Anda di halaman 1dari 31

KISTA OVARII

Disusun Oleh :
Sylvia
Wijaya 11-
2014-034

Pembimbing:
dr. Wahyu Jatmika, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS MARDI RAHAYU

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRIDA WACANA

PERIODE 29 Juni 2015 –5 September 2015


1
STATUS OBSTETRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No. 6. Kebon Jeruk- Jakarta Barat
SMF OBSTETRI RS MARDI RAHAYU KUDUS

Nama : Sylvia Wijaya Tanda tangan :


NIM : 11.2014.034
Dr pembimbing / penguji :dr. Wahyu Jatmika,Sp.OG

IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny.NS Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 44 tahun Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : Kawin (P1A1) Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pendidikan : SMA
Alamat : Wergu Kulon rt 04 rw 04, Kota , Masuk Rumah Sakit : 14 Juli 2015
Kudus Pukul 15.00 WIB

Nama suami : Tn. P


Umur : 47 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Wergu Kulon rt 04 rw 04, Kota , Kudus

Anamnesis

Dilakukan autoanamnesis tanggal 15 Juli 2015, pukul 13.00 WIB


Keluhan utama :
Perut membesar sejak 6 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke RSMR dengan keluhan perut membesar sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan perut
membesar dirasakan perlahan-lahan dan perut terasa kencang. Pertama kali pasien menyangka
sedang hamil tetapi setelah periksa kan diri hasilnya negative. Perut pasien yang membesar
menganggu kegiatan sehari-hari pasien terutama sejak 1 bulan yang lalu. Semakin lama perut
dirasakan semakin kaku dan keras. Pasien juga mengeluhkan sulit buang kecil dan terasa penuh.
Pasien mengatakan masih dapat buang air besar seperti biasa. Pasien juga mengeluhkan ada nya
mual dan sesak nafas. Keluhan lai seperti demam,muntah, serta perdarahan pervaginam
disangkal oleh pasien.

Riwayat Haid Sebelum Keluhan:

Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 3 hari
HPHT : 29 Juni 2015
Perkawinan :1 kali
Menikah usia : 19 tahun
Lama menikah : 25 tahun
Riwayat KB : tidak ada

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


Hami Usia Jenis Penyulit penolo Jenis BB/TB Umur
l ke kehamila persalinan ng kelamin lahir sekarang
n
1 37 minggu Normal - Dokter Laki- laki 2500 24 tahun
Spesiali gram
s
2 2 minggu Abortus

Riwayat Penyakit Dahulu


 Tidak pernah menderita penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, asma dan alergi.

Riwayat Penyakit Keluarga


Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa dengan pasien. Tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, asma dan alergi.

Hubungan Umur Jenis Keadaan Penyebab


kelamin kesehatan meninggal

Ayah 74 tahun Laki-laki Meninggal -

Ibu 70 tahun Perempuan Hidup -

Suami 47 tahun Laki-laki Hidup -

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak Sakit
Sedang Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,7oC
Mata : Konjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik -/-
Jantung : BJ I-II reguler murni, gallop (-), murmur (-)
Thorak : Suara napas dasar vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Status Ginekologi
Ekstremitas : Edema -/-, akral hangat+/+

Pemeriksaan Obstetri dan Ginekologi


Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak membuncit, Distensi (+)
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Pekak
Palpasi :TFU tidak teraba, teraba massa kistik,konsistensi kenyal, permukaan rata, ukuran
30x15 cm. Hepar dan lien tidak teraba. Batas-batas :
- Batas atas : 2 jari dibawah prosesus xipoideus
- Batas kanan : linea axillaris anterior dextra
- Batas Kiri : linea axillaris anterior sinistra
- Bagian bawah : 2 jari diatas symphisis pubis

Pemeriksaan Dalam
 Tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin
● Hemoglobin 12.5 g/dL (N: 11,7 – 15,5)
● Leukosit 6.400 ul (N: 3.600 – 11.000)
● Hematokrit 40,60 % (N: 30-43)
● Trombosit 220.000 ul (N: 150.000-440.000)
● Eritrosit 4,65 juta (N: 3,8 – 5,2)
● GDS 77 g/dl (N: 75-110)
● Ureum 11,0 mg/dL (N:15-20)
● Kreatinin 0,90 mg/dL (N:0,6-1,1)
● Natrium 141,3 mEq/L (N: 135-147)
● Kalium 3,67 mEq/L (N:3,5-5)
● Kalsium 8,8 mEq/L (N: 8,5-10,2)
● Golongan darah/Rh O/+
● Waktu perdarahan/BT 1,00 menit (N: 1-3)
● Waktu pembekuan/CT 5.30 menit (N: 2-6)

Ringkasan
Pasien wanita usia 44 tahun, PIAI,datang dengan keluhan perut membesar sejak 6 bulan yang
lalu. Keluhan perut membesar dirasakan perlahan-lahan dan perut terasa kencang. Perut pasien
yang membesar menganggu kegiatan sehari-hari pasien terutama sejak 1 bulan yang lalu.
Semakin lama perut dirasakan semakin kaku dan keras. Pasien juga mengeluhkan sulit buang
kecil dan terasa penuh. Mual (+), sesak nafas (+), muntah (-), demam (-)

Riwayat Haid:

Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 3 hari
HPHT : 29 Juni 2015
Perkawinan :1 kali
Menikah usia : 19 tahun
Lama menikah : 25 tahun
Riwayat KB : tidak ada

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak Sakit
Sedang Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,7o

Pemeriksaan Luar
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak membuncit, Distensi (+)
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Pekak
Palpasi :TFU tidak teraba, teraba massa kistik,konsistensi kenyal, permukaan rata, ukuran
30x15 cm. Hepar dan lien tidak teraba. Batas-batas :
- Batas atas : 2 jari dibawah prosesus xipoideus
- Batas kanan : linea axillaris anterior dextra
- Batas Kiri : linea axillaris anterior sinistra
- Bagian bawah : 2 jari diatas symphisis pubis

Pemeriksaan Dalam
 Tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang
● Hemoglobin 12.5 g/dL (N: 11,7 – 15,5)
● Leukosit 6400 (N: 3.600 – 11.000)
● Trombosit 220.000 (N: 150.000-440.000)
● Golongan darah/Rh O/+
● Waktu perdarahan/BT 1,00 menit (N: 1-3)
● Waktu pembekuan/CT 5.30 menit (N: 2-6)

Diagnosis Kerja
PIAI, usia 44 tahun, dengan kista ovarii permagna

Rencana pengelolaan:
Infus RL/ D5 20 tetes/menit
Maltofer 1 x 1 tab
Pesan 2 kolf whole blood
Pro Salphingo ooferektomi

Follow Up
Tanggal 16 Juli 2015, pukul 07.00 WIB
S : perut terasa kencang
O : KU : baik kesadaran: CM
TD : 130 / 80 mmHg RR: 20 x/menit
HR : 84 x/menit T : 36,4°C
Mata : CA-/-. SI-/-
C/P: dalam batas normal
Abdomen: teraba adanya massa pada ukuran 30x15 cm, nyeri tekan(-) , BU+
Extremitas: edema-/-. Akral hangat+/+
Vaginal Toucher :
Tidak dilakukan
A: PIAI dengan kista ovarii permagna
S/: Infus RL/ D5 20 tetes per menit
Maltofer 1 x 1 tab
Puasa persiapan operasi
Pasang DC
Cukur pubis

Tanggal 16 Juli 2015 jam 09.30


Dilakukan Operasi Laparotomi
 Insisi dinding abdomen pada linea medialis + 10cm diatas simfisis menuju pusat
 Insisi diperdalam lapis demi lapis sampai peritoneum terbuka
 Eksplorasi, tampak masa tumor sebesar kepala orang dewasa, berasal dari ovarium
kanan yang membesar
 Uterus besar dan bentuk dalam batas normal
 Adneksa kiri ovarium dalam batas normal
 Dinding kista licin
 Dilakukan salpingo ooferoktomi kanan
 Perdarahan +200cc
 Jahit abdomen lapis demi lapis
 Tindakan selesai
Instruksi pasca tindakan
- Infus RL/ Nacl / D5 30 tpm
- Amoxan 2x1 IV
- Tramadol 3x1 amp IV
- Vit b12 2x1 amp
- Vitamin c 1 x 1 amp IV
- Ketoprofen supp 2 x 1
- Cek Hb post operasi setelah tranfusi darah
- Puasa

Follow Up Post Operasi

17 Juli 2015 pukul 08.00 WIB


S : Nyeri di tempat jahitan bekas operasi
O : TD 110/ 70 mmHg N 86 x / menit
RR 20 x/ menit S 36.5 o C
Mata: CA -/-. SI -/-
C/P dalam batas normal
Ekstremitas: Edema (-), akral hangat (+)
Hemoglobin post operasi: 12,8 g/dl
A : PIAI post Salphingo Ooforektomi dextra atas indikasi kista ovarii permagna
P : Tirah baring
Infus RL/ Nacl / D5 20 tpm
Amoxsan 2x1 IV
Tramadol 2x1 amp IV
Vit b12 2x1 amp IV
Vitamin c 1 x 1 amp
IV Ketoprofen supp 2x
1 Makan bubur lunak
Tinjauan Pustaka

I. PENDAHULUAN

Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita.Berlokasi di pelvis,


di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada bayi yang
sedang tumbuh.Masing-masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah kenari.Ovarium
menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol
jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.1
Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium
dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba falopii
menuju ke uterus.Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen
dan progesteron.Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita,
bentuk tubuh, dan rambut tubuh.Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan
kehamilan. 1
Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat non
neoplastik.Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat diterima oleh
semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan histopatologi atau embriologi
belum dapat diberikan secara tuntas berhubung masih kurangnya pengetahuan kita mengenai
asal-usul beberapa tumor, dan pula berhubung dengan adanya kemungkinan bahwa tumor-
tumor yang sama rupanya mempunyai asal yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis,
tumor-tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak
dibagi dalam tumor kistik dan solid.1

ANATOMI
Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopii.Dua
ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium ligamen lebar uterus,
yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior
superior, dan ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus.Pada palpasi,
ovarium dapat digerakkan. 2

Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan
bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar.Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat
berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara.Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki
konsistensi yang padat dan sedikit kenyal.Sebelum menarche, permukaan ovarium licin.Setelah
maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan
nodular menjadi kasar. 2

Ovarium terdiri dari dua bagian:

1. Korteks Ovarii
 Mengandung folikel primordial
 Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraff
 Terdapat korpus luteum dan albicantes

2. Medula Ovarii
 Terdapat pembuluh darah dan limfe
 Terdapat serat saraf
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon.Saat
lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitive).Di antara
interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan
mengalami ovulasi.Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormone seks steroid
(estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal. 2

Definisi

Kista ovarium didefinisikan sebagai kantong yang berisi cairan yang sebagai akibat dapat
terjadinya pembesaran ovarium yang bersifat fungsional atau disfungsional, dapat berupa kistik,
padat atau campuran kistik padat dan dapat bersifat neoplastik maupun non neoplastik. Kista
fungsional adalah kista ovarian yang sering terjadi pada wanita saat masa reproduksinya.
Terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan
pelepasan sel telur dari ovarium. Dua tipe kista fungsional yaitu kista folikuler dan kista korpus
luteum. Kista disfungsional yaitu yang luar dari fungsi normal siklus menstruasi misalnya kista
dermoid, endometrioma.

Epidemiologi

Kista ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh
karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata
tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).

Di Amerika insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada
tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak.Di Amerika
karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang. 2

PATOGENESIS

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak
akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofise dalam
jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel
yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium.Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium
karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium normal akan membentuk
beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan
menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis
dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. 3
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu
jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-
lutein.Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih.Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal
dari folikel graff yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali.3
Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa
yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1-1,5 cm dan berisi cairan serosa yang
bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm,
sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan
multiple dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein.Pasien
dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau
terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila
disertai dengan pemberian HCG.Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih
dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.Neoplasia yang ganas
dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium.Sejauh ini, keganasan paling sering
berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial.Jenis kista jinak
yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas
yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex
cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang
berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan
mesodermal.Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik.Pada sindroma
ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5
mm, seperti terlihat dalam sonogram. 3

Gejala
Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarii tidak memiliki gejala. Namun kadang-kadang
dapat menyebabkan beberapa masalah seperti : 3
 Tekanan, terasa penuh, atau nyeri di abdomen
 Agak sakit pada bagian belakang bawah dan paha
 Bermasalah dalam pengeluaran urine secara komplit
 Nyeri selama hubungan seksual
 Peningkatan berat badan
 Nyeri pada saat menstruasi dan perdarahan abnormal
 Nausea dan vomiting
 Breast tenderness
KLASIFIKASI TUMOR OVARIUM

A. Tumor Non Neoplastik4


1. Tumor akibat radang
a. Abses ovarial
b. Abses tubo – ovarial
c. Kista tubo – ovarial
2. Tumor lain
a. Kista folikel
b. Kista korpus luteum
c. Kista lutein
d. Kista inklusi germinal
e. Kista endometrium
f. Kista steven –leventhal
B. Tumor Neoplastik Jinak4
1. Kistik
a. Kistoma ovarii simpleks
b. Kistadenoma ovarii musinosum
c. Kistadenoma ovarii serosum
d. Kista endometroid
e. Kista dermoid

2. Solid
a. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma
b. Tumor Brenner
c. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma)

TUMOR OVARIAN NON NEOPLASTIK

1. Tumor Akibat Radang


Abses Ovarium

Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses ditemukan primer pada
penderita yang telah menjalani histerektomi.Gejala klasik dari abses ovarii terdiri dari suhu
badan yang meningkat dan menetap setelah operasi dengan nyeri pelvis yang tidak spesifik
dan drainase purulen yang lama dari vagina. 5

Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda asing dan
komplikasi intestinal.Pada penatalaksanaan, yang tepat, ovarii yang terinfeksi diangkat oleh
karena tidak dapat diobati dengan antibiotik yang memerlukan konsentrasi adekuat supaya
terjadi resolusi. 5

2. Tumor lain
a. Kista Folikel
Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista folikuler. Kista ini sering
ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvis, walaupun bisa pecah dan menimbulkan
rasa nyeri dan tanda-tanda peritonitis. Kista folikel ovarium ini biasanya asimptomatik. Kista
ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi
kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh
estrogen tidak mengalami proses atresianya, melainkan membesar menjadi kista. 5

Bisa didapati satu kista atau beberapa dan biasanya bilateral serta tumbuh di
permukaan ovarii sebagai gelembung yang berisi cairan. Folikel berisi dengan cairan yang
jernih dan sering kali mengandung estrogen. Diameter jarang lebih dari 6-8 cm. Tidak jarang
terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga terjadi suatu hematoma
folikuler. Sebagian besar kista folikel lambat laun mengecil dan regresi pada siklus haid
berikutnya dan dapat menghilang spontan. 5

Kista Folikel

b. Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal, korpus luteum (granuilosa lutein) lambat laun mengecil dan
menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus
luteum persistens); pendarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista,
berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Dinding kista terdiri atas lapisan
berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel teka. Kista lutein lebih besar
daripada kista folikel, cenderung lebih keras dan padat dalam konsistensi, dan lebih mudah
menyebabkan nyeri atau tanda-tanda iritasi peritoneum. 5

Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorhea diikuti
oleh pendarahan tak teratur. Adanya kista dapat menyebabkan rasa berat perut bagian bawah.
Pendarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur. Kista korpus luteum dapat
mengakibatkan ovarium terpuntir dan menimbulkan nyeri yang hebat.Rasa nyeri di dalam
perut yang mendadak dengan adanya amenorhea sering menimbulkan kesulitan dalam
diferential diagnosis dengan kehamilan ektopik yang terganggu. 5

Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista hilang sendiri,
biasanya dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil perlahan-lahan pada
trimester terakhir pada wanita hamil. 5

c. Kista Teka Lutein


Ukuran dari kista ini sangat bervariasi. Umumnya kista ini terjadi bilateral, dan berisi
cairan jernih dan didapati berhubungan dengan mola hidatidosa, atau koriokarsinoma. Pada
pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena
atresia. Tumbuhnya kista ini adalah akibat pengaruh hormon HCG yang berlebihan, dan
dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma kista ovarium mengecil dengan spontan. Tetapi
apabila kista ini besar sekali, sudah tentu harus dilakukan ekstirpasi. 5

d. Kista Inklusi Germinal


Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita lanjut
umurnya dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan
ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista terletak
di bawah permukaan ovarium dan berisi cairan jernih dan serous. Kista ini tidak pernah
memberikan gejala-gejala yang berarti. 5

e. Kista Endometriosis
Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium yang disebut sebagai
kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran kecil sampai sebesar tinju yang
berisi darah sampai coklat. Darah tersebut dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada
dinding kista yang dapat menyebabkan perlengketan antara permukaan ovarium dengan
uterus. Kadang dapat mengalir dalam jumlah yang banyak ke dalam rongga peritoneum dan
menimbulkan akut abdomen. 5

f. Kista Stein Leventhal


Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium, amenorea atau
oligomenorea sekunder. 50% dari penderita gemuk dan mengalami hirsutisme tanpa
maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita antara usia 15-30 tahun. Ovarium pucat,
membesar, polikistik, permukaan licin, dan kapsulnya menebal. 5

Kelainan ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada


wanita tersebut terdapat gangguan ovulasi oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh
estrogen, hiperplasia endometrii juga sering ditemukan. 5

Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif

a. Kistoma ovarii simpleks


Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral,
dan dapat menjadi besar.Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serus, dan berwarna
kuning.Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.Berhubung dengan adanya tangkai, dapat
terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak.Diduga bahwa kista ini suatu jenis
kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan
dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan
yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada
keganasan. 5
b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal dari
suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain.
Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum, sedang penulis
5
lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner.
Angka Kejadian
Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii
serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma
ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Di Indonesia Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%; sedangkan Gunawan
(1977) menemukan angka 29,9%; Sapardan (1970) 37,2%; dan Djaswadi 15,1%. Tumor paling
sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas.
5

Gambaran Klinik
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala
(lobulated).Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada penderita
yang datang dari pedesaan.Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium
yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi
yang mengakibatkan gangguan sirkulasi.Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam
kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan
omentum, usus-usus dan peritoneum parietale. 5
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir ini khususnya
bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista.Pada pembukaan terdapat
cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat
tergantung dari percampurannya dengan darah. 5
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi
dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir
(goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh
seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista
menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar
pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma
peritonei.Akibat pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin
terus bertambah dan menyebabkan banyak perlekatan.Akhirnya, penderita meninggal karena
ileus dan atau inanisi.Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan
papiler.Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat ditemukan
tanda-tanda ganas.Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum. 5
Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor.Jika pada operasi tumor sudah cukup besar
sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan
ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi).Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya
diusahakan mengangkatnya tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya
pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista.Jika berhubung dengan besarnya kista
perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi
sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut.Setelah kista diangkat, harus dilakukan
pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan.
Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula. 5

c. Kistadenoma Ovarii Serosum


Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel permukaan
ovarium (germinal epithelium). 5
Angka Kejadian
Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma musinosum
dan dijumpai pada goloongan umur yang sama. Agak lebih sering ditemukan kista bilateral (10-
20 %); Hariadi (1970) dalam hal ini menemukan frekuensi 19,7%, Sapardan (1970) 15%,
Djaswadi (1970) 10,9%; dan Gunawan (1977) 20,3%. Selanjutnya, disurabaya hariadi dan
Gunawan menemukan angka kejadian tumor ini masing-masing 39,8% dan 28,5%; di Jakarta
Sapardan mencatat angka 20,05 dan di Yogyakarta Djaswadi mencatat angka 36,1%.
Gambaran Klinik
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan
dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula
berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga
satu. Warna kista putih keabu-abuan.Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke
dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%.Isi kista cair,
kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah.Tidak jarang kistanya sendiri kecil,
tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma). 5
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran
makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak, bahkan pemeriksaan
mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian.Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat
dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma
eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya.Karena tumor ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka
ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba. 5
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang
dinamakan psamoma.Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma
ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas. 5
Perubahan Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta anaplasia dan
mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik digolongkan kedalam kelompok
tumor ganas.Akan tetapi, garis pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas
kadang-kadang sukar ditentukan.Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi
keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda.Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa
30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan.Bila pada suatu kasus
terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang
baik, meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically
benign).Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus dianggap sebagai neoplasma ovarium
yang ganas (clinically malignant). 5
Terapi
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya, berhubung
dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti
terhadap tumor yang dikeluarkan.Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan
(frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi. 5

d. Kista Endometriosis
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu
lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.Kista ini, yang ditemukan oleh
Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii. 5

e. Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula
sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-
elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak
dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis. 5
Angka Kejadian tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik,
dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda.Ditaksir 25% dari semua kista
dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista dermoid dapat
ditemukan pula pada anak kecil.Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar, sehingga
beratnya mencapai beberapa kilogram. 5
Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai berikut :
Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan masing-masing 11,1%
dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum perang dunia II, Eerland dan Vos
(1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar 3,8% dari 451 tumor ovarium yang diperiksa
di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di Bandung, diantaranya satu kasus pada anak umur 13
tahun. 5
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid.Dinding kista kelihatan putih, keabu-
abuan, dan agak tipis.Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas
lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista
besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada
dinding bagian dalam yang menonjol dan padat. 5
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal. Maka
dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot
jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan
jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar
sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat
beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut
bagian bawah.Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat
pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira
dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang
tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal.Ada
kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya tumor
yang khas. 5

Kista coklat(Kista Endometriosis)

kista endometriosis adalah kista yang tumbuh di permukaan ovarium atau menyerang bagian
dalam ovarium dan membentuk kista berisi darah. Kista ini disebut sebagai kista coklat karena
terdapat penumpukan darah berwarna merah coklat hingga gelap.Kista ini bisa berukuran kecil
seukuran kacang dan bisa tumbuh lebih besar dari buah anggur. 5

Penyebab kista coklat

Penyebab kista coklat hingga kini tidak diketahui secara pasti, di duga akibat dari proses
peradangan atau inflamasi. Selain itu di duga disebabkan karena ketidak seimbangan
hormon.Kista coklat dapat mengiritasi jaringan di sekitarnya dan dapat menyebabkan perlekatan
(adhesi) akibat jaringan parut yang ditimbulkannya. 5

Klinik

Banyak tumor ovarium tidak menunjukan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang
kecil.Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau
komplikasi tumor-tumor tersebut. 5

1. Akibat pertumbuhan

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan


perut.Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau
posisinya di dalam perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa besar,
tetapi terletak di depan uterus dapat menekan kandung kencing dan dapat
menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak
bebas di rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut.
Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edema pada
tungkai.Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak, dan lain-
lain.

2. Akibat aktivitas hormonal

Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu
sendiri mengeluarkan hormon.

3. Akibat komplikasi

Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur


menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang
minimal. Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi sekonyong-konyong dalam jumlah
yang banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut
mendadak.

Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih
akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang
mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada kondisi yang
mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada kehamilan uterus yang
membesar dapat mengubah letak tumor, dan karena sesudah persalinan dapat terjadi
perubahan mendadak dalam rongga perut

Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang


bersifat total.Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini menimbulkan rasa
sakit.Perlu hal ini diperhatikan pada pemeriksaan.Karena vena lebih mudah tertekan,
terjadilah pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran tumor dan
terjadilah pembesaran di dalamnya. Jika putaran tangkai berjalan terus, akan terjadi
nekrosis hemoragik dalam tumor, dan jika tidak diambil tindakan, dapat terjadi
robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau peradangan sekunder.
Bila putaran tangkai terjadi perlahan-lahan, tumor dapat melekat pada omentum, yang
membuat sirkulasi baru pada tumor tersebut.Tumor mungkin melepaskan diri dari
uterus dan menjadi tumor parasite atau tumor pengembara.
Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman pathogen, seperti
appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta.Kista dermoid cenderung mengalami
peradangan disusul dengan pernanahan.

Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh, atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu
persetubuhan. Kalau kista hanya mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat robekan
dan iritasi peritoneum segera mengurang.Tetapi, kalau terjadi robekan pada kista
disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas dapat berlangsung
terus ke dalam rongga peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus
disertai tanda-tanda abdomen akut.

Robekan dinding pada kistadenoma musinosum dapat mengakibatkan implantasi sel-


sel kista pada peritoneum.Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan musin yang mengisi
rongga perut. Keadaan ini dikenal dengan nama pseudomiksoma peritonei.

Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma
ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid.Oleh sebab itu,
setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan.Adanya
asites dalam hal ini mencurigakan; adanya anak sebar (metastasis) memperkuat
diagnosis keganasan.

4. Sindrom Meigs

Dalam 40% dari kasus-kasus fibroma ovarii ditemukan asites dan hidrotoraks.
Keadaan ini dikenal dengan nama Sindrom Meigs dan dapat ditemukan pula pada
beberapa tumor neoplastik jinak lain. Dengan pengangkatan tumor, sindrom juga
menghilang.Cairan dari rongga toraks berasal dari cairan dalam rongga perut.Hal ini
dapat dibuktikan dengan penyuntikan tinta India dalam rongga perut, yang kemudian
dapat ditemukan dalam rongga toraks.

Sindrom Meigs perlu dibedakan dari asites dengan atau tanpa hidrotoraks, yang
ditemukan pada tumor ganas.Dalam hal terakhir ditemukan sel-sel tumor ganas dalam
sedimen cairan.
Diagnosa
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga
panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah
dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut.Pada tumor ovarium
biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor.Jika tumor ovarium terletak di garis
tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan
adanya adanya kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih
cermat dan disertai pemeriksaan tambahan. 5
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa menjadi besar,
sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk menentukan
apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites, akan tetapi dengan pemeriksaan
yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu
diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik.Tumor nonneoplastik akibat
peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital,
dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena
perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu
waktu biasanya menghilang sendiri6

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian sebelum dilakukan
operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang
ditemukan dapat membantu dalam pembuatan differensial diagnosis. Beberapa cara yang dapat
6
digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah
1.Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium
atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2.Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan
antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. MRI dan CT-
scan 4.Histologi

Penanganan
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak,
jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang
besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista
folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara
spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 1-3 bulan, jika
selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat
dipertimbangkan untuk pengobatan operatif. 5
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor
dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika
tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai
dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih
tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral.Akan tetapi pada wanita muda yang
masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat
dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa
radikal. 5

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium diantaranya :
Torsi, ruptur, perdarahan, menjadi keganasan : potensi kistadenoma ovarium jinak menjadi ganas
sudah dipostulasikan, kista dermoid dan endometriosis dapat berubah menjadi ganas, akan tetapi
dalam persentase yang relative sedikit. 5
Prognosis
Vitam : ad bonam
Fungsionam : dubia ad bonam
Sanationam : ad bonam

Kista Ovarii Permagna

Kista ovarii dapat didefinisikan sebagai terjadinya pembesaran ovarium yang bersifat fungsional
atau disfungsional, berupa kistik, padat atau campuran kistik padat dan dapat bersifat neoplastik
maupun neo neoplastik. Penegakan diagnosis kista ovarii dapat berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang yang cermat. Anamnesis dapat meliputi usia
dan status menopause pasien hingga gejala-gejala yang timbul yang dirasakan secara subyektif
oleh pasien. Berikutnya, melalui pemeriksaan penunjang, dapat berupa pemeriksaan USG guna
menentukan lokasi bilateral/inulateral, ukuran dari massa , hingga tingkat serologic marker.

Ukuran pada kista ovarii memegang peranan penting dalam penegakan diagnosis secara klinis.
Bila diameter kista kurang dari delapan sentimeter, dapat disebut sebagai kista fungsional.
Namun, apabila berukuran lebih dari delapan sentimeter, dapat disebut sebagai kista neoplastik
yang berpotensi terjadinya keganasan. Kistoma ovarii permagna merupakan salah satu jenis
tumor ovarium neoplastik. Sehingga secara klinis didaptakan diameter kista lebih dari 8 cm.
Ukuran diameter kista yang besar tentu saja akan dapat memberikan gangguan bagi organ
disekitarnya. Seringkali ditemukan adanya gangguan dari pola buang air besar dan juga miksi.

USG berfungsi untuk mengetahui massa yang terdapat dalam abdomen, darimana asal massa
tersebut apakah dari uterus atau dari indung telur.Pada kistoma ovarium permagna temuan klinis
berupada diameter kista yang lebih dari 8 cm akan didukung oleh temuan USG yang menunjukan
hasil terdapat massa kistik dengan besar yang tak terjangkau transducer pada parametrium yang
meluas hingga epigastric.
Penatalaksanaan dari kista ovarii permagna adalah dengan operasi pengangkatan kista untuk
menghilangkan penekanan yang ditimbulkan kista terhadap organ disekitarnya serta menghindari
komplikasi kista yang mungkin terjadi. Sebelum operasi pengangkatan kista dilakukan pelu
diperhatikan kondisi umum pasien, apabila pasien keadaan umumnya kurang baik maka perlu
diperbaiki keadaan umumnya terlebih dahulu sebelum dilakukan pengangkatan kista. Tindakan
operasi yang dapat dilakukan adalah Total abdominal Histerektomi dan salfingoooferektomi
bilateral.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2005. Obstetri patologi dan Ginekologi. Bagian obstetric dan ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung; Elstar Offset Bandung.
2. Prawirohardjo Sarwono.2009. Tumor Jinak Alat Genital. Ilmu Kandungan.Edisi
ketujuh. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3. F. Gary Cunningham, F. Gant N.(et al), alih bahasa, Andry Hartono, Y. Joko S.(et al).
2005. Obstetri William. Edisi 21. Cetakan pertama. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
4. Mas Soetomo Joedosepoetro Sutoto. 2005. Tumor Jinak Pada Alat-alat Genital. In :
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kandungan. Edisi
ketiga. Cetakan ketujuh. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
5. Sutoto, M.S.J. 1994. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu Kandungan,Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
6. William Helm, C.. 2005. Ovarian Cysts. American College of Obstetricians
and Gynecologists.

Anda mungkin juga menyukai