3.) Privatisasi BUMN adalah melepaskan sebagian atau seluruh saham kepada pihak swasta
baik itu secara langsung maupun melalui pasar modal. Terdapat tiga faktor yang
melatarbelakanginya. Pertama, pada masa sulit ini orang akhirnya mencari-cari jalan keluar
yang mungkin ditempuh sehingga sumber daya dapat dimanfaatkan secara optimal dalam hal
ini BUMN dilihat sebagai sosok unit usaha yang tidak efisien dan belum optimal kinerja nya
sehingga dianggap berpeluang untuk dibenahi. Kedua, membantu kesulitan keuangan negara
dan problematik perekonomian nasional umumnya. Dalam hal ini bisa saja unit usaha BUMN ini
dirugikan atau dikorbankan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di luar bumi tersebut.
Ketiga, untuk menarik masuknya modal asing. Kebutuhan Devisa di tanah air sangat mendesak
baik untuk memenuhi kewajiban internasional yang sudah jatuh tempo maupun untuk
memenuhi kebutuhan barang pokok dan industri dalam negeri.
Contoh kasus privatisasi BUMN di Indonesia yakni privatisasi PT Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar dari
kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui
masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program
5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’. Program
ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih
luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.
Pada bulan Februari 2011 Garuda Indonesia telah menjadi perusahaan publik dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Total saham Garuda yang ditawarkan adalah 6,33 miliar lembar saham
dengan total dana yang dihimpun Rp 4,75 triliun. Pada awal penawaran harga saham Garuda
Indonesia sempat turun tetapi data distabilkan lagi sehingga sesuai dengan harga pasar.
PT Garuda Indonesia melakukan privatisasi dengan metode Flotation. Dengan cara
menawarkan saham melalui Initial public Offering atau penawaran umum perdana. Dengan
metode ini, siapapun dapat membeli saham yang ditawarkan termasuk pihak asing yang
tertarik membeli saham. Dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku dan diatur dalam
UUD.
The sale of an Existing State-Owned Interprise, merupakan privatisasi yang dilakukan terhadap
perusahaan Negara skala besar, seperti utilitas publik, transportasi, dan industri berat.
privatisasi dilakukan terhadap perusahaan milik negara dari skala kecil sampai skala besar. Di
antara Negara berkembang juga di temukan perusahaan kecil dan besar milik Negara yang
diprivatisasi. Hal ini sama dengan apa yang terjadi di Indonesia diman pemerintah melakukan
privatisasi terhadap perusahaan Negara yang bergerak pada bidang penerbangan yakni PT
Garuda Indonesia (persero)Tbk.
Ada banyak alasan yang membuat privatisasi PT Garuda Indonesia harus segera dilakukan.
Antara lain :
Privatisasi untuk menutup defisit : Pada masa orde baru, privatiasi menjadi opsi terakhir
pemerintah untuk menutup devisit Negara. Mulai dari PT Indosat, PT Telkom bahkan
sampai pada PT Garuda Indonesia. Hal ini dilakukan demi menutup APBN yang besar
guna operasional PT Garuda Indonesia.
Privatisasi karena BUMN tidak bisa untung (merugi) : di era tahun 2000an PT garuda
Indonesia mengalami krisis pada intern dan ekstern perusahaan. Hal ini yang membuat
Garusa Indonesia terus merugi dan tidak dapat bersaing dengan pihak swasta yang
semakin inovatif dalam mengembangkan inovasinya dibidang penerbangan. Kerugian
yang paling mencolok terjadi pada tahun 2004 dengan kerugian mencapai angkat 811
miliar dan pada tahun 2005 mencapai 688 miliar. Pada tahun 2006 sampai 2010 Garuda
Indonesia mulai bangkit dari krisis dan mulai dapat bersaing. Akan tetapi pada 2011
Garuda Indonesia diprivatisasi dengan harapan agar PT Garuda Indonesia (persero) TBk,
dapat bersaing dan mengembangkan perusahaannya. Pada tahun 2013 saat ini setelah
dua tahun privatisasi Garuda Indonesia, perusahaan Negara ini dapat membuktikan
kepada masyarakat.
Privatisasi karena BUMN sebagai “sapi perahan penguasa”: salah satu alas an
dilakukannya privatisasi adalah karena saat ini BUMN banyak mendapatkan tekanan dari
penguasa (birokrat) yang mencari keuntungan pribadi dalam BUMN. Hal ini sangat
signifikan dengan apa yang pernah diucapkan oleh Menteri BUMN, Dahlan Inskan.
Dahlan mengungkapkan ke media bahwa banyak para penguasa (birokrat) yang
melakukan pemerasan kepada BUMN. Maka dari itu untuk mencegah dan
menhentikan persoalan ini, pemerintah mengambil pilihan untuk melakukan
privatisasi pada PT Garuda Indonesia.
Privatisasi agar meningkatkan modal masyarakat dalam perekonomian nasional : ketika
negara tidak mampu membiayai ekspansi PT Garuda Indonesia, pemerintah
menawarkan saham Garuda Indonesia kepada public agar masyarakat dapat
membeli dan memiliki saham BUMN strategis. Diharapkan masyarakat bisa mengerti
mekanisme jual beli sahal dan pasar modal sehingga tiap individu masyarakat hanya
boleh memiliki jumlah saham maksimun, misalnya 0.001% atau hanya dua slot
saham (1000 lembar) saham Garuda Indonesia. Sehingga rasa memiliki terhadap PT
Garuda Indonesia tersebut akan semakin tinggi. Jika 1/10 penduduk Indonesia turut
memiliki saham di BUMN, maka ada rasa cinta akan produk BUMN tersebut. Dan
setidaknya ada mental menjaga BUMN tersebut. Hal ini dilakukan agar saham yang
ditawarkan kepada public melalui IPO tidak didominasi oleh pihak asing.
sumber ESPA4314/3SKS/MODUL 1-9