Anda di halaman 1dari 15

No.

Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari 10

LAPORAN TULIS PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


ACARA 3.1
PENGAMATAN IMITASI PERBANDINGAN GENETIKA
MENGGUNAKAN TES Chi-Square

Nama : Muhammad Sena Budiman


NIM : 21/474810/BI/10717
Gol(Hari)/Kel : Jumat/6
Asisten : Sabina Setyaningtyas

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 2 dari 10

ACARA 3.1
PENGAMATAN IMITASI PERBANDINGAN GENETIKA
MENGGUNAKAN TES Chi-Square

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat
pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel. Hukum pewarisan mendel
dibagi menjadi dua yaitu, Hukum Mendel 1 (segregasi) dan Hukum Mendel 2
(penggabungan secara bebas). Hukum Mendel 1 Menyatakan bahwa “Dua alel untuk
suatu karakter terwariskan bersegregasi (memisah) selama pembentukan gamet dan
akhirnya berada dalam gamet-gamet yang berbeda”, maka dari itu Hukum Mendel 1
memiliki konsep-konsep yaitu a) Versi alternatif gen menyebabkan variasi dalam karakter
yang diwarisi. Gen untuk warna bunga dalam tanaman ercis, misalnya, terdapat dalam dua
versi, satu untuk bunga ungu dan satu lagi untuk bunga putih. b) Untuk setiap karakter
organisme mewarisi dua alel, satu dari masing-masing induk. c) Jika dua alel pada suatu
lokus berbeda, maka salah satunya, alel dominan (dominant alele), rnenentukan
kenampakan organisme; yang satu lagi, alel resesif (recessive allele), tidak memiliki efek
tampak pada kenampakan organisme. Implementasi dari Hukum Mendel 1 ialah
monohibrid. Hukum Mendel 2 Menyatakan bahwa bahwa “setiap pasangan alel
bersegregasi secara bebas terhadap pasrngan alel-alel lain selama pembentukan gamet”.
Implementasi dari Hukum Mendel 2 ialah persilangan dihibrid (Urry et al., 2020).

Penyimpangan Hukum Mendel merupakan persilangan yang menghasilkan rasio


fenotipe berbeda dengan Hukum Mendel I maupun Hukum Mendel (Urry et al., 2020).
Tidak seluruh persilangan menghasilkan rasio fenotip yang sesuai dengan Hukum Mendel
I (3:1) atau Hukum Mendel II (9:3:3:1). Penyimpangan hukum semu mendel dapat dibagi
menjadi dua yaitu, interaksi alel dan interaksi genetik. Untuk interaksi alel dibagi lagi
menjadi, intermediet, kodominan, gen lethal, dan alel ganda. Sedangkan untuk interaksi
genetik, yaitu atavisme dan epistasis-hipostasis (Shan, 2021).
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 3 dari 10

Tes Chi-square atau (juga dikenal sebagai Pearson Chi-square tes, atau hanya
Chisquare) merupakan salah satu statistik yang paling berguna untuk menguji hipotesis
ketika variabel nominal, seperti yang sering terjadi dalam penelitian klinis. Tidak seperti
kebanyakan statistik, tes Chi-square (χ2) dapat memberikan informasi tidak hanya tentang
pentingnya perbedaan yang akan diamati, tetapi juga memberikan informasi rinci tentang
kategori mana yang menjelaskan perbedaan yang ditemukan. Dengan demikian, jumlah
dan detail informasi statistik ini dapat memberikan menjadikannya salah satu alat yang
paling berguna dalam berbagai alat analisis yang tersedia oleh peneliti. Seperti halnya
statistik apa pun, ada persyaratan untuk penggunaannya yang tepat, yang disebut asumsi
statistik. Selain itu, χ2 adalah tes signifikansi, dan harus selalu digabungkan dengan tes
kekuatan yang tepat (Mchugh, 2013). Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk
mengetahui dan memahami hukum pewarisan sifat mendel serta memahami tes Chi-
Square.

B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari hukum pewarisan sifat mendel dam
memahami tes Chi-Square.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Definisi Chi-Square
Tes Chi-square atau (juga dikenal sebagai Pearson Chi-square tes, atau hanya
Chisquare) merupakan salah satu statistik yang paling berguna untuk menguji hipotesis
ketika variabel nominal, seperti yang sering terjadi dalam penelitian klinis. Tidak seperti
kebanyakan statistik, tes Chi-square (χ2) dapat memberikan informasi tidak hanya tentang
pentingnya perbedaan yang akan diamati, tetapi juga memberikan informasi rinci tentang
kategori mana yang menjelaskan perbedaan yang ditemukan (Mchugh, 2013). Tes Chi-
Square berguna untuk melakukan pengujian pengaruh dua variabel nominal dan mengukur
kuatnya hubungan antara kedua variabel (Gilbert and Prion, 2016). Rumus Chi-Square yaitu
sebagai berikut;
n
d2
X 2 =∑
i e
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 4 dari 10

Dimana X2 ialah hasil Chi-Square, d2 hasil penyimpangan (deviation), yaitu selisih antara
hasil yang diperoleh dan hasil yang diramal, dan e adalah hasil yang diharapkan.

Monohibrid-Dihibrid dan Dominasi penuh-tidak penuh


Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda sedangkan
persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda (Dwi Agus et al., 2013;
Urry et al., 2020; Petoukhov, 2021). Dominasi penuh ialah persilangan individu yang
mempunyai sifat dominan penuh dengan individu lain yang bersifat resesif sedangkan
dominansi tidak penuh yaitu persilangan individu yang dominan dengan individu resesif,
tetapi kedominannya kurang kuat untuk menutupi resesif. Dominansi penuh dapat terjadi
pada persilangan monohibrid ataupun dihibrid, pada monohibrid akan menghasilkan
fenotip 3:1 dan untuk dihibrid akan menghasilkan fenotip 9:3:3:1. Begitu pula untuk
dominansi tidak penuh, pada persilangan monohibrid menghasilkan fenotip 1:2:1 dan
dihibrid menghasilkan 1:2:1:2:4:2:1:2:1 (Wahyuningsih, 2019).

III. METODE
A. Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kantong dan kancing
berwarna, untuk persilangan monohibrid menggunakan warna merah dan putih sedangkan
persilangan dihibrid menggunakan warna merah dan biru, serta putih abu.

B. Cara Kerja
I. Percobaan Persilangan Monohibrid Dominansi Penuh dan Tidak Penuh
Disiapkan 2 kantong kain masing-masing berisi 12 kancing, 6 merah dan 6
putih.Kancing-kancing dianalogikan sebagai gamet-gamet. Kancing merah adalah gamet
dengan gen dominan R, kancing putih adalah gamet alel resesif r. Kemudian ambil satu
kancing dari kantong kiri dengan tangan kiri, dan pada waktu yang bersamaan ambilah
satu kancing dari kantong kanan dengan tangan kanan. Semua dilakukan tanpa melihat isi
kantong untuk persilangan monohibrid dominansi tidak penuh diperhatikan dengan adanya
sifat intermediet. Gabungan kancing yang diambil tersebut diumpamakan sebagai zigot,
dan Tentukan genotipnya (RR, Rr, atau rr). Catat hasilnya dan kembalikan kancing-
kancing tersebut ke dalam kantong asalnya. Ulangi percobaan sampai 16 kali pengambilan
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 5 dari 10

dan buatlah 2 tabel dari hasil percobaan dari 16 kali pengambilan, tabel untuk percobaan
monohibrid dominasi penuh dan tidak penuh. Masukkan data yang diperoleh pada 2 tabel
data kelas dan lakukan penghitungan Tes X2.

II. Percobaan Persilangan Dihibrid Dominansi Penuh dan Tidak Penuh


Disiapkan 2 kantong kain masing-masing berisi 16 kancing dari kombinasi 4 kombinasi
kancing warna merah-biru (RB) yaitu bunga merah, buah bulat, 4 kombinasi kancing
warna merah-kelabu (Rb) yaitu bunga merah, buah oval, 4 kombinasi kancing warna
putih-biru (rB) yaitu bunga putih, buah bulat, dan 4 kombinasi kancing warna putih-kelabu
(rb) yaitu bunga putih, buah oval. Diambil satu kancing dari kantong kiri dengan tangan
kiri, dan pada waktu yang bersamaan ambilah satu kancing dari kantong kanan dengan
tangan kanan. Semua dilakukan tanpa melihat isi kantong, untuk persilangan dihibrid
dominansi tidak penuh diperhatikan dengan adanya sifat intermediet. Gabungan kancing
yang diambil tersebut diumpamakan sebagai zigot dan tentukan genotipnya. Dicatat
hasilnya dan kembalikan kancing-kancing tersebut ke dalam kantong asalnya. Diulangi
percobaan sampai 36 kali pengambilan, kemudian buatlah 2 tabel dari hasil percobaan dari
36 kali pengambilan, tabel untuk percobaan dihibrid dominasi penuh dan tidak penuh.
Masukkan data yang diperoleh pada tabel data kelas, lalu lakukan penghitungan Tes X2
terhadap hasil kelas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Tabel 1. Hasil Tes Chi-Square pada Persilangan Monohibrid Dominasi Penuh
Bunga Merah (RR) Bunga Putih (rr)
Diperoleh (o) 9 7
Diramal (e) 12 4
Deviasi (d) -3 3
(d – ½) -3,5 2,5
(d – ½ )2 12,25 6,25
X2 1,020 1,562
X2 Hitung = 2,583
X2 Tabel = 3,84

Pada Derajat Kebebasan (dk) sama dengan 1 dan α sama dengan 0,05 diperoleh
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 6 dari 10

nilai penghitungan tes Chi-Square (X2) yaitu 2,583 sedangkan berdasarkan dari Tabel Chi-
Square yaitu 3,84. Berdasarkan dengan Hukum Mendel yakni jika nilai penghitungan tes
Chi-Square (X2) kurang dari Tabel Chi-Square (X2), maka hasil percobaan persilangan
monohibrid dominasi penuh ini dapat diterima dan sesuai dengan Hukum Mendel.

Tabel 2. Hasil Tes Chi-Square pada Persilangan Monohibrid Tidak Dominasi Penuh
Bunga Merah Muda
Bunga Merah (RR) Bunga Putih (rr)
(Rr)
Diperoleh (o) 4 5 7
Diramal (e) 4 8 4
Deviasi (d) 0 -3 3
2
d 0 9 9
X2 0 1,125 2,25
X2 Hitung = 3,375
X2 Tabel = 5,99

Pada Derajat Kebebasan (dk) sama dengan 2 dan α sama dengan 0,05 diperoleh
nilai penghitungan tes Chi-Square (X2) yaitu 3,375 sedangkan berdasarkan dari Tabel Chi-
Square yaitu 5,99. Berdasarkan dengan Hukum Mendel yakni jika nilai penghitungan tes
Chi-Square (X2) kurang dari Tabel Chi-Square (X2), maka hasil percobaan persilangan
monohibrid dominasi tidak penuh ini dapat diterima dan sesuai dengan Hukum Mendel.

Tabel 3. Hasil Tes Chi-Square pada Persilangan Dihibrid Dominasi Penuh


Bunga Merah Bunga Merah Bunga Putih Bunga Putih
Buah Bulat Buah Oval Buah Bulat Buah Oval
(RRBB) (RRbb) (rrBB) (rrbb)
Diperoleh (o) 19 9 7 1
Diramal (e) 20,25 6,75 6,75 2,25
Deviasi (d) -1,25 2,25 0,25 -1,25
d2 1,563 5,063 0,063 1,563
X2 0,077 0,75 0,009 0,694
X2 Hitung = 1,531
X2 Tabel = 7,82

Pada Derajat Kebebasan (dk) sama dengan 3 dan α sama dengan 0,05 diperoleh
nilai penghitungan tes Chi-Square (X2) yaitu 1,531 sedangkan berdasarkan dari Tabel Chi-
Square yaitu 7,82. Berdasarkan dengan Hukum Mendel yakni jika nilai penghitungan tes
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 7 dari 10

Chi-Square (X2) kurang dari Tabel Chi-Square (X2), maka hasil percobaan persilangan
dihibrid dominasi penuh ini dapat diterima dan sesuai dengan Hukum Mendel.

Tabel 2. Hasil Tes Chi-Square pada Persilangan Dihibrid Tidak Dominasi Penuh
Bunga
Bunga Bunga Bunga Bunga
Bunga Bunga Merah Bunga Bunga
Merah Merah Merah Putih
Merah Merah Muda Putih Putih
Buah Muda Muda Buah
Buah Buah Buah Buah Buah
Agak Buah Buah Agak
Bulat Oval Agak Bulat Oval
Bulat Bulat Oval Bulat
(RRBB) (RRbb) Bulat (rrBB) (rrbb)
(RRBb) (RrBB) (Rrbb) (rrBb)
(RrBb)
Diperoleh(o
0 6 4 9 4 5 3 4 1
)
Diramal (e) 2,25 4,5 2,25 4,5 9 4,5 2,25 4,5 2,25
Deviasi (d) -2,25 1,5 1,75 4,5 -5 0,5 0,75 -0,5 -1,25
d2 5,063 2,25 3,063 20,25 25 0,25 0,563 0,25 1,563
X2 2,25 0,5 1,361 4,5 2,778 0,056 0,25 0,056 0,694
X2 Hitung = 12,444
X2 Tabel = 15,51

Pada Derajat Kebebasan (dk) sama dengan 8 dan α sama dengan 0,05 diperoleh
nilai penghitungan tes Chi-Square (X2) yaitu 12,444 sedangkan berdasarkan dari Tabel
Chi-Square yaitu 15,51. Berdasarkan dengan Hukum Mendel yakni jika nilai penghitungan
tes Chi-Square (X2) kurang dari Tabel Chi-Square (X2), maka hasil percobaan persilangan
dihibrid dominasi tidak penuh ini dapat diterima dan sesuai dengan Hukum Mendel.

B. Pembahasan
Percobaan dengan judul “PENGAMATAN IMITASI PERBANDINGAN
GENETIKA MENGGUNAKAN TES Chi-Square” bertujuan untuk untuk mempelajari
hukum pewarisan sifat mendel dam memahami tes Chi-Square.
Hukum pewarisan Mendel  adalah hukum mengenai pewarisan sifat
pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel. Hukum pewarisan mendel
dibagi menjadi dua yaitu, Hukum Mendel 1 (segregasi) dan Hukum Mendel 2
(penggabungan secara bebas). Implementasi dari kedua hukum mendel ini ialah untuk
Hukum Mendel 1 yakni Monohibrid, sedangkan untuk Hukum Mendel 2 yakni Dihibrid
(Urry et al., 2020).
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 8 dari 10

Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda sedangkan


persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda (Dwi Agus et al., 2013;
Urry et al., 2020; Petoukhov, 2021). Persilangan dihibrid ini lebih rumit dibandingkan
dengan persilangan monohibrid karena pada persilangan dihibrid melibatkan dua lokus,
konsep penting dalam genetika populasi yang melibatkan dua lokus adalah adanya
keterkaitan antar keduanya (Dwi Agus et al., 2013).
Dominasi penuh ialah persilangan individu yang mempunyai sifat dominan penuh
dengan individu lain yang bersifat resesif sedangkan dominansi tidak penuh yaitu
persilangan individu yang dominan dengan individu resesif, tetapi kedominannya kurang
kuat untuk menutupi resesif. Dominansi penuh dapat terjadi pada persilangan monohibrid
ataupun dihibrid, pada monohibrid akan menghasilkan fenotip 3:1 dan untuk dihibrid akan
menghasilkan fenotip 9:3:3:1. Begitu pula untuk dominansi tidak penuh, pada persilangan
monohibrid menghasilkan fenotip 1:2:1 dan dihibrid menghasilkan 1:2:1:2:4:2:1:2:1
(Wahyuningsih, 2019).
Tes Chi-Square atau (juga dikenal sebagai Pearson Chi-Square tes, atau hanya
Chisquare) merupakan salah satu statistik yang paling berguna untuk menguji hipotesis
ketika variabel nominal, seperti yang sering terjadi dalam penelitian klinis (Mchugh,
2013). Tes Chi-Square berguna untuk melakukan pengujian pengaruh dua variabel
nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara kedua variabel (Gilbert and Prion, 2016).
Berdasarkan dari praktikum pada percobaan monohibrid dominan penuh fenotip
3:1 menggunakan macam-macam kancing dan kantongnya, dengan kancing merah di
analogikan dengan gamet R sedangkan kancing putih gamet r. Diperoleh hasilnya dengan
bunga merah (RR) sebanyak 9 individu dan bunga putih (rr) sebanyak 7 individu dengan
total individu 16. Melalui penghitungan Chi-Square dengan derajat kebebasan sebesar 1
dan α sebesar 0,05 didapatkan hasil 2,583, karena hasil tersebut lebih kecil dari tabel Chi-
Square yakni sebesar 3,84 maka percobaan tersebut sesuai dengan hukum mendel.
Kemudian untuk persilangan monohibrid dominan tidak penuh fenotip 1:2:1, diperoleh
total 16 individu dengan rincian hasil bunga merah (RR) sebanyak 4 individu, bunga
merah muda (Rr) sebanyak 5 individu, dan bunga putih (rr) sebanyak 7 individu. Dari
perolehan tersebut dihitung nilai Chi-Squarenya dengan derajat kebebasan sebesar 2 dan α
sebesar 0,05 maka didapatkan sebesar 3,375, dikarenakan hasil Chi-Square penghitungan
lebih kecil dari Chi-Square tabel yakni 5,84 maka persilangan monohibrid dominan tidak
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 9 dari 10

penuh juga sesuai dengan hukum mendel.


Selanjutnya untuk persilangan dihibrid juga dilakukan percobaan dengan tambahan
pada kancing diberi warna yang berbeda pada kedua sisi untuk mengikuti persilangan
antara dua fenotip yang berbeda. Percobaan dihibrid yang pertama ialah dihibrid dominan
penuh fenotip 9:3:3:1, diperoleh total 36 individu yaitu bunga merah buah bulat (RRBB)
sebanyak 19 individu, bunga merah buah oval (RRbb) sebanyak 9 individu, bunga putih
buah bulat (rrBB) sebanyak 7 individu, dan bunga putih buah oval (rrbb) sebanyak 1
individu. Melalui penghitungan Chi-Square dengan derajat kebebasan sebesar 3 dan α
sebesar 0,05 didapatkan hasil 1,531 karena hasil tersebut lebih kecil dari tabel Chi-Square
yakni sebesar 7,82 maka percobaan tersebut sesuai dengan hukum mendel. Percobaan
terakhir yakni persilangan dihibrid dominan tidak penuh dengan fenotip 1:2:1:2:4:2:1:2:1,
diperoleh total 36 individu dengan rincian bunga merah buah bulat (RRBB) tidak ada,
bunga merah buah agak bulat (RRBb) sebanyak 6 individu, bunga merah buah oval
(RRbb) sebanyak 4 individu, bunga merah muda buah bulat (RrBB) sebanyak 9 individu,
bunga merah muda buah agak bulat (RrBb) sebanyak 4 individu, bunga merah muda buah
oval (Rrbb) sebanyak 5 individu, bunga putih buah bulat (rrBB) sebanyak 3 individu,
bunga putih buah agak bulat (rrBb) sebanyak 4 individu, dan bunga putih buah oval (rrbb)
sebanyak 1 individu. Melalui penghitungan Chi-Square dengan derajat kebebasan sebesar
8 dan α sebesar 0,05 didapatkan hasil 12,444 karena hasil tersebut lebih kecil dari tabel
Chi-Square yakni sebesar 15,51 maka percobaan tersebut sesuai dengan hukum mendel.
Fungsi kancing dan kantong pada praktikum ini ialah kancing dinalogikan sebagai
gamet untuk mencoba mengimitasikan perolehan anak dari suatu persilangan individu,
sedangkan kantong dianalogikan sebagai kedua individu yang melakukan persilangan/
kawin. Pengambilan kancing secara random dari kedua kantong ialah untuk mengimitasi
persilangan antara dua individu secara alami, karena kejadian yang terjadi di alam
kehendaknya berlangsung secara acak.

V. KESIMPULAN
Hukum mendel ialah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang
dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel. Hukum pewarisan mendel dibagi menjadi dua
yaitu, Hukum Mendel 1 (segregasi) dan Hukum Mendel 2 (penggabungan secara
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 10 dari 10

bebas). Implementasi dari kedua hukum mendel ini ialah untuk Hukum Mendel 1 yakni
monohibrid, sedangkan untuk Hukum Mendel 2 yakni dihibrid. Persilangan
monohibrid dan dihibrid dapat memiliki penyimpangan dominan penuh dan dominan
tidak penuh.
Berdasarkan hasil percobaan Tes Chi-Square yang telah dilakukan, maka
didapatkan untuk monohibrid dominan penuh ialah 2,583 data tabelnya 3,84, untuk
monohibrid dominan tidak penuh 3,375 data tabelnya 5,84. Kemudian untuk dihibrid
dominan penuh ialah 1,531 data tabelnya 7,82, dan dihibrid dominan tidak penuh ialah
12,444 data tabelnya 15,51. Dikarenakan hasil penghitungan semua percobaan Chi-
Square lebih kecil dari data tabelnya, maka percobaan ini sesuai teori.

DAFTAR PUSTAKA
Dwi Agus, W., Hidayat, R., & Hasan, M. 2013. Penerapan Model Persamaan Diferensi
dalam Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan Dua Sifat Beda. Jurnal
Ilmu Dasar, 14(2): 79–84.
Gilbert, G. E., & Prion, S. 2016. Making Sense of Methods and Measurement: The Chi-
Square Test. Clinical Simulation in Nursing, 12(5), 145–146.
https://doi.org/10.1016/j.ecns.2015.12.013
Mchugh, M. L. 2021. The Chi-square test of independence Lessons in biostatistics.
Biochemia Medica, 23(2): 143–149. http://dx.doi.org/10.11613/BM.2013.018
Petoukhov, S. V. 2021. Modeling inherited physiological structures based on hyperbolic
numbers. BioSystems, 199(October 2020): 104285.
https://doi.org/10.1016/j.biosystems.2020.104285
Shan, Y. 2021. Beyond Mendelism and Biometry. Studies in History and Philosophy of
Science, 89(May): 155–163. https://doi.org/10.1016/j.shpsa.2021.08.014
Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., & Orr, R. 2020. Campbell
Biology 12th Edition (12th ed., pp. 921–923). Pearson.New York.
Wahyuningsih, T. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Proses Persilangan Dengan
Metode Tutor Sebaya Di Smp Negeri 3 Trenggalek. Education Journal : Journal
Educational Research and Development, 3(1): 1–12.
https://doi.org/10.31537/ej.v3i1.136
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 11 dari 10

Lampiran: - Perhitungan
- Data Mentah Percobaan Chi-Square
- Revisi Proposal

Perhitungan

1. Percobaan monohibrid dominan penuh


No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 12 dari 10

-Untuk Mendapatkan e
Perbandingan fenotip dominan penuh adalah 3:1
3
Bunga Merah = ×16=12
4
1
Bunga Putih = ×16=4
4

-Untuk Mendapatkan (d – ½ )2
1 2
Bunga Merah = (9−12− ) =−12,25
2
1 2
Bunga Putih = (7−4− ) =6,25
2

-Untuk mendapatkan X2
n
d2
X 2 =∑
i e
n
−12,25 6,25
X 2 =∑ + =2,583
i 12 4
Derajat Kebebasan = Jumlah Fenotip -1
= 2-1 = 1

2. Percobaan monohibrid dominan tidak penuh


-Untuk Mendapatkan e
Perbandingan fenotip dominan penuh adalah 1:2:1
1
Bunga Merah = ×16=4
4
2
Bunga Merah Muda = ×16=8
4
1
Bunga Putih = ×16=4
4

-Untuk Mendapatkan (d )2
Bunga Merah = ( 4−4)2=0
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 13 dari 10

Bunga Merah Muda = (5−8)2=9


Bunga Putih = (7−4 )2 =9

-Untuk mendapatkan X2
n
2 d2
X =∑
i e
n
0 9 9
X 2 =∑ + + =3,375
i 4 8 4
Derajat Kebebasan = Jumlah Fenotip -1
= 3-1 = 2

3. Percobaan dihibrid dominan penuh


-Untuk Mendapatkan e
Perbandingan fenotip dominan penuh adalah 9:3:3:1
9
Bunga Merah, Bulat = ×36=20,25
16
3
Bunga Merah, Oval = ×3 6=6,75
16
3
Bunga Putih, Bulat = ×3 6=6,75
16
1
Bunga Putih, Oval = ×3 6=2,25
16

-Untuk Mendapatkan (d )2
Bunga Merah, Bulat = (19−20,25)2 =1,563
Bunga Merah, Oval = (9−6,75)2=5,063
Bunga Putih, Bulat = (7−6,75)2=0,063
Bunga Putih, Oval = (1−2,25)2=1,563

-Untuk mendapatkan X2
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 14 dari 10

n
d2
X 2 =∑
i e
n
1,563 5,063 0,063 1,563
X 2 =∑ + + + =1,531
i 20,25 6,75 6,75 2,25
Derajat Kebebasan = Jumlah Fenotip -1
= 4-1 = 3

4. Percobaan dihibrid dominan tidak penuh


-Untuk Mendapatkan e
Perbandingan fenotip dominan penuh adalah 1:2:1:2:4:2:1:2:1
1
Bunga Merah, Bulat = ×36=2,25
16
2
Bunga Merah, Agak Bulat = ×36=4 , 5
16
1
Bunga Merah Muda, Bulat = ×36=2,25
16
2
Bunga Merah Muda, Agak Bulat = ×36=4 , 5
16
4
Bunga Merah, Oval = ×36=9
16
2
Bunga Merah Muda, Oval = ×36=4,5
16
1
Bunga Putih, Bulat = ×36=2,25
16
2
Bunga Putih, Agak Bulat = ×36=4,5
16
1
Bunga Putih, Oval = ×36=2,25
16

-Untuk Mendapatkan (d )2
Bunga Merah, Bulat = (0−2 ,25)2=5,063
Bunga Merah, Agak Bulat = ( 6−4 ,5 )2=2,25
Bunga Merah Muda, Bulat = ( 4−2,25)2=3,063
Bunga Merah Muda, Agak Bulat = ( 9−4 ,5 )2=20,25
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 15 dari 10

Bunga Merah, Oval = ( 4−9)2=25


Bunga Merah Muda, Oval = (5−4 ,5)2=0,25
Bunga Putih, Bulat = (3−2,25)2 =0 , 563
Bunga Putih, Agak Bulat = ( 4−4 , 5)2=0,25
Bunga Putih, Oval = (1−2,25)2=1,563

-Untuk mendapatkan X2
n
d2
X 2 =∑
i e
n
5,063 2,25 3,063 20,25 25 0,25 0,563 0,25 1,563
X 2 =∑ + + + + + + + + =12,444
i 2, 25 4 , 5 2,2 5 4 ,5 9 4 ,5 2,25 4 , 5 2,25
Derajat Kebebasan = Jumlah Fenotip -1
= 9-1 = 8

Anda mungkin juga menyukai