dengan
furfural membentuk senyawa berwarna ungu. Reaksi positif ditunjukkan
dengan munculnya warna ungu pada batas kedua cairan.
Gambar 1. Reaksi Uji Molisch (Dok. Edubio)
No Alat Jumlah
1. Pipet tetes 12 buah
2. Tabung reaksi 10 buah
3. Gelas ukur 11 buah
4. Rak tabung 2 buah
Tabel E.2.2 Bahan yang digunakan dalam Praktikum Uji Molisch
F. LANGKAH KERJA
F.1 Uji Benedict
3)1-2ml
H2SO4 2) 5 tetes
pekat pereaksi
Molisch
1) 2 ml lar.
karbohidrat
G. HASIL PENGAMATAN
G.1 Uji Benedict dan Molisch
Pada uji Benedict, yang terbukti positif hampir seluruh larutan karbohidrat,
kecuali larutan C, D, dan H. Pada uji Molisch, semua larutan positif
Berwarna
biru tua
terang dan Berwarna
Berwarna terdapat Berwarna kuning
1. A + biru tua endapan - Oranye pudar dan
terang merah terang endapan
bata di coklat
dasar
tabung Gambar 47. Dok. Gambar 48. Dok. Gambar 67. Dok. Gambar 68. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
Berwarna Berwarna Berwarna bening
2. B - biru tua biru tua - Oranye dan
terang terang terang endapan
coklat tua
Gambar 49. Dok. Gambar 50. Dok. Gambar 69. Dok. Gambar 70. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
Berwarna Berwarna Berwarna bening
3. C - biru tua biru tua - Oranye dan
terang terang terang endapan
coklat
Gambar 51. Dok. Gambar 52 . Dok. Gambar 71. Dok. Gambar 72. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
Berwarna Berwarna Berwarna kuning
4. D - biru tua biru tua - Oranye pekat dan
terang terang terang endapan
coklat
Gambar 53. Dok. Gambar 54. Dok. Gambar 73. Dok. Gambar 74. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
biru tua
Berwarna
terang dan
bening
Berwarna terdapat Berwarna
dan
5. E + biru tua endapan - Oranye
endapan
terang merah terang
coklat
bata di
pekat
dasar
tabung Gambar 55. Dok. Gambar 56. Dok. Gambar 75. Dok. Gambar 76. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
biru tua Berwarna
terang dan bening
Berwarna terdapat Berwarna dan
6. F + biru tua endapan - Oranye endapan
terang merah terang coklat
bata di sangat
dasar pekat
tabung Gambar 57. Dok. Gambar 58. Dok. Gambar 77. Dok. Gambar 78. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
biru tua
Berwarna
terang dan
biru muda
Berwarna terdapat Berwarna
dan
7. G + biru tua endapan + Oranye
endapan
terang merah terang
biru
bata di
kehijauan
dasar
tabung Gambar 59. Dok. Gambar 60. Dok. Gambar 79. Dok. Gambar 80. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
bening
Berwarna Berwarna Berwarna
dan
8. H - biru tua biru tua - Oranye
endapan
terang terang terang
coklat
pekat
Gambar 61. Dok. Gambar 62. Dok. Gambar 81. Dok. Gambar 82. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
bening
Berwarna Berwarna Berwarna
dan
9. I - biru tua biru tua - Oranye
endapan
terang terang terang
coklat
pekat
Gambar 63. Dok. Gambar 64. Dok. Gambar 83. Dok. Gambar 84. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
bening
Berwarna Berwarna Berwarna
dan
10. J - biru tua biru tua - Oranye
endapan
terang terang terang
coklat
pekat
Gambar 65. Dok. Gambar 66. Dok. Gambar 85. Dok. Gambar 86. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
H. PEMBAHASAN
Uji benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi
adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua
buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung
dengan benedict. Misalnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non
pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan
hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan
sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu 2+ menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO 3 pada
larutan natrium karbonat (reagen benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan
tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid
atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton
bebas tidak dapat mereduksi larutan benedict.
I. SIMPULAN
a. Pada uji Benedict dihasilkan endapan merah bata yang menandakan
adanya gula pereduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi
gula pereduksinya. Semakin berwarna merah bata maka gula
pereduksinya semakin banyak.
b. Uji Molisch bertujuan untuk menguji adanya karbohidrat secara
kualitatif. Apabila hasil positif, maka akan ada cincin ungu diantara
kedua lapisan. Seluruh larutan karbohidrat positif terhadap uji Molisch,
dengan kemunculan warna cincin ungu yang relatif berbeda setiap
larutan.
c. Uji Barfoed bertujuan untuk mengetahui zat monosakarida. Pada uji ini,
larutan A, E, F, dan G terdapat endapan berwarna merah bata di dasar
tabung yang menandakan larutan tersebut positif terhadap adanya
monosakarida.
d. Uji Bial bertujuan untuk menguji adanya gula pentosa. Pada percobaan
kali ini, hanya larutan karbohidrat G yang positif mengandung gula
pentosa.
DAFTAR PUSTAKA
Aditia, Lasinrang. (2013). Laporan Lengkap Praktikum Biokimia (Karbohidrat)
[Online]. Diakses dari:
https://www.academia.edu/15953759/Laporan_Praktikum_Biokimia_Karbohi
drat_. Makassar: UIN Alauddin
Ariyani, Winda (2015). Uji Barfoed. [Online]. Diakses dari:
https://id.scribd.com/doc/261837554/Laporan-Uji-Barfoed. (Diakses pada 30
Maret 2020)
Dwi, Ainan. (2018). Laporan Praktikum Uji Benedict Biokimia. [Online]. Tersedia di
: http://aynansunardi.blogspot.com/2018/03/laporan-praktikum-uji-benedict-
biokimia_24.html. Pada 14 Maret 2020.
Poedijadi, Anna. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Sulistiyono, Agus (Tanpa tahun). Karbohidrat Dasar Teori. [Online]. Diakses dari:
https://scholar.google.co.id/scholar?q=karbohidrat+dasar+teori&hl=en&as_sd
t=0&as_vis=1&oi=scholart#d=gs_qabs&u=%23p%3Do3FtoMXbSTwJ
(Diakses pada 30 Maret 2020)
Dilansir dari website : https://www.edubio.info/2014/04/uji-molisch.html