Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN OPERASI NORMAL

SISTEM TENAGA LISTRIK


SUMATERA
(Masa Transisi Interkoneksi Sumatera – Bangka)

NO. PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS

SEPTEMBER 2021

PT PLN (PERSERO)
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN SUMATERA
BIDANG OPERASI SISTEM
PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

DISCLAIMER

SOP ini disusun dengan memperhatikan persyaratan Grid Code Sumatera, namun
pada kondisi tertentu dan terbatas ketika batas persyaratan Grid Code Sumatera
tidak dapat dipenuhi atau kondisi sistem berada di luar batas Grid Code, beberapa
langkah korektif akan dilaksanakan dengan tujuan untuk mempertahankan
integritas operasi sistem, tanpa intention (niat) untuk melanggar Grid Code
Sumatera. Dengan demikian, Bidang Operasi Sistem Unit Induk P3B Sumatera
membebaskan diri dari segala tuntutan hukum yang mungkin timbul akibat dari
terlewatinya batas-batas Grid Code tersebut.

Revisi: 03 Halaman 2 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

KATA PENGANTAR

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera ditujukan sebagai panduan bagi
Pelaksana Operasi Real Time di Pusat Pengatur Beban PT PLN (Persero) UIP3B Sumatera
(Dispatcher SCC), Dispatcher UP2B (UP2B Sumbagut, UP2B Sumbagteng, UP2B Sumbagsel) dan
Dispatcher BCC (Bangka Control Centre) untuk melaksanakan penyaluran tenaga listrik secara
efisien, efektif, dan tetap memperhatikan keandalan sistem.

Wewenang/kewajiban Dispatcher SCC dan interaksinya dengan Dispatcher UP2B, Dispatcher BCC,
Operator gardu induk tegangan ekstra tinggi di saluran Interkoneksi Sumatera dan Operator unit
pembangkit dituangkan dalam pedoman ini.

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera telah disesuaikan dengan ditetapkannya
perubahan wewenang melakukan switching dan sinkron di penghantar backbone penghubung
Subsistem Sumbagsel-Sumbagteng-Sumbagut.

Pedoman Operasi Normal ini akan selalu dimutakhirkan mengikuti perubahan instalasi terpasang di
Sistem Tenaga Listrik Sumatera.

Pekanbaru, September 2021


SRM Bidang Operasi Sistem

HARTOYO

Revisi: 03 Halaman 3 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Pembuat Tanda


No Jabatan Tanggal
Pedoman Tangan

1 Qurroti A’yun AMN Perencanaan Operasi Mingguan

2 Ericko Nickolas AMN Perencanaan Operasi Sistem

3 Rahmat Hidayat AMN Pengendalian Operasi Real Time

AMN Pengelolaan Aplikasi dan Data


4 Ibnu Haris Wibawanto
Operasi Real Time

5 Shodiq Imam Maulana JO Pengendalian Operasi Real Time

JE Prakiraan Beban dan Energi


6 Ahmad Prayoga
Mingguan

DIPERIKSA

Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Tangan

MSB Pengendalian Operasi


Mukti Irawan
Real Time

Indrayadi PLT MSB Perencanaan Operasi Sistem

Timbul Ferdinand Sipahutar PLT MSB Fasilitas Operasi

Goklas Batapan Muda MSB Analisa & Evaluasi Operasi Sistem

Atang Supriatna PLT MSB Transaksi Tenaga Listrik

DISAHKAN

Tanda
Nama Jabatan Tanggal
Tangan

Hartoyo SRM Bidang OPSIS

Revisi: 03 Halaman 4 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

DAFTAR DISTRIBUSI

No. Bidang / Unit / Pelaksana Personil

1 UIP3B Sumatera SRM Bidang Operasi Sistem


MSB Pengendalian Operasi Real Time
PLT MSB Perencanaan Operasi Sistem
MSB Analisa dan Evaluasi Operasi Sistem
PLT MSB Fasilitas Operasi
PLT MSB Transaksi Tenaga Listrik
Dispatcher SCC
2 UP2B Sumbagut Manajer, Manajer Bagian Operasi,
UP2B Sumbagteng Dispatcher
UP2B Sumbagsel
BCC (Bangka Control Centre)
3 UPT Banda Aceh Manajer, Operator GITET
UPT Pematang Siantar
UPT Medan
UPT Padang
UPT Jambi
UPT Bengkulu
UPT Palembang
UPT Tanjung Karang

NOMOR PENGENDALIAN DOKUMEN

PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS

Revisi: 03 Halaman 5 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN


Revisi Disahkan Fungsi/
Tanggal Halaman Paragraf Alasan
ke Oleh Jabatan
SRM
Desember Pemutakhiran Referensi sesuai Bidang
1 10 1.3 Referensi Hartoyo
2020 SPLN sesuai yang terbaru Operasi
Sistem
SRM
2.1 Pengendalian Bidang
11 Jam shift siang dan shift malam Hartoyo
Operasi Sistem Operasi
Sistem
SRM
Aplikasi RAPSODI menjadi Bidang
11,16 Hartoyo
Aplikasi Logsheet OPSIS Operasi
Sistem
SRM
Pemutakhiran referensi (Buku
Bidang
2 Mei 2021 8 1.3 Referensi Defence Scheme & SOP Hartoyo
Operasi
Komunikasi)
Sistem
SRM
2.3 Pengendalian
Perincian tentang aksi governor Bidang
10 Operasi Frekuensi Hartoyo
unit pembangkit Operasi
Sistem
Sistem
SRM
Penambahan kalimat (Masa
September Bidang
3 1 Judul Transisi Interkoneksi Sumatera – Hartoyo
2021 Operasi
Bangka)
Sistem
SRM
Penambahan Dispatcher BCC Bidang
3 Kata Pengantar Hartoyo
(Bangka Control Centre) Operasi
Sistem
SRM
Dispatcher UP2B menjadi Bidang
5 Daftar Distribusi Hartoyo
Dispatcher Operasi
Sistem
SRM
II. PEDOMAN Bidang
10 Penambahan BCC Hartoyo
OPERASI Operasi
Sistem
2.5 Pengendalian SRM
Batasan pembebanan TD,
Operasi Transmisi Bidang
12 60MVA 150/22 KV sebesar 1732 Hartoyo
Sistem dan Operasi
A menjadi 1575 A
Subsistem Sistem
MSB Pengendalian Operasi SRM
2.12 Dokumen dan Sistem menjadi MSB Bidang
16 Hartoyo
Ruang Kerja Pengendalian Operasi Real Operasi
Time Sistem
SRM
2.13.1 Koordinasi Bidang
16 Penambahan Internal BCC Hartoyo
Internal Operasi
Sistem
SRM
2.13.3 Dispatcher
Bidang
16 UP2B dengan Koordinasi Baru Hartoyo
Operasi
Dispatcher BCC
Sistem
2.13.8 Dispatcher
UP2B dan BCC
dengan Operator
Pembangkit
SRM
2.13.9 Dispatcher
Bidang
18 UP2B dan BCC Penambahan BCC Hartoyo
Operasi
dengan Operator
Sistem
GI
2.13.10 Dispatcher
UP2B dan BCC
dengan UP2D

Revisi: 03 Halaman 6 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

SRM
III. Bidang
19 Tambahan Dispatcher BCC Hartoyo
PENGECUALIAN Operasi
Sistem
SRM
VI. DEFINISI DAN Penambahan BCC = Bangka Bidang
21 Hartoyo
ISTILAH Control Centre Operasi
Sistem
*) Catatan: Ruang / Space formulir catatan perubahan dokumen ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Revisi: 03 Halaman 7 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

DAFTAR ISI
DISCLAIMER ............................................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... 3
DAFTAR DISTRIBUSI................................................................................................................................... 5
NOMOR PENGENDALIAN DOKUMEN ......................................................................................................... 5
CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN ............................................................................................................ 6
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. 8
I. PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 9
1.1 Tujuan ......................................................................................................................................... 9
1.2 Ruang Lingkup............................................................................................................................. 9
1.3 Referensi ..................................................................................................................................... 9
II. PEDOMAN OPERASI......................................................................................................................... 10
2.1 Pengendalian Operasi Sistem..................................................................................................... 10
2.2 Pengendalian Operasi Pembangkitan ......................................................................................... 11
2.3 Pengendalian Operasi Frekuensi Sistem..................................................................................... 11
2.4 Pengendalian Operasi Tegangan Sistem dan Sub Sistem ........................................................... 12
2.5 Pengendalian Operasi Transmisi Sistem dan Sub Sistem ............................................................ 12
2.6 Mengoperasikan Peralatan Telekomunikasi dan Monitor Data SCADA Sistem ............................. 13
2.7 Pencatatan Kondisi Pembangkit, sesuai Protap Deklarasi Kondisi Pembangkitan Dan Indeks
Kinerja Pembangkit pada Aplikasi Logsheet OPSIS .................................................................... 14
2.8 Pengendalian Cadangan Operasi Sistem dan Sub Sistem ........................................................... 14
2.9 Pelaporan Kondisi Sistem dan Sub Sistem.................................................................................. 14
2.10 Pengendalian Beban Sistem dan Sub Sistem.............................................................................. 15
2.11 Sistem Perpiketan ...................................................................................................................... 15
2.12 Dokumen dan Ruang Kerja......................................................................................................... 16
2.13 Koordinasi Pelaksanaan Pengendalian Operasi .......................................................................... 16
2.13.1 Koordinasi Internal ..................................................................................................................... 16
2.13.2 Dispatcher SCC dengan Dispatcher UP2B .................................................................................. 16
2.13.3 Dispatcher SCC dengan Dispatcher BCC ................................................................................... 16
2.13.4 Dispatcher SCC dengan Operator Pembangkit............................................................................ 17
2.13.5 Dispatcher SCC dengan Operator GITET ................................................................................... 17
2.13.6 Dispatcher SCC dengan Piket Pimpinan ..................................................................................... 18
2.13.7 Antar Dispatcher UP2B .............................................................................................................. 18
2.13.8 Dispatcher UP2B dan BCC dengan Operator Pembangkit ........................................................... 18
2.13.9 Dispatcher UP2B dan BCC dengan Operator GI ......................................................................... 18
2.13.10 Dispatcher UP2B dan BCC dengan Dispatcher UP2D ................................................................. 18
2.13.11 Operator Gardu Induk dengan Dispatcher UP2D ......................................................................... 19
III. PENGECUALIAN ............................................................................................................................... 19
IV. DOKUMENTASI ................................................................................................................................. 19
V. PENUTUP.......................................................................................................................................... 19
VI. DEFINISI DAN ISTILAH...................................................................................................................... 21

Revisi: 03 Halaman 8 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

I. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Pedoman operasi normal ini digunakan sebagai panduan bagi Pelaksana Pengendali Operasi
UIP3B Sumatera (selanjutnya disebut Dispatcher SCC) untuk mengelola penyaluran tenaga
listrik tegangan tinggi Sumatera secara efektif, efisien, dan andal.

1.2 Ruang Lingkup

Pedoman operasi normal sistem Sumatera ini berlaku untuk kondisi normal ruang lingkup:

a. Pengendalian operasi sistem,

b. Pengendalian operasi pembangkitan,


c. Pengendalian operasi frekuensi sistem,

d. Pengendalian operasi tegangan sistem, sub sistem, dan antar area,


e. Pengendalian operasi transmisi sistem, sub sistem, dan antar area,

f. Mengoperasikan peralatan telekomunikasi dan monitor data SCADA sistem, sub sistem
dan antar area,

g. Pencatatan kondisi pembangkit, sesuai protap deklarasi kondisi pembangkitan dan indeks
kinerja pembangkit pada aplikasi Logsheet OPSIS,

h. Pengendalian cadangan operasi sistem dan sub sistem,


i. Pelaporan kondisi sistem dan sub sistem,

j. Pengendalian beban sistem dan subsistem.

1.3 Referensi

a. Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral No. 20 Tahun 2020 tentang Aturan
Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sumatera.
b. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No. 0091.P/DIR/2018 tanggal 01 Agustus 2018
tentang Susunan Organisasi dan Formasi Jabatan PT PLN (Persero) Unit Induk
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera.
c. Surat Edaran Direksi PT PLN (Persero) nomor: 22.E/010/DIR/2000, 08 Juni 2000, tentang
Prosedur Tetap Pengendalian Dampak Non-Teknis Akibat Gangguan Sistem Kelistrikan.
d. Instruksi Direktur Transmisi dan Distribusi nomor 01553/074/DITTND/2007, 17 Juli 2007,
tentang Laporan Gangguan Besar/Meluas.
e. Buku Defense Scheme Sistem Sumatera Tahun 2021.
f. Buku SOP Komunikasi Sistem Sumatera Tahun 2021.
g. SPLN S5.001-1:2020 Teleinformasi Data untuk Operasi Jaringan Tenaga Listrik.
h. SPLN T5.002-2:2010 Pola Proteksi Saluran Transmisi Bagian Satu: Tegangan Tinggi 66
kV dan 150 kV serta Bagian Dua Tegangan Ekstra Tinggi 275 dan 500 kV.

Revisi: 03 Halaman 9 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

II. PEDOMAN OPERASI

Pada Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sumatera tahun 2020 dalam Aturan Operasi
(Operating Code-OC) disebutkan bahwa PT PLN UIP3B (Persero) Penyaluran dan Pusat
Pengatur Beban Sumatera (selanjutnya disebut UIP3BS) adalah pemilik jaringan dan sebagai
operator Sistem Tenaga Listrik Sumatera (selanjutnya disebut Sistem Sumatera). Dengan
terbitnya Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No. 0091.P/DIR/2018 tanggal 01 Agustus 2018
tentang Susunan Organisasi dan Formasi Jabatan PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran
dan Pusat Pengatur Beban Sumatera. Selanjutnya dalam hal ini PT PLN (Persero) Unit Induk
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera bertugas sebagai koordinator sistem
keseluruhan dalam pengoperasian jaringan termasuk dispatch. Untuk melaksanakan tugas
tersebut maka diperlukan ketentuan-ketentuan baku yang harus diikuti oleh seluruh pemain
dalam sistem Sumatera, yang salah satunya adalah Pedoman Operasi Normal Sistem
Sumatera.

Pedoman Operasi Normal Sistem Sumatera digunakan oleh seluruh pelaksana operasi
sehingga informasi berupa perintah, laporan, maupun koordinasi dapat dengan mudah
dimengerti dan dipahami sepenuhnya oleh para pelaksana operasi termasuk piket pimpinan
serta manajemen PT PLN (Persero). Pelaksana operasi terdiri dari operator sistem Sumatera
(Dispatcher SCC, UP2B, dan BCC), operator sistem Distribusi (Dispatcher UP2D), operator
Gardu Induk (GI/ GITET) dan operator Pusat Listrik (pembangkit).

Prosedur Operasi Normal Sistem Sumatera akan direvisi sesuai kebutuhan dan kondisi operasi
sistem mutakhir.

2.1 Pengendalian Operasi Sistem

a. Mengendalikan Operasi Sistem Tenaga Listrik Sumatera dengan mengatur pembebanan


pembangkitan dan transmisi agar memenuhi kualitas, keandalan, dan keekonomisan.

b. Mengendalikan Operasi Sistem secara real time selama 24 jam per-hari dengan 3 shift:
Pagi (08:00-15:00 WIB), Siang (15:00-22:00 WIB), Malam (22:00-08:00 WIB) hari
berikutnya.
c. Mengoperasikan pembangkit berdasarkan merit order (ekonomis), optimasi biaya
pengoperasian tenaga listrik tanpa melanggar batasan keamanan & mutu.

d. Mengoperasikan pembangkit dengan memenuhi kualitas; kemampuan sistem untuk


menjaga agar semua batasan operasi terpenuhi.
e. Mengoperasikan pembangkit secara andal; kemampuan sistem untuk menghadapi
kejadian yang tidak direncanakan, tanpa terjadi pemadaman.

f. Melakukan switching: PMT, busbar, IBT, SUTET pada saat pemeliharaan dan penormalan
gangguan.
g. Melakukan start-stop unit pembangkit sesuai incremental cost.
h. Membuat DMP (Daya Mampu Pasok) setiap periode shift.

Revisi: 03 Halaman 10 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

i. Melaporkan secara periodik kondisi real time Sistem Sumatera.


j. Melaporkan kepada manajemen setiap kali terjadi gangguan pembangkitan dan
penyaluran yang menyebabkan pemadaman ataupun tidak.

k. Melakukan rekonfigurasi jaringan untuk evakuasi daya pembangkitan.


l. Mengatur DMA (Duga Muka Air) waduk terkait inflow yang melebihi rencana dan
berpotensi limpas.

2.2 Pengendalian Operasi Pembangkitan

a. Mengoptimalkan daya aktif pembangkit sesuai rencana operasi atau kebutuhan sistem
dan subsistem.

b. Mengoptimalkan daya reaktif (cos phi) pembangkitan, sesuai batasan-batasan capability


curve, untuk memenuhi kebutuhan sistem dan subsistem.

c. Memonitor dan memerintahkan keaktifan pengaturan primer (governor) di masing-masing


unit pembangkit sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau kesepakatan,

d. Memonitor ramp up, ramp down, durasi down time dan up time setiap unit pembangkitan.

2.3 Pengendalian Operasi Frekuensi Sistem

Fluktuasi frekuensi yang disebabkan oleh perubahan beban sistem dapat dikendalikan dengan
pengaturan pembebanan unit pembangkit yang dapat dicapai melalui:
- Aksi governor unit pembangkit (regulator primer), sesuai batasan sebagai berikut :

▪ Karakteristik speed droop maksimal 5%, sesuai hasil pengujian free governor
pembangkitan IPP & PLN, UIP3BS, PLN Puslitbang, dan PLN Pusertif,

▪ Pengaturan setting dead band sebesar 0,1 Hz,

▪ Dalam keadaan operasi normal pembangkitan wajib mengaktifkan free governor,


kecuali mendapatkan izin dari pusat pengatur beban (Sumatera Control Centre),
▪ Dalam pengoperasian frekuensi akan dipertahankan dalam kisaran ± 0,2 Hz dengan
regulator primer dan jika dibutuhkan dengan regulator sekunder.

- Penurunan tegangan dalam rangka menurunkan beban sistem,

- Peralatan pelepasan beban otomatis dengan relai frekuensi rendah,

- Pelepasan generator oleh relai frekuensi lebih,

- Menambah atau mengurangi MW keluaran pembangkit dengan perintah lisan dari pusat
pengatur beban (Sumatera Control Centre), mengikuti rencana pembebanan pembangkit
agar load follower unit pembangkit sesuai batasan-batasan:

▪ Frekuensi Normal pada 50 Hz ± 0,2 Hz,


▪ Frekuensi Sub normal pada 50 Hz ± 0,5 Hz,

▪ Kesalahan waktu (time error) tidak lebih dari 30 detik.

Revisi: 03 Halaman 11 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

2.4 Pengendalian Operasi Tegangan Sistem dan Sub Sistem

Pengendalian tegangan dapat dicapai dengan langkah pengaturan:


1. Daya reaktif dari pembangkit generator sinkron yang dilengkapi pengaturan tegangan,
2. Kapasitor atau Reaktor,
3. Perubahan tap transformator,
4. Pengaturan jaringan,
5. Tap staggering,
dengan batasan-batasan:
- Pada sistem 275 kV yang diizinkan 275 kV + 5%, -5%,
- Pada sistem 150 kV yang diizinkan 150 kV +5%, -10%,
- Pada sistem 66 kV yang diizinkan 66 kV +5%, -10%,

2.5 Pengendalian Operasi Transmisi Sistem dan Sub Sistem

Pembebanan peralatan transmisi sesuai dengan kemampuan:

- Batasan pembebanan SUTET, SUTT, SKLT, SKTT memenuhi kriteria N-1,

- Batasan pembebanan IBT, 500 MVA 275/150 KV sebesar 1925 A

- Batasan pembebanan IBT, 250 MVA 275/150 KV sebesar 960 A

- Batasan pembebanan IBT, 250 MVA 275/165 KV sebesar 875 A

- Batasan pembebanan IBT, 40 MVA 275/150 KV sebesar 154 A

- Batasan pembebanan IBT, 100 MVA 150/70 KV sebesar 824 A

- Batasan pembebanan IBT, 60 MVA 150/70 KV sebesar 495 A

- Batasan pembebanan TD, 60 MVA 150/20 KV sebesar 1.732 A

- Batasan pembebanan TD, 42 MVA 150/20 KV sebesar 1212 A

- Batasan pembebanan TD, 30 MVA 150/20 KV sebesar 866 A

- Batasan pembebanan TD, 20 MVA 150/20 KV sebesar 577 A

- Batasan pembebanan TD, 16 MVA 150/20 KV sebesar 462 A

- Batasan pembebanan TD, 15 MVA 150/20 KV sebesar 433 A

- Batasan pembebanan TD, 60 MVA 150/22 KV sebesar 1575 A

- Batasan pembebanan TD, 30 MVA 70/20 KV sebesar 866 A

- Batasan pembebanan TD, 15 MVA 70/20 KV sebesar 433 A

- Batasan pembebanan TD, 10 MVA 70/20 KV sebesar 289 A

- Energize peralatan transmisi dapat dilaksanakan setelah periode waktu beban puncak
sistem Sumatera atau dapat dilaksanakan mulai pukul 21:00 s.d. 16:00 WIB,
- Switching peralatan transmisi untuk pekerjaan yang terjadwal dan pekerjaan emergency.

Revisi: 03 Halaman 12 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

- Fluktuasi beban yang disebabkan oleh perubahan beban sub sistem (beban arc furnance,
pola beban dll.) dapat dikendalikan dengan mengalokasikan cadangan pembebanan IBT
atau cadangan unit pembangkit di subsistem tersebut sesuai batasanan yang ditentukan.

2.6 Mengoperasikan Peralatan Telekomunikasi dan Monitor Data SCADA Sistem


Pengoperasian Sistem Sumatera di control centre menggunakan sistem SCADA meliputi:

1. Pengawasan Topologi Jaringan Sumatera, antara lain:

• Status PMT, PMS, PMS tanah: open, close, invalid (disturbance), unknown. Invalid
(disturbance) adalah kondisi ketika status PMT, PMS dan PMS tanah tidak jelas.
Simbol PMT, PMS, PMS tanah kotak separuh dan berwarna ungu sesuai SPLN
S5.001-01:2020 Teleinformasi Data untuk Operasi Jaringan Tenaga Listrik. Unknown
adalah kondisi ketika Sumatera Control Centre tidak menerima update data dari RTU
karena link komunikasi data RTU putus, RTU rusak. Simbol PMT, PMS, PMS tanah
kotak separuh dan berwarna orange, sesuai SPLN S5.001-01:2020 Teleinformasi
Data untuk Operasi Jaringan Tenaga Listrik.

• Status penghantar, busbar, diameter saat bertegangan (sesuai warna level tegangan)
dan tidak bertegangan (warna biru-tua) sesuai SPLN S5.001-01:2020 Teleinformasi
Data untuk Operasi Jaringan Tenaga Listrik.

2. Pengawasan Frekuensi dan Tegangan Sistem Sumatera:

Frekuensi Sistem Sumatera dapat dimonitor menggunakan beberapa fasilitas:

• SCADA real time yang bisa diakses melalui mimic projection maupun UI monitor yang
digunakan dispatcher.

• Monitor frekuensi offline yang disediakan dimeja dispatcher dan supervisor.

• Portable Frekuensi meter.

3. Pengawasan pembebanan pembangkit, Transmisi, IBT, Trafo, Reaktor dan Kapasitor


dengan memonitor tampilan meter untuk MW, MVAR, Ampere, Tegangan dan Posisi tap
IBT baik dari meter SCADA maupun kWh Meter transaksi yang sudah diintegrasikan ke
control centre.
4. Melakukan open/close PMT dan PMS secara remote pada saat manuver.

5. Pengawasan dan pengumpulan informasi alarm dan event yang disimpan dalam event
dan alarm menu.

6. Melaporkan gangguan terkait SCADA ke staf FASOP atau memberikan informasi melalui
WA Grup.
Pengoperasian Sistem Sumatera menggunakan sistem Telekomunikasi meliputi voice dan
data. Jenis komunikasi voice yang digunakan dalam pengoperasian Sistem Sumatera yaitu:

• Radio

• IP Phone

Revisi: 03 Halaman 13 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

• PTT

• Telepon Selular

• Internet
Apabila terjadi gangguan telekomunikasi IP Phone, dispatcher dapat melaporkan gangguan
ke staf Telekomunikasi, Staf PT Icon+ atau menginformasikan pada grup WA PLN UIP3BS.
Komunikasi Voice di ruang Sumatera Control Centre direkam oleh voice recorder yang ada
disetiap control centre.
Komunikasi data digunakan sebagai sarana pengiriman data-data SCADA dari RTU-RTU di
Gardu Induk ke server di Control Centre. Apabila komunikasi data ini terganggu/putus, maka
informasi data menjadi not renew, dan RTU menjadi Out Of Poll (OOP). Jika hal ini terjadi,
dispatcher akan melaporkan gangguan ini ke staf Telekomunikasi, Staf SCADA dan Staf
Icon+ atau menginformasikan ke grup WA

2.7 Pencatatan Kondisi Pembangkit, sesuai Protap Deklarasi Kondisi Pembangkitan Dan
Indeks Kinerja Pembangkit pada Aplikasi Logsheet OPSIS

1) Menu catkit,

2) Menu dispatch,

3) Menu catlur,

4) Menu padam,

5) Menu Rencana Operasi Harian.

2.8 Pengendalian Cadangan Operasi Sistem dan Sub Sistem

- Cadangan putar, yang didefinisikan sebagai jumlah kapasitas daya pembangkitan yang
tersedia dan tidak dibebani, yang beroperasi dalam Sistem. Pembangkit yang dapat diasut
dan disinkronkan ke sistem dalam waktu 10 menit dan beban interruptible yang dapat
dilepas dalam waktu 10 menit, tergantung dari opsi yang dipilih oleh Pengelola Operasi
Sistem, dapat dianggap sebagai cadangan putar;

- Cadangan dingin, didefinisikan sebagai pembangkit yang dapat diasut dan disinkronkan ke
Sistem dalam waktu empat jam; dan

- Cadangan jangka panjang, didefinisikan sebagai pembangkit yang dapat diasut dan
disinkronkan ke dalam waktu lebih dari empat jam tetapi kurang dari dua hari.

2.9 Pelaporan Kondisi Sistem dan Sub Sistem

- Update sistem Sumatera setiap ½ jam,

- Update Sistem real time kondisi abnormal pembangkitan dan penyaluran,

Revisi: 03 Halaman 14 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

2.10 Pengendalian Beban Sistem dan Sub Sistem

- Melakukan looping sistem bila terjadi perubahan konfigurasi jaringan yang disebabkan
pekerjaan terencana atau gangguan penyaluran atau pembangkitan dengan
memperhatikan batasan-batasan sebagai berikut:

- Sistem tegangan ekstra tinggi 275 kV:

• beda sudut fasa, setting maksimum 20o (dua puluh derajat).

• beda tegangan, setting batas maksimum 10 %.

• beda frekuensi, setting maksimum 0,11 Hz

• Short Circuit Level (SCL) maksimum (40 kA) untuk 1 phasa dan maksimum (57 kA)
untuk 3 phasa.

- Sistem tegangan tinggi 150 kV:

• beda sudut fasa, setting maksimum 20o (dua puluh derajat).

• beda tegangan, setting batas maksimum 10 %.

• beda frekuensi, setting maksimum 0,22 Hz

• Short Circuit Level (SCL) maksimum (40 kA) untuk 1 phasa dan maksimum (57 kA)
untuk 3 phasa.

- Memindahkan beban antar subsistem untuk menghindari pemadaman yang disebabkan


pekerjaan atau gangguan transmisi atau pembangkit.

- Mengoptimalkan tegangan dengan cara mengatur tap changer IBT sesuai operasi atau
kebutuhan sistem.

- Mengoptimalkan daya reaktif pembangkitan sesuai batasan-batasan curve capability,

- Mengaktifkan dan mengawasi keaktifan pengaturan primer (governor free) di masing-


masing pembangkit,

- Mengoptimalkan cos phi pembangkitan, sesuai batasan-batasan capability curve,

- Pelaksanaan pengaturan beda: tegangan, frekuensi, sudut phasa untuk penggabungan


sistem dan antar subsistem dibuat sekecil mungkin.

2.11 Sistem Perpiketan

- Setiap regu piket yang akan mengakhiri tugas piket, wajib menyampaikan informasi kondisi
sistem mutakhir termasuk sarana pendukung dalam periode piket-nya kepada regu
penggantinya, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan,

- Setiap regu piket yang akan memulai tugas piket, wajib menerima dan memahami informasi
kondisi sistem mutakhir termasuk sarana pendukung dari regu sebelumnya,

- Untuk menjamin kesinambungan informasi kondisi sistem mutakhir dapat disampaikan dan
dipahami, maka diperlukan overlap masa pergantian shift antar regu minimal selama 30
(tiga puluh) menit.

Revisi: 03 Halaman 15 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

2.12 Dokumen dan Ruang Kerja

- Dokumen operasional (ketentuan operasi) harus selalu tersedia di ruang kerja dispatcher,

- Ruang kerja dispatcher hanya boleh dimasuki oleh pelaksana operasi kecuali ada izin dari
pejabat yang berwenang minimal MSB Pengendalian Operasi Real Time.

2.13 Koordinasi Pelaksanaan Pengendalian Operasi

Dalam melaksanakan pengendalian operasi sistem Sumatera diperlukan koordinasi yang


berkesinambungan antara pihak yang terkait koordinasi operasi tersebut meliputi:

2.13.1 Koordinasi Internal

Proses pengendalian operasi sistem merupakan tugas dan tanggung jawab tim dalam satu
regu piket yang dipimpin oleh Asisten Manajer Pengendalian Operasi Real Time saat itu,
maka koordinasi internal harus dilakukan agar setiap langkah operasi diketahui dan
dimengerti oleh seluruh pelaksana operasi yang bertugas. Koordinasi internal harus selalu
dilakukan oleh dispatcher: internal P3BS, internal UP2B dan internal BCC.

2.13.2 Dispatcher SCC dengan Dispatcher UP2B

Informasi yang disampaikan antar Dispatcher adalah:

a. Koordinasi pengaturan pembangkit pada subsistem 150 kV dan 70 kV dengan kapasitas


< 30 MW meliputi start/stop, pembebanan MW/MVAR dilaksanakan oleh UP2B atas
perintah/izin SCC dan penyampaian informasi operasi secara real time yang dibutuhkan,

b. Perintah pengurangan/pemadaman beban dan konfirmasi pelaksanaannya pada saat


kondisi:

- Sistem Sumatera defisit pasokan daya listrik,

- Subsistem Sistem Sumatera defisit pasokan daya listrik,

- Beban IBT 275/150 KV melebihi batasan yang telah ditentukan,

- Beban transmisi 275 KV melebihi batasan yang telah ditentukan,

- Tegangan Sistem dan Subsistem di atas/ di bawah batasan yang telah ditentukan,

- Sistem Sumatera dan subsistem gangguan parsial yang disebabkan transmisi dan
atau pembangkitan trip.

c. Koordinasi transfer daya antar UP2B,


d. Koordinasi rekonfigurasi jaringan 275 kV, 150 kV, dan 70 kV pada instalasi terkait,
e. Koordinasi pembebanan IBT 275/150 kV,

f. Koordinasi pengaturan operasi real time dalam kondisi normal, siaga, darurat dan
pemulihan, koordinasi informasi lainnya yang terkait dengan pengendalian operasi
sistem.

2.13.3 Dispatcher UP2B dengan Dispatcher BCC


Informasi yang disampaikan antar Dispatcher adalah:

Revisi: 03 Halaman 16 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

a. Koordinasi pengaturan pembangkit pada subsistem 150 kV dengan kapasitas < 30 MW


meliputi start/stop, pembebanan MW/MVAR dilaksanakan oleh BCC atas perintah/izin
UP2B dan penyampaian informasi operasi secara real time yang dibutuhkan,
b. Perintah pengurangan/pemadaman beban dan konfirmasi pelaksanaannya pada saat
kondisi:

- Sistem Sumatera defisit pasokan daya listrik,

- Subsistem Sistem Sumatera defisit pasokan daya listrik,

- Beban TD 150/20 KV melebihi batasan yang telah ditentukan,

- Beban transmisi 150 KV melebihi batasan yang telah ditentukan,

- Tegangan Sistem dan Subsistem di atas/ di bawah batasan yang telah ditentukan,

- Sistem Sumatera dan subsistem gangguan parsial yang disebabkan transmisi dan
atau pembangkitan trip.

c. Koordinasi transfer daya antara UP2B dengan BCC,


d. Koordinasi rekonfigurasi jaringan 150 kV pada instalasi terkait,

e. Koordinasi pembebanan TD 150/20 kV,

f. Koordinasi pengaturan operasi real time dalam kondisi normal, siaga, darurat dan
pemulihan, koordinasi informasi lainnya yang terkait dengan pengendalian operasi
sistem.

2.13.4 Dispatcher SCC dengan Operator Pembangkit


Informasi yang disampaikan antara dispatcher SCC dengan operator pembangkit dengan
kapasitas ≥ 30 MW yang tersambung ke subsistem adalah:

a. Informasi kesiapan unit pembangkit dan setiap perubahan kemampuan baik daya aktif
(MW) maupun reaktif (MVAR) dan atau informasi gangguan pembangkit serta tindak
lanjut/pemulihannya segera disampaikan manual dengan telepon atau mengisi aplikasi
kesiapan pembangkit,

b. Pengaturan pembangkitan serta konfirmasi pelaksanaannya meliputi: start/firing, stop


unit, pembebanan daya aktif/reaktif, pengaktifan governor,

c. Pelaporan pembebanan, energi, stok bahan bakar, Tinggi Muka Air (TMA),
d. Koordinasi informasi lainnya yang terkait dengan pengendalian operasi sistem, Perintah
dan konfirmasi operasi dengan pembangkit yang tersambung ke subsistem dengan
kapasitas <30 MW dilaksanakan melalui Dispatcher UP2B terkait.

2.13.5 Dispatcher SCC dengan Operator GITET

Informasi yang disampaikan antara Dispatcher SCC dengan Operator GITET adalah:
a. Pelaporan pembebanan IBT dan SUTET,

b. Kesiapan instalasi penyaluran 275 kV dan kondisi sistem,

Revisi: 03 Halaman 17 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

c. Perintah/permintaan switching dan konfirmasi pelaksanaannya,


d. Informasi gangguan penyaluran 275 kV dan proses pemulihan,

e. Koordinasi informasi lainnya yang terkait dengan pengendalian operasi sistem.

2.13.6 Dispatcher SCC dengan Piket Pimpinan


Informasi real time yang disampaikan adalah:

a. Kondisi sistem dan permasalahannya,

b. Kesiapan/kendala instalasi penyaluran dan pembangkitan terkait.

2.13.7 Antar Dispatcher UP2B


Informasi yang disampaikan antar Dispatcher UP2B adalah:

a. Koordinasi rekonfigurasi dan transfer antar UP2B,

b. Koordinasi pemeliharaan instalasi penyaluran antar UP2B,

c. Informasi dan koordinasi operasional lainnya.

2.13.8 Dispatcher UP2B dan BCC dengan Operator Pembangkit

Informasi yang disampaikan antara Dispatcher UP2B dan BCC dengan Operator
Pembangkit yang tersambung ke sistem adalah:

a. Kesiapan unit pembangkit dan setiap perubahan kemampuan baik daya aktif (MW)
maupun reaktif (MVAr) dan atau informasi gangguan pembangkit serta tindak lanjut/
pemulihannya segera disampaikan manual dengan telepon atau mengisi aplikasi
kesiapan pembangkit,
b. Atas perintah/ijin Dispatcher SCC: dilakukan pengaturan pembangkitan serta konfirmasi
pelaksanaannya meliputi start/firing, stop unit, pembebanan daya aktif/reaktif,
pengaktifan governor,

c. Pelaporan pembebanan, energi, stok bahan bakar, Tinggi Muka Air (TMA),

2.13.9 Dispatcher UP2B dan BCC dengan Operator GI

Informasi yang disampaikan antara Dispatcher UP2B dan BCC dengan Operator GI adalah:
a. Kesiapan instalasi penyaluran 150kV/70kV, informasi subsistem terkait dan instalasi,
perintah switching,

b. Perintah pengaturan tegangan dan konfirmasi pelaksanaannya,

c. Perintah manual load shedding dan konfirmasi pelaksanaannya,


d. Informasi gangguan penyaluran 150 kV, 70 kV, 20 kV, dan pemulihannya,

e. Konfirmasi pembebanan penyaluran (IBT, SUTT, SKTT, SKLT dan Trafo Distribusi),

2.13.10 Dispatcher UP2B dan BCC dengan Dispatcher UP2D


Informasi yang disampaikan antara Dispatcher UP2B dan BCC dengan UP2D adalah:
a. Informasi kondisi sistem,

Revisi: 03 Halaman 18 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

b. Menyampaikan Perintah dari Dispatcher SCC untuk melaksanakan pengurangan/


pemadaman beban dan konfirmasi pelaksanaannya pada saat kondisi:

- Sistem Sumatera defisit pasokan daya listrik,

- Subsistem dan Sistem Sumatera defisit pasokan daya listrik,


- Beban IBT seperti pada uraian nomor 2.5 melebihi batasan yang telah ditentukan,

- Beban transmisi melebihi batasan yang telah ditentukan,

- Tegangan Sistem dan Subsistem dibawah batasan yang telah ditentukan,

- Sistem Sumatera dan subsistem gangguan parsial yang disebabkan transmisi dan
atau pembangkitan trip.

a. Switching trafo distribusi,

b. Pengaturan tegangan,

c. Pengurangan beban dan konfirmasi pelaksanaannya serta masalah


operasional lainnya,

d. Pengoperasian captive power.

2.13.11 Operator Gardu Induk dengan Dispatcher UP2D.


Koordinasi antara Operator Gardu Induk dengan Dispatcher UP2D adalah:

a. Informasi kondisi sistem,


b. Switching trafo distribusi,

c. Pengaturan tegangan,

d. Pengurangan beban dan konfirmasi pelaksanaannya serta masalah operasional


lainnya,
e. Konfirmasi kesiapan dan pembebanan penyaluran Trafo Distribusi.

III. PENGECUALIAN
Bila terjadi penyimpangan pada Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera ini,
masing-masing Dispatcher SCC, Dispatcher UP2B maupun Dispatcher BCC dapat melakukan
tindakan–tindakan seperlunya untuk tetap menjaga keamanan dan keandalan sistem.

IV. DOKUMENTASI

Pedoman Operasi Normal Sistem Sumatera merupakan dokumen yang diterbitkan dalam dua
macam dokumen, yaitu berupa buku cetak dan soft copy yang didistribusikan kepada seluruh
pihak yang terkait.

V. PENUTUP

1. Semua perubahan konfigurasi yang terjadi sebagai akibat dari pedoman operasi normal
harus secepat mungkin dikembalikan ke kondisi normal.

2. Hal–hal yang belum termasuk dalam pedoman ini akan ditentukan kemudian.

Revisi: 03 Halaman 19 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

3. Semua pedoman pemulihan yang terdahulu yang bertentangan dengan makna dari
Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera ini dinyatakan tidak berlaku
lagi.

Revisi: 03 Halaman 20 dari 21


PT PLN (PERSERO) No. Dokumen PED/OPS/DOS/05/03/UIP3BS
UNIT INDUK PENYALURAN DAN PUSAT
PENGATUR BEBAN SUMATERA Berlaku Efektif SEPTEMBER 2021

Pedoman Operasi Normal Sistem Tenaga Listrik Sumatera

VI. DEFINISI DAN ISTILAH


Dispatcher = Pelaksana pengendali operasi

SCC = Sumatera Control Centre

UP2B = Unit Pelaksana Pengatur Beban

BCC = Bangka Control Centre

GI = Gardu induk

GITET = Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi

Operator = Pelaksana operasi di pusat listrik/ gardu induk

PMT = Pemutus tenaga (circuit breaker)

CB = Circuit Breaker (Pemutus Tenaga)

PMS = Pemisah (disconnecting switch)

DS = Disconnecting Switch

PMS ground = Pemisah Pentanahan (Earthing Switch)

ES = Earthing switch

R/C = Remote control

SCADA = Supervisory Control And Data Acquisition

SUTT = Saluran Udara Tegangan Tinggi

SUTET = Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

KV = Kilo Volt

L/R = Local Remote

RTN = Relay Tegangan Nol

T/L = Transmission Line

Revisi: 03 Halaman 21 dari 21

Anda mungkin juga menyukai