Anda di halaman 1dari 5

Cokelat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel ini berisi uraian tentang cokelat sebagai bahan makanan. Untuk kegunaan lain,
baca artikel Cokelat (disambiguasi).

Cokelat batangan

Cokelat atau Coklat (Inggris:Chocolate) adalah sebutan untuk hasil olahan makanan


atau minuman dari biji kakao (Theobroma cacao).[1] Cokelat pertama kali dikonsumsi
oleh penduduk Mesoamerika kuno sebagai minuman, walaupun dipercaya bahwa
dahulu cokelat hanya bisa dikonsumsi oleh para bangsawan. [1]
Cokelat umumnya diberikan sebagai hadiah atau bingkisan pada hari raya. Dengan
bentuk, corak, dan rasa yang unik, cokelat sering digunakan sebagai ungkapan terima
kasih, simpati, atau perhatian bahkan sebagai pernyataan cinta. Cokelat juga telah
menjadi salah satu rasa yang paling populer di dunia. Selain dikonsumsi paling umum
dalam bentuk cokelat batangan, cokelat juga menjadi bahan minuman hangat dan
dingin.

Daftar isi

 1Sejarah cokelat
 2Rasa cokelat
o 2.1Pemalsuan rasa
 3Kandungan cokelat
o 3.1Racun bagi hewan tertentu
 4Referensi

Sejarah cokelat[sunting | sunting sumber]


Segelas cokelat panas. Menurut sejarahnya Cokelat pada awalnya diminum dan tidak dimakan.

Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-mula tumbuh
di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas,
bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan,
mungkin juga, membuat “cokelat” di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko.
Dokumentasi paling awal tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah
situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM[2].
Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini mengindikasikan bahwa
awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk membuat minuman saja, tetapi
selaput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih condong digunakan sebagai sumber
gula untuk minuman beralkohol.
Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno di
Río Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat di
sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu
mengenal pohon “kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang
berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari,
entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran.
Cara menyajikannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini
setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat
membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu bernilai. Busa ini
sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter) namun kadang-kadang
ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya memiliki
kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung cokelat.
Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus difermentasi agar rasanya dapat
diperoleh. Setelah dipanggang dan dibubukkan hasilnya adalah cokelat atau kokoa.
Diperkirakan kebiasaan minum cokelat suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500
SM. Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu.
Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada
merah, vanila, atau rempah-rempah lain. Minuman Xocoatl juga dipercaya sebagai
pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang mungkin disebabkan dari kandungan
theobromin di dalamnya.
Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa
Toltec, biji kokoa menjadi komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa
Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi
Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji
kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari
bahasa Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan
dan sebagai hadiah.
Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam
kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec biji kakao (cacao bean) sering
digunakan sebagai mata uang[3]. Sebagai contoh suku Indian Aztec menggunakan
sistem perhitungan di mana satu ayam turki seharga seratus biji kokoa dan satu buah
avokad seharga tiga biji kokoa[4]
Sementara tahun 1544 M, delegasi Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi
istana Spanyol membawa hadiah, di antaranya minuman cokelat.

Cokelat cair.

Di awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman penyegar yang digemari


di istana Spanyol. Sepanjang abad itu, cokelat menyebar di antara kaum elit Eropa,
kemudian lewat proses yang demokratis harganya menjadi cukup murah, dan pada
akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira 100
tahun setelah kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya cokelat di London, sampai
didirikan “rumah cokelat” untuk menyimpan persediaan cokelat, dimulai di rumah-
rumah kopi. Rumah cokelat pertama dibuka pada 1657. Dan resep es coklat pertama
diketahui berasal dari Inggris pada tahun 1668.[5]
Pada tahun 1689 seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane, mengembangkan
sejenis minuman susu cokelat di Jamaika dan awalnya diminum oleh suku apothekari,
tetapi minuman ini kemudian dijual oleh Cadbury bersaudara[6].
Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru
pada 1847 ditemukan cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-
rempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering
mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak bumbu sehingga sesuai dengan
selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang memerlukan ambergris, zat warna
keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus paus, hingga bahan lebih umum
seperti kayu manis atau cengkih. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula.
Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis.
Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku
Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih
dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan,
dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun
dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikan dengan karbonasi kalium atau natrium agar lebih
mudah bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan
orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa
(defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau dicampur
dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk chocolate).

Rasa cokelat[sunting | sunting sumber]


Rasa cokelat masih sulit didefinisikan. Dalam bukunya Kaisar Cokelat (Emperors of
Chocolate), Joel Glenn Brenner menggambarkan riset terkini tentang rasanya.
Menurutnya rasa cokelat tercipta dari campuran 1.200 macam zat, tanpa satu rasa
yang jelas-jelas dominan. Sebagian dari zat itu rasanya sangat tidak enak kalau berdiri
sendiri. Karenanya, sampai kini belum ada rasa cokelat tiruan.
Efek psikologis yang terjadi saat menikmati cokelat dikarenakan titik leleh lemak kokoa
ini terletak sedikit di bawah suhu normal tubuh manusia. Sebagai ilustrasi, bila anda
memakan sepotong cokelat, lemak dari cokelat tersebut akan lumer di dalam mulut.
Lumernya lemak kokoa menimbulkan rasa lembut yang khas dimulut, riset terakhir
dari BBC mengindikasikan bahwa lelehnya cokelat di dalam mulut meningkatkan
aktivitas otak dan debaran jantung yang lebih kuat daripada aktivitas yang dihasilkan
dari ciuman mulut ke mulut, dan juga akan terasa empat kali lebih lama bahkan setelah
aktivitas ini berhenti[7].
Pemalsuan rasa[sunting | sunting sumber]
Pemalsuan rasa cokelat sering terjadi karena kokoa adalah bahan yang relatif mahal
dibandingkan dengan gula atau minyak nabati. Kedua bahan ini sering digunakan untuk
menggantikan kokoa.
Lemak kokoa sering digantikan minyak yang lebih murah, seperti lesitin dari kedelai
atau minyak palem. Selain soal harga, dengan kedua bahan ini pelapisan cokelat
menjadi lebih mudah. Perbandingan kokoa padat (komponen nonlemak pada biji yang
digiling) juga cenderung rendah. Dalam cokelat batangan, misalnya, sekitar 20% gula-
gula itu diisi cokelat.
Cokelat premium, di sisi lain, biasanya mengandung sekitar 50 - 70% cokelat padat.
Karena mengandung lebih sedikit gula dan mungkin juga sedikit minyak nabati, cokelat
pekat ini mengandung lebih sedikit kalori dari produk cokelat pada umumnya. Pantaslah
bila para pencinta cokelat sering “protes” gara-gara cokelat disalahkan untuk masalah
yang sebenarnya disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan.

Kandungan cokelat[sunting | sunting sumber]


Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina,
dan anandamida, yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Kandungan-kandungan ini
banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak. Menurut ilmuwan, cokelat
yang dimakan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah [8] .
Cokelat hitam akhir-akhir ini banyak mendapatkan promosi karena menguntungkan
kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah sedang, termasuk kandungan anti
oksidannya yang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dalam tubuh.
Racun bagi hewan tertentu[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Keracunan teobromina
Adanya kandungan teobromin dalam cokelat bisa menjadi racun untuk sebagian hewan
bila dikonsumsi. Hewan-hewan yang bereaksi keracunan pada kandungan teobromin di
antaranya adalah kuda, anjing, burung Kakaktua, dan kucing (khususnya anak kucing),
ini dikarenakan metabolisme tubuh mereka tidak dapat mencerna kandungan kimia ini
secara efektif. Bila mereka diberi makan cokelat maka kandungan teobromin akan tetap
berada dalam aliran darah mereka hingga 20 jam, akibatnya hewan-hewan ini mungkin
mengalami epilepsi dan kejang-kejang, serangan jantung, pendarahan internal, dan
pada akhirnya menyebabkan kematian. Penanggulangannya adalah dengan
merangsang hewan-hewan ini agar memuntahkan cokelat dan secepat mungkin
membawa mereka ke dokter hewan.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ a b (Inggris) Atkinson, Catherine, Mary Banks, Christine France, Christine McFadden
(2010). The Chocolate and Coffee Bible. Hermes House. ISBN 978-1-84477-385-5.
2. ^ (Inggris) Tes kimia mengkonfirmasikan penggunaan cokelat yang pertama adalah untuk
memproduksi minuman beralkohol
3. ^ (Inggris) Athena Review Vol.2, no.2 Sejarah Singkat Cokelat, Makanan para Dewa (terakhir
diakses 8 Juni 2007)
4. ^ Catatan Gastronomi: Kejadian Ekstrem Cokelat sebuah Laporan dan Esai: The New Yorker
5. ^ "Peneliti Temukan Resep Cokelat Tertua di Inggris". Antara. 2 September 2013.
6. ^ (Inggris) Tentang Hans Sloan (terakhir diakses pada 8 Juni 2007)
7. ^ (Inggris) Berita BBC untuk Kesehatan: Cokelat Lebih Baik Daripada Berciuman
8. ^ (Inggris)Keduabelah pihak seri dalam pertikaian tentang cokelat

Anda mungkin juga menyukai