Anda di halaman 1dari 18

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia
Dosen pengampu:
Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd.,
Drs. Suhara, M.Pd., dan
Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc.

oleh:
Pendidikan Biologi A/2019
Kelompok 2

Elis Kurniani (1909616)

Faiza Maila Yusfiana (1909500)

Nabila Tazkiyyatul Afifah (1904016)

Vannia Dewi Hartono (1903394)

Vida Qoniatu (1703876)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
A. JUDUL
Uji Identifikasi Karbohidrat

B. PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM


B.1. Identifikasi Karbohidrat
B.1.1 Uji Benedict dan Uji Molisch
Hari, tanggal : Kamis, 5 Maret 2020.
Waktu : 09.30 – 12.00 WIB.
Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Fisiologi, FPMIPA UPI.
B.1.1 Uji Barfoed dan Uji Bial
Hari, tanggal : Kamis, 12 Maret 2020.
Waktu : 09.30 – 12.00 WIB.
Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Fisiologi, FPMIPA UPI.

C. TUJUAN
1. Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui keberadaan gula pereduksi
dalam suatu sampel serta untuk membuktikan gula pereduksi, berupa
monosakarida dan disakarida.
2. Uji Molisch bertujuan untuk mengetahui adanya karbohidrat secara
kualitatif.
3. Uji Barfoed bertujuan untuk mengetahui zat yang mengandung
monosakarida.
4. Uji Bial bertujuan untuk mengetahui adanya gugus gula pentosa.

D. DASAR TEORI
Karbohidrat terdiri dari unsur C, H, dan O. Jumlah atom hydrogen dan
oksigen merupakan perbandingan 2:1.1 Karbohidrat dapat dibedakan menjadi:
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida ialah
karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat lain. Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena
terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Menurut Sunita Almatsier, ada tiga jenis
heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang
sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hydrogen dan
oksigen di sekitar atom-atom karbon.
Uji benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula
pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi
sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau
bereaksi secara langsung dengan benedict. Misalnya semua golongan
monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik
yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam
kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip
berdasarkan reduksi Cu 2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu 2O
berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO 3 pada larutan
natrium karbonat (reagen benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan
tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung
aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan benedict.
(Windaaryanir, 2015).
Uji molisch merupakan uji kimia yang digunakan untuk menunjukkan
adanya karbohidrat. Semua jenis karbohidrat mulai dari monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida menunjukkan reaksi positif dengan
uji ini. Senyawa-senyawa seperti asam nukleat dan glikoprotein juga positif
dengan uji molisch karena mengandung karbohidrat . Asam sulfat akan
mendehidrasi karbohidarat membentuk furfural, alfa-naftol bereaksi dengan
furfural membentuk senyawa berwarna ungu. Reaksi positif ditunjukkan
dengan munculnya warna ungu pada batas kedua cairan.
Gambar 1. Reaksi Uji Molisch (Dok. Edubio)

Pereaksi Barfoed bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh


Monosakarida. Pemanasan yang lama menghidrolisis disakarida sehingga
bereaksi positif. Endapan tembaga oksida lebih sedikit bila dibandingkan uji
Benedict. Warna endapan tembaga oksida pun berbeda, lebih berwarna merah
bata bila dibandingkan dengan uji Benedict yang berwarna jingga sampai
coklat.

Pengujian bial dilakukan untuk membuktikan adanya pentosa. Uji Bial


bertujuan membuktikan adanya pentosa. Dasar teori dari uji bial adalah
dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural dan dengan
penambahan orsinol (3,5-dihidroksi toluena) akan berkondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna biru.

E. ALAT dan BAHAN


E.1 Uji Benedict
Tabel E.1.1 Alat yang digunakan dalam Praktikum Uji Benedict

No. Alat Jumlah


1. Tabung reaksi 10 unit
2. Penjepit tabung 1 unit
3. Penangas air 1 unit
4. Pipet tetes 10 unit
5. Rak tabung 1 unit
Tabel E.1.2 Bahan yang digunakan dalam Praktikum Uji Benedict

No Nama Bahan Jumlah


1. Larutan A 1 ml
2. Larutan B 1 ml
3. Larutan C 1 ml
4. Larutan D 1 ml
5. Larutan E 1 ml
6. Larutan F 1 ml
7. Larutan G 1 ml
8. Larutan H 1 ml
9. Larutan I 1 ml
10. Larutan J 1 ml
11. Larutan Benedict 2 ml
E.2. Uji Molisch

Tabel E.2.1 Alat yang digunakan dalam Praktikum Uji Molisch

No Alat Jumlah
1. Pipet tetes 12 buah
2. Tabung reaksi 10 buah
3. Gelas ukur 11 buah
4. Rak tabung 2 buah
Tabel E.2.2 Bahan yang digunakan dalam Praktikum Uji Molisch

No. Bahan Jumlah


1. Larutan Karbohidrat A 2 ml
2. Larutan Karbohidrat B 2 ml
3. Larutan Karbohidrat C 2 ml
4. Larutan Karbohidrat D 2 ml
5. Larutan Karbohidrat E 2 ml
6. Larutan Karbohidrat F 2 ml
7. Larutan Karbohidrat G 2 ml
8. Larutan Karbohidrat H 2 ml
9. Larutan Karbohidrat I 2 ml
10. Larutan Karbohidrat J 2 ml
11. Pereaksi Molisch 5 tetes
12. H2SO4 1-2 ml
E.3 Uji Barfoed
Tabel E.3.1 Alat yang digunakan dalam Praktikum Uji Barfoed
No Alat Jumlah
1. Tabung reaksi 10 buah
2. Pipet 9 buah
3. Gelas ukur 8 buah
4. Penjepit tabung 1 buah
5. Rak tabung 1 buah
6. Penangas air 1 buah
Tabel E.3.2 Bahan yang digunakan dalam Praktikum Uji Barfoed
No Bahan Jumlah
1. Bahan uji (A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J) 10 tetes
2. Reagen Barfoed 1 ml

E.4 Uji Bial


Tabel E.4.1 Alat yang digunakan dalam Praktikum Uji Bial
No Alat Jumlah
1. Tabung reaksi 8 buah
2. Pipet 9 buah
3. Gelas ukur 8 buah
4. Beaker glass 500 ml 1 buah
5. Penjepit tabung 1 buah
6. Rak tabung 1 buah
Tabel E.4.2 Bahan yang digunakan dalam Praktikum Uji Bial
No Bahan Jumlah
1. Bahan uji (a, b, c, d, e, f, g, dan h) 10 tetes
2. Reagen Bial 1 ml
3. Penangas air 90 derajat 1 buah
4. Amil alkohol 10 tetes

F. LANGKAH KERJA
F.1 Uji Benedict

Gambar 2. Langkah Kerja Uji Benedict (Dok. Kelompok 2, 2020)


F.2 Uji Molisch

3)1-2ml
H2SO4 2) 5 tetes
pekat pereaksi
Molisch

1) 2 ml lar.
karbohidrat

Gambar 3. Langkah Kerja Uji Molisch (Dok. Kelompok 2, 2020)

F.3 Uji Barfoed

Gambar 4. Langkah Kerja Uji Barfoed (Dok. Kelompok 2, 2020)


F.4 Uji Bial

Gambar 5. Langkah Kerja Uji Bial (Dok. Kelompok 2, 2020)

Gambar 6. Langkah Kerja Uji Bial (Dok. Kelompok 2, 2020)

G. HASIL PENGAMATAN
G.1 Uji Benedict dan Molisch
Pada uji Benedict, yang terbukti positif hampir seluruh larutan karbohidrat,
kecuali larutan C, D, dan H. Pada uji Molisch, semua larutan positif

G.2 Uji Barfoed dan Bial


Pada uji Barfoed, yang terbukti positif adalah larutan A, E, F, dan G. Pada uji
Bial, yang terbukti positif hanyalah larutan G.
Tabel Pengamatan Hasil Uji Molisch Tabel Hasil Pengamatan Uji Benedict
Bahan
Perubahan Gambar Perubahan Gambar
No. (Karbohidrat) Hasil Hasil
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1. Larutan A Warna Perubahan Larutan


larutan pada berwarna
awal cincin oranye
bening berwarna Larutan
dan
ungu berwarna
+ + terdapat
biru
endapan
terang
berwarna
Gambar 7. Larutan A Gambar 8. Larutan A merah Gambar 27. Larutan A Gambar 28. Larutan A
(Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, bata (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2,
2020) 2020) 2020) 2020)

2. Larutan B Warna Perubahan


larutan pada Larutan
awal cincin berwarna
bening berwarna Larutan coklat
ungu berwarna muda dan
+ +
biru terdapat
terang endapan
berwarna
Gambar 9. Larutan B Gambar 10. Larutan B coklat tua Gambar 29. Larutan B Gambar 30. Larutan B
(Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2,
2020) 2020) 2020) 2020)

3. Larutan C Warna Perubahan


larutan pada
awal cincin Tidak
bening berwarna Larutan terjadi
ungu berwarna perubahan
+ -
biru warna
terang maupun
endapan
Gambar 11. Larutan C Gambar 12. Larutan C Gambar 31. Larutan C Gambar 32. Larutan C
(Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2,
2020) 2020) 2020) 2020)

4. Larutan D Warna Perubahan


larutan pada
awal cincin Tidak
bening berwarna Larutan terjadi
ungu berwarna perubahan
+ -
pekat biru warna
terang maupun
endapan
Gambar 13. Larutan D Gambar 14. Larutan D Gambar 33. Larutan D Gambar 34. Larutan D
(Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2,
2020) 2020) 2020) 2020)
5. Larutan E Warna Perubahan
larutan pada Larutan
awal cincin berwarna
bening berwarna Larutan coklat
ungu berwarna muda dan
+ +
muda biru terdapat
terang endapan
berwarna
Gambar 15. Larutan E Gambar 16. Larutan E coklat tua Gambar 35. Larutan E Gambar 36. Larutan E
(Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2,
2020) 2020) 2020) 2020)

6. Larutan F Warna Perubahan


larutan pada Larutan
awal cincin berwarna
bening berwarna Larutan hijau
ungu berwarna zaitun dan
+ +
muda biru terdapat
terang endapan
berwarna
Gambar 17. Larutan F Gambar 18. Larutan F kecoklatan Gambar 37. Larutan F Gambar 38. Larutan F
(Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2,
2020) 2020) 2020) 2020)

7 Larutan G Warna Perubahan Larutan


larutan pada berwarna
awal cincin oranye
bening berwarna Larutan
dan
ungu berwarna
+ + terdapat
biru
endapan
terang
berwarna
Gambar 19. Larutan G Gambar 20. Larutan G merah Gambar 39. Larutan G Gambar 40. Larutan G
(Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, bata (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2,
2020) 2020) 2020) 2020)
8. Larutan H Warna Perubahan
larutan pada
awal cincin Tidak
bening berwarna Larutan terjadi
ungu berwarna perubahan
+ -
muda biru warna
terang maupun
endapan
Gambar 21. Larutan H Gambar 22. Larutan H Gambar 41. Larutan H Gambar 42. Larutan H
(Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2,
2020) 2020) 2020) 2020)

9. Larutan I Warna Perubahan


larutan pada Larutan
awal cincin berwarna
bening berwarna Larutan coklat
ungu berwarna muda dan
+ +
muda biru terdapat
terang endapan
berwarna
Gambar 23. Larutan I Gambar 24. Larutan I coklat tua Gambar 43. Larutan I Gambar 44. Larutan I
(Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2,
2020) 2020) 2020) 2020)

10. Larutan J Warna Perubahan


larutan pada Larutan
awal cincin berwarna
bening berwarna Larutan hijau tua
ungu berwarna dan
+ +
muda biru terdapat
terang endapan
berwarna
Gambar 25. Larutan J Gambar 26. Larutan J hijau tua Gambar 45. Larutan J Gambar 46. Larutan J
(Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2, (Dok. Kelompok 2,
2020) 2020) 2020) 2020)
Tabel Pengamatan Hasil Uji Barfoed Tabel Pengamatan Hasil Uji Bial

Keterangan Perubahan Gambar Keterangan Perubahan Gambar


No. Bahan Hasil Hasil
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Berwarna
biru tua
terang dan Berwarna
Berwarna terdapat Berwarna kuning
1. A + biru tua endapan - Oranye pudar dan
terang merah terang endapan
bata di coklat
dasar
tabung Gambar 47. Dok. Gambar 48. Dok. Gambar 67. Dok. Gambar 68. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020

Berwarna
Berwarna Berwarna Berwarna bening
2. B - biru tua biru tua - Oranye dan
terang terang terang endapan
coklat tua
Gambar 49. Dok. Gambar 50. Dok. Gambar 69. Dok. Gambar 70. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020

Berwarna
Berwarna Berwarna Berwarna bening
3. C - biru tua biru tua - Oranye dan
terang terang terang endapan
coklat
Gambar 51. Dok. Gambar 52 . Dok. Gambar 71. Dok. Gambar 72. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
Berwarna Berwarna Berwarna kuning
4. D - biru tua biru tua - Oranye pekat dan
terang terang terang endapan
coklat
Gambar 53. Dok. Gambar 54. Dok. Gambar 73. Dok. Gambar 74. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
biru tua
Berwarna
terang dan
bening
Berwarna terdapat Berwarna
dan
5. E + biru tua endapan - Oranye
endapan
terang merah terang
coklat
bata di
pekat
dasar
tabung Gambar 55. Dok. Gambar 56. Dok. Gambar 75. Dok. Gambar 76. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
biru tua Berwarna
terang dan bening
Berwarna terdapat Berwarna dan
6. F + biru tua endapan - Oranye endapan
terang merah terang coklat
bata di sangat
dasar pekat
tabung Gambar 57. Dok. Gambar 58. Dok. Gambar 77. Dok. Gambar 78. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
biru tua
Berwarna
terang dan
biru muda
Berwarna terdapat Berwarna
dan
7. G + biru tua endapan + Oranye
endapan
terang merah terang
biru
bata di
kehijauan
dasar
tabung Gambar 59. Dok. Gambar 60. Dok. Gambar 79. Dok. Gambar 80. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
Berwarna
bening
Berwarna Berwarna Berwarna
dan
8. H - biru tua biru tua - Oranye
endapan
terang terang terang
coklat
pekat
Gambar 61. Dok. Gambar 62. Dok. Gambar 81. Dok. Gambar 82. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020

Berwarna
bening
Berwarna Berwarna Berwarna
dan
9. I - biru tua biru tua - Oranye
endapan
terang terang terang
coklat
pekat
Gambar 63. Dok. Gambar 64. Dok. Gambar 83. Dok. Gambar 84. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020

Berwarna
bening
Berwarna Berwarna Berwarna
dan
10. J - biru tua biru tua - Oranye
endapan
terang terang terang
coklat
pekat
Gambar 65. Dok. Gambar 66. Dok. Gambar 85. Dok. Gambar 86. Dok.
Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020 Kelompok 2, 2020
H. PEMBAHASAN
Uji benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi
adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua
buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung
dengan benedict. Misalnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non
pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan
hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan
sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu 2+ menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO 3 pada
larutan natrium karbonat (reagen benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan
tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid
atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton
bebas tidak dapat mereduksi larutan benedict.

Berdasarkan hasil praktikum uji molisch, terbukti bahwa larutan karbohidrat A,


B, C, D, E, F, G, H, I, dan J positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya cincin
ungu diantara lapisan asam dan cairan sampel karbohidrat. Selain menguji secara
kualitatif, uji molisch juga membuktikan adanya ikatan glikosidik. Pereaksi molisch
yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi
asam sulfat pekat terhadap karbohidrat.

Berdasarkan hasil pengamatan, setelah direaksikan dengan reagen Barfoed, pada


larutan A, E, F, dan G terdapat endapan berwarna merah bata di dasar tabung. Hal
tersebut terjadi karena larutan barfoed (campuran kupri asetat dan asam asetat) akan
bereaksi dengan gula reduksi (monosakarida) sehingga dihasilkan endapan merah
bata kuprooksida. Dalam suasana asam ini gula reduksi yang termasuk dalam
golongan disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat dengan larutan barfoed
sehingga tidak memberikan endapan merah kecuali pada waktu percobaan yang
diperlama.
Uji ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan gula pentosa dalam
karbohidrat. Bila pentosa dipanaskan dengan HCL pekat, maka akan terbentuk fulfural
yang berkondensasi dengan orcinol dan ion ferri serta menghasilkan warna biru-hijau.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dari sepuluh larutan
karbohidrat yang diuji, hanya ada satu larutan yang bereaksi positif. Larutan G berubah
warna menjadi kebiruan. Sedangkan pada larutan yang lainnya terlihat kecokelatan.
Setelah ditambahkan amil alkohol, dapat terlihat mana saja yang larut dalam air.
Namun kebanyakan larutan terdapat endapan dan tidak larut.

I. SIMPULAN
a. Pada uji Benedict dihasilkan endapan merah bata yang menandakan
adanya gula pereduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi
gula pereduksinya. Semakin berwarna merah bata maka gula
pereduksinya semakin banyak.
b. Uji Molisch bertujuan untuk menguji adanya karbohidrat secara
kualitatif. Apabila hasil positif, maka akan ada cincin ungu diantara
kedua lapisan. Seluruh larutan karbohidrat positif terhadap uji Molisch,
dengan kemunculan warna cincin ungu yang relatif berbeda setiap
larutan.
c. Uji Barfoed bertujuan untuk mengetahui zat monosakarida. Pada uji ini,
larutan A, E, F, dan G terdapat endapan berwarna merah bata di dasar
tabung yang menandakan larutan tersebut positif terhadap adanya
monosakarida.
d. Uji Bial bertujuan untuk menguji adanya gula pentosa. Pada percobaan
kali ini, hanya larutan karbohidrat G yang positif mengandung gula
pentosa.
DAFTAR PUSTAKA
Aditia, Lasinrang. (2013). Laporan Lengkap Praktikum Biokimia (Karbohidrat)
[Online]. Diakses dari:
https://www.academia.edu/15953759/Laporan_Praktikum_Biokimia_Karbohi
drat_. Makassar: UIN Alauddin
Ariyani, Winda (2015). Uji Barfoed. [Online]. Diakses dari:
https://id.scribd.com/doc/261837554/Laporan-Uji-Barfoed. (Diakses pada 30
Maret 2020)
Dwi, Ainan. (2018). Laporan Praktikum Uji Benedict Biokimia. [Online]. Tersedia di
: http://aynansunardi.blogspot.com/2018/03/laporan-praktikum-uji-benedict-
biokimia_24.html. Pada 14 Maret 2020.
Poedijadi, Anna. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Sulistiyono, Agus (Tanpa tahun). Karbohidrat Dasar Teori. [Online]. Diakses dari:
https://scholar.google.co.id/scholar?q=karbohidrat+dasar+teori&hl=en&as_sd
t=0&as_vis=1&oi=scholart#d=gs_qabs&u=%23p%3Do3FtoMXbSTwJ
(Diakses pada 30 Maret 2020)
Dilansir dari website : https://www.edubio.info/2014/04/uji-molisch.html

Anda mungkin juga menyukai