Modul Pertemuan 14 - Percobaan 10 Pemurnian Protein
Modul Pertemuan 14 - Percobaan 10 Pemurnian Protein
LABORATORIUM BIOKIMIA
2021
I. Tujuan
Protein
Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang tersusun dari
atom nitrogen, karbon, dan oksigen, serta beberapa atom lain, diantaranya sulfur
(seperti: metionin, sistin dan sistein) yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Dalam
makhluk hidup, protein berperan sebagai pembentuk struktur sel dan beberapa jenis
protein memiliki peran fisiologis (Bintang, 2010).
Protein yang yang mempunyai aktivitas katalis disebut enzim. Hampir semua reaksi
kimia biomolekul organik di dalam sel dikatalisis oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis
enzim, masing-masing dapat mengkatalisis reaksi kimia yang berbeda (Bintang, 2010).
Pada paktikum ini, protein yang akan dimurnikan adalah LDH (Laktat dehidrogenase).
Laktat dehidrogenase (LDH atau LD) adalah enzim intraseluler yang terdapat di
hampir semua sel hidup terutama sel yang terdapat pada jaringan terutama ginjal,
rangka, hati, dan otot jantung. LDH dibutuhkan untuk mempertahankan glikolisis dan
produksi adenosina trifosfat (ATP) pada kondisi minim oksigen dengan cara
meregenerasi nikotinamida adenina dinukleotida bentuk teroksidasi (NAD+) dari
nikotinamida adenina dinukleotida bentuk tereduksi (NADH). LDH berfungsi
mengkatalisis proses reduksi piruvat menjadi laktat dan menghasilkan NAD+.
Produknya, yaitu laktat merupakan hasil samping dari reaksi ini. LDH mempengaruhi
proses pembentukan asam laktat.
Laktat dehidrogenase merupakan enzim yang berperan di balik rasa asamnya susu, dan
karena itu banyak dimanfaatkan untuk membuat olahan susu, termasuk keju cottage,
kefir, dan yogurt. Beberapa pembuat bir dan kilang anggur bahkan menggunakan
dehidrogenase laktat untuk menciptakan rasa asam yang berbeda dalam bir atau anggur
mereka. Enzim ini akan bekerja baik di dalam maupun di luar sel, dan mengubah
piruvat menjadi asam laktat. Asam laktat memiliki rasa asam yang khas
Kromatografi Gel
Kromatografi gel terdiri dari: kromatografi eksklusi, kromatografi
penyaring gel, dan kromatografi permeasi gel. Teknik Kromatografi ini paling mudah
dimengerti dan paling mudah dikerjakan dan sederhana. Diantara aplikasinya dapat
digunakan untuk menentukan bobot molekul polimer.
Metode ini didasarkan pada teknik fraksinasi yang tergantung dari ukuran molekul
polimer yang diinjeksikan ke dalam suatu kolom yang terdiri atas gel berpori berjari -
jari sekitar 50 -1060 A.
Kolom dapat melewatkan molekul pelarut yang merupakan fasa bergerak, sedangkan
molekul polimer yang lebih kecil dapat memasuki pori – pori gel, karena itu bergerak
lebih lambat disepanjang kolom dibanding molekul besar.
Kelebihan kromatografi gel diantaranya:
1. Dapat memisahkan sampel dengan berat molekul tinggi (BM >2000),
makromolekuler seperti protein dan asam nukleat, kromatografi gel dapat
digunakan untuk mendapatkan distribusi berat molekul dari polimer sintetis.
2. Dapat memisahkan sampel secara mudah dengan jumlah yang lebih banyak
terutama jika penyusun campuran itu memiliki berat molekul yang sangat
berbeda.
3. Kromatografi gel sangat cocok untuk kerja awal, pemisahan eksplorasi dari
sampel yang tak diketahui. Pemisahan ini memberikan gambaran isi sampel
sehingga dapat diketahui dengan cepat apakah sampel itu memiliki berat
molekul rendah atau berat molekul tinggi.
Kromatografi Afinitas
Kromatografi afinitas memisahkan protein-protein berdasarkan interaksi
reversibel antara satu protein (atau grup protein-protein) dan pasangan ligan spesifik
ke matriks kromatografi. Teknik ini ideal untuk menangkap tahap intermediet dalam
protocol pemurnian dan dapat digunakan kapanpun pada ligan yang cocok sesuai untuk
ketertarikan dari protein tersebut.
Kromatografi tipe ini menggunakan bahan stasioner jenis khusus untuk
mengikat salah satu komponen dari sampel campuran secara spesifik. Molekul
pengikat tersebut memiliki nilai afinitas khusus, yang cenderung mudah mengikat
suatu substansi tertentu. Sifat inilah yang digunakan untuk proses kromatografi
afinitas. (Technoart staff, 2015)
Gambar 3 Prinsip dasar kromatografi afinitas
Kromatografi
V. Data Pengamatan
Pada tahap pengambilan ekstrak kasar Apa warna dari ekstrak dari sampel daging
hasil yang didapatkan adalah ekstrak yang digunakan?
daging
Pada tahap sentrifugasi dihasilkan Apa warna dari supernatant dan apa warna
supernatant dan pellet dari pellet yang diperoleh?
Pada tahap filtrasi Berapa mL cairan supernatant yang
dihasilkan?
untuk tahap penambahan ammonium,
berapa gram Ammonium yang
dibutuhkan?
Pada tahap penambahan ammonium Apakah terjadi perubahan warna pada
dan pada saat pengadukan. warna pada cairan supernatant?
Pada tahap sentrifugasi yang kedua Apakah terjadi perubahan warna
supenatant?
Apakah terjadi perubahan warna pada
pellet ?
Tahap Pemisahan Supernatan dan Pelet (pasca sentrifugasi kedua)
Pada bagian Supernatan Tidak dilakukan tahap resuspensi.
Berapa mL hasil yang didapatkan setelah supernatant dimasukkan
dalam kolom desalting
Pada bagian Pelet dilakukan tahap resuspensi dengan penambahan larutan Tris-
PMSF
Berapa mL Hasil yang didapatkan setelah campuran pellet dan Tris-
PMSF (resuspensi) dimasukkan dalam kolom desalting ?
DAFTAR PUSTAKA
Valvona CJ, Fillmore HL, Nunn PB, and Pilkington GJ. The Regulation and Function
of Lactate Dehydrogenase A: Therapeutic Potential in Brain Tumor. Brain
Pathology. 2016; 26(1): 3-17