SKRIPSI
Oleh
ADELIA SAGALA
NIM. 151000306
SKRIPSI
Oleh
ADELIA SAGALA
NIM.151000306
ii
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Medan Tahun 2019” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Adelia Sagala
iii
iv
The abuse of harmful ingredients in cosmetics often occurs, for example the use of
textile dyes to color food and cosmetics. Synthetic dye which is prohibited from
being used as cosmetic additives based on the regulation of the Head of the Food
and Drug Supervisory Board of the Republic of Indonesia concerning the
technical requirements for cosmetics is rhodamine B. The use of rhodamine B in
food and cosmetics can cause cancer or disorders in the long term (chronic)
function on the liver and when it comes to the skin irritation will occur. Pajak Usu
(PAJUS) is a market that is currently visited and sells various types of stuffs, one
of which is cosmetics. Based on the results of observations that have been made,
the tendency of cosmetic use in PAJUS is increasingly marked by the number of
cosmetic sellers at PAJUS and always crowded with cosmetic users, especially for
the sale of blusher. This type of research is descriptive, namely to determine the
presence of rhodamine B coloring agent found on blusher and to determine
consumer behavior towards the use of blusher in PAJUS. Based on the results of
laboratory tests showed that from 12 blusher samples examined there was 1
positive sample containing rhodamine B with a level of 0.0034 mg / L. Blusher
consumers in Pajus have good knowledge of 35 people (81.4%), good attitude 36
people (83.7%), and good actions 25 people (58.1%). There is no significant
relationship between the behavior of blush users with the use of blush containing
rhodamine B in Pajus. The conclusion of the results of this study is the presence of
hazardous ingredients in cosmetics and consumer behavior towards blushes in
Pajus are relatively good. Suggestions for people to be more careful in choosing
cosmetics and for BPOM RI should conduct regular supervision of outstanding
cosmetic products.
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis
Medan Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada
kepada:
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
4. Ir. Evi Naria, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu
5. Ir. Indra Chahaya S, M.Si selaku dosen penguji I yang telah memberikan saran
vi
Lingkungan.
9. Teristimewa untuk orang tua terkasih, ayahanda Robert Sagala dan ibunda
Erikson Sagala, Friska Sagala, Dewi Lusi Sagala, Debora Novayanti Sagala)
yang telah memberikan dukungan doa, motivasi serta dukungan materi kepada
sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat
bagi pembaca.
Adelia Sagala
vii
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran xii
Riwayat Hidup xiii
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 6
Tujuan umum 6
Tujuan khusus 6
Manfaat Penelitian 7
Tinjauan Pustaka 8
Penggunaan bahan berbahaya pada kosmetik 8
Reaksi negatif kosmetik pada kulit 11
Zat pewarna pada kosmetik 13
Rhodamin B 17
Jalur pemaparan rhodamin B 18
Efek toksik rhodamin B 19
Perona pipi 21
Perilaku 24
Landasan teori 28
Kerangka konsep 32
Metode Penelitian 33
Jenis penelitian 33
Lokasi dan Waktu Penelitian 33
Populasi dan Sampel 33
Objek Penelitian 35
Variabel dan Defenisi Operasional 35
Metode Pengumpulan Data 36
Metode Pengukuran Data 36
viii
Hasil Penelitian 41
Gambaran Lokasi Penelitian 41
Hasil Analisis Zat Pewarna Rhodamin B pada Perona Pipi 42
Karakteristik Konsumen Perona pipi 43
Pengetahuan Konsumen Pajus Kota Medan Tahun 2019 44
Sikap Konsumen Pajus Kota Medan Tahun 2019 47
Tindakan Konsumen Pajus Kota Medan Tahun 2019 49
Hubungan antara perilaku konsumen dan merek perona pipi 51
yang digunakan
Hubungan antara perilaku konsumen dan keberadaan rhodamin B pada
perona pipi yang digunakan 51
Pembahasan 53
Zat pewarna rhodamin B pada perona pipi 53
Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Perona pipi 55
Sikap Konsumen terhadap Perona Pipi 56
Tindakan Konsumen terhadap Perona Pipi 57
Daftar Pustaka 61
Lampiran 63
ix
No Judul Halaman
No Judul Halaman
2 Teori Simpul 30
xi
7 Dokumentasi Kegiatan 79
xii
pada tanggal 2 November 1997. Penulis Bergama Kristen Protestan, anak kedua
dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Robert Sagala dan Ibu Surtani Mariani
Hutagalung.
Adelia Sagala
xiii
Latar Belakang
Kosmetik adalah bahan yang terbuat bermacam-macam bahan aktif dan bahan
kimia yang akan bereaksi ketika diaplikasikan secara langsung pada kulit. Bahan
berbahaya adalah zat yang menimbulkan reaksi negatif dan berbahaya bagi tubuh
Beragam efek buruk yang mucul akibat kosmetik yang mengandung bahan
berbahaya dapat memberikan dampak yang lebih luas, tidak hanya sekedar pada
jaringan kulit namun juga mempengaruhi sistem jaringan dan organ penting
lainnya. Bahan berbahaya tergolong zat beracun, dan jika aplikasikan di kulit
lewat penggunaan produk kosmetik maka kulit akan menyerap zat beracun
tersebut dan masuk melalui aliran darah yang kemudian terakumulasi pada sel
(Muliyawan, 2013).
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi
mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik (Permenkes, 2010). Perona pipi adalah
produk kosmetik yang digunakan dengan maksud agar memberikan warna pada
wajah, sehingga penggunanya tampak lebih cantik dan percaya diri dan juga
wajah.(Tranggono, 2007).
kosmetik yang ditemukan mengandung bahan aktif berbahaya dan sudah di larang
hidrokinon, zat warna merah K.3, jingga K1 dan merah K10 (rhodamin B).
dan membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Pada Tahun 1982, Lin J. T
Bahan yang juga sering ditambahkan pada kosmetik yaitu zat pewarna.
contohnya zat pewarna tekstil dipakai untuk mewarnai bahan pangan dan
tersebut. Selain itu harga zat pewarna tekstil lebih terjangkau bila dibandingkan
dengan zat pewarna yang memang digunakan dalam makanan. Ini terjadi karena
bea masuk zat pewarna untuk bahan pangan jauh lebih tinggi daripada zat
pewarna non pangan dan zat pewarna tekstil biasanya lebih menarik (Cahyadi,
2017).
serbuk kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak memiliki bau dan
panjang (kronis) dapat menyebabkan kanker ataupun gangguan fungsi pada hati.
Gejala akut yang ditimbulkan oleh rhodamin B dapat terjadi jika terpapar
rhodamin B dalam jumlah besar. Rhodamin B yang masuk melalui makanan akan
mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan dan gejala keracunan dengan air
dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada saluran pernafasan. Lalu jika zat
kimia ini mengenai kulit maka kulit pun akan mengalami iritasi. Mata yang
terkena rhodamin B juga akan mengalami iritasi yang ditandai dengan mata
kemerahan dan timbunan cairan atau udem pada mata (Yuliarti, 2007).
Eropa mulai tahun 1984, hal ini dikarenakan rhodamin B termasuk bahan
pengujian laboratorium yang dilakukan oleh Badan POM selama tahun 2017 pada
24.314 sampel kosmetika, diperoleh 285 (1,17%) sampel tidak memenuhi syarat
(0,41 %) sampel tercemar mikroba, dan 127 (0,52%) sampel mengandung bahan
dimana sampel yang tidak memenuhi syarat mutu diperoleh 235 (1,08 %) jumlah
sampel.
perona pipi yang beredar di beberapa pasar tradisional kota Makassar, diperoleh 2
sampel perona pipi yang positif rhodamin B. Penelitian lainnya oleh Winasih,
dkk (2015) dari 6 sampel perona pipi yang diperiksa diperoleh 2 sampel yang
positif rhodamin B. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aviani (2014), dari 5
sampel perona pipi yang diperiksa, diperoleh 3 sampel yang positif rhodamin B.
rhodamin b yang tersebar di seluruh gedung yang mencemari rambut, kulit, mata,
dan pakaian sebagian besar karyawan toko. Gejala akut (rasa sakit dan gatal-gatal
pada kulit) dikeluhkan oleh pekerja di bengkel perawatan otomotif yang terpapar
mengakibatkan mata terasa terbakar, iritasi kulit dan kesulitan bernapas pada 17
bibir dan kulit manusia akan berkontribusi pada keamanan penggunaan pewarna
dalam kosmetik. Pertumbuhan sel fibroblas dalam proses penyembuhan luka dan
Tren penggunaan perona pipi saat ini dengan jenis produknya yang
semakin beragam membuat wanita dari berbagai kalangan usia tertarik untuk
dan internet yang mempengaruhi pola pikir konsumen yang terobsesi untuk
memiliki wajah yang cantik. Tetapi penggunaan kosmetik yang tidak diimbangi
Pajak USU (PAJUS) merupakan pasar yang pada saat ini banyak
PAJUS menjual berbagai jenis barang mulai dan salah satu produk yang banyak
dijual di PAJUS yaitu produk kosmetik. Berdasarkan hasil observasi yang telah
yang ditandai dengan banyaknya penjual kosmetik di PAJUS dan selalu ramai
dikunjungi oleh pengguna kosmetik, terutama untuk penjualan perona pipi. Dalam
Perumusan Masalah
Perona pipi dijual dengan bebas oleh pedagang kosmetik di PAJUS tanpa
pengguna produk, sehingga perlu dilakukan analisis rhodamin b pada perona pipi
merek lokal dan perilaku konsumen terhadap perona pipi di PAJUS Kota Medan.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui keberadaan zat pewarna rhodamin B pada perona pipi yang beredar di
PAJUS dan perilaku konsumen terhadap perona pipi di PAJUS Kota Medan
Tahun 2019.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui ada tidaknya zat pewarna rhodamin B pada perona pipi yang
2. Mengetahui kadar zat pewarna rhodamin B pada perona pipi yang beredar
Medan.
Manfaat Penelitian
2. Sebagai informasi bagi Dinas Kesehatan dan instansi terkait untuk lebih
USU Medan tentang keberadaan rhodamin b pada perona pipi yang dijual
di PAJUS.
dan beracun dapat diartikan sebagai bahan yang dapat merusak lingkungan,
oleh karena sifat, konsentrasinya dan atau jumlahnya yang mempengaruhi baik
merkuri sempat marak di Indonesia. Cream pemutih dengan bahan merkuri ini
pada mulanya berasal dari China dan sering disebut dengan pearl cream atau
cream mutiara. Kulit putih yang dihasilkan oleh pemakaian pearl cream
dengan bahan dasar merkuri yang dioleskan pada kulit berdampak negatif bagi
kesehatan, bahkan dapat mengganggu fungsi ginjal dan jaringan saraf. Sehingga
atau cream mutiara yang mengandung merkuri telah dirasakan di China. Kini,
(Muliyawan, 2013).
putih atau kristal. Senyawa ini seringkali ditambahkan pada kosmetik untuk
penentu warna kulit. Pigmen kulit yang gelap menandakan kadar melanin dalam
bahwa hidrokinon bekerja cepat dalam menghilangkan flek hitam atau warna
tidak merata pada kulit. Namun, dalam penggunaan hidrokinon ini memberi
kehilangan fungsinya untuk melindungi dari radiasi sinar matahari dan pengaruh
luar lainnya. Efek dalam penggunaan hidrokinon adalah efek yang bersifat
akumulasi. Artinya, berapa pun kadar penggunaan hidrokinon saat ini, akan terus
menumpuk. Dampak negatif baru akan mucul bila telah digunakan selama sekian
retinoat, yaitu:
a. Rasa terbakar
Bahan pewarna merah K.3 (Cl 15585), merah K.10 (Rhodamin B), dan
jingga K.1 (Cl 12075). Bahan pewarna merah K.3 (Cl 15585), merah K.10
(Rhodamin B), dan jingga K.1 (Cl 12075) bersifat karsinogenik atau dapat
digunakan pada industri kertas, tinta dan tekstil. Reaksi negatif yang dapat
kesehatan manusia.
Reaksi negatif yang terjadi akibat penggunaan kosmetik yang tidak aman, baik
pada kulit maupun pada sistem tubuh (Tranggono, 2007), diantaranya adalah:
Iritasi. Efek negatif yang timbul secara langsung saat penggunaan pertama
kosmetik karena mengandung satu atau lebih bahan-bahan yang bersifat iritan.
Alergi. Reaksi yang timbul pada kulit setelah penggunaan kosmetik beberapa
kali bahkan setelah bertahun lamanya, karena didalamnya terdapat bahan yang
bersifat alergenik bagi seseorang sekalipun tidak berefek bagi orang lain.
terkena paparan sinar matahari. Hal ini terjadi dikarenakan salah satu atau lebih
(moisturizer) dapat menimbulkan jerawat jika dipergunakan pada jenis kulit yang
Indonesia. Hal ini dikarenakan kosmetik tersebut berpotensi untuk membuat pori-
pori kulit tersumbat bersama kotoran dan bakteri. Jenis kosmetik tersebut
Intosidasi. Bahan-bahan yang bersifat toksik dan terdapat pada kosmetik bisa
Penyumbatan fisik. Penyumbatan dapat terjadi pada pori-pori kulit atau pori-
pori kecil pada bagian tubuh yang lain , yang disebabkan oleh kosmetik tertentu
yang mengandung bahan yang lengket dan berminyak seperti pelembab atau alas
bedak.
reaksi negatif pada kulit akibat kosmetik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah:
dalam jangka waktu yang lama, seperti pelembab dan dasar bedak lebih cepat
sebentar saja dan kemudian segera dibersihkan atau diangkat kembali, misalnya
sabun atau shampo yang segera dibilas dengan air sampai bersih setelah
Lokasi pemakaian. Reaksi kulit yang berada pada satu lokasi dengan
lokasilainnya tidak selalu sama terhadap aplikasi suatu jenis kosmetik. Karena
memunculkan reaksi negaitif yang besar. Oleh karena itu sebaiknya pH kosmetik
(Tranggono, 2007).
menarik pada kosmetik dekoratif dan menjadi ciri khas pada kosmetik tertentu.
Zat warna alam yang dapat larut. Zat warna yang termasuk jenis ini
tergolong aman untuk kulit, hanya saja dalam penggunaannya pada kosmetik
terbilang jarang. Beberapa kelemahan yang terdapat pada zat warna alam larut ini
yaitu warna yang dihasilkan kurang tahan lama dan harganya relatif mahal.
Alkalain, yaitu zat pewarna merah yang terbuat dari ekstrak kulit akar alkana
(Radix alcannae).
Carmine, yaitu zat warna yang menghasilkan warna merah dan diperoleh dari
Ekstrak klorofil dedaunan hijau, yaitu zat warna yang menghasilkan zat warna
hijau.
Henna, zat warna alam yang umumnya dipakai untuk pewarna pada rambut
dan kuku.
Carrotene, yaitu zat warna kuning yang diekstrak dan bagian tanaman
Zat warna sintetis yang dapat larut. Zat pewarna sintetis merupakan zat
warna yang diperoleh dari proses yang diperoleh lewat proses sintesa senyawa
kimia tertentu. Zat warna ini sering disebut dengan aniline atau coal-tar, karena
zat warna ini merupakan sintesis dari senyawa-senyawa hasil isolasi dari coal-tar.
a. Memiliki intensitas warna yang kuat, sekalipun dalam jumlah yang sedikit
b. Dapat larut dalam air, alkohol, minyak atau salah satu dari ketiganya.
kosmetik. Salah satunya yaitu pigmen warna yang ada secara alamiah pada tanah
oksida (mis. kuning ochre, coklat tua, merah bata, coklat). Zat warna ini bersifat
alami dan tidak berbahaya. Warna tidak sama, bergantung pada sumbernya. Pada
(Tranggono, 2007).
Pigmen-pigmen sintetis. Saat ini, banyak ditemukan besi oksida sintetis yang
seringkali dipakai untuk menggantikan zat pewarna alami. Warna yang diperoleh
Berikut ini merupakan contoh dari pigmen sintetis yang dipakai pada industri
kosmetik, yaitu:
mutiara.
e. Kobalt dipakai untuk pigmen sintetis biru dan kobalt hijau untuk pigmen
f. Zat warna yang berasal dari coal-tar tergolong sebagai pigmen sintetis.
Ada beberapa jenis pigmen sintetis yang penggunaannya tidak perbolehkan dalam
kosmetik karena memiliki sifat toksis seperti prussian blue dan cadmium sulfide
(Muliyawan, 2013).
Lakes alam dan sintetis. Lakes diperoleh dari proses pengendapan satu
atau lebih zat warna yang dapat larut dalam air pada satu atau lebih substrat yang
tidak larut dan mengikatnya sehingga menghasilkan bahan pewarna yang hampir
tidak larut dalam air, minyak dan pelarut lainnya. Lakes banyak terbuat zat
pewarna sintetis. Lakes yang terbuat dari coal-tar adalah zat warna yang berperan
penting dalam kosmetik dekoratif karena warna yang dihasilkan lebih cerah dan
cocok dengan kulit. Substrat yang paling sering digunakan yaitu zinc oxide,
Tabel 1
Zat Warna Tertentu Yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya pada Makanan,
Obat, dan Kosmetika
Nama Nomor Indeks Warna (C.I.No)
Auramine (C.IBasic Yellow2) 41000
Alkanet 75520
ButterYellow(C.I. Solvent Yellow2) 11020
Black7984 (FoodVlack 2) 27755
BumUnber(Pigment Brown 7) 77491
Chrysoidine(C.I.Basic Orange) 11270
ChrysoineS(C.IFood Yellow 8) 14270
CitrusRed No. 2Citrus Red No.2 12156
ChocolateBrown FB (Food Brown 2) -
FastRed E (C.I Food Red 4) 16045
Fast Yellow AB (C.I Food Yellow 2) 13015
Guinea Green B (C.I Acid Green No.3) 42085
Indanthrene Blue RS (C.I Food Blue 4) 69800
Magenta (C. I Basic Violet 14) 42510
Metanil Yellow (Ext. D&C Yellow No.1) 13065
Oil OrangeSS (C.ISolventOrange 2) 12100
Oil OrangeXO (C.ISolventOrange 7) 12140
Oil OrangeAB (C.ISolventYellow 5) 11380
Oil OrangeAB (C.ISolventYellow 6) 11390
OrangeG(C.IFood Orange 4) 16230
Orange GGN (C.I Food Orange 2) 15980
OrangeRN (Food Orange 1) 15970
Orchid and Orcein -
Ponceau 3R (Acid Red 1) 16155
Ponceau SX (C. I Food Red 1) 14700
Ponceau 6R (C.I Food Red 8) 16290
Rhodamin B (C.I Food Red15) 45170
Sudan I(C. I Solvent Yellow14) 12055
ScarletGN (Food Red 2) 14815
Violet 6B 42640
Sumber:Permenkes RI Nomor 239/Menkes/Per/V/85
Rhodamin B
dan berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, bila dilarutkan dalam air
C28H31N2O3Cl dan berat molekul 479,06 gr/mol. Titik lebur 165℃, dapat larut
pada air, benzene, eter dan alcohol, namun tidak dapat larut pada pelarut organik.
Rhodamin B adalah zat warna zat warna dari golongan pewarna kationik (cationic
dyes). Rhodamin B biasanya menjadi pewarna untuk tekstil, kertas, sutra dan
digunakan juga sebagai reagen dalam analisis antimony, bismuth, kobalt dan
lainnya. Nama lain rhodamin B adalah basic violet, acid brilliant pink B, basic
violet 10, calcozine red bx, C.I. basic violet 10, CI Number (No. index
stabil pada temperatur dan tekanan normal. Hasil peruraian yang berbahaya pada
Sifat kimia dan kandungan logam berat yang ada pada rhodamin B bersifat
bahaya bagi kesehatan manusia. Pada rhodamin B terdapat senyawa klorin (Cl).
Klorin adalah senyawa halogen yang reaktif dan bila tertelan, maka senyawa ini
akan mengikat senyawa lain yang terdapat dalam tubuh agar mencapai kestabilan,
pengalkilasi yang bersifat radikal dan mampu berikatan dengan lemak, protein,
Tabel 2
tubuh manusia dapat terjadi melalui mulut, kulit, sistem pernapasan dan organ
lainnya seperti telinga dan mata. Jalur pemaparan rhodamin b, yaitu kontak
melewati pernapasan, kulit, dan kontak melewati oral. Berikut merupakan alur
pada darah
Respon tubuh terhadap rhodamin B pada rute ini termasuk respon akut.
Efek berbahaya atau beracun yang timbul akibat penggunaan suatu zat
disebut efek toksik. Rhodamin B yang digunakan dalam jangka panjang (kronis)
bisa menyebabkan kanker dan gangguan fungsi pada hati. Sedangkan paparan
oleh rhodamin B pada jumlah yang besar dalam waktu singkat menyebabkan
gejala akut keracunan rhodamin B. Kemudian jika masuk ketubuh lewat makanan
maka menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan gejala keracunan berupa
perubahan air kencing menjadi berwarna merah atau merah muda. Apabila
rhodamin B menempel pada kulit akan menyebabkan iritasi, begitu pula jika
terkena pada mata, akan terjadi gangguan yang ditandai dengan mata menjadi
merah dan terdapat timbunan cairan (udem) pada mata (Yuliarti, 2007)
BPOM (2008) :
Jika terhirup. Serbuk atau debunya bersifat iritatif debu atau kabutnya
Jika terkena kulit. Rhodamin B yang terkena kulit dalm bentuk serbuk atau
larutan mengakibatkan kulit kemerahan, rasa sakit pada kulit dan iritasi.
keburaman total, sampai kerusakan jaringan dan stroma kornea yang mengelupas
(corneal stroma). Efek yang khas terjadi akibat paparan bahan pewarna kationik
dalam jumlah yang toksik terhadap mata kelinci adalah adanya pewarnaan pada
mata pada permulaannya, yang tidak dapat hilang dibilas. Dalam jangka waktu 1
hari, noda warna akan hilang secara spontan dan warna kornea menjadi keabu-
abuan yang tembus cahaya dan hanya sedikit berwarna. Tingkat keburaman
meningkat dan dalam jangka waktu 2 minggu kornea melunak, sangat menonjol
secara luas diserap oleh saluran pencernaan dan menunjukkan pengikatan dengan
protein yang kuat. Konsentrasi yang tinggi dalam makanan jika diberikan pada
tikus dapat menyebabkan kerusakan hati. Bukti ilmiah pada hewan percobaan
Perona pipi
Perona pipi merupakan salah satu alat kosmetik yang berfungsi untuk
(Suryawan, 2006). Perona pipi bertujuan untuk memberi warna merah pada pipi
sehingga membuat penggunanya terlihat lebih cantik dan segar dan dalam
Perona pipi diproduksi dalam corak warna yang beragam dan variatif, mulai dari
warna merah jambu hingga merah tua. Perona pipi konvensional biasanya
memiliki pigmen merah atau merah kecoklatan dengan kadar yang tinggi.
Sedangkan untuk perona pipi yang kadar pigmennya rendah biasanya dipakai
untuk pelembut warna agar mendapatkan efek warna yang terang. Perona pipi bisa
langsung diaplikasikan pada pipi, namun dalam beberapa hal lebih sering dipakai
sebagai sediaan alas rias baik itu sesudah ataupun sebelum menggunakan bedak
Bentuk serbuk warna. Bentuk perona pipi jenis paling sering digunakan
Bentuk puff. Pada bagian atas kemasan, perona pipi jenis ini terdapat puff
Bentuk gradasi. Kemasan perona pipi jenis ini menyerupai bentuk serbuk
1 warna. Hanya saja perbedaannya, terdapat beberapa warna berbeda pada satu
kemasan.
Bentuk multi cream. Perona pipi jenis cream ini biasanya bisa digunakan
Bentuk batang. Pada jenis ini, perona pipi dikemas dalam tabung seperti
kemasan lipstik.
Bentuk powder ball. Perona pipi ini berbentuk bola-bola kecil dengan
Dari jenis perona pipi yang beragam, peroa pipi yang berbentuk padat merupakan
jenis yang paling banyak digunakan oleh pengguna kosmetik, sedangkan bila
dilihat dari ketahanan warna pada kulit, perona pipi dengan bentuk cream
mengandung bahan berbahaya, perona pipi bentuk cream ini juga paling cepat
Bahan-bahan yang terdapat pada perona pipi dapat dipengaruhi oleh jenis
bentuknya.
dari cream rouges ini adalah ceresine, carnauba, beeswax, spermaceti, petrolatum,
paraffin oil, isopropyl palmitate, lanolin, adeps lanae, cetyl alcohol, eutanol g,
stearic acid, lake, titanium dioxide, eosin dyes, perfume. (Tranggono, 2007)
Liquid rouges. Formulasi dari perona pipi jenis liquid ini berupa larutan
`Perilaku
bila dilihat dari segi biologis. Perilaku manusia pada hakekatnya merupakan
aktivitas manusia itu sendiri. Oleh karena itu, cakupan perilaku manusia sangat
luas. Seperti berbicara, berjalan, bereaksi dan lainnya. Bahkan berpikir, emosi dan
perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukakan makhluk hidup yang dapat
perilaku adalah hasil dari perangsang (stimulus) dan respon yang berhubungan.
1. Perilaku pasif, yaitu reaksi yang terbentuk pada diri manusia dan tidak bisa
dilihat secara langsung oleh orang lain. Perilaku bentuk ini dapat
2. Perilaku aktif, yaitu jika suatu perilaku bisa dilihat atau diamati secara
behaviour.
(knowledge).
(practice).
motivasi untuk seseorang dalam mengambil sikap dan berperilaku, sehingga dapat
pula menjadi dasar dari terbentuknya suatu tindakan dari seseorang (Azwar,
2007).
Tahu (know). Tahu dapat didefinisikan sebagai mengingat materi yang telah
lainnya. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah .
materi atau objek ke dalam suatu komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
menarik suatu hubungan suatu bagian sehingga membentuk suatu kesatuan yang
baru.
yang dijumpainya, seperti orang, barang, atau suatu fenomena tertentu. Suatu
bergantung pada sikap individu, jika suatu individu tertarik pada sesuatu maka ia
akan mendekat, namun bila tidak suka maka respon yang muncul adalah
maupun perasaan tidak mendukung (unfavourable) pada suatu objek. Istilah sikap
awal mulanya dipakai untuk menunjukkan status mental individu. Sikap individu
ditunjukkan pada suatu objek tertentu namun sifatnya masih tertutup. Kesadaran
individu dalam menentukan tingkah laku nyata yang mungkin terjadi ialah yang
Tindakan (Practice)
seperti faktor predisposisi atau sikap keyakinan, motivasi, nilai, dan pengetahuan.
Suatu sikap belum seutuhnya langsung terlaksana dalam suatu tindakan. Agar
ataupun suatu kondisi yang mendukung seperti fasilitas, sarana dan prasarana.
suatu hal berdasarkan urutan yang benar sesuai contoh merupakan indikator
mengerjakan sesuatu yang benar dengan otomatis atau bisa disebut dengan
kebiasaan.
Landasan teori
kekurangan maupun kelebihan yang ada. Selain itu, peneliti juga mencari
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori simpul yang
digunakan untuk upaya pencegahan, dapat digunakan pada titik atau simpul
bakteri, parasit, bahan kimia berbahaya atau yang lainnya. Dalam penelitian ini
penyakit misalnya udara, air binatang pembawa penyakit, makanan, dan benda-
ini yang merupakan simpul 2 yaitu, kosmetik perona pipi merek lokal yang
perona pipi.
1 2 3 4
pada kosmetik perona pipi yang beredar di pasar tradisinal kota Makassar”
perona pipi dari 7 sampel yang diperiksa yaitu sebesar 0,433 mg/g pada perona
pipi merek Cameo dan 0,998 mg/g pada perona pipi merek Kiss Beauti. Sampel
perona pipi yang diambil berdasarkan tiga parameter yaitu perona pipi yang tidak
memiliki nomor registrasi dari BPOM, perona pipi yang belum dialih bahasakan,
Sebelas Maret yang berjudul “Analisis kualitatif dan kuantitatif zat rhodamin B
pada perona pipi (Blush on) yang beredar di Surakarta” memperoleh hasil analisis
kandungan rhodamin B yang positif pada 3 perona pipi dari 5 sampel yang
diperiksa yaitu masing-masing sebesar 0,058 % b/b, 0,00023% b/b, dan yang
tertinggi sebesar 0,02603% b/b yang artinya dalam 100 gram sampel terdapat 26
ITB yang berjudul “Identifikasi zat warna rhodamin B pada kosmetik pemerah
pipi dan eye shadow dengan menggunakan metode KLT DAN KCKT”
memperoleh hasil analisis kandungan rhodamin B yang positif pada perona pipi,
3 dari 7 sampel yang diperiksa yaitu sebesar 1,57 𝜇𝑔/𝑚𝐿, 1,44 𝜇𝑔/𝑚𝐿 dan yang
tertinggi sebesar 1,7 𝜇𝑔/𝑚𝐿 kadar rhodamin B pada perona pipi yang diperiksa.
Kerangka Konsep
Laboratrium
Jenis Penelitian
keberadaan zat pewarna rhodamin B yang terdapat pada perona pipi dan untuk
Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru Kota Medan.
Lokasi Penelitian
lokasi ini adalah karena pasar tersebut merupakan tempat yang banyak menjual
Waktu Penelitian
33
n = Besar sampel
Z1 = derajat kemaknaan
= 0.5
(1.96)2(0.5)(1 − 0.5)
𝑛=
(0.15)2
3.8416 (0.25)
𝑛=
0.0225
0.9604
𝑛=
0.0225
𝑛= 42.684 ≈ 43 orang
purposive sampling yaitu konsumen yang membeli perona pipi dan yang
PAJUS.
Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah kosmetik perona pipi yang dijual di
PAJUS. Perona pipi yang akan diteliti yaitu sebanyak 12 sampel yang diambil
secara purposive sampling, yaitu perona pipi yang banyak diminati konsumen dan
produk perona pipi yang tidak memiliki nomor izin edar BPOM.
Definisi Operasional
Perona pipi. Serbuk pewarna yang dipdatkan dan dikemas dalam suatu
Tidak ada. Apabila tidak ditemukan rhodamin B pada perona pipi merek
lokal.
laboratorium terhadap rhodamin B yang terdapat dalam perona pipi dan kuesioner
Metode Pengukuran
dan kuantitatif.
a. Benang wol
b. Oven
c. Corong
d. Beaker glass
e. Plat tetes
f. Desikator
g. Neraca analitik
b. HCl 3%
c. NaOH 3%
d. Aquadest
e. n-heksan
f. KHSO4 10%
g. NH4OH 12%
h. H2SO4
Cara kerja
menit
g. Setelah itu, benang wol diletakkan di dalam masing- masing plat tetes
berjumlah 4 buah
h. Pada plat pertama ditambahkan HCl, plat kedua ditambahkan H 2SO4, plat
g. Benang wol yang telah kering kemudian ditimbang dan dicatat beratnya
h. Hitung selisih berat benang wol sebelum dan sesudah dicampur sampel
skor nilai dari pertanyaan yang diajukan. Jawaban dengan pilihan a diberikan
tertinggi yaitu 16. Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh responden, maka
pilihan jawaban, “S” untuk setuju dan “TS” untuk tidak setuju. Jawaban yang
benar akan diberikan nilai = 1 dan jawaban yang salah akan diberikan nilai = 0.
Jumlah pertanyaan sebanyak 10 dengan total skor tertinggi yaitu 10. Berdasarkan
beserta 2 pilihan jawaban, “Ya” dan “Tidak”. Jawaban yang benar akan diberikan
nilai = 1 dan jawaban yang salah akan diberikan nilai = 0. Jumlah pertanyaan
sebanyak 8 dengan total skor tertinggi yaitu 8. Berdasarkan jumlah skor yang
kategori.
pada sampel perona pipi. Data hasil kuesioner tentang perilaku konsumen akan
dianalisis secara deskriptif dan dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Pajus merupakan salah satu pasar yang terdapat di kota Medan. Pasar ini
Medan Baru Kota Medan. Pajak USU menjual berbagai jenis barang dengan harga
yang sangat terjangkau bagi konsumen sehingga membuat Pajak USU Padang
Bulan ramai dikunjungi oleh siswa sekolah, mahasiswa dan masyarakat umum
lainnya. Jenis Barang yang dijual di Pajak USU Padang Bulan mulai dari pakaian,
Pada tahun 2002 awalnya Pajak USU atau yang sering disebut Pajus
kampus Fakultas Ekonomi. Pajak USU merupakan hasil kebijakan dari pihak
rektorat USU dalam upaya pembenahan USU. Kebijakan ini ditempuh setelah
Tetapi pada tahun 2010, Pajus yang berlokasi di dalam USU tersebut mengalami
kebakaran yang menyebabkan kerugian besar bagi para pedagang dan tidak ada
korban jiwa dalam peristiwa ini. Semenjak itu Pajus kembali buka tetapi
menyebar di tiga lokasi yaitu di Jalan Pembangunan, Jalan Dr. Mansyur, dan Jalan
41
dan Jalan Jamin Ginting. Dari tiga lokasi Pajak USU yang baru, Pajak USU
Padang Bulan yang berlokasi di Jalan Jamin Ginting adalah lokasi yang paling
ramai dikunjungi oleh pelanggan dan yang bertahan sampai saat ini. Pajus
Hasil analisis zat pewarna rhodamin B pada perona pipi dengan metode
Tabel 3
Hasil uji kualitatif zat pewarna rhodamin B pada perona pipi Pajus kota Medan
Tahun 2019
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 12 sampel perona pipi yang
diperoleh dari pedagang kosmetik di PAJUS dan diperiksa dengan uji kualitatif
dan kuantitatif, terdapat 1 sampel yang positif mengandung zat pewarna rhodamin
terdapat 9 orang yang pernah menggunakan perona pipi sesuai dengan sampel
perona pipi yang diambil. Sampel A yaitu digunakan oleh 2 orang, sampel B
Karakteristik konsumen meliputi umur, jenis pekerjaan, merek perona pipi yang
konsumen di Pajus kota Medan tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Distribusi Konsumen Perona Pipi Berdasarkan Karakteristik Konsumen di
PAJUS Kota Medan Tahun 2019
Karakteristik Konsumen Jumlah (orang) Persen (%)
1 Umur
18-21 33 76,7
22-25 10 23,3
Total 43 100
2 Jenis Pekerjaan
Mahasiswa 31 72,1
Karyawan 12 27,9
Total 43 100
3 Merek Perona Pipi
Teregistrasi 34 79,1
Tidak Teregistrasi 9 20,9
Total 43 100
4 Lama Penggunaan
1 tahun 21 48,8
2 tahun 16 37,2
3 tahun 4 9,3
4 tahun 2 4,7
Total 43 100
berdasarkan umur paling banyak yaitu 18-21 tahun sebanyak 33 orang (76,7 %).
Distribusi konsumen perona pipi berdasarkan jenis pekerjaan yang tertinggi yaitu
pipi pada tabel 4.2 menunjukkan konsumen paling banyak menggunakan perona
pipi dalam kurun waktu 1 tahun yaitu sebanyak 21 orang (48,8%). Distribusi
konsumen perona pipi berdasarkan merek perona pipi yang digunakan yaitu
teregistrasi.
Tabel 5
No Pengetahuan Konsumen
n %
1 Definisi perona pipi
a. Bahan yang digunakan untuk 1 2,3
meningkatkan kepercayaan diri
b. Bahan yang digunakan untuk 8 18,6
memerahkan pipi
c. Bahan yang digunakan untuk
mewarnai pipi dan penyempurna 34 79,1
riasan
Pengetahuan Konsumen
No n %
2 Perona pipi yang tidak aman
a. Dijual dengan harga murah 1 2,3
b. Menyebabkan wajah gatal-gatal 13 30,2
dan berjerawat
c. Mengandung bahan berbahaya dan 29 67,4
tidak memiliki tanda registrasi
BPOM
3 Penggunaan bahan pewarna yang aman
dalam perona pipi
a. Menggunakan warna yang 2 4,7
menarik dan sesuai dengan warna
kulit 5 11,6
b. Pewarna yang tidak menimbulkan
iritasi 36 83,7
c. Pewarna yang diizinkan
penggunaannya dan memenuhi
syarat oleh BPOM
4 Fungsi rhodamin B
a. Pewarna untuk bahan campuran 7 16,3
perona pipi
b. Pewarna yang aman untuk 2 4,7
makanan 34 79,1
c. Pewarna dalam industri tekstil dan
kertas
5 Efek rhodamin B pada kulit
a. Kulit menjadi kering dan kasar 5 11,6
b. Kulit seperti terbakar dan melepuh 11 25,6
c. Kulit iritasi dan alergi 27 62,8
6 Kriteria memilih produk perona pipi yang
benar
a. Bermerek terkenal, mahal, dijual 1 2,3
ditempat yang banyak dikunjungi
b. Sering digunakan konsumen dan
8 18,6
warnanya tahan lama
c. Komposisi bahan yang digunakan 34 79,1
aman dan teregistrasi
Pengetahuan Konsumen
n %
No
7 Rhodamin B pada perona pipi
a. Warnanya lebih awet dan tahan 5 11,6
lama
b. Warnanya lebih cerah 13 30,2
c. Tidak disarankan 25 58,1
(79,1%) menyatakan bahwa perona pipi adalah bahan yang digunakan untuk
perona pipi yang tidak aman mengandung bahan berbahaya dan tidak memiliki
tanda registrasi BPOM, 36 orang (83,7%) menyatakan pewarna yang aman dalam
perona pipi adalah yang diizinkan penggunaannya dan memenuhi syarat oleh
pewarna dalam industri tekstil dan kertas, 27 orang (62,8%) menyatakan bahwa
alergi, 34 orang (79,1%) memilih perona pipi berdasarkan komposisi bahan yang
B pada perona pipi tidak disarankan, dan sebanyak 27 orang (62,8%) menyatakan
Tabel 6
Tabel 7
Distribusi Konsumen Berdasarkan Sikap di PAJUS Kota Medan Tahun 2019
No Sikap Setuju Tidak Setuju
n % n %
1 Perona pipi merupakan kosmetik dekoratif 43 100 0 0
yang digunakan untuk mewarnai pipi
sehingga dapat meningkatkan estetika
dalam tata rias wajah
2 Perona pipi yang aman adalah perona pipi 41 95,3 2 4,7
yang tidak mengandung bahan berbahaya
dan memiliki nomor izin edar
3 Zat pewarna dalam kosmetik harus 41 95,3 2 4,7
memenuhi syarat keamanan
4 Rhodamin B merupakan zat warna sintetis 35 81,4 8 18,6
yang digunakan untuk pewarna tekstil
bukan kosmetik
5 38 88,4 5 11,6
Rhodamin B bersifat racun dan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada
manusia.
perona pipi merupakan kosmetik dekoratif yang digunakan untuk mewarnai pipi
sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah yaitu sebanyak 43
orang (100 %). Sedangkan untuk konsumen yang menjawab tidak setuju, paling
banyak terdapat pada pernyataan perona pipi yang memiliki daya tahan warna
yang awet pada kulit sangat disarankan yaitu sebanyak 29 orang (67,4 %).
Tabel 8
No Sikap Konsumen
n %
1 Baik 36 83,7
2 Buruk 7 16,3
Total 43 100
berdasarkan sikap terhadap perona pipi di pajus tahun 2019 rata-rata memiliki
Tabel 9
No Tindakan Ya Tidak
n % n %
1 Apakah anda membeli perona pipi 38 88,4 5 11,6
yang sudah terdaftar di Badan
pengawas obat dan makanan?
2 Apakah anda memperhatikan 27 62,8 16 37,2
komposisi bahan yang dipakai
perona pipi yang anda gunakan?
3 Apakah anda melihat kadaluarsa 40 93 3 7
saat membeli kosmetik anda?
4 Apakah anda pernah menanyakan 30 69,8 13 30,2
kepada penjual bahwa kosmetik
tersebut aman digunakan?
5 Apakah anda pernah menggunakan 11 25,6 32 74,4
perona pipi yang tidak mempunyai
izin resmi BPOM?
6 Apakah anda membeli perona pipi 30 69,8 13 30,2
berdasarkan produk yang
memberikan warna yang tahan lama
pada saat digunakan?
7 Apakah anda berhenti menggunakan 39 90,7 4 9,3
perona pipi jika anda sudah
mengetahui bahwa perona pipi
tersebut mengandung rhodamin B?
8 Apakah anda pernah memeriksa 19 44,2 24 55,8
nomor registrasi pada produk
perona pipi sebelum membelinya?
yang tidak mempunyai izin resmi BPOM yaitu sebanyak 32 orang (74,4 %).
Tabel 10
No Tindakan Konsumen
n %
1 Baik 25 58,1
2 Buruk 18 41,9
Total 43 100
berdasarkan tindakan terhadap perona pipi di pajus tahun 2019 rata-rata memiliki
Tabel 11
berdasarkan perilaku terhadap perona pipi di pajus tahun 2019 rata-rata memiliki
Hasil tabulasi silang antara perilaku konsumen dan merek perona pipi yang
digunakan konsumen di Pajus Kota Medan Tahun 2019
perilaku buruk terdapat 8 orang (72,7%) yang menggunakan perona pipi tidak
Tabel 13
Hasil tabulasi silang antara perilaku konsumen dan keberadaan rhodamin B pada
perona pipi yang digunakan konsumen di Pajus Kota Medan Tahun 2019
Keberadaan rhodamin B
pada perona pipi yang digunakan
Kategori Positif Negatif Total
perilaku rhodamin B rhodamin B
n % n % n %
Buruk 2 18,2 9 81,8 11 100
Baik 0 0 32 100 32 100
Total 2 4,65 41 95,35 43 100
perilaku buruk terdapat 2 konsumen (18,2%) yang menggunakan perona pipi yang
Perona pipi yang digunakan menjadi sampel uji yaitu sebanyak 12 sampel
perona pipi yang dijual di Pajus dan tidak teregistrasi. Berdasarkan hasil
menunjukkan bahwa dari 12 sampel perona pipi yang diperiksa terdapat 1 sampel
ditemukan pada perona pipi adalah 0,0034 mg/L. Dalam penelitian ini, merek
perona pipi yang positif rhodamin B digunakan oleh 2 orang konsumen, dan
Hasil perona pipi yang positif rhodamin B yang diperoleh lebih sedikit
positif pada perona pipi, 2 dari 7 sampel yang diperiksa yaitu masing-masing
sebesar 0,433 mg/g dan 0,998 mg/g kadar rhodamin B pada perona pipi yang
diperiksa. Meski hasil positif yang diperoleh sedikit, namun ini dapat menjadi
peringatan bagi konsumen untuk lebih selektif dalam memilih kosmetik yang
53
mengandung rhodamin B memiliki ciri yang berbeda dengan perona pipi lainnya,
yaitu:
berwarna merah terang, namun dapat juga ditemukan pada perona pipi
karena beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin mengambil
rhodamin b.
kemerahan dan rasa sakit pada kulit. Dalam dosis yang tinggi,bila terhirup sangat
iritatif terhadap saluran pernafasan. Gejala yang ditimbulkan berupa batuk, sakit
sel fibroblast pada bibir dan kulit. Pertumbuhan sel fibroblas dalam proses
yang ada di Pajus memiliki tingkat pengetahuan terhadap perona pipi dengan
kategori baik yaitu sebanyak 35 orang (81,4 %) dan konsumen yang memiliki
terhadap perona pipi. Tingkat pengetahuan yang baik dapat diketahui dari
berada pada kategori buruk. Hal ini disebabkan karena informasi yang diperoleh
bahkan dari pengakuan beberapa konsumen ada yang baru mendengar kata
rhodamin B.
bersikap dan berperilaku, sehingga dapat pula menjadi dasar dari terbentuknya
suatu tindakan dari seseorang (Azwar, 2007) . Tahu diartikan sebagai mengingat
suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
konsumen yang ada di Pajus memiliki sikap yang baik terhadap perona pipi yaitu
sebanyak 36 orang (83,7 %) dan konsumen yang memiliki sikap dengan kategori
buruk sebanyak 7 orang (16,3 %). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
konsumen yang menyatakan sikap setuju bahwa perona pipi yang aman adalah
perona pipi yang tidak mengandung bahan berbahaya dan memiliki nomor izin
edar.
stimulus untuk menghasilkan respon. Adapun output sikap ini akan sangat
tergantung pada sikap individu, apabila individu tersebut tertarik maka ia akan
2007).
Sikap konsumen terhadap perona pipi yang baik sejalan dengan hasil
baik. Namun masih didapatkan beberapa konsumen yang tidak setuju bahwa
rhodamin B merupakan zat warna sintetis yang digunakan untuk pewarna tekstil
konsumen yang ada di Pajus memiliki tindakan yang baik sebanyak sebanyak 25
orang (58,1%) terhadap perona pipi dan konsumen yang memiliki tindakan
dengan kategori buruk sebanyak 18 orang (41,9 %). Sebagian besar konsumen
sudah memiliki tindakan yang baik terhadap perona pipi yang ditunjukkan
kategori buruk . Hal ini dibuktikan dengan banyaknya konsumen yang belum
membelinya.
seperti faktor predisposisi atau sikap keyakinan, nilai, motivasi dan pengetahuan.
Suatu sikap belum tentu terwujud otomatis dalam tindakan. Untuk mewujudkan
sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
konsumen perona pipi dapat dikategorikan kedalam perilaku yang baik yaitu
manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri
mengandung bahan berbahaya rhodamin B. Angka ini masih terlalu kecil untuk
Kesimpulan
0,0034 g/mL.
Saran
59
Arfina. (2012). Analisis Kandungan Rhodamin B pada Kosmetik Perona pipi yang
Beredar di Pasar Tradisional Kota Makassar. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 239 Tahun 1985 tentang
Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan sebagai Bahan Berbahaya
61
Lampiran. 1
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
II. PENGETAHUAN
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang menurut anda paling benar.
3. Apa yang anda ketahui tentang penggunaan bahan pewarna yang aman dalam
perona pipi ?
a. Memberikan warna yang awet dan lebih tahan lama pada wajah.
b. Memberikan warna yang lebih cerah
c. Tidak disarankan penggunannya pada kosmetik.
III. SIKAP
Berilah tanda centang (˅) pada salah satu kolom setiap pertanyaan di bawah ini.
IV. TINDAKAN
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda membeli perona pipi yang sudah
terdaftar di Badan pengawas obat dan makanan?
2 Apakah anda memperhatikan komposisi bahan
yang dipakai perona pipi yang anda gunakan?
3. Apakah anda melihat kadaluarsa saat membeli
kosmetik anda?
4. Apakah anda pernah menanyakan kepada penjual
bahwa kosmetik tersebut aman digunakan?
5. Apakah anda pernah menggunakan perona pipi
yang tidak mempunyai izin resmi BPOM
6. Apakah anda membeli perona pipi berdasarkan
produk yang memberikan warna yang tahan lama
pada saat digunakan?
7. Apakah anda berhenti menggunakan perona pipi
jika anda sudah mengetahui bahwa perona pipi
tersebut mengandung rhodamin B?
8. Apakah anda pernah memeriksa nomor registrasi
pada produk perona pipi sebelum membelinya?
Anggie 1 1 2 1 tahun
Evelyn 1 1 1 2 tahun
Demak 1 1 1 1 tahun
Karina 1 1 1 1 tahun
Almira 1 1 1 2 tahun
Rani 1 1 1 2 tahun
Suci 1 1 1 1 tahun
Ripka 1 1 1 2 tahun
Sarah 2 2 1 3 tahun
Amelia 2 2 1 2 tahun
NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Total
1 2 2 2 2 2 2 2 1 15
2 2 2 1 2 1 2 0 2 12
3 2 2 2 2 2 2 2 2 16
4 2 2 2 2 1 2 1 1 13
5 2 1 2 2 2 1 1 2 13
6 2 2 2 2 2 2 2 2 16
7 1 2 2 2 0 2 0 2 11
8 2 2 2 2 1 2 1 2 14
9 1 1 1 2 2 2 2 2 13
10 2 1 1 2 1 1 2 1 11
11 2 2 2 2 2 2 1 1 14
12 2 2 2 2 2 2 2 2 16
13 2 2 2 2 1 2 1 1 13
14 2 1 0 0 0 1 1 1 6
15 1 1 2 1 1 1 0 1 8
16 2 1 2 2 2 2 2 2 15
17 2 2 2 2 2 2 2 2 16
18 1 2 2 2 1 2 2 1 13
19 2 1 2 2 1 1 2 1 12
20 2 2 2 0 2 2 1 1 12
21 2 2 2 2 2 2 2 2 16
22 2 2 2 2 2 2 2 2 16
23 2 2 2 2 2 2 2 2 16
24 2 2 2 2 2 2 2 2 16
25 1 2 2 2 1 2 2 2 14
26 2 2 1 2 2 2 0 1 12
27 2 1 2 2 2 2 2 2 15
28 2 2 2 2 2 2 1 2 15
29 1 1 2 0 0 2 0 1 7
30 0 1 2 2 0 0 1 1 7
31 1 1 0 0 1 1 1 1 6
32 2 2 2 0 0 2 1 1 10
33 2 0 2 2 2 2 2 2 14
34 1 1 1 0 2 1 1 1 8
35 2 2 2 2 2 2 2 2 16
36 2 2 2 2 2 2 2 2 16
37 2 2 2 2 2 2 2 2 16
38 2 1 2 2 2 2 2 2 15
39 2 2 2 2 2 2 2 2 16
40 2 2 2 2 2 2 2 2 16
41 2 2 2 2 2 2 2 2 16
42 2 2 2 1 1 1 1 2 12
43 2 2 2 2 2 2 2 2 16
NO S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Total
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
5 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
6 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7
9 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
10 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8
11 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
13 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8
14 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7
15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
16 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
18 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8
19 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
20 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
26 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 5
27 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
28 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
29 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 4
30 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 5
31 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 6
32 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4
33 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7
34 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 4
35 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
36 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
37 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
42 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
NO T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 TT
1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
2 1 0 1 0 0 0 0 0 2
3 0 1 1 1 1 0 0 1 5
4 1 1 1 1 1 0 1 0 6
5 1 1 1 0 0 0 1 0 4
6 1 0 0 0 1 0 1 0 3
7 0 0 1 0 0 1 1 0 3
8 1 1 1 0 1 0 1 1 6
9 1 1 1 1 1 0 1 0 6
10 1 0 1 1 0 0 1 0 4
11 1 0 1 1 1 0 1 1 6
12 1 1 1 0 1 0 1 1 6
13 1 1 1 1 1 1 1 1 8
14 0 0 1 1 0 0 0 0 2
15 1 0 0 1 0 0 1 0 3
16 1 1 1 0 1 0 1 0 5
17 1 0 1 1 0 0 1 0 4
18 1 0 0 0 0 0 1 0 2
19 1 0 1 1 0 0 1 1 5
20 0 1 1 1 0 1 1 0 5
21 1 1 1 1 1 1 1 0 7
22 1 1 1 1 1 0 1 0 6
23 1 1 1 0 1 0 1 1 6
24 1 0 1 1 1 0 1 1 6
25 0 1 1 1 1 1 1 0 6
26 1 0 1 0 1 0 1 0 4
27 1 0 1 0 1 0 1 0 4
28 1 1 1 1 1 1 1 1 8
29 1 1 1 1 1 0 1 0 6
30 1 0 0 1 1 0 1 0 4
31 1 1 1 1 1 0 1 0 6
32 1 1 1 1 1 0 1 1 7
33 1 1 1 1 1 0 1 1 7
34 1 1 1 1 1 0 1 0 6
35 1 0 1 1 1 1 0 0 5
36 1 0 1 0 1 1 1 1 6
37 1 1 1 1 1 1 1 1 8
38 1 0 1 0 1 0 1 1 5
39 1 0 1 1 1 1 1 1 7
40 1 1 1 1 1 1 1 1 8
41 1 1 1 0 1 1 1 0 6
42 1 1 1 1 0 0 1 1 6
43 1 1 1 1 1 1 1 1 8
I. Karakteristik Konsumen
Umur
1 = 18 sampai dengan 21 tahun
2 = 22 sampai dengan 25 tahun
Jenis Pekerjaan
1 = Mahasiswa
2 = Karyawan
III. Sikap
S1 sampai dengan S10
Untuk pernyataan no 1, 2, 3, 4, 5, 7 dan 10 bersifat pernyataan positif
dengan penilaian :
Setuju = skor 1
Tidak setuju = skor 0
IV. Tindakan
T1 sampai dengan T8
Untuk pernyataan no 1,2, 3, 4,7, dan 8 bersifat pernyataan positif dengan
penilaian :
Ya = skor 1
Tidak = skor 0