Anda di halaman 1dari 9

B.

Teori Manajemen Kebidanan SOAP

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam

menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari

pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi.

2. Langkah-langkah manajemen kebidanan SOAP

a. Langkah 1 : subyektif (S)

Data subyektif (S), merupakan pendokumetasian manajemen kebidanan

menurut Helen varney langkah petama (pengkajian data), terutama data

yang diperoleh melalui anamnesis. Data subyektif ini berhubungan

dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai

kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagi kutipan langsung atau

ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosa. Data

subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

1) Biodata

Nama istri/suami : agar dapat mengenal klien dan tidak

terjadi kekeliruan dengan klien lainnya.

Umur istri/suami : untuk menentukan prognosa kehamilan,

kalau umur ibu terlalu muda/ tua akan lebih

berisiko.
Agama istri/suami : agama dinyatakan berhubungan dengan

perawatan klien misal ada hal yang dilarang

oleh agama klien.

Pendidikan istri/suami : pendidikan pasien atau orang tua anak

perlu dicatat. Tingkat pendidikan sangat

besar pengaruhnya didalam asuhan

kebidanan. Dalam berbagai penelitian

kesehatan ibu dan anak akan lebih terjamin

pada pasien atau oang tua ana yang tingkat

pendidikannya tinggi.

Pekerjaan istri/suami : pekerjaan dicatat untuk mengetahui sejauh

mana pengaruh pekerjaan dengan

permasalahan ksehatan pasien dan juga

pembiayaan pasien.

Alamat : agar dapat mengenal klien dan tidak keliru

dengan klien lainnya.

2) Keluhan utama

a) Amenorea

(1)Lamanya amenorea bervariasi dari beberapa hari sampai

beberapa bulan.

(2)Dengan amenorea dapat dijumpai tanda-tanda hamil muda, yaitu

morning sickness, mual-muntah, terjadi perasaan ngdam.

b) Terjadi nyeri abdomen


(1)Nyeri abdomen disebabkan kehamilan tuba yang pecah.

(2)Rasa nyeri dapat menjalar ke seluruh abdomen tergantung dari

perdarahan di dalamnya.

(3)Bila rangsangan darah pada abdomen mencapai diafragma dapat

terjadi nyeri didaerah tuba.

(4)Bila darahnya membentuk hernatokel yaitu timbunan di daerah

kavum douglas akan terjadi rasa nyer di bagian bawah dan saat

buang air besar.

c) Perdarahan

(1)Terjadinya abortus atau ruptra kehamilan tuba terdapat

perdarahan ke dalam kavum abdomen dalam jumlah yang

bervariasi.

(2)Darah yang tertimbun dalam kavum abdomen tidak berfungsi

sehingga terjadi gangguan dalam sirkulasi umum yang

menyebabkan nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai

jatuh dalam keadaan syok.

(3)Hilangnya dari peredaran darah umum yang mengakibatkan

penderita tampak anemis, daerah ujung ekstremitas dingin,

berkeringat dingin, kesadaran menurun, dan pada andomen

terdapat timbunan darah.

(4)Setelah kehamilannya mati, desidua dalam kavum uteri

dikeluarkan dalam bentuk desidua spuria, seluruhny dikeluarkan

bersama dan dalam bentuk perdarahan hitam seperti menstruasi.


3) Riwayat kesehatan sekarang dan yang lalu

Selama hamil ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis atau

sebalikny kondisi medis dapat dipengaruhi kehamlan, bila tidak

diatasi dapat berakibat serius bagi kesehatan ibu. Kondisi medis

tersebut dapat berupa penyakit yang diderita ibu pada waktu dulu,

seperti :

a) Asma atau sesak napas

Dapat membuat sirkulasi O2 menurun, potensial terjad gawat janin.

b) Jantung

Pengaruh penyakit jantung pada kehamilan dapat menyebabkan

ganguan pertumbuhan janin dan bahaya yang dapat terjadi: payah

jantung semakin berat, kelahiran premature, dalam persalinan (bayi

tidak segera menangis dan bayi dapat lahir mati).

c) Tekanan darah tinggi

Potensial terjadi eklamsia dan pre-eklamsia

d) Kencing manis

Kehamilan akan memperberat kencing manis, bahaya yang akan

dapat terjadi :

(1)Persalinan prematur

(2)Hidramnion

(3)Kelainan bawaan

(4)Kelahiran bayi dengan berat > 4000 gram

(5)Kematian bayi prenatal


4) Riwayat penyakit keluarga

Ditanyai mengenai latar belakang keluarga terutama :

a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama

penyakit menular seperti TBC, hepatitis.

b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan

pembekuan darah, penyakit jiwa, dan asma.

c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan

kemungkinan hamil kembar adalah fakto ras, keturunan, umur

wanita, dan paritas. Oleh karen itu, apabila ada yang pernah

melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai

karena hal ini bisa menurun pada ibu

d) Riwayat persalinan preterm, yang juga perlu diwaspadai karena

juga daat menurun pada ibu.

5) Riwayat gynekologi

Untuk mengetahui adakah kelainan pada alat kandungan seperti ibu

pernah mengalami penyakit radang panggul (akut atau kronik) dan

kista ovarii.

6) Riwayat haid

Perlu ditanyakan dan dicatat antara lain : umur menarche,

frekuensi/siklus menstruasi, lamanya menstuasi,

dismenorrhea/keluhan saat menstruasi, dn HPHT sebelum hamil untuk

mengitung tanggal tasran persalinan serta menetukan usia kehamilan.

7) Riwayat pernikahan
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah.

Jika lama menikah > 4 tahun tetapi belum hamil bisa menyebabkan

masalah pada kehamilannya (persalinan preterm), persalinan tidak

lancar, dan pre-eklamsia.

Lama menikah < 2 tahun sudah punya lebih dari 1 anak bahannya

perdarahan setelah bayi lahir karena kondsi ibu masih lemah, bayi

rematur, BBLR.

Umur pertama kali menikah <18 tahun pinggulnya belum cukup

pertumbuhannya sehingga jika hamil berisiko kesulitan waktu

melahirkan.

Jika hamil > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, pre-eklamsia,

KPD, persalian tidak lancar/ macet, perdarahan setlah bayi lahir

BBLR.

8) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Kehamilan yang lalu mengalami gangguan atau tidak, seperti mual

muntah, perdarahan yang banyak, nyeri kepala, gangguan

pengelihatan, anak lahir spontan/ tindakan,

aterm/premature/dismature, ditolong oleh dokter/bidan/dukun, berat

badan lahir, PBl, jenis klamin, hidup atau meninggal bila meninggal

sebabnya apa bagaiman plasenta lahir, perdaraan/ tidak, masa nifas

terdapat penyulit/ tidak (seperti perdarahan/demam),laktasi.

b. Langkah 2 : objektif (O)


Data objektif (O) merupakan pendokumentasian menejemen kebidanan

menurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang

diperoleh mealui hasil observasi yang jujr dari pemeriksaan fisik pasien,

pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan diagnostik lain. Catatn medik

dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data

objektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan

fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

c. Analisa

Analisa merupakan pendokumentasian hasil analisa dan intervensi

(kesimpulan) dari data subtektif dan objektif. Dalam pendokumentasian

menejemn kebidan, karena keadaan pasien yang setiap saat bisa

mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data

subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan terjadi

sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untk sering melakukan

analisi data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti

perkembangan pasien. Analisi yang tepat dn akurat mengikuti

perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan

pada pasien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan atau tindakan yang

tepat.

Analisa/ assessment merupakan pendokumentasian menejemen

kebidanan menurut Helen varney langkah kedua, ketig, dan keempat

sehingga mencakup hal-hal berikut ini : diagnosis/ masalh kebidanan,

diagnosis/masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan


tindakan segera ntuk antisipsi diagnosis atau masalah potensial.

Kebutuhan tindakan segera harus di identifikasi menurut kewenangan

bidan, meliputi : tindakan mandiri, kolaborasi, dan merujuk klien.

d. Penatalaksanaan asuhan kebidanan

Penatanaksanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan

datang. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahaka tercapainya

kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan

kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria

tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang

akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan

dan harus sesuai dengan hasil kolaboras tenaga kesehatan lain, antara lain

dokter.

P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan

menurut Helen Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh.

Pendokumentasian dalam SOAP ini, adalah pelaksanaan asuhan sesuai

rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan an dalam rangka

mengatasi maslah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh

pasien, kecuali bila tidakan tidak dilaksanakan akan membahayakan

keselamatan pasien. Bila kondisi pasien berubah, analisi juga berubah,

maka rencana asuhan maupun implementasinya kemungkinan besar akan

ikut berubah atau harus disesuaikan.

Dalam penatalaksanaan ini juga harus mencantumkan evaluasi,

yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai
efektifitas asuhan atau hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi

analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus ketetapan nilai

tindakan atau asuhan. Untuk mendokunetasikan proses valuasi ini,

diperlukan catatan perkembangan, dengan tetap mengacu pada metode

SOAP.

Anda mungkin juga menyukai