SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas segala karunia
nikmatNya sehingga kami kelompok dapat menyusun makalah Ini dengan sebaik- baiknya.
Makalah Yang Berjudul “KETERKAITAN KONSEP CHILD BEARING (CB) DAN
CHILD REARING (CR) DALAM PELAYANAN KIA DI INDONESIA”.
Tujuan penulisan makalah ini untuk sebagai pencapaian KRS yang telah ditetapkan
oleh dosen mata kuliah “Residensi dan Model Asuhan Kebidanan” selain itu makalah ini
sebagai sarana pengetahuan bagi seluruh kalangan mahasiswa magister kebidanan.
Kelompok menyadari selesainya makalah ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha
penulis tetapi juga berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini pula saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.
Imelda Iskandar, S.ST., M.kes., M.Keb selaku Dosen Pengamph mata kuliah Residensi
dan Model Asuhan Kebidanan.
Dengan segala kerendahan hati, kelompok menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di
harapkan demi kesempurnaan makalah ini sehingga dapat berguna bagi pembaca lain yang
memanfaatkannya.
Penyusun
Kelompok II
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh
keluarga. Orang tua dan saudara sekandung harus beradaptasi terhadap perubahan
struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi
maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus
dikembangkan (Zevulun et al. 2019). Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama
dan berlanjut sampai usia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu
kunci dalam siklus kehidupan keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga
menjadi kelompok trio, membuat sistem permanen pada keluarga untuk pertama kalainya
(Kurniati et al., 2019).
Child-rearing dalam pengertian umum merupakan proses yang dilakukan orang tua
dalam membesarkan anak (Cohen, Miguel, and Guerra 2020). Lebih lanjut, child-rearing
merupakan serangkaian proses menumbuhkembangkan anak serta interaksi antara
orangtua dengan anak, berbeda dari pengasuhan yang lebih menekankan pada
tanggungjawab dan kualitas dari perilaku orangtua . Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan antara child-rearing dengan parenting yang dalam penggunaannya seringkali
tertukar. Dalam beberapa jurnal dan buku yang dijadikan referensi, child-rearing tidak
memiliki bangunan teori terstruktur namun lebih kepada sebuah istilah umum yang
digunakan untuk menyebutkan aktivitas dalam membesarkan anak, perbedaan dalam
mendefinisikan childrearing akan dibahas lebih lanjut pada bagian berikutnya (Blizzard
et al. 2018).
Untuk dapat mengatasi permasalahan childbearing dan child rearing perlu adanya
edukasi serta layanan yang diberikan pada keluarga melalui pelayanan KIA. Pelayanan
KIA merupakan upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak balita serta anak
prasekolah(Nas 2008). Dengan tujuan yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya (Nas 2008).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas mengenai
Keterkaitan Konsep Child Bearing (CB) Dan Child Rearing (CR) Dalam Pelayanan Kia
Di Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa Pengertian Childbearing dan childrearing?
2. Apa Pengertian Pelayanan KIA?
3. Bagaimanakah Keterkaitan Chilbearing dan Childrearing dalam Pelayanan KIA ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan mengenai pengertian Childbearing dan Childrearing
2. Menjelaskan mengenai pengertian pelayanan KIA
3. Menjelaskan Keterkaitan Chilbearing dan Childrearing dalam Pelayanan KIA
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan ini adalah adalah sebagai berikut :
1. Bagi Bidan
Menambah pengetahuan sikap bidan dalam melakukan pelayanan KIA yang
berhubungan dengan Childbearing dan ChildRearing .
2. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan serta pengetahuan mengenai keterkaitan Childbearing dan
Childrearing dalam pelayanan KIA
3. Bagi Pembaca
Dapat digunakan sebagai referensi dan memberikan pengetahuan baru mengenai
Childbearing dan Childrearing dalam pelayanan KIA
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Berikut ini akan diuraikan tentang fokus pelayanan yang diberikan terkait kesehatan
ibu dan anak sesuai dengan siklus kehidupannya.
1. Masalah kesehatan yang perlu diperhatikan pada wanita sebelum hamil terkait
dengan keadaan system reproduksi, status penyakit menular seksual, keadaan
status gizi, masalah penyakit fisik dan psikologis. Kondisi tersebut harus
ditindaklanjuti dengan pelayanan yang diberikan di fasilitas kesehatan untuk
memastikan status kesehatan wanita sebelum hamil dalam keadaan baik,
karena akan berpengaruh terhadap 1.000 hari pertama kehidupan bagi anak
yang dimulai sejak masa konsepsi sampai anak balita(Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia 2015).
Berdasarkan hal tersebut, seorang bidan sebagai petugas kesehatan sangatlah
penting untuk memperhatikan kesehatan anak dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang baik sejak dalam kandungan sampai masa neonatal melalui
pemeriksaan kehamilan yang teratur pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil
termasuk pemberian tablet Fe dan asam folat. Pemberian imunisasi TT
diberikan jika ibu hamil belum memiliki status T 5 dan upaya deteksi dini
komplikasi kehamilan dan upaya deteksi dini komplikasi kehamilan dan
persalinan melalui penggunaan buku kesehatan ibu dan anak serta penanganan
kedaruratan yang terjadi selama masa kehamilan dan persalinan melalui
penggunaan buku kesehatan ibu dan anak serta penanganan kedaruratan yang
terjadi selama masa kehamilan dan persalinan(Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia 2015).
2. Pelayanan selama masa nifas dan neonatus berfokus pada upaya inisiasi
menyusu dini sebagai langkah awal pemberian ASI eksklusif dan penggunaan
kontrasepsi. Sedangkan pelayanan neonatus dilakukan melalui pemberian
injeksi vitamin K neo yang ditujukan untuk antisipasi kejadian perdarahan
akibat penyuntikan imunisasi Hepatitis B neo yang diberikan 2 jam setelah
bayi lahir(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2015).
3. Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Prasekolah difokuskan pada
pemberian ASI eksklusif, pemberian imunisasi dasar, pemberian makanan
tambahan, pemberian vitamin A, pemantauan tumbuh kembang dan pemberian
imunisasi booster, serta manajemen terpadu jika bayi dan balita mengalami
sakit (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2015).
4. Pelayanan Anak Sekolah dan Remaja diberikan dengan tujuan untuk
melakukan upaya deteksi dini tumbuh kembang anak sekolah melalui
skrining/penjaringan anak sekolah dan remaja, konseling gizi HIV/ AIDS
NAPZA dan upaya kesehatan sekolah. Selain pelayanan tersebut, pada periode
ini harus diberikan juga pelayanan kesehatan reproduksi untuk membekali
para remaja supaya memiliki pengetahuan yang cukup tentang proses
reproduksi yang menjadi tanggung jawabnya (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia 2015)
C. Keterkaitan Chilbearing dan Childrearing dalam pelayanan KIA di Indonesia
Dalam hal ini keterkaitan Chilbearing dan Childrearing dalam pelayanan KIA
mempunyai kaitan yang sangat erat. Dimana masa Childbearing merupakan tahap
penuh stressor karena merupakan tahap transisi menjadi orang tua. Sebuah
ketidakseimbangan bisa terjadi sehingga menimbulkan krisis keluarga yang dapat
berakhir dengan perasaan tidak memadai menjadi orang tua dan menyebabkan
gangguan dalam hubungan pernikahan (Ratih, 2019). Selain itu childbearing, child-
rearing merupakan cakupan seluruh interaksi antara orangtua dan anaknya yang
menekankan pada tanggungjawab dan kualitas dari perilaku orangtua (Blizzard et al.
2018).
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya edukasi guna menambah wawasan
dalam menjadi orang tua. Salah satu yang dapat dilakukan yaitu pada pelayanan KIA
yang menjaga dan meningkatkan status kesehatan wanita yang berpengaruh terhadap
proses reproduksi selama siklus kehidupannya (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia 2015). Kesehatan ibu harus dimulai pada saat seorang wanita
mempersiapkan kehamilan, selama masa hamil, melahirkan, masa nifas dan
menyusui, masa menggunakan kontrasepsi keluarga berencana sampai usia lanjut.
Sementara itu, kesehatan bayi harus diperhatikan sejak janin berada dalam
kandungan, selama proses kelahiran, saat baru lahir, bayi, balita, anak prasekolah,
masa sekolah hingga remaja (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2015)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA