SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
iv
Universitas Sumatera Utara
v
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Logam berat kadmium (Cd) merupakan salah satu zat pencemar lingkungan yang
berbahaya, karena dapat terakumulasi dalam jaringan makhluk hidup. Cumi-cumi
(Loligo sp.) merupakan biota laut yang banyak ditemukan di pasar tradisional di
Kota Medan dan sangat digemari oleh masyarakat sebagai sumber protein, selain
memiliki kandungan protein tinggi, cumi-cumi juga memiliki kemampuan dalam
mengakumulasi logam tertentu dalam skala lebih besar dibandingkan hewan laut
lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar logam Cd dalam
daging cumi-cumi di pasar tradisional di Kota Medan. Jenis penelitian adalah
observasi langsung bersifat deskriptif. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive sampling. Sampel diperoleh dari dua pasar tradisional.
Kadar logam berat Cd dalam daging cumi-cumi diukur dengan menggunakan SSA
(Spektofotometer Serapan Atom). Sampel yang diperoleh didestruksi di
Laboratorium Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU dan untuk mengetahui kadar
kadmium maka sampel diperiksa di Laboratorium Penelitian Terpadu USU. Hasil
penelitian diperoleh kadar kadmium dalam daging cumi-cumi pada Pasar Ikan
Cemara sebanyak 0,05 mg/kg dan pada TPI Percut sebanyak 0,04 mg/kg. Secara
ingesti tingkat risiko pajanan pada kedua pasar, masih aman dengan nilai RQ < 1.
Hasil ini menunjukan bahwa daging cumi-cumi tidak melebihi baku mutu
menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM)
yaitu 0,1 mg/kg, sehingga masih memenuhi syarat untuk dikonsumsi. Kepada
peneliti selanjutnya melakukan kadar logam lain pada cumi-cumi dan kadmium
pada biota laut lainnya.
vi
Universitas Sumatera Utara
Abstract
vii
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
Pasar Tradisional di Kota Medan Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada
kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
4. Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S. selaku Dosen Pembimbing yang
5. Ir. Indra Chahaya S., M.Si. selaku Dosen Penguji I dan dr. Devi Nuraini
Santi, M.Kes. selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan
viii
Universitas Sumatera Utara
6. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D. selaku Dosen Penasehat Akademik yang
7. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah
8. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak
10. Teristimewa untuk orang tua (Edi Sucipto dan Agustina Basariah) yang telah
memberikan kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam mendidik
11. Terkhusus untuk saudara dan saudari (Edia Wiradaratama Putri, S.Pd. dan
12. Saudara sepupu (Muhammad Fikri Arija) yang telah menyemangati penulis
13. Sahabat-sahabat (Rafika, Alya, Wahyu, Saskia, dan Devi) yang telah
14. Irzal Damanik, A.Md., Ika Wahyuni Nasution, S.Akun., dan M. Taufik,
ix
Universitas Sumatera Utara
x
Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
Daftar Lampiran xiii
Daftar Istilah xiv
Riwayat Hidup xv
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 6
Tujuan umum 6
Tujuan khusus 6
Manfaat Penelitian 6
Tinjauan Pustaka 8
Logam Berat 8
Logam Berat di Perairan 9
Karakteristik Kadmium (Cd) 10
Sumber dan kegunaan kadmium (Cd) 11
Absorbsi, distribusi, dan ekskresi kadmium (Cd) 13
Cumi-cumi (Loligo sp.) 15
Taksonomi cumi-cumi (Loligo sp.) 15
Morfologi cumi-cumi (Loligo sp.) 16
Toksisitas Logam pada Cumi-cumi (Loligo sp.) 18
Dampak Paparan Kadmium (Cd) terhadap Kesehatan 19
Penilaian Keamanan/Risiko 19
Kerangka Konsep 22
Metode Penelitian 23
Jenis Penelitian 23
Lokasi dan Waktu Penelitian 23
Populasi dan Objek Penelitian 23
Populasi 23
Objek Penelitian 23
xi
Universitas Sumatera Utara
Variabel dan Definisi Operasional 24
Variabel penelitian 24
Definisi operasional 24
Metode Pengumpulan Data 25
Data primer 25
Data sekunder 25
Metode Pengukuran 25
Peralatan 26
Pereaksi 27
Preparasi cumi-cumi 28
Perhitungan 28
Metode Analisis Data 29
Hasil Penelitian 32
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 32
Hasil Penelitian 34
Perhitungan Laju Konsumsi Aman (R) 36
Pembahasan 39
Kadar Kadmium pada Cumi-cumi (Loligo sp.) 39
Risiko Konsumsi Cumi-cumi yang Mengandung Kadmium (Cd)
Melalui Perhitungan ADI 43
Keterbatasan Penelitian 44
Daftar Pustaka 47
Lampiran 50
xii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel
No Judul Halaman
xiii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Gambar
No Judul Halaman
3 Kerangka konsep 22
xiv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran
1 Alur/Tahapan Penelitian 50
3 Lembar Observasi 53
5 Dokumentasi Penelitian 56
xv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Istilah
xvi
Universitas Sumatera Utara
xvii
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Latar Belakang
perairan. Cumi-cumi hidup di air laut dengan jenis dan ukuran yang bermacam-
macam. Cumi-cumi atau dalam bahasa latin Loligo sp. adalah komoditas laut yang
hidup yang baik (Bambang, 1995). Pangan hewani yang memenuhi syarat
keamanan pangan agar layak untuk dikomsumsi harus utuh, terjamin, sehat dan
halal.
dirumah makan dan pedagang kaki lima (Marganof, 2003). Cumi-cumi (Loligo
sp.) merupakan hewan yang tidak bertulang belakang atau binatang lunak yang
bergerak sangat pelan dalam air dan tempat hidupya menetap di lokasi tertentu di
dasar laut sebagai habitat utama, dan hidup didaerah laut dangkal (Haryoto, 1996).
Cumi-cumi memiliki sifat diurnal, cumi-cumi aktif pada siang hari dan
malam hari. Cumi-cumi merupakan hewan carnivora yang aktif mencari makan
Logam berat dalam jaringan terikat pada lipid. Cumi-cumi adalah binatang yang
1
Universitas Sumatera Utara
2
(Manahan, 1984)
dan Perikanan (KKP), ekspor cumi-cumi (2011) mencapai 48.803.318 kg, dan
meningkat pada tahun 2012 sebesar 58.145.503 kg. Adapun hasil cumi-cumi
Indonesia pada tahun 2013 berdasarkan data KKP sebesar 28,25 ribu ton
pertahun. Cumi-cumi menjadi salah satu salah satu sumber makanan yang bergizi
tinggi. Cumi-cumi mengandung sekitar 67% protein, asam amino esenssial dan
nonesenssial serta mengandung unsur-unsur mineral makro dan mikro dan juga
berbagai kandungan nutrisi lain yang berguna bagi tubuh manusia (Astawan,
2009).
2004, logam timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) adalah logam yang
memiliki sifat toksik atau racun. Logam berat Pb, Cd, dan Hg di perairan Belawan
sudah melewati baku mutu. Logam berat tersebut mempunyai toksisitas yang
lebih besar dan paling dominan dihasilkan oleh limbah-limbah industri yang
terdapat di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Deli dan Sungai
keracunan logam berat kadmium terjadi di Jepang pada tahun 1912, yaitu penyakit
terindentifikasi sakit pada nelayan dan keluarganya dengan kondisi sakit yang
Belawan yang tercemar logam berat, ada empat titik yang melampaui nilai
ambang batas, anatara lain: merkuri (Hg), timbal (Pb), seng (Zn), kadmium (Cd),
dan kuprum (Cu). Bagian hilir merupakan daerah terparah dari pencemaran,
mg/l (Hamzirwan, 2005). Hasil penelitian Siagian (2008), beberapa biota laut
sudah tercemar logam berat timbal seperti udang, ikan gulamah, ikan kepa-kepe,
kerang bulu, kerang darah dan ikan dencis yang dilakukan di Bagan Deli. Hewan
laut yang terkontaminasi kadmium, kromium yaitu: cumi-cumi, ikan gelama dan
kerang darah.
pada tahun 2009, kandungan timbal pada kerang batu melebihi nilai ambang batas
yaitu 1,434 mg/kg, kadmium pada lokan 0.5 mg/kg. Menurut Darmono (2001)
terdapat lima jenis logam berat yang berbahaya bagi manusia antara lain: arsen
(As), kadmium (Cd), timbal (Pb), mercuri (Hg), dan besi (Fe).
Logam berat tidak bisa terurai oleh organisme hidup yang ada
menjadi zat pencemar yang berdampak negatif atau berbahaya. Perairan tercemar
oleh logam berat mengakibatkan hewan yang hidup dalam perairan tersebut dapat
beat yang berada di perairan maka akan tinggi juga kadar logam berat dalam
kerusakan jaringan, terutama pada hati dan ginjal. Logam berat ada yang memiliki
Logam berat Cd merupakan logam berat yang berbahaya dan memiliki pengaruh
yang buruk bagi manusia dalam rentang waktu panjang dan terjdi penimbunan
pada tubuh manusia terutama pada hati dan ginjal. Kadmium bersumber dari biji
bertambah terus menerus pada suatu jaringan organisme sehingga tidak mudah
terurai. Sumber kadmium dalam perairan berasal dari limbah industri dan limbah
dalam penyepuhan listrik, dan baterai alkali. Tempat bertemunya antara penjual
dan pembeli adalah pasar, dan pembangunan pasar biasanya diletakkan pada
lokasi strategis.
pembangunan pasar biasanya diletakkan pada lokasi strategis. Kota Medan adalah
kota terbesar ketiga yang ada di Indonesia. Sebagai gerbang masuk wilayah
Indonesia bagian barat dan juga sebagai gerbang masuk bagi wisatawan untuk
menuju objek wisata, sehingga banyak turis (lokal ataupun luar negeri) yang
maka kemungkinan untuk mendistribusikan produk perikanan laut dari kota lain
suatu kawasan yang beroperasi dalam bidang perikanan di Provinsi Sumut. Pasar
yang menjadi daerah tujuan pendistribusian hasil tangkapan dari PPS Belawan
Belawan. Hasil tangkapan untuk pasar lokal biasanya lokasi distribusinya adalah
produk pangan ikan segar. Produk yang dominan dijual adalah ikan kembung,
ikan tongkol, ikan selayang, ikan selar, cumi-cumi dan udang. Keenam komoditi
perikanan ini dijual hampir di setiap pedagang yang ada di pasar tradisional
seperti ikan, cumi-cumi, udang di Kota Medan ada beberapa pasar antara lain:
Pajak Sentral, Pasar Petisah, Helvetia, Pasar Simpang Limun, Pasar Sukaramai,
Perumusan Masalah
Obat dan Makanan (BPOM) RI No. 5 tahun 2018 tentang Batas Maksimum
Tujuan Penelitian
2. Kadar kadmium yang ada pada cumi-cumi apakah memenuhi syarat atau tidak
Manfaat Penelitian
Medan.
menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan, BPOM tentang pencemaran logam berat
pada makanan
Logam Berat
Logam berat memiliki sifat toksik maupun esensial terlarut dalam air dan
mengkontaminasi air laut atau air tawar. Pencemaran bersumber dari aktivitas
pertambangan, peleburan logam, dan jenis industri lainnya, dan sumber pencemar
Logam berat seperti arsen (AS), merkuri (Hg), kadmium (Cd), timbal (Pb).
(Darmono, 1995).
pencemaran di perairan, seperti Hg, Pb, As, Cd, Cr, Zn, dan Ni. Sumber
pencemaran oleh logam berat di perairan bersumber dari masukan air yang
berat >5 gr/ . Sifat yang menyebabkan logam berat terus bertambah jumlahnya
dalam perairan. Mekanisme masuknya logam berat dalam perairan ke dalam tubuh
manusia secara langsung dan tidak langsung. Secara lngsung masuk dalam tubuh
manusia saat mengkonsumsi air minum, sedangkan secara tidak langsung dengan
konsumsi bahan makanan yang berasal dari perairan tercemar. Logam berat dalam
(Darmono, 1995).
8
Universitas Sumatera Utara
9
Efek-efek khusus dapat ditimbulkan dari logam berat pada makhluk hidup.
Logam berat dapat menjadi racun bila jumlah logam berat yang masuk kedalam
tubuh makhluk hidup berlebihan, sehingga berubah fungsi menjadi bahan racun
dan bersumber dari aktivitas manusia. Sumber alami logam berat masuk ke dalam
perairan akibat dari pengikisan batu mineral. Sedangkan yang bersumber dari
kegiatan manusia berasal dari limbah industri ataupun buangan rumah tangga
(Palar, 2008).
Logam berat terlarut dalam air pada konsentrasi tertentu fungsinya akan
berubah menjadi toksik untuk kehidupan makhluk hidup yang berada dalam
semua biota yang ada di perairan berbeda, namun dapat memutus mata rantai dari
kehidupan perairai apabila terjadi kehancuran dari satu kelompok, kondisi ini
Logam berat yang sudah larut dalam badan perairan akan mengalami
organik pada deposit sangat berhubungan dengan ukuran molekul dan luas
dipengaruhi oleh kadar elemen dalam endapan (Wilson, 1988 dalam Purnomo,
2009).
selain itu sumber lainnya dari limbah cair pemukiman (sewage), perkotaan (urban
organisme pathogen, limbah dan zat-zat penyebab oksigen yang terlarut dalam air
tidak larut dalam basa tidak korosif, reaktif, dan menghasilkan CdO bila
bersifat tidak stabil. Kadmium memiliki nomor atom40, dengan berat molekul
112,4, titik leleh 321°C, titik didih 767°C dan densitas 8,65 gr/ (Widowati
dkk, 2008).
alam dan biasanya kedapatan bersamaan dengan mineral bijih Zinc (ZnS) (Palar,
2008).
zat warna bagi industri cat, enamel dan plastik. Cd adalah bahan yang digunakan
Sumber: https://amirsarifuddin.blogspot.com/2014/12/pengertian-kadmium-dan-
kegunaannya.html
aktivitas alamiah dan kegiatan manusia. Sumber alamiah Cd berasal dari gunung
organisme yang membusuk. Sumber Cd dari kegiatan manusia, yaitu berasal dari
Pada kehidupan sehari-hari, kadmium terdapat pada fotografi, tas dari vinil,
adalah sumber utama pencemaran logam berat kadmium pada lingkungan perairan
terus menerus dengan mudah dalam deposit maupun organisme. Sumber kadmium
bahan bakar mineral, proses pembuatan besi-baja dan pembuatan non besi,
perunggu, dan digunakan untuk pigment warna cat, stabilizer plastik, katode
untuk Ni-Cd pada baterai, keramik, plastik, bahan fotografi, pembuatan tabung
televisi, karet, sabun, kembang api, percetakan tekstil, dan pigment pada email
gigi dan gelas. Kadmium pada konsentrasi rendah digunakan dalam industri pada
proses pengolahan roti, pengolahan ikan, minuman, serta industri tekstil (Wahyu,
2004).
pembuatan sel kimia basah (sel Weston) karena berpotensi untuk tidak
{( Cd}.
Cd stearat sebagai bahan yang berfungsi agar stabil (normal) (Palar, 2008).
(2001), saluran pencernaan adalah salah satu jalur masuk kadmium paling besar ,
namun kadmium dapat keluar melalui tinja sekitar 21-28 hari kemudian dan tidak
menutup kemungkinan dikeluarkan melalui urin tetapi dengan jumlah kecil. Hati
dan ginjal adalah tempat kadmium terakumulasi dalam tubuh dan terikat pada
sulfhidril (-SH) dalam enzim seperti karboksil sisteinil, fosfatil histidil, dan
hidroksil dari protein dan purin. Toksisitas kadmium ditimbulkan akibat interaksi
Berdasarkan penelitian Widowati, dkk pada tahun 2008, cara atau jalur
masuk kadmium dalam anatomi hewan atau anatomi manusia dengan berbagai
1. Pencemaran udara dari asap rokok, kendaraan dan asap pembakaran batu bara.
kadmium.
diperbolehkan dalam ginjal manusia adalah 200 ppm, jika melewati baku mutu
yang ditentukan akan timbul efek-efek tertentu. Pada hewan keracunan Cd berada
dalam hati dan korteks ginjal. Toksisitas akut dapat terakumulasi dalam hati,
pada ginjal, hati, dan paru-paru, terakumulasi juga dalam alat kelamin, pankreas,
jantung, limpa, dan jaringan liposit atau sel lemak. Logam berat kadmium banyak
Half-life atau waktu paruh kadmium adalah 7-16 tahun. Waktu paruh
ekskresi yang tepat untuk membuang kadmium. Cd tidak memilik fungsi biologis
atau peran dalam sistem biologi pada tubuh manusia. Akumulasi Cd dalam jumlah
lebih besar dianggap berpotensi racun atau toksik dalam tubuh manusia.
dan status gizi pada manusia. Dalam darah perempuan kandungan Cd lebih tinggi
dibanding dalam darah laki-laki, itu disebabkan karena perempuan dengan kadar
besi rendah lebih memiliki risiko terhadap penyerapan kadmium yang besar yaitu
melalui mulut. Dalam air kadmium lebih mudah untuk diabsorpsi disbandingkan
kadmium pada makanan, yaitu air (5%) dan makanan (2%) (US EPA, 2006).
Tabel 1
cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di laut, termasuk hewan dalam
Bahasa Yunani berarti kaki kepala, hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi
Kingdom : Animalia
Pylum : Mollusca
Kelas : Chepalopoda
Subkelas : Coleoidea
Ordo : Teuthoidea
Family : Loliginidae
Genus : Loligo
Menurut Roper et.al pada tahun 1984, Cumi-cumi (Loligo sp.) merupakan
binatang yang hidup dan makan di dasar laut sampai kedalaman 400 m. Cumi-
cumi memiliki sifat diurnal atau aktif pada siang hari dan akan bergerombol dekat
dengan dasar perairan dan memencar di perairan pada malam hari. Jenis moluska
jenis biota perairan yang tertarik dengan cahaya (fototaksis positif), sifat cumi-
cumi yang seperti itu, maka cumi-cumi suka ditangkap dengan bantuan cahaya
alat pancing khusus. Sampel cumi-cumi dewasa yang ditangkap dengan ukuran
12-18 cm kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel yang sudah ada pengawet
morfologi dan anatomi cumi yang dilakukan dengan acuan (Williamson, 1971).
Kaki terdiri atas sepuluh tentakel atau jerait, yaitu delapan lengan dan dua
tentakel. Jerait berfungsi untuk menangkap mangsa dan sebagai alat gerak cumi-
cumi. Tentakel lebih panjang dari lengan. Permukaan sebelah kanan dalam jerait
Pada mulut cumi-cumi terdapat lidah yang dikelilingi gigi kitin yang tajam
dengan ukuran yang bermacam-macam dan lidah parut pada bagian tengah mulut.
Jika mantel bagian dorsal terbuka, terlihat leher bagian dorsal melekat dengan
kepala dan juga mantel. Pada leher bagian ventral terdapat sifon yang melekat
pada kepala dan leher namun tidak melekat pada mantel. Pada leher cumi terdapat
terdapat organ dalam antara lain: pankreas, rektum, kantung tinta, insang,
lambung, gonad. Kantung tinta teridiri dari sepasang organ, bulat lonjong
menempel pada bagian later dorsal kantung tinta (Esti Rudiana dan, Delianis
Pringgenies 2004).
Bagian lateral kepala mmiliki 2 mata yang bentuknya serupa dengan mata
kepala yang berfungsi agar air mengalir pada waktu bernapas atau untuk berenang
dngan cepat.
posterior. Sirip terdapat di sisi kanan dan kiri bagian dorsal mantel yang menyatu
dengan mantel dan menempati <1/3 bagian posterior mantel (Bullough, 1985).
penguat tubuh yang dapat ditarik ke luar, bentuknya pipih, panjang seperti bulu
(terdapat rahang kitin dan radula), oesofagus, lambung, usus, dan anus. Cumi-
cumi memiliki mulut yang letaknya di bagian kepala dan anus terletak pada
corong di bagian ventral. Kantung tinta menempel dan berakhir pada sistem
pencernaan dekat dengan anus (Esti Rudiana dan, Delianis Pringgenies 2004).
Sumber: http://asatrio.blogspot.com/2009/11/laporan-prakikum-biologi-
klasifikasi.html
Perbedaan antara jantan dan betina adalah dari bentuk tubuhnya , cumi-
cumi jantan memiliki ukuran yang lebih panjang serta langsing sedangkan betina
daging yaitu memakan udang dan ikan-ikan kecil (Barnes, 1987). Menurut
oleh manusia jenis Loligo pealei. Habitat cumi-cumi berbeda-beda ada yang
didekat dengan permukaan air, dan juga habitatnya tempat yang dalam sekali atau
yang cukup panjang. Kadmium dalam bentuk ion senyawa diserap oleh
(misalnya hewan kecil yang dapat di dalam perairan) dan zooplakton dimakan
oleh cumi kecil. Karena cumi setiap saat memakan plankton, didalam plankton
mulut yang mengandung radula dan dua rahang yang terbuat dari bahan dan
Kelenjar ludah terdiri dari dua yng terletak dimasa bukal, kelenjar ludah ke-3
terletak ujung anterior hati dan mensekresi racun yang akan berakhir ke daerah
makanan dari hasil sekresi dari kelenjar pencernaan. Bahan makanan akan
menuju ke dalam usus atau ke dalam sektum, organ pencernaan berikutnya adalah
rectum dan anus yang barkhir dalam rongga mantel (Suriawiria, 2005).
logam lebih banyak dibandingkan jenis biota air lainnya. Manusia banyak yang
(Darmono, 2001).
buruk bagi anatomi manusia. Karena dapat menyebabkan rusaknya ginjal dan
inhalasi kadmium dalam dosis kecil dalam durasi lama dengan gejala proteinria,
Penilaian Keamanan/Risiko
kadmium, sebesar 420 μg untuk orang dewasa dengan berat badan 60 kg. Batas
dapat menimbulkan risiko keracunan, tergantung pada tingkat paparan dan faktor-
faktor lain. Paparan bahan kimia tidak dapat dihindarkan, oleh karena itu perlu
Acceptable Daily Intake (ADI) adalah asupan harian yang bisa diterima
bagi produk pangan yang dikonsumsi setiap hari untuk evaluasi toksikologi bahan
kimia dalam makanan, minuman dan lain-lain sebagai dasar untuk menentukan
standar, yang dinyatakan atas dasar berat badan, yang dapat dikonsumsi untuk
50 kg akan menunjukkan berat badan rata-rata populasi yang lebih baik. ADI
dinyatakan sebagai jumlah Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam mg zat kimia
per kg berat badan biasa disebut dengan ppm (part per million) (CAC, 2005).
lingkungan berupa risk agent atau “bahaya” dengan “risiko”. Pemajanan terjadi
melaui inhalasi, ingesti atau makanan dan minuman, serta injeksi seperti panas,
Analisis pemajanan menentukan dosis risk agent yang dapat diterima oleh
f
b g
Keterangan:
2008). Untuk mengetahui tingkat risiko atau Risk Quotient (RQ), maka dilakukan
Keterangan:
RQ : Risk Quotient
Protection Agency (EPA) dalam Integrated Risk Informasion System (IRIS). Nilai
RfD untuk logam Cd pada makanan sebesar 0,001 mg/kg/hari (USEPA, 1985).
didapatkan nilai pajanan RQ >1 (tidak aman) atau diatas batas normal, maka suatu
individu tidak pasti mengalami risiko gangguan kesehatan akibat kadmium dalam
cumi-cumi tetapi nilai tersebut lebih menunjukkan bahwa seseorang yang tingkat
risiko lebih besar dari 1 maka akan memiliki risiko gangguan kesehatan yang
Setelah diperoleh nilai I maka dapat diperoleh nilai Laju Konsumsi Aman
f b g
f ⬚
Keterangan:
Kerangka Konsep
Memenuhi
syarat
Kadar Kadmium Peraturan Kepala
(Cd) Cumi-cumi BPOM RI No. 5 tahun
(Loligo sp.) 2018 Tidak
Memenuhi
syarat
Laju Konsumsi
Aman
Jenis Penelitian
kadmium (Cd) pada cumi-cumi (Loligo sp.) yang dijual di pasar tradisional di
Kota Medan.
Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU dan pemeriksaan logam berat Kadmium
Terpadu USU. Waktu penelitian dilaksanakan pada Oktober 2018 sampai dengan
Desember 2019 .
(Loligo sp.) yang dijual di pasar tradisional yang menjual bahan pangan laut di
Kota Medan. Pengambilan sampel diambil di pasar dikota Medan, Pasar Ikan
Cemara dan sebagai pembanding Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Percut. Pasar
Ikan Cemara merupakan salah satu pasar yang menerima pasokan hasil tangkapan
Objek penelitian. Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah cumi-
cumi (Loligo sp.) dari pasar di Kota Medan, dengan mengambil cumi-cumi dari
penjual masing-masing pasar Kota Medan dan ukurannya 18-25 cm. Pengambilan
23
Universitas Sumatera Utara
24
yang berada pada masing-masing pasar dengan sistem acak, lalu dimasukkan ke
dalam cool box untuk selanjutnya dibawa dan diperiksa di Laboratorium Gizi
Kesehatan Masyarakat FKM USU untuk preparasi sampel dan pemeriksaan logam
Variabel. Penelitian ini adalah kadar logam berat kadmium dalam tubuh
1. Cumi-cumi adalah biota laut yang merupakan jenis Mollusca dengan ciri-ciri
seluruh tubuh ditutupi oleh mantel, mempunyai mulut pada bagian kepala
3. Memenuhi syarat adalah jika kadar kadmium (Cd) dalam cumi-cumi belum
melebihi baku mutu Perka BPOM RI No. 5 Tahun 2018 yaitu 0,1 mg/kg.
4. Tidak memenuhi syarat adalah jika kadar kadmium (Cd) dalam cumi-cumi
melebihi baku mutu Perka BPOM RI No. 5 Tahun 2018 yaitu 0,1 mg/kg.
dalam tubuh.
sekunder, yaitu:
Data primer. Data primer dalam penelitian ini dilakukan secara observasi
diperoleh dari orang lain atau instansi dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pengawasan Obat dan
penelitian.
Metode Pengukuran
menentukan kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk
USU dan untuk mengetahui kadar logam berat kadmium (Cd) dilakukan
Metode yang digunakan untuk preparasi cumi-cumi dalam penelitian ini adalah
pengabuan kering (dry ashing), teknik yang digunakan untuk melarutkan logam-
1. Aluminium foil
3. Blender/homogenizer
4. Botol polypropylene
6. Corong plastik
7. Gelas ukur 50 ml
10. Mikropipet
11. Oven
14. Pisau
1. H 65 %
2. H 0,1 M
1000 ml
3.
beaker setelah larut dengan sempurna pindahkan ke dalam labu takar 50 ml dan
takar 100 ml dan encerkan dengan larutan H 0,1 M. Larutan standar ini dapat
encerkan dengan larutan H 0,1 M. Larutan standar ini dapat disimpan selama
takar 50 ml dan encerkan dengan larutan H 0,1 M Larutan standar ini dapat
c. Larutan standar kerja dibuat dari larutan standar sekunder ke-tiga yang
polystyrene yang bersih dan bertutup. Timbang cumi-cumi basah yang sudah di
dalam oven selama 60 menit dengan suhu 100°C, lakukan pengabuan di dalam
furnace pada temperature 600°C sampai menjadi abu (4 jam), sampel dalam
furnace didiamkan selama 24 jam untuk mencapai suhu kamar. Setelah dingin
terendam dan aduk rata, pindahkan ke dalam labu ukur dengan volume 50 ml dan
untuk uji kuantitatif. Kemudian diperiksa dengan alat AAS pada panjang
perhitungan berikut:
cxF
C=
B
Keterangan:
Kota Medan pada bagian daging (otot) dianalis dengan analisis deskriptif. Hasil
analisis kandungan logam berat kadmium (Cd) pada daging (otot) cumi-cumi
dibandingkan dengan baku mutu logam berat kadmium yang diizinkan oleh Perka
BPOM RI Nomor 5 tahun 2018 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat
dalam Pangan Olahan dalam hal ini cumi-cumi yang dikonsumsi oleh manusia.
agar kadar kadmium (Cd) tidak sampai terakumulasi dalam tubuh dengan
menggunakan rumus Intake (I), tingkat risiko, dan laju konsumsi aman (Rate)
f t
t g
Keterangan:
2008). Untuk mengetahui tingkat risiko atau Risk Quotient (RQ), maka dilakukan
Keterangan:
RQ : Risk Quotient
Protection Agency (EPA) dalam Integrated Risk Informasion System (IRIS). Nilai
RfD untuk logam Cd pada makanan sebesar 0,001 mg/kg/hari (USEPA, 1985).
didapatkan nilai pajanan RQ >1 (tidak aman) atau diatas batas normal, maka suatu
individu tidak pasti mengalami risiko gangguan kesehatan akibat kadmium dalam
cumi-cumi tetapi nilai tersebut lebih menunjukkan bahwa seseorang yang tingkat
risiko lebih besar dari 1 maka akan memiliki risiko gangguan kesehatan yang
Setelah diperoleh nilai I maka dapat diperoleh nilai Laju Konsumsi Aman
f t g
f t⬚
Keterangan:
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara. Kota Medan
merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, dengan
luas wilayah 265,10 km² atau 3,6 % dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara.
Secara administratif, sebelah utara Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka
dan sebelah selatan, barat dan timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
bangsa dengan budaya dan agama yang berbeda-beda, antara lain: Melayu, Batak
sektor perdagangan, untuk itu tidak heran jika di Kota Medan terdapat area
dari mulai menjual bahan pangan seperti ikan, sayur-mayur, buah-buahan hingga
kebutuhan akan pakaian. Ada banyak pasar tradisional di Kota Medan, Pasar Ikan
Cemara adalah salah satu pasar di Kota Medan yang menjual kebutuhan sehari-
hari. Berbagai macam hasil tangkapan laut yang segar dengan harga murah
32
Universitas Sumatera Utara
33
ditawarkan dipasar ini. Pasar tradisional yang buka pagi dini hari terletak di Jalan
Cemara, Pulo Brayan Darat II, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan. Pasar
tradisonal ini terkenal di tengah masyarakat Medan dengan sebutan “Pajak Ikan
Cemara”. Pasar Ikan Cemara merupakan pasar ikan terbesar di Kota Medan, pasar
yang beroperasional dari pukul 01.00 WIB pagi dini hari sampai pukul 12.00
WIB. Pasar Ikan Cemara menjadi pusat tempat pelelangan ikan di Kota Medan.
Hal ini mambuat banyak mobil-mobil yang membawa produk ikan segar dari
udang dan lain-lain. Produk ikan segar di Pasar Ikan Cemara kebanyakan berasal
dari PPS Belawan. Daerah lain yang juga mendistribusikan produk ikan segar ke
Pasar Ikan Cemara seperti, Sibolga, Kabupaten Serdang Bedagai, Aceh, dan
Tanjung Balai.
Pasar tradisional terbesar lain yang dekat dengan Kota Medan dan terkenal
di tengah masyarakat Medan dengan objek wisatanya adalah TPI Percut. TPI
Percut berada dalam kawasan wisata Bagan Percut. Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang. TPI Percut merupakan pasar yang menjual beraneka
macam ikan segar dan hasil laut. TPI Percut terletak di ujung muara, di sisi kanan
dan kiri pasar ini terdapat berbagai tempat makan yang bisa digunakan sebagai
Produk ikan dan hasil laut yang dijual di kedua pasar tradisional ini berasal
dari hasil tangkapan Belawan dan Kabupaten Deli Serdang yang kemudian
Hasil Penelitian
sp.) yang dijual di pasar tradisional di Kota Medan, Pasar Ikan Cemara dan TPI
Tabel 2
Kadar Logam Berat Kadmium (Cd) pada Daging Cumi-cumi (Loligo sp.) di Pasar
Ikan Cemara dan TPI Percut
Keterangan :
TA : Pengulangan pertama
TB : Pengulangan kedua
terdapat pada cumi-cumi (Loligo sp.) yang dijual di pasar tradisional Pasar Ikan
Cemara dan TPI Percut , kandungan logam tertinggi terdapat pada sampel Pasar
Ikan Cemara dengan kadar kadmium sebesar 0,05 mg/kg dan kadar kadmium
terendah pada TPI Percut dengan kadar kadmium sebesar 0,04 mg/kg.
kadmium pada kedua sampel masih berada dibawah nilai ambang batas yang telah
ditetapkan.
0,25
Kadar Logam Kadmium (ng/kg)
0,2
0,15
0,1
0,05
0
Pasar Ikan TPI Percut
Cemara
Pengambilan Sampel
Gambar 4. Grafik kadar logam berat kadmium pada daging cumi-cumi (Loligo
sp.) di pasar tradisional Pasar Ikan Cemara dan TPI Percut.
Lokasi Pasar Ikan Cemara terletak di ujung Kota Medan sebelah timur, hal
yang berasal dari wilayah Belawan. Berikut adalah data hasil penelusuran dimana
Tabel 3
Ikan Cemara berasal dari Belawan dan pendistribusian cumi-cumi di TPI Percut
dibawah nilai ambang batas yang telah ditetapkan, namun karena sifat kadmium
(Cd) yang dapat terakumulasi dalam tubuh maka jika dikonsumsi dalam jangka
agar kadar kadmium (Cd) tidak sampai terakumulasi dalam tubuh dengan
ARKL Meja dengan rumus Intake (I), Excess Cancer Risk (ECR), dan laju
Cumi-cumi yang dijual di Pasar Ikan Cemara. Nilai Asupan (I), jika
diasumsikan laju asupan cumi-cumi perhari 54 g/hari (EPA, 1990), selama 350
hari pertahun dalam durasi pajanan 30 tahun dan berat badan 55 kg orang
dewasa.
C f t
I
b t vg
RQ = Intake / RfD
mg kg hari
=
mg kg hari
= 0,0471
masyarakat. Jadi, tingkat risiko pajanan Cd pada daging cumi-cumi yang dijual di
Pasar Ikan Cemara yang dikonsumsi dengan konsentrasi 0,05 mg/kg secara
ingesti pada masyarakat dewasa dengan berat rata-rata 55 kg, masih aman untuk
Dalam hal tingkat risiko RQ < 1 maka tidak dilakukan pengelolaan risiko
diasumsikan laju asupan cumi-cumi perhari 54 g/hari (EPA, 1990), selama 350
hari pertahun dalam durasi pajanan 30 tahun dan berat badan 55 kg orang
dewasa.
C f t
I
b t vg
yang dimakan setiap hari. Untuk mengetahui tingkat risiko maka dihitung nilai
RQ.
RQ = Intake / RfD
mg kg hari
=
mg kg hari
= 0,0377
masyarakat. Jadi, tingkat risiko pajanan Cd pada daging cumi-cumi yang dijual di
TPI Percut yang dikonsumsi dengan konsentrasi 0,04 mg/kg secara ingesti pada
masyarakat dewasa dengan berat rata-rata 55 kg, masih aman untuk frekuensi
Dalam hal tingkat risiko RQ < 1 maka tidak dilakukan pengelolaan risiko
umum yang toksik yang berbahaya bagi makhluk hidup. Pencemaran logam berat
(Sepuluh) titik di sungai Belawan yang tercemar logam berat jauh melampaui
nilai ambang batas. Keempat titik tersebut adalah bagian hilir Sei Krio, Kampung
Lalang, Kelambir Lima, dan Hamparan Perak. Pencemaran terparah tejadi di hilir
sungai yaitu Hamparan Perak dengan kandungan Hg sebesar 0,7012 mg/L telah
melewati nilai ambang batas yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Nomor
Atom (SSA), kadar logam cumi-cumi dengan berat 500-500 g dan panjang 14-16
cm di perairan Belawan sebesar 0,0684 ppm masih dibawah baku mutu yang
Kadmium pada Bivalvia (kerang hijau) dipantai kenjeran Surabaya, bahwa salah
satu jenis bivalvia (Kerang Hijau) telah terkontaminasi oleh logam berat
Kadmium yang telah melebihi nilai ambang batas, yaitu pada insang rata–rata
39
Universitas Sumatera Utara
40
sebesar 50,23–70,39 ppm dan pada hati rata-rata sebesar 31,08-44,53 ppm
Logam Berat Kadmium (Cd) pada Kerang Darah (Anadara granosa) yang Dijual
Cd tertinggi pada insang Kerang darah yang dijual dibeberapa pasar Kota Malang
ppm.
melampaui nilai ambang batas kandungan logam berat yang dianjurkan oleh
WHO dalam biota laut yang dikonsumsi oleh manusia adalah sebesar 0,1 mg/kg.
Penelitian ini dilakukan karena kadmium adalah salah satu logam berat
yang tidak diinginkan terdapat dalam makanan. Namun kandungan kadmium (Cd)
pada bahan makanan masih memiliki nilai ambang batas yang telah ditetapkan.
Pasar tradisional Pasar Ikan Cemara dan TPI Percut dilakukan dengan
menggunakan AAS. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan kadar
kadmium masih memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan oleh Dirjen POM ,
yaitu 0,1 mg/kg dengan kadar kadmium tertinggi pada Pasar Ikan Cemara sebesar
0,05 mg/kg cumi-cumi dan terendah pada TPI Percut sebesar 0,04 mg/kg cumi-
cumi.
Kota Medan masih aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat namun seiring
pencemar maka akan meningkat pula kadar logam berat yang terdapat pada cumi-
cumi.
dan rantai makanan yang juga sangat berpengaruh terhadap banyaknya logam
Berdasarkan rumus yang ada dapat dianalisa bahwa semakin tinggi berat
badan seseorang maka semakin tinggi laju konsumsi amannya. Artinya orang
yang memiliki berat badan 60 kg akan lebih aman mengonsumsi cumi-cumi jika
cumi yang dijual di Pasar Ikan Cemara berasal dari laut Belawan yang
pembuangan limbah dari puluhan industri yang berada di sekitar sungai. Menurut
sekitar sungai tersebut adalah industri alat-alat berat, industri baterai kering,
industri pelapisan logam, industri PVC, pabrik minyak inti sawit, pengawetan
kadmium pada perairan. Perairan yang tercemar yang mengandung kadmium yang
berasal dari sisa-sisa buangan limbah industri akan terserap oleh oleh fitoplankto
hewan kecil yang dapat di dalam perairan) dan zooplakton dimakan oleh cumi
kecil. Karena cumi setiap saat memakan plankton, didalam plankton tersebut
terjadi akumulasi kadmium dalam tubuh manusia dan hal ini akan menimbulkan
salah satu kasus keracunan kronis Cd yang terjadi di daerah Toyama, Jepang,
dimana disepanjang sungai Jinzu, penduduk wanita berumur 40 tahun atau lebih
Cumi-cumi dalam penelitian ini diambil dengan ukuran 18-25 cm, karena
secara teoritis ukuran yang besar berkorelasi positif dengan meningkatnya umur,
perairan Indonesia dan sangat digemari masyarakat terutama pecinta makanan laut
pola makan, antara lain air yang diminum, makanan (ikan dan jenis makanan lain)
dan udara serta kadar logam berat yang terkait dengan pemaparan terhadap
didalam cumi-cumi dan kandungannya masih dibawah nilai baku mutu. Walaupun
adalah 0,05 mg/kg, dari kadar kadmium dengan jumlah tersebut ternyata cumi-
selama 350 hari dalam jangka waktu 30 tahun. Maka, untuk pengelolaan risiko
0,04 mg/kg, dari kadar kadmium dengan jumlah tersebut ternyata cumi-cumi
sebanyak 54 g masih aman dikonsumsi dengan berat badan 55 kg selama 350 hari
dalam jangka waktu 30 tahun. Maka, untuk pengelolaan risiko atau laju konsumsi
Laju konsumsi aman tidak dilakukan dalam penelitian ini, karena kadar
kadmium di kedua pasar tradisional masih aman untuk dikonsumsi. Akan tetapi,
sifat kadmium yang masuk dalam tubuh terus menerus secara berkelanjutan, maka
tubuh pada batas akhir tidak lagi mampu memberikan toleransi terhadap daya
racun yang dibawa oleh kadmium. Menurut Palar (2008), keracunan yang bersifat
kronis ini membawakan akibat yang lebih buruk dan penderitaan yang lebih
manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh
khususnya hati dan ginjal. Jika terakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat
dan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat juga merusak tulang
keracunan kadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk-batuk, dan
Keterbatasan Penelitian
kadmium (Cd) pada sampel cumi-cumi (Loligo sp.) hanya dilakukan pada cumi-
Kesimpulan
2. Kandungan kadmium (Cd) pada cumi-cumi (Loligo sp.) yang dijual di Pasar
3. Kandungan kadmium (Cd) pada cumi-cumi (Loligo sp.) yang dijual di TPI
4. Logam berat kadmium yang terdapat pada daging cumi-cumi yang dijual
batas yang telah ditentukan oleh Perka BPOM RI Nomor 5 Tahun 2018
5. Tingkat risiko pajanan Cd pada daging cumi-cumi yang dijual di Pasar Ikan
0,05 mg/kg dan 0,04 mg/kg, masih aman (RQ < 1) sehingga tidak diperlukan
pengelolaan risiko.
Saran
penelitian lebih lanjut pada biota laut lainnya seperti udang-udangan, sotong, ikan,
kerang yang dijual dibeberapa pasar di Kota Medan dan penelitian tentang
45
Universitas Sumatera Utara
46
akumulasi logam berat selain kadmium (Cd) guna menambahkan data tentang
Akhyar, A.( 2019, 7 Agustus). Pajak Ikan Cemara surganya belanja ikan di Kota
Medan, tawarkan ikan segar dengan harga murah. Diakses 8 November
2019, dari https://medan.tribunnews.com/2019/08/07/pajak ikan-cemara
surganya-belanja-ikan-di-kota-medan-tawarkan-ikan-segardengan-harga
murah
Dwi, T. (2016, 23 Maret). Kawasan wisata Bagan Percut, Pelelangan Ikan Ujung
Muara. Diakses 8 November 2019, dari https://www.semedan.com/2016/
03/kawasan-wisata-bagan-percut pelelangan-ikan-ujung-muara.htm
Esti, R., & Delianis, P. (2004). Morfologi dana anatomi cumi-cumi Loli duvauceli
yang memancarkan cahaya. Jurusan Ilmu Kelautan: FPIK Universitas
Diponegoro Semarang.
Fardiaz, S. (2002). Polusi air dan udara. Yogyakarta: Kanisius.
47
Universitas Sumatera Utara
48
Muhajir, A. (2009). Studi kandungan logam berat kadmium (Cd) pada kerang
darah (Anadara granosa) dari beberapa Pasar Kota Malang. (Skripsi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)
Palar, H. (2008). Pencemaran dan toksikologi logam berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2018 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam
Pangan Olahan. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia.
Petrucci. R. H. (1987). Kimia dasar (prinsip dan terapan modern) (Edisi ke-4
Jilid 3). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rochyatun, E., & Rozak, A. 2007. Pemantauan kadar logam berat dalam sedimen
di perairan Teluk Jakarta. Makara Sains, 11(1):1-7.
Widowati, W., Astiana, S., & Raymond, J. (2008). Efek toksik logam.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Peraturan Kepala BPOM Nomor 5 Tahun 2018
51
Universitas Sumatera Utara
Batas Maksimum (mg/kg)
Kategori Pangan
As Pb Hg Cd
07.0 dan Tidak termasuk Kacang Dari
Kategori 04.2.1 dan 04.2.2
08.0 Daging dan Produk Daging, Termasuk 0,25 0,50 0,03 0,05
Daging Unggas dan Daging Hewan Buruan
09.0 Ikan dan Produk Perikanan Termasuk Moluska, 0,25 0,20 0,50 0,10
Krustase, dan Ekinodermata serta Amfibi dan (kecuali untuk ikan (kecuali untuk ikan (kecuali untuk ikan
Reptil predator olahan predator olahan predator olahan
seperti cucut, tuna, seperti cucut, tuna, seperti cucut, tuna,
marlin 0,40) marlin 1,0) marlin 0,30)
Keterangan :
*dihitung terhadap produk siap konsumsi
Lembar Observasi
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Perhitungan Kadar Logam Kadmium (Cd) Tiap Sampel
c×V
C=
B
Keterangan:
= 0,00006 mg/g =
= 0,06 mg/kg
= 0,00004 mg/g =
= 0,04 mg/kg
54
Universitas Sumatera Utara
55
Tabel 4
Tabel 5
56
Universitas Sumatera Utara
57
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Surat Selesai Penelitian dari UPT Laboratorium Penelitian Terpadu
66
Universitas Sumatera Utara