Anda di halaman 1dari 12

Struktur Ekonomi Dan Pertumbuhan Ekonomi Satu Negara Di

Dunia

Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia


Dosen Pengampun : Eigis Yani Pramularso, SE,MM

Disusun oleh :
1. 64200844 Adinda Natasya Valerina Setiawan
2. 64200697 Aldy Kurniawan
3. 64200951 Anggieta Ayulia
4. 64200914 Eka Nindi Astri
5. 64200734 Fahrizal
6. 64200840 Fajar Setia Pratama
7. 64200895 Hani Hanifah
8. 64200886 Muhammad Fikriana Ramadhan
9. 64200698 Rulyansyah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM SARJANA
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, Tugas makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan penulisan Tugas makalah Struktur Ekonomi Dan


Pertumbuhan Ekonomi SAtu Negara Di dunia adalah untuk menyelesaikan tugas
kelompok mata kuliah Perekonomian Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah


Perekonomian Indonesia yang telah membimbing proses pembuatan laporan serta
kepada seluruh anggota kelompok yang telah menyempatkan waktunya dan saling
kerjasama untuk menyelesaikan Tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, maka


Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat lebih
baik lagi.

Depok, 1 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I Pendahuluan

BAB II Tujuan Pustaka

BAB III Hasil Dan Pembahasan

BAB IV Penutup

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi
perekonomian suatu Negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang
lebih baik selama periode tertentu. Suatu perekonomian dikatakan mengalami
suatu perubahan akan perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi
lebih tinggi daripada
Yang dicapai sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi adalah usaha-usaha untuk
meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan tinggi
rendahnya pendapatan riil per kapita.
Negeri Jiran Malaysia merupakan salah satu dari 11 Negara di Asia
Tenggara yang tergabung dalam organisasi ASEAN. Pada artikel kali ini kita
akan membahas profil negara Malaysia secara rinci, singkat dan jelas.
Malaysia adalah negara kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja. Raja
Malaysia bergelar Yang Dipertoan Agong. Raja dipilih dari salah satu raja-raja
negara bagian. Raja bertindak sebagai kepala negara Malaysia. Adapun kepala
pemerintahannya adalah perdana menteri. Kota paling terkenal di Malaysia
sekaligus tujuan utama turis asing untuk berlibur adalah Kuala Lumpur. Jika
anda punya rencana liburan ke luar negeri, berikut ini rekomendasi tempat
wisata di kota tersebut.
Malaysia terbagi menjadi 2 wilayah, yaitu Malaysia bagian barat dan Malaysia
bagian timur. Malaysia bagian barat terletak di Semenanjung Malaka,
sedangkan Malaysia bagian timur terletak di bagian utara Pulau Kalimantan.
Kedua wilayah tersebut dipisahkan oleh Laut Cina Selatan. Secara astronomis,
Malaysia terletak pada 1o LU – 7o LU dan 100o BT – 119o BT. Adapun
batas-batas wilayah Malaysia yaitu:

 Sebelah utara: Thailand dan Laut Cina Selatan.


 Sebelah timur: Laut Sulu.
 Sebelah selatan: Pulau Kalimantan.
 Sebelah barat: Selat Malaka.
Luas wilayah Malaysia mencapai 329.758 km2. Luas wilayah tersebut terbagi
menjadi 13 negara bagian. Di bagian barat terbagi menjadi 11 negara bagian,
terdiri dari Kedah, Perak, Selangor, Negeri Sembilan, Penang, Pahang, Perlis,
Kelantan, Malaka, Johor, dan Trengganu. Bagian timur terdiri dari 2 negara
bagian, yaitu Sabah dan Serawak.
https://sumbersejarah1.blogspot.com/2018/04/profil-negara-malaysia.html

1.2. Rumusan Masalah


1. Kasus covid di malaysia meledak bagaimanakah nasib
perekonomianya?
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5693812/kasus-
covid-19-di-malaysia-meledak-bagaimana-nasib-ekonominya
2. Perbedaan akutansi Indonesia dengan malaysia?
http://www.journal.stiemb.ac.id/index.php/mea/article/view/1292
3. Apakah perekonomian malaysia pada tahun 2017 mengalami
peningkatan?
https://www.imf.org/id/News/Articles/2018/03/07/NA030718-
Malaysias-Economy-Getting-Closer-to-High-Income-Status

1.3. Tujuan Masalah


dari rumusan masalah diatas bahwa tujuan penelitian ini membahas
tentang
kasus covid di malaysia beserta perbedaan akuntansi di Malaysia dan
perekonomian Malaysia pada tahun 2017.

1.4. Ruang Lingkup Masalah


pada pembahasan ini terfokus pada:
perekonomian di malaysia beserta kasus covid di Malaysia dan perbedaan
akuntansi Malaysia dan Indonesia
Bab II
Tinjauan Pustaka
Ekonomi Malaysia tahun 2016, tumbuh dalam laju tercepat. Belanja
konsumen yang kuat disertai pemulihan ekspor, menopang ekonomi
Malaysia.
Dalam keterangan tertulis Bank Negara Malaysia (BNM), produk
domestik bruto (PDB) Malaysia naik 4,5% di kuartal IV 2016. Pencapaian
ini lebih tinggi dari prediksi ekonom hasil survei Bloomberg di posisi
4,4% dari periode sebelumnya. Adapun di kuartal III, PDB Malaysia
hanya naik 1,4%.
Namun jika ditarik pertumbuhan tahunan, tahun lalu pertumbuhan
ekonomi Malaysia hanya 4,2%. Lebih rendah dibandingkan setahun
sebelumnya yang sebesar 5%. BNM menyatakan, ke depan konsumsi
domestik tetap akan menjadi pendorong utama. Pada Oktober sampai
Desember 2016 permintaan domestik berkembang lebih cepat. Hal ini
karena peningkatan konsumsi swasta dan kegiatan investasi.
Pemerintah Malaysia memang gencar menggelar sejumlah proyek
infrastruktur seperti; jalur rel baru di ibu kota, pembangunan jalan raya
yang menghubungkan negara-negara Borneo Sabah dan Sarawak.
Menurut BNM, surplus transaksi Malaysia melebar menjadi RM 12,2
miliar atau setara US$ 3,89 miliar pada kuartal IV 2016. Sebelumnya
surplus transaksi Malaysia sebesar RM 6 miliar pada kuartal III 2016.
Perdana Menteri Najib Razak sedang mencari cara untuk membalikkan
ekonomi Malaysia yang sedang lemah dalam dua tahun terakhir karena
anjloknya harga minyak dan gas. Apalagi ringgit juga sedang melemah
dalam dua tahun terakhir. Di tahun 2016, ringgit melemah 2,7% terhadap
dollar AS.
Tahun ini, sejumlah ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi
Malaysia ada dalam rentang 4%-4,5%. Ekonom Capital Economics,
Krystal Tan bilang, pertumbuhan ekonomi Malaysia bisa stabil di kisaran
4,5% dalam beberapa tahun ke depan. Menurut Tan, ekspor non
komoditas belum dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap
perekonomian. Terutama saat kurs ringgit melemah.

Perekonomian Malaysia di kuartal keempat tahun lalu tumbuh lebih cepat


dari prediksi berkat kuatnya permintaan sektor swasta dan perbaikan
perdagangan global.

Produk domestik bruto (PDB) di perekonomian terbesar ketiga di Asia


Tenggara ini tumbuh 5,9% pada periode Oktober hingga Desember 2017
dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya, ungkap Bank Negara
Malaysia.

Analis sebelumnya memperkirakan perekonomian akan tumbuh 5,5%


pada periode tersebut. Pertumbuhan pada kuartal sebelumnya tercatat
6,2%, dilansir dari Nikkei Asian Review. Dengan demikian, ekonomi
Malaysia tumbuh 5,9% sepanjang tahun 2017 dibandingkan 4,2% yang
dicatatkan tahun 2016.

Laju ekspansi ekonomi itu melampaui pertumbuhan Indonesia yang


tercatat hanya 5,07% tahun lalu.

Perekonomian Malaysia diuntungkan oleh meningkatnya permintaan


produk manufaktur, seperti barang elektronik dan kelistrikan yang
jumlahnya lebih dari sepertiga pengiriman bulanan. Peningkatan ekonomi
global telah membuat aktivitas pabrik bergerak stabil di negara industri
Asia Tenggara itu dengan juga memperhitungkan produk jasa untuk
mencapai output perekonomian yang besar.

Tetap saja, para ekonom memprediksi pertumbuhan Malaysia tahun ini


akan sedikit melambat karena moderatnya pertumbuhan ekonomi global
bisa melemahkan permintaan ekspor. Sementara, kebijakan moneter yang
ketat membebani permintaan domestik.
Pemerintah sendiri memproyeksikan perekonomian Malaysia tumbuh
sekitar 5% sampai 5,5% di tahun 2018.

Sektor jasa, yang berkontribusi lebih dari setengah perekonomian


Malaysia, tumbuh 6,2% di kuartal keempat. Aktivitas manufaktur
meningkat 5,4%, sementara sektor pertambangan menyusut 0,5% secara
tahunan (year-on-year/ yoy).

Di kuartal yang sama, sektor pertanian tumbuh 10,7%.

Pada sektor permintaan, konsumsi rumah tangga naik 7%, sementara


investasi meningkat 9,2% di kuartal keempat.

Secara tahunan, konsumsi pemerintah naik 6,9%, tapi investasi menurun


1,4%. Pendapatan bersih dari ekspor meningkat 5,4% di kuartal tersebut.

Bank Negara Malaysia mengatakan inflasi inti diharapkan menurun tahun


2008 yang mencerminkan kontribusi dari faktor biaya global yang lebih
kecil dan ringgit yang menguat dibandingkan tahun 2017.
“Peningkatan tekanan dari kuatnya permintaan akan diredakan oleh
kapasitas cadangan di pasar tenaga kerja dan investasi untuk ekspansi
kapasitas yang sedang berjalan,” kata bank sentral tersebut.

Namun, para ekonom memiliki pendapat beragam tentang prospek


kebijakan moneter yang lebih ketat setelah bank sentral menaikkan suku
bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,25% di bulan Januari.

Bagi Brian Tan, ekonom dari Nomura Sekuritas, Bank Negara Malaysia
kemungkinan akan mempertahankan kebijakan suku bunganya sepanjang
tahun 2018.
Pertumbuhan ekonomi Malaysia tercatat sebesar 4,7 persen pada kuartal
IV 2018. Untuk keseluruhan tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Negeri
Jiran tercatat sebesar 4,7 persen, jauh di bawah realisasi pada tahun 2017
yang mencapai 5,9 persen.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia pada kuartal IV 2018 tersebut berada di


atas ekspektasi survei Bloomberg terhadap para ekonom. Mereka
mengekspektasikan pertumbuhan ekonomi Malaysia sebesar 4,5 persen
pada kuartal IV 2018.

Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Malaysia pada penghujung


tahun 2018 adalah konsumsi rumah tangga yang solid, serta perbaikan
pada sektor-sektor terkait komoditas.
Gubernur Bank Negara Malaysia Datuk Nor Shamsiah Mohd Yunus
menerangkan, di sisi permintaan, pertumbuhan terus didorong oleh sektor
swasta.

Nor Shamsiah menjelaskan, fundamental makroekonomi Malaysia terus


kuat, meski ada gejolak domestik maupun eksternal.
Pertumbuhan ekonomi Malaysia tercatat sebesar 4,7 persen pada kuartal
IV 2018. Untuk keseluruhan tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Negeri
Jiran tercatat sebesar 4,7 persen, jauh di bawah realisasi pada tahun 2017
yang mencapai 5,9 persen.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia pada kuartal IV 2018 tersebut berada di


atas ekspektasi survei Bloomberg terhadap para ekonom. Mereka
mengekspektasikan pertumbuhan ekonomi Malaysia sebesar 4,5 persen
pada kuartal IV 2018.

Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Malaysia pada penghujung


tahun 2018 adalah konsumsi rumah tangga yang solid, serta perbaikan
pada sektor-sektor terkait komoditas.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Ahli Statistik Datuk Seri Dr Mohd
Uzir Mahidin mengatakan, untuk tahun 2018, nilai produk domestik bruto
(PDB) Malaysia tercatat sebesar 1,23 triliun ringgit pada angka konstan
dan 1,43 triliun ringgit pada angka saat ini.

Mohd Uzir pun menyebut, surplus transaksi berjalan Malaysia naik


menjadi 10,8 miliar ringgit pada kuartal IV 2018. Kinerja yang
menggembirakan ini didorong tinggi surplus pada neraca barang sebesar
33 miliar ringgit pada kuartal IV 2018, lebih tinggi dibandingkan 26,6,
miliar ringgit pada kuartal III 2018.

Sementara itu, untuk keseluruhan tahun 2018, surplus transaksi berjalan


Malaysia mencapai 33,5 miliar ringgit. Angka ini dikontribusi tingginya
surplus neraca barang sebesar 121,4 miliar ringgit dan rendahnya defisit
neraca jasa yang mencapai 19,7 miliar ringgit.

Pertumbuhan Ekonomi Malaysia pada kuartal kedua 2019 telah


mencatatkan pertumbuhan yang lebih baik pada kadar 4.9 persen
dibanding kuartal pertama mencapai 4.5 persen.

"Pertumbuhan ini didorong oleh aktivitas konsumsi pribadi yang dinamis.


Asas ekonomi negara yang kukuh dan struktur ekonomi yang tidak
bergantung kepada komoditi apapun, sektor atau pasar ekspor yang turut
mendukung pertumbuhan," ujar Menteri Perekonomian Malaysia,
Mohamed Azmin Ali, Jumat.

Dia mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal kedua negara


mencatatkan prestasi yang lebih baik berbanding pertumbuhan PDB bagi
negara Asia terpilih.
Malaysia perlu meraih peluang daripada konflik perdagangan ini dengan
menggalakkan ekspor produk yang terhindar daripada tarif yang
dikenakan oleh AS dan China, seperti produk subsitusi bagi pertanian dan
produk elektrik dan elektronik terpilih.

Bagi meningkatkan lagi investasi swasta dan memudahkan perdagangan,


pemerintah antara lain telah memendekkan waktu proses kelulusan izin
pembangunan konstruksi dari 360 hari kepada 90 hari.

Sementara itu Bank Negara Malaysia (BNM) menyatakan ekonomi


Malaysia tumbuh sebesar 4,9 persen pada kuartal kedua tahun 2019
didukung oleh pengeluaran rumah tangga dan investasi swasta yang lebih
tinggi.

Di sisi penawaran sektor pertambangan bangkit kembali atau "rebound"


terutama didorong oleh pemulihan produksi gas alam.

Pertumbuhan di sektor manufaktur membaik secara marjinal, didukung


oleh kinerja industri berorientasi domestik yang lebih baik.

Sektor jasa terus berkembang di tengah pertumbuhan berkelanjutan di


subsektor perdagangan grosir dan eceran. Pada basis penyesuaian
musiman per kuartal, ekonomi tumbuh sebesar 1,0 persen.

Ekonomi Malaysia mengalami kontraksi hingga 17,1% pada kuartal II-


2020 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kontraksi
ini merupakan yang pertama sejak 2009, sekaligus yang terburuk sejak
1998. Berbagai indikator ekonomi menurun drastis akibat karantina
wilayah (lockdown) yang diterapkan di negara tersebut untuk mengatasi
virus corona. Misalnya, konsumsi rumah tangga tercatat negatif 18,5%,
sementara investasi tetap turun sampai 28,9%.
Selain Malaysia, sejumlah negara di Asia Tenggara mengalami
pertumbuhan ekonomi negatif. Beberapa di antaranya adalah Filipina (-
16,5%), Singapura (-13,2%), dan Indonesia (-5,3%).

Bank Negara Malaysia memprediksi, pertumbuhan ekonomi Malaysia di


tahun 2021 akan berada di kisaran 6%-7,5%.
Bank sentral Malaysia tersebut mengatakan, proyeksi ini merupakan
rebound dari kontraksi ekonomi tahun lalu yang didorong oleh
peningkatan permintaan eksternal dan peningkatan investasi serta
produksi.
Bank sentral Malaysia ini sebelumnya memproyeksikan, pertumbuhan
ekonomi Negeri Jiran berada di level 6,5% hingga 7,5%.
Ekonomi Malaysia menyusut 5,6% pada tahun 2020. Ini adalah kontraksi
paling akut yang diderita Malaysia sejak Krisis Keuangan Asia pada
tahun 1998.
Bank sentral mengatakan, kebijakan moneter di tahun 2021 akan tetap
akomodatif untuk mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan
pasca pandemi.
Gubernur Nor Shamsiah juga mengatakan, rencana untuk
melipatgandakan inisiatif ekonomi digital, termasuk perizinan untuk bank
digital dan layanan pembayaran online akan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai