Anda di halaman 1dari 4

DISKUSI 8

Diskusikan dengan teman anda:

1. Apa yang dimaksud dengan investasi SDM? Bagaimana caranya?

2. Apa dampak liberalisasi perdagangan internasionalterhadap kesejahteraan pelaku


ekonomi rakyat?

3. Uraikan kasus privatisasi di Indonesia yang mengakibatkan pemindahan kepemilikan


mayoritas saham ke korporat asing! Jawaban :
1.) Pengertian Investasi SDM
Investasi pada bidang sumber daya manusia adalah pengorbanan sejumlah dana yang
dikeluarkan dan kesempatan memperoleh penghasilan selama proses investasi. Investasi SDM
dapat berupa pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan serta pengembangan. Namun
dapat juga berupa peningkatan kesehatan baik fisik maupun mental. Pemikiran betapa
pentingnya investasi SDM didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, perusahaan akan
selalu menghadapi persaingan dari waktu ke waktu. Tidak saja dalam hal produk dan harga
namun juga dalam hal sumberdaya manusia. Kedua, SDM merupakan unsur investasi efektif
suatu perusahaan. Jadi karyawan perlu selalu ditingkatkan dan dipelihara pengetahuan, sikap
dan ketrampilannya. Ketiga, investasi SDM baru bisa dilaksanakan dengan efektif kalau
diposisikan sebagai bagia dari strategi perusahaan. Disinilah peran manajemen puncak menjadi
sangat strategik. Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi selain sumber daya
alam, modal, entrepreneur untuk menghasilkan output. Semakin tinggi kualitas sumber daya
manusia, maka semakin meningkat pula efisiensi dan produktivitas suatu perusahaan.
Salah satu cara yaitu
a. Pelatihan vokasi bisa menjadi terobosan agar kompetensi yang dilatih bisa menyesuaikan
perubahan karakter industri.
b. Pemagangan merupakan investasi yang jauh lebih murah daripada merekrut pekerja baru
yang kurang berpengalaman.

2.) Liberalisasi perdagangan internasional atau perdagangan bebas internasional telah


berubah menjadi perdagangan yang tidak adil karena diberlakukan pada negara-negara yang
tingkat kemajuan ekonomi nya tidak berimbang. Pelaku ekonomi kecil yang dipaksa persaingan
bebas dengan pelaku ekonomi raksasa tentu akan kewalahan. Pasar bebas telah mengancam
kesejahteraan pelaku ekonomi rakyat, terutama petani di negara sedang berkembang termasuk
Indonesia. Alih - alih mengurangi kemiskinan, perdagangan bebas dianggap hanya mewujudkan
tatanan ekonomi yang makin timpang dan meminggirkan kaum miskin. Pasar bebas efektif
ketika menggusur orang miskin dan tampak tidak berdaya untuk menggusur kemiskinan itu
sendiri. Pasar bebas adalah milik mereka yang kuat (kaya) yaitu mereka yang memiliki uang
(modal) untuk bersaing dalam pergulatan ekonomi. Akan tetapi sesungghunya, liberalisasi
memiliki dampak positif dan juga dampak negative antara lain sebagai berikut :
Dampak positf.
- Mendorong kemajuan IPTEK
- Mempererat persahabatan antarnegara
- Mendorong terciptanya lapangan kerja baru, sehingga mengurangi pengangguran
- Meningkatkan sumber devisa negara
- Menciptakan spesialisasi produk
- Meningkatkan pendapatan negara, sehingga kemakmuran negara bertambah
- Masyarakat dapat menikmati barang berkualitas tinggi
Dampak negatif
- Munculnya budaya-budaya baru yang kurang baik
- Globalisasi meluas sehingga dampak negatif globalisasi dapat masuk ke dalam negeri
- Masyarakat menjadi konsumtif
- Adanya ketergantungan terhadap negara lain
- Persaingan tidak sehat muncul dalam perdagangan internasional
- Muncul penjajahan ekonomi oleh negara maju
- Pola konsumsi masyarakat yang seperti masyarakat luar muncul

3.) Privatisasi BUMN adalah melepaskan sebagian atau seluruh saham kepada pihak swasta
baik itu secara langsung maupun melalui pasar modal. Terdapat tiga faktor yang
melatarbelakanginya. Pertama, pada masa sulit ini orang akhirnya mencari-cari jalan keluar
yang mungkin ditempuh sehingga sumber daya dapat dimanfaatkan secara optimal dalam hal
ini BUMN dilihat sebagai sosok unit usaha yang tidak efisien dan belum optimal kinerja nya
sehingga dianggap berpeluang untuk dibenahi. Kedua, membantu kesulitan keuangan negara
dan problematik perekonomian nasional umumnya. Dalam hal ini bisa saja unit usaha BUMN ini
dirugikan atau dikorbankan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di luar bumi tersebut.
Ketiga, untuk menarik masuknya modal asing. Kebutuhan Devisa di tanah air sangat mendesak
baik untuk memenuhi kewajiban internasional yang sudah jatuh tempo maupun untuk
memenuhi kebutuhan barang pokok dan industri dalam negeri.
Contoh kasus privatisasi BUMN di Indonesia yakni privatisasi PT Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar dari
kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui
masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program
5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’. Program
ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih
luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.
Pada bulan Februari 2011 Garuda Indonesia telah menjadi perusahaan publik dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Total saham Garuda yang ditawarkan adalah 6,33 miliar lembar saham
dengan total dana yang dihimpun Rp 4,75 triliun. Pada awal penawaran harga saham Garuda
Indonesia sempat turun tetapi data distabilkan lagi sehingga sesuai dengan harga pasar.
PT Garuda Indonesia melakukan privatisasi dengan metode Flotation. Dengan cara
menawarkan saham melalui Initial public Offering atau penawaran umum perdana. Dengan
metode ini, siapapun dapat membeli saham yang ditawarkan termasuk pihak asing yang
tertarik membeli saham. Dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku dan diatur dalam
UUD.
The sale of an Existing State-Owned Interprise, merupakan privatisasi yang dilakukan terhadap
perusahaan Negara skala besar, seperti utilitas publik, transportasi, dan industri berat.
privatisasi dilakukan terhadap perusahaan milik negara dari skala kecil sampai skala besar. Di
antara Negara berkembang juga di temukan perusahaan kecil dan besar milik Negara yang
diprivatisasi. Hal ini sama dengan apa yang terjadi di Indonesia diman pemerintah melakukan
privatisasi terhadap perusahaan Negara yang bergerak pada bidang penerbangan yakni PT
Garuda Indonesia (persero)Tbk.
Ada banyak alasan yang membuat privatisasi PT Garuda Indonesia harus segera dilakukan.
Antara lain :
 Privatisasi untuk menutup defisit : Pada masa orde baru, privatiasi menjadi opsi terakhir
pemerintah untuk menutup devisit Negara. Mulai dari PT Indosat, PT Telkom bahkan
sampai pada PT Garuda Indonesia. Hal ini dilakukan demi menutup APBN yang besar
guna operasional PT Garuda Indonesia.
 Privatisasi karena BUMN tidak bisa untung (merugi) : di era tahun 2000an PT garuda
Indonesia mengalami krisis pada intern dan ekstern perusahaan. Hal ini yang membuat
Garusa Indonesia terus merugi dan tidak dapat bersaing dengan pihak swasta yang
semakin inovatif dalam mengembangkan inovasinya dibidang penerbangan. Kerugian
yang paling mencolok terjadi pada tahun 2004 dengan kerugian mencapai angkat 811
miliar dan pada tahun 2005 mencapai 688 miliar. Pada tahun 2006 sampai 2010 Garuda
Indonesia mulai bangkit dari krisis dan mulai dapat bersaing. Akan tetapi pada 2011
Garuda Indonesia diprivatisasi dengan harapan agar PT Garuda Indonesia (persero) TBk,
dapat bersaing dan mengembangkan perusahaannya. Pada tahun 2013 saat ini setelah
dua tahun privatisasi Garuda Indonesia, perusahaan Negara ini dapat membuktikan
kepada masyarakat.
 Privatisasi karena BUMN sebagai “sapi perahan penguasa”: salah satu alas an
dilakukannya privatisasi adalah karena saat ini BUMN banyak mendapatkan tekanan dari
penguasa (birokrat) yang mencari keuntungan pribadi dalam BUMN. Hal ini sangat
signifikan dengan apa yang pernah diucapkan oleh Menteri BUMN, Dahlan Inskan.
Dahlan mengungkapkan ke media bahwa banyak para penguasa (birokrat) yang
melakukan pemerasan kepada BUMN. Maka dari itu untuk mencegah dan
menhentikan persoalan ini, pemerintah mengambil pilihan untuk melakukan
privatisasi pada PT Garuda Indonesia.
 Privatisasi agar meningkatkan modal masyarakat dalam perekonomian nasional : ketika
negara tidak mampu membiayai ekspansi PT Garuda Indonesia, pemerintah
menawarkan saham Garuda Indonesia kepada public agar masyarakat dapat
membeli dan memiliki saham BUMN strategis. Diharapkan masyarakat bisa mengerti
mekanisme jual beli sahal dan pasar modal sehingga tiap individu masyarakat hanya
boleh memiliki jumlah saham maksimun, misalnya 0.001% atau hanya dua slot
saham (1000 lembar) saham Garuda Indonesia. Sehingga rasa memiliki terhadap PT
Garuda Indonesia tersebut akan semakin tinggi. Jika 1/10 penduduk Indonesia turut
memiliki saham di BUMN, maka ada rasa cinta akan produk BUMN tersebut. Dan
setidaknya ada mental menjaga BUMN tersebut. Hal ini dilakukan agar saham yang
ditawarkan kepada public melalui IPO tidak didominasi oleh pihak asing.
sumber ESPA4314/3SKS/MODUL 1-9

Anda mungkin juga menyukai